hubungan antar subsistem peradilan. Hal demikian juga dapat dilihat dari penyelenggaraan peradilan pidana secara normatif dapat digambarkan sebagai
berikut : 1.
Tahap Penyelidikan. 2.
Tahap Penyidikan. 3.
Tahap Penuntutan. 4.
Tahap Pemeriksaan disidang peradilan 5.
Tahap upaya Hukum. 6.
Pelaksanaan Putusan Pengadilan.
3. Pengertian Satwa Liar yang dilindungi
Secara sederhana untuk mengetahui pengertian dari satwa liar yang dilindungi terlebih dahulu penulis menjelaskan pengertian dari satwa liar, karena
tidak semua satwa liar dikategorikan sebagai satwa yang dilindungi. Dalam pemakaian bahasa keseharian satwa liar dapat diartikan sebagai fauna atau
binatang yang bergerak dan berkembang biak di alam liar yang memliki peranan penting bagi kehidupan manusia.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya pengertian satwa tercantum didalam Pasal
1 butir 5 yaitu “satwa adalah semua jenis sumber daya alam hewani,baik yang hidup di darat maupun di air”. Pada pasal 1 butir 7 disebutkan juga bahwa “satwa
liar adalah semua binatang yang hidup di darat danatau di air danatau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar baik yang hidup bebas maupun yang
dipelihara oleh manusia”. Pasal 1 butir 7 ini juga menjelaskan pembatasan
Universitas Sumatera Utara
pengertian tentang satwa liar tersebut yaitu “ikan dan ternak tidak termasuk dalam pengertian satwa liar tetapi termasuk dalam pengertian satwa”.
28
Satwa liar dikategorikan sebagai satwa yang dilindungi karena memilki unsur-unsur seperti berikut :
29
a. Satwa liar tersebut merupakan satwa endemik,
b. Satwa liar tersebut jumlahnya semakin sedikit di alam,
c. Satwa liar tersebut merupakan satwa khas suatu daerah yang hanya dapat
ditemukan di daerah tersebut,seperti harimau sumatera. d.
Satwa liar tersebut memiliki keunikan yang khas dari satwa yang lainnya. Perlindungan terhadap satwa yang dilindungi telah tercantum secara jelas
pada Pasal 21 ayat 2 huruf d Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya yaitu ;
“Pasal 21 2 Setiap orang dilarang untuk :
d. memperniagakan, menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian- bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang terbuat dari
bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat ke Indonesia ke tempat lain baik didalam maupun diluar Indonesia.”
Larangan pada pasal 21 ayat 2 huruf d secara tegas telah menjelaskan bahwa memperdagangkan bagian-bagian satwa liar yang dilindungi juga tidak
diperbolehkan. Namun pada kenyataannya, bagian-bagian tubuh dari satwa-satwa liar yang dilindungi tersebut seperti gading gajah, kulit harimau, dan kulit
trenggiling masih menjadi objek perdagangan yang juga begitu banyak di beredar di pasar ilegal.
28
UU. Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
29
Agus Haryanta, Dwi Nugroho, dan Novi Harianto, Op. Cit.,hal.2.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif yuridis normative yaitu penelitian yang dilakukan dan ditujukan pada berbagai peraturan
perundang-undangan tertulis dan berbagai literartur yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi atau disebut juga penelitian hukum doktrinal.
Penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan menginventarisir dan mengelompokkan hukum positif yang berkaitan dengan tindak pidana yang
dilakukan para pelaku tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi. Penulis juga melakukan penelitian terhadap putusan pengadilan negeri khususnya
di Pengadilan Negeri Medan yang bertujuan untuk mengetahui penerapan hukum pidana terhadap pelaku tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi.
Pendekatan yang digunakan penulis pertama-tama adalah mengumpulkan literatur ataupun refrensi dan sumber-sumber hukum terkait perlindungan satwa
liar yang dilindungi, kemudian penulis mencoba melakukan analisis penerapannya pada penindakan nyata kasus perdagangan satwa liar yang
dilndungi oleh para pelaku tindak pidana tersebut yang merupakan pokok bahasan dalam penulisan skripsi ini.
2. Data dan Sumber
Data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari ;
a. Bahan hukum primer, yaitu sutu dokumen peraturan yang mengikat dan
ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang yaitu berupa KUHP dan
Universitas Sumatera Utara