viii learning. Materi ajar apresiasi puisi dengan pendekatan quantum learning
ini memadukan empat keterampilan bersastra yaitu 1 mendengarkan, 2 berbicara, 3 membaca, dan 4 menulis.
Pendekatan quantum learning yang dikembangkan dalam materi ajar apresiasi puisi di SMP Negeri 10 Surakarta ini adalah dengan orkestra
musik. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, materi ajar apresiasi puisi
dengan pendekatan quantum learning ini mendapat respon yang baik dan antusias baik oleh guru maupun oleh siswa.
Keefektifan materi ajar apresiasi puisi dengan pendekatan quantum learning secara keseluruhan menunjukkan kesimpulan bahwa materi ajar
apresiasi puisi dengan pendekatan quantum learning ini efektif digunakan sebagai materi ajar apresiasi puisi di SMP Negeri 10 Surakarta. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa materi ajar apresiasi puisi dengan pendekatan quantum learning ini dapat digunakan sebagai materi ajar
apresiasi puisi di SMP Negeri 10 Surakarta.
C. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian yang dipaparkan di atas, saran- saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Guru SMP
viii Dengan pengembangan pendekatan quantum learning menjadi
model pembelajaran bahan ajar apresiasi puisi secara terpadu ini, maka para guru SMP disarankan untuk menggunakan model pembelajaran
bahan ajar ini sebagai salah satu alternatif materi yang digunakan di sekolah. Jika model pembelajaran tersebut digunakan sebagai alternatif
pembelajaran, maka diperhatikan hal-hal berikut: a. Guru harus menyusun skenario yang lebih mementingkan proses
learning, yaitu mementingkan proses yang melibatkan aktivitas siswa dan mengusahakan keterlibatan fisik mental siswa.
b. Pemilihan musik harus cermat dan iringan di kelas jangan mengganggu proses belajar.
c. Prinsip TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan hendaknya diterapkan.
d. Perhatikan perbedaan individual siswa di kelas, sehingga guru senantiasa memperhatikan siswa yang kurang terlibat dan kurang
minat serta memotivasinya. e. Dalam kegiatan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis, hendaknya guru mengusahakan keadaan yang variatif dan mampu menghindari suasana kebosanan.
viii f. Meskipun siswa yang dipandang paling penting dalam proses learning
namun jangan lupa bahwa kendali pembelajaran ada pada guru. Skenario pembelajaran tetap berada pada guru.
g. Segala perbaikan dan pengembangan harus bersedia berkorban. Karena itu, media pembelajaran harus senantiasa variatif.
Penyelenggaraan musik dapat dilakukan oleh guru sendiri atau siswa.
2. Untuk Pimpinan Sekolah
Perkembangan zaman menuntut pembelajaran di kelas bersifat kreatif, dinamis, dan variatif. Keadaan di masyarakat sudah sangat maju.
Oleh karena itu, sekolah hendaknya tidak keberatan untuk meyediakan dana guna kegiatan siswa yang menunjang, pengadaan media
pembelajaran yang menarik, penyediaan alat-alat audio visual yang membantu pembelajaran, dan memfasilitasi guru untuk pelatihan-
pelatihan dalam teknologi pembelajaran. Jika pimpinan sekolah bersedia untuk memfasilitasi pengadaan sarana dan prasarana sekolah, maka
disarankan agar: a. Membantu guru dalam menyediakan sarana dan media pembelajaran.
b. Memberikan kebebasan kepada guru untuk mengujicoba pendekatan dan metode mengajar yang baru.
viii c. Menyediakan materi bacaan sarana dan prasarana pembelajaran
bahasa Indonesia selengkap mungkin. d. Memungkinkan adanya ruang untuk bereksperimen, untuk
pembelajaran di luar kelas, dan fasilitas pendukung pembelajaran yang lain.
3. Untuk Pejabat Dinas Pendidikan