e. Situasi dan kondisi objektif tertentu
Banyak delik-delik pidana isinya mensyaratkan adanya situasi dan kondisi objektif tertentu .
f. Syarat tambahan sifat dapat dipidana
Sejumah delik lain mengandung syarat-syarat tambahan sifat dapat dipidana. Maksudnya adalah suatu keadaan yang timbul segera setelah
perilaku atau tindakan yang dirumuskan dalam delik terjadi, termasuk akibat konstitutifnya, dan keadaan itulah yang pertama-tama menetapkan
sifat dapat dipidananya perilaku tersebut.
13
Menurut Moeljatno
14
1. Kelakuan dan akibat dapat disamakan dengan perbuatan;
unsur-unsur atau elemen-elemen yang harus ada dalam suatu perbuatan pidana adalah :
2. Hal atau keadaan yang menyertai perbuatan;
3. Keadaan tambahan yang memberatkan pidana;
4. Unsur melawan hukum yang objektif;
5. Unsur melawan hukum yang subjektif.
1.3 Pengertian Pemidanaan
Pidana pada hakikatnya adalah suatu kerugian berupa penderitaan yang sengaja diberikan oleh negara terhadap individu yang melakukan pelanggaran
terhadap hukum. Kendatipun demikian, pemidanaan juga adalah suatu pendidikan moral terhadap pelaku yang telah melakukan kejahatan dengan maksud agar tidak
13
Mohammad Ekaputra, Op. Cit., hal. 106-109
14
Ibid., hal.110.
Universitas Sumatera Utara
mengulangi perbuatannya.
15
Menurut Sudarto pemidanaan itu kerap kali sinonim dengan kata penghukuman. Penghukuman berasal dari kata dasar hukum,
sehingga dapat diartikan sebagai menetapkan hukum atau memutuskan tentang hukumnya berechten. Penghukuman dalam perkara pidana, sinonim denagn
pemidanaan atau pemberian atau penjatuhan pidana oleh Hakim. Pemidanaan dapat diartikan sebagai tahap penetapan pidana dan tahap pemberian pidana.
Sudarto
16
1. Dalam arti umum ialah yang menyangkut pembentuk undang-undang,
ialah yang menetapkan stelsel sanksi hukum pidana pemberian pidana in abstracto ;
menyatakan bahwa pemberian pidana itu mempunyai dua arti, yaitu :
2. Dalam arti konkrit, ialah yang meyangkut berbagai badan atau jawatan
yang kesemuanya mendukung dan melaksanakan stelsel sanksi hukum pidana itu pemberian pidana ini concreto.
Menurut Jan Remmelink, pemidanaan adalah pengenaan secara sadar dan matang suatu azab oleh instansi penguasa yang berwenang kepada pelaku yang
bersalah melanggar suatu aturan hukum. Jerome Hall dalam M. Sholehuddin
17
a. Pemidanaan adalah kehilangan hal-hal yang diperlukan dalam hidup ;
membuat deskripsi yang terperinci mengenai pemidanaan, yaitu sebagai berikut :
b. Ia memaksa dengan kekerasan ;
c. Pemidanaan mengisyaratkan adanya peraturan-peraturan, pelanggarannya,
dan penentuannya, yang diekpresikan di dalam putusan ;
15
Eddy O.S Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka, 2016, hal.451.
16
Abul Khair dan Mohammad Ekaputra, Pemidanaan, Medan : USU PRESS, 2011, hal.7-8.
17
Ibid., hal.9.
Universitas Sumatera Utara
d. Ia diberikan kepada pelanggar yang telah melakukan kejahatan, dan ini
mensyaratkan adanya sekumpulan nilai-nilai yang dengan beracuan kepadanya, kejahatan dan pemidanaan itu signifikan dalam etika ;
e. Tingkat atau jenis pemidanaan berhubungan denga perbuatan kejahatan,
dan diperberat atau diringankan dengan melihat personalitas kepribadian si pelanggar, motif dan dorongannya.
2. Pengertian Penegakan Hukum dan Sistem Peradilan Pidana