Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Medan dan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

.2005. Pelajaran Hukum Pidana 3. Jakarta : Raja Grafindo Ekaputra, Mohammad.2013. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Medan : USU Press Haryanta, Agus, NugrohoDwi., danHardianto Novi.2013.Pendataan dan

Pengenalan Satwa Liar di Pasar Burung yang Sering Diperdagangkan.

Jakarta : Wild Conservation Society-Indonesia Program

Hiariej O.S, Eddy.2016. Prinsip-Prinsip Hukum Pidana. Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka

Huda , Chairul. 2006. Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada

Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Jakarta : Fajar

Interpratama Offset

Khair,Abul danEkaputra Mohammad.2011. Pemidanaan. Medan : USU PRESS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015.Peraturan

Perundang-Undangan Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Jakarta : Kementerian LHK

Marbun, Rocky. 2015.Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Malang : Setara Press Maramis, Frans. 2013. Hukum Pidan Umum dan Tertulis di Indonesia, Jakarta :

Rajwali Press

Moeljatno. 1985.Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia. Jakarta :Bina Aksara,

Moeljatno.2008.Asas-Asas Hukum Pidana.Jakarta : Rineka Cipta,

Rahardjo, Satjipto.2009.Penegakan Hukum. Yogyakarta : Genta Publishing

Satuan Tugas Sumber Daya Alam Lintas Negara Kejaksaan Agung Republik Indonesia.2014.Panduan Penanganan Perkara Terkait Satwa Liar. Jakarta : Kejaksaan Agung RI

Sholehudin, M.2003. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana. Jakarta : Rajawali Press

Sianturi, S.R.2002.Azas-Azas Hukum Pidana di Indonesia. Jakarta : Storia Grafika :

Bram, Deni.2014. Hukum Lingkungan Hidup. Bekasi : Gramata Publishing Chazawi, Adami.2002. Pelajaran Hukum Pidana I. Jakarta : Rajawali Press


(2)

Soekanto, Soerjono.2007.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan

HukumJakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sodikin.2007. Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta : Djambatan

Usfa, Fuat dan Tongat. 2004. Pengantar Hukum Pidana. Malang : UMM Press

Sumber Jurnal :

Hanif, Fathi.2015.Upaya Perlindungan Satwa Liar Indonesia Melalui Instrumen

Hukum dan Perundang-Undangan, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia.

Vol. 02 Issue 02

Sembiring, Raynaldo. danAdzkia, Wenni.2015.Memberantas Kejahatan Atas

Satwa Liar : Refleksi Atas Penegakan Hukum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia. Vol. 02 Issue 02, (2015

Tri Prayudi, Jurnal R.2014.Penegakan Hukum, Rehabilitasi dan Pelepasliaran

Satwa Dilindungi Hasil Sitaan Negara Ujung Tombak Upaya Penstabilan Ekosistem Kawasan Konservasi, Program Pascasarjana PSL Fakultas

Pertanian, Universitas Bengkulu

Wild Crime Unit-Wildlife Conservation Society Indonesia Program.2015.Data

Kasus Kejahatan atas Satwa

Sumber Undang-Undang :

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Kita Undang-Undang Hukum Pidana

Sumber Majalah :

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, “Beo Nias”, Edisi II , April- Juni 2015

Sumber Internet

Doaly, Themmy.Peradagangan Satwa Ilegal Masih Marak, diakses dari :


(3)

Terhadap Satwa Liar Di Indonesia : Penilaian Cepat Terhadap Pengetahuan, Tren, dan Prioritas Saat ini, diakses pada 8 Oktober 2016

pukul 19.00 Wib

2016 pukul 18.40 Wib


(4)

BAB III

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA LIAR YANG DILINDUNGI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEMNYA ( Studi

Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn )

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Pidana

Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono Soekanto adalah :67

1. Faktor Hukum

Praktik penyelengaraan hukum ada kalanya terjadi pertentangan kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan kepastian hukum merupakan prosedur yang telah ditentukan secara normati. Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak sepenuhnya berdasarkan hukum merupakan sesuatu yang dapat dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan dengan hukum, maka pada hakikatnya penyelenggaraan hukum bukan hanya mencakup

law enforcement, namun juga peace maintanance, karena penyelenggaraan hukum

sesungguhnya merupakan proses penyerasian antara nilai kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai kedamaian.

2. Faktor Penegak Hukum

Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian petugas penegak hukum memainkan peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas

67 Moeljatno, Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia, Jakarta : Bina Aksara, 1985,


(5)

kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, slah satu kunci keberhasian dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian penegak hukum.

3. Faktor Sarana dan Fasilitas

Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak mungkin penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar. Sarana atau fasilitas tersebut antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya. Kalau hal-hal tadi tidak terpenuhi, maka mustahil penegakan hukum akan mencapai tujuannya.68

4. Faktor masyarakat

Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau kelompok sedikit banyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang tinggi, sedang atau kurang. Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang bersangkutan. Dalam hal kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan tindak pidana satwa liar yang dilindungi juga menjadi faktor yang mempengaruhi dalam penegakan hukum terhadap tindak pidana satwa liar yang dilindungi sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undan nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.


(6)

5. Faktor Kebudayaan

Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono Soekanto, mempunyai fungsi, mempunyai yang sangat besar bagi manusia dan manusia yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti bagaiman seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah adalah suatu garis garis pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang.69

B. Kasus Posisi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN. Mdn)

1. Kronologi Kasus

Kasus tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan dengan nomor perkara 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dengan identitas terdakwa sebagai berikut :

Nama Lengkap : SOEMIARTO BOEDIMAN Tempat Lahir di : Medan

Umur/Tanggal Lahir : 61 tahun/4 September 1954 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Komplek Pergudangan Niaga Malindo Kim I, Jalan P. Bangka No.5, Kelurahan Mabar,

69 Muhadjir, Noeng 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta,


(7)

Kec. Medan Deli, Kota Medan/Kp. Krendang Baru No. 30 RT. 002 RW. 02, Kel. Duri Utara, Kec. Tambora, Jakarta Barat;

Agama : Budha

Pekerjaan : Sawasta

Pendidikan : SMP

Bahwa pada hari Kamis 23 April 2015 sekira pukul 15.30 Wib Tim Penyidik Bareskrim Mabes Polri yang telah mendapat informasi dari masyarakat yang menerangkan di Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM 1 Jalan P. Bangka No. 5 Kelurahan Mabar Kec. Medan Deli sering melakukan transaksi jual beli satwa-satwa liar yang dilindungi sehingga Tim Penyidik mendatangi tempat yang dimaksud dan pada saat berada di dalam gudang Tim Penyidik mendatangi Bareskrim Mabes Polri menemukan barang bukti berupa 95 (sembilan puluh lima) ekor trenggiling hidup, 5 (lima) ton trenggiling beku, 77 (tuju puluh tujuh) kg sisik kering trenggiling, 1 (satu) unit mobil Travelo No. Pol BK 7861 DN beserta STNK, 1 (satu) unit mobil APV No. Pol BK 1882 IU beserta STNK, 1 unit mobil Carry Pick Up No. Pol BK 9988 BS, 1 (satu) Kipas Blower, 2 (dua) timbangan digital merk henherr, 1 (satu) kompor gas, 2 buah aki GS, 2 (dua) unit mesin pengepres daging merk DZ Q 400 dan DZ Q series, 3 (tiga) unit freezer merk sansio dan merk Cassio, 1 (satu) buah kipas angin merk Krisbow, 64 (enam puluh empat) keranjang tempat trenggiling , 100 (seratus) kantong jaring trenggiling, 1 (satu) buku ekspedisi masuk barang lokal dan 1 (satu) buku besar stok barang dan


(8)

kemudian Penyidik Bareskrim membawa terdakwa dan barang bukti untuk proses selanjutnya. Kegitan pembelian trenggiling tersebut dilakukan terdakwa dengan cara supir akan menjemput trenggiling ke tempat di Kota Medan yang sudah ditentukan dengan harga sebesar Rp. 120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) per Kg. Setelah dijemput, supir membawa kembali trenggiling tersebut kedalam gudang dan sesampainya di gudang trenggiling tersebut diturunkan dari mobil lalu dilakukan sortiran dan/atau pemisahan.

2. Dakwaan

Berdasarkan uraian kejadian dalam perkara tersebut diatas, Kejaksaan Negeri Medan yang menuntut perkara register No. 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dalam berkas dakwaan terpisah atas nama terdakwa Soemiarto Boediman mendakwa terdakwa dengan dakwaan alternatif yaitu :

a) Dakwaan Pertama :

Terdakwa Soemiarto Boediman dengan sengaja melakukan pelanggaran ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konsevai Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya “menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara,

mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup”

Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya menganggap bahwa terdakwa berperan sebagai orang yang mengoperasikan kegiatan


(9)

pembelian trenggiling tersebut yang dalam keadaan hidup dengan membawahi dan/atau menggaji sekitar 4 (empat) orang pekerja.

b) Dakwaan kedua

Terdakwa Soemiarto Boediman dengan sengaja melakukan pelanggaran ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konsevai Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya “menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara,

mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati”

Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya menganggap bahwa terdakwa berperan sebagai orang yang juga mengoperasikan kegiatan pembelian trenggiling tersebut yang dalam keadaan mati dengan ditemukannya barang bukti sebanyak 5 ton trenggiling beku di dalam gudang penyimpanan yang dimiliki oleh terdakwa.

c) Dakwaan Ketiga

Terdakwa Soemiarto Boediman dengan sengaja melakukan pelanggaran ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konsevai Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya “memperniagakan, menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh, atau


(10)

dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di dalam atau di luar Indonesia”

Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya menganggap bahwa terdakwa berperan sebagai orang yang juga melakukan perdagangan bagian-bagian tubuh satwa liar yang dilindungi seperti sisik trenggiling yang diduga akan di perdagangkan.

3. Tuntutan

Jaksa Penuntut Umum setelah membaca keseluruhan berkas perkara register nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn atas nama Soemiarto Boediman mengajukan tuntutan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1) Menyatakan terdakwa Soemiarto Boediman bersalah melakukan Tindak Pidana “dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup” sebagaimana dimaksud dalam Pasal pertama Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 huruf a UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan “ dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati” sebagaimana dimaksud dalam Pasal pertama Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 huruf a UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan “dengan sengaja memperniagakan, menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di dalam atau di luar Indonesia” sebagaimana dimaksud dalam Pasal pertama Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 huruf a UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 2) Menjatuhkan pidana terhadap terhadap terdakwa Soemiarto Boediman

pidana penjara selama 2 (dua) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) subs, 3 (tiga) bulan kurungan;

3) Menyatakan barang bukti berupa: - 95 ekor trenggiling hidup:

Yang terdiri dari 89 ekor telah dilepasliarkan dikawasan hutan taman wisata alam sibolangit Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang sesuai dengan surat perintah Pelepas Liaran satwa Nomor : Pol.SPPLS/25.d/IV/2015/Tipidter tanggal 27 April 2015;


(11)

- 6 ekor telah mati sesuai dengan Berita Acara Kematian Satwa Nomor : B-133/BBKSDASU-2/2015 tanggal 27 April 2015;

- 5 ton trenggiling beku telah disisihkan menjadi 1 ekor trenggiling dalam keadaan mati beku;

- 77 kg sisik kering trenggiling yang telah disisihkan menjadi 1 kg sisik kering trenggiling;

- 64 keranjang tempat trenggiling; - 100 kantong trenggiling;

- 1 buah buku ekspedisi masuk barang lokal dan 1 buku besar stok barang;

Dirampas untuk dimusnahkan ;

- 1 unit mobil travelo BK-7861 DN beserta STNK; - 1 unit mobil APV carry pick up BK 9988 BS; - 1 kipas blower;

- 2 timbangan digital merk henherr; - 1 unit kompor gas;

- 2 buah aki GS;

- 2 unit mesin pengepres daging merk DZ Q 400 dan merk DZ Q series;

- 3 unit freezer merk sensio dan merk casio; - 1 buah kipas angin merk krisbow;

4) Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah);

4. Fakta-Fakta Hukum a. Keterangan Ahli

Bahwa berdasarkan keterangan ahli MANGANTAR PARDAMEAN SIANTURI, S. Si sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dinyatakan dalam lampirannya bahwa trenggiling (manis javanica) termasuk satwa yang dilindungi. Menurut keterangan ahli juga, berdasarkan undang-undang tersebut barang bukti berupa satwa yang dilindungi yang merupakan hasil kejahatan dapat dilepaskan ke habitatnya.


(12)

Saksi ahli juga menyatakan bahwa tujuan dilindunginya trenggiling adalah untuk menghindari kepunahan dan manfaatnya adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam.

b. Keterangan Saksi-Saksi

1. Saksi DENI WIDIYANTO

• Saksi bekerja sebagai anggota Polri di Subdit I Direktorat Tipidter Bareskrim Polri yang tugas pokoknya melakukan penyelidikan dan penyidikan baik secara terbuka maupun tertutup terhadap kasus-kasus yang ditangani oleh Subdit I Direktorat Tipidter Bareskrim Polri termasuk mengenai kejahatan yang berkaitan dengan hewan-hewan yang dilindungi;

• Pada hari Kamis tanggal 23 April 2015, setelah membuatkan Laporan Polisi Nomor : LP/533/IV/2015/Bareskrim tertanggal 23 April 2015, saksi dan kawan-kawan dari Bareskrim Polri melakukan pemeriksaan dan penggeledahan sebuah gudng yang terletak di Komplek pergudangan Niaga Malindo KIM, Jalan P. Bangka No. 5, kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan Sumatera Utara;

• Pada pemeriksaan dan penggeledahan di gudang tersebut, ditemukan satwa liar trenggiling dalam keadaan hidup dan


(13)

dalam keadaan yang sudah mati, ada juga yang dibekukakan serta sisik dan bagian tubuh trenggiling yang sudah di press;

• Kemudian saksi dan kawan-kawan menangkap terdakwa selaku penanggung jawab dari kegiatan yangberkaitan dengan perniagaan dan pengbolahn satwa liar trenggiling tersebut, serta mengamankan beberapa orang saksi yang menjadi pegawai terdakwa, yang kemudian dibawa bersama dengan barang-barang bukti yang disita dari gudang tersebut ke Polsek terdekat, yaitu Polsek Medan Labuan guba pemeriksaan lebih lanjut;

2. Saksi HERI SISWANTO

• Saksi anggota polisi pada Sat Bromob Mabes Polri yang saat ini di BKO kan di Subdit I Direktorat Tipidter Bareskrim Polri;

• Pada hari Kamis tanggal 23 April 2015, setelah membuatkan Laporan Polisi Nomor : LP/533/IV/2015/Bareskrim tertanggal 23 April 2015, saksi dan kawan-kawan dari Bareskrim Polri melakukan pemeriksaan dan penggeledahan sebuah gudng yang terletak di Komplek pergudangan Niaga Malindo KIM, Jalan P. Bangka No. 5, kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan Sumatera Utara;


(14)

• Selaku anggota yang mendapatkan tugas dari pimpinan, saksi selalu melaporkan hasil penyelidikan yang saksi lakukan adalah selalu melaporkan hasil penyelidikan yang saksi lakukan kepada pimpinan serta kemudin menindak lanjutinya dengan membuat laporan temuan;

3. Saksi SUDIRMAN

• Saksi sudah bekerja selama 6 bulan di gudang usaha penyimpanan dan perdagangan satwa trenggiling milik terdakwa di komplek pergudangan KIM Jalan P. Bangka No. 5, kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan Sumatera Utara;

• Tugas dan tanggung jawab saksi sehari-hari adalah sam dengan pekerja lainnya yaitu mulai dari menurunkan trenggiling yang datang ke gudang dengan menggunakan alat angkut mobil Travelo atau mobil AVP, kemudian mensortir trenggiling tersebut dari yang masih hidup dan yang sudah mati serta yang sudah lemas;

• Trenggiling yang masih hidup dan sehat dimasukkan ke dalam kantong jaring plastik untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam keranjang, setelah mengurus trenggiling yang masih hidup dan sehat, lalu saksi mengurus trenggiling yang mati dan sudah lemas;


(15)

• Saksi memotong trenggiling yang sudah lemas, lalu trenggiling yang sudah dipotong dan yang sudah mati direbus, dan setelah direbus, dan setelah direbus lalu kulit/sisiknya dikupas, dan kemudian perutnya dibelah untuk membuang ususnya, sedangkan daging, jantung, hati dan ginjal trenggiling diambil yang selanjutnya dimasukkan ke dalam Freezer;

• Untuk pekerjaan saksi tersebut, saksi mendapat gaji sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) per bulan, yang saksi terima langsung dari terdakwa;

4. Saksi SUMARTO

• Saksi bekerja sebagai teknisi pelistrikan dan merangkap sebagai sopir penjemput trenggiling di gudang Komplek Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 8, Kel. Mabar, Kec. Medan Deli, Kota Medan milik terdakwa;

• Sepengetahuan saksi, gudang milik terdakwa tersebut mempunyai Freezer untuk menyimpan trenggiling beku, sedangkan trenggiling yang masih hidup dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang serta ada pula kulit trenggiling yang dikeringkan;

• Saksi mendapat perintah dari terdakwa untuk menjemput trenggiling yang tempatnya sudah ditentukan oleh terdakwa


(16)

dengan menggunakan alat angkut mobil Travelo No. Pol. BK 7861 DN tau mobil AVP No. Pol BK 1882 AI;

• Saksi sudah bekerja selama 3 (tiga) bulan di gudang milik terdakwa tersebut, dan setiap bulannya saksi menerima upah sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah), yang saksi terima langsung dari terdakwa;

5. Saksi PRIYO NUGROHO

• Saksi bekerja serabutan selama kurang lebih 2 (dua) bulan setengah di gudang milik terdakwa yang terletak Komplek Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 8, Kel. Mabar, Kec. Medan Deli, Kota Medan Sumatera Utara, yang bergerak di bidang usaha penyimpanan dan perdagangan trenggiling yang sudah dikemas dalam boks;

• Tugas saksi di gudang milik terdakwa tersebut adalag bersih-bersih, mengangkat dan memindahkan ternggiling dalam karung atau menurunkan dan membongkar penyortiran terhadap trenggiling yang dibawa ke gudang;

• Atas pekerjaannya tersebut, saksi dibayar sebesar Rp 500.000,- (Lima ratus ribu rupiah) per bulan, yang saksi terima langsung dari terdakwa;

6. Saksi LAIKA INDRA

• Pada hari kamis tanggal 23 April 2015 sekira pukul 15.30 WIB, ketika saksi bekerja sebagai buruh lepas di Komplek


(17)

Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 8, Kel. Mabar, Kec. Medan Deli, Kota Medan, saksi melihat beberapa orang naggota polisi mendatangi sebuah gudang di Komplek Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 5 melakukan pemeriksaan dan penggeledahan serta menangkap seorang laki-laki dan juga mengamankan 4 (empat) orang lainnya;

• Saksi juga nelihat adabagian tubuh trenggiling tang dikemas dalam karton yang dimasukkan dalam Freezer serta sisik trenggiling yang sudah kering;

• Saksi tahu pemilik gudang dan usaha tersebut adalah terdakwa setelah dijelaskan oleh anggota polisi yang melakukan penggeledahan;

c. Keterangan Terdakwa SOEMIARTO BOEDIMAN

• Terdakwa membenarkan keterangannya sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Penyidikan yang dibuat pada Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipidtu) Ditreskrimsus Polri tertanggal 23 April 2015, 26 April 2016 dan tanggal 05 Juni 2015;

• Benar pada hari Kamis tanggal 23 April 2015 sekira pukul 15.30 WIB, terdakwa telah ditangkap oleh polisi dai Bareskrim Polri di Komplek Pergudangan KIM I Jalan P. Bangka No. 8, Kel. Mabar, Kec. Medan Deli, Kota Medan


(18)

karena terlibat usah menangkap, membunuh, memiliki dan memperniagakan ternggiling dan bagian-bagian tubuh termasuk kulit (sisik) nya;

• Usaha penangkapan, pemotongan dan perniagaan trenggiling tersebut adalah milik Alim, Warga Negara Malaysia, dan Terdakwa bekerja sebagai penanggungjawab, yang menerima gaji dari ALIM sebesar Rp 3.000.000.,- (tiga juta rupiah) per bulan, dan terdakwa baru bekerja selama 6 (enam) bulan;

• Selaku penanggungjawab usaha tersebut, terdakwa mengawasi pekerjaan para pekerja, mengawasi keluar masuknya trenggiling serta melakukan pembelian trenggiling dari para penjual’

• Setiap ada penjual yang hendak menjual trenggiling, lalu terdakwa memerintahkan saksi sumarto untuk menjemput dengan menggunakan mobil Travelo No. Pol. BK 7681 DN atau mobil AVP No. Pol. BL 1882 IU ke tempat yang terdakwa tentukan;

• Terdakwa membeli trenggiling dari para penjual dengan harga Rp 120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) per kilogram;


(19)

• Terdakwa tidak memiliki ijin untuk melakukan kegiatan yangberkaitan dengan penangkapan dan pengolahan satwa langka yang dilindungi;

d. Barang Bukti

Barang bukti yang diajukan adalah berupa 95 (sembilan puluh lima) ekor trenggiling hidup, 5 (lima) ton trenggiling beku, 77 (tuju puluh tujuh) kg sisik kering trenggiling, 1 (satu) unit mobil Travelo No. Pol BK 7861 DN beserta STNK, 1 (satu) unit mobil APV No. Pol BK 1882 IU beserta STNK, 1 unit mobil Carry Pick Up No. Pol BK 9988 BS, 1 (satu) Kipas Blower, 2 (dua) timbangan digital merk henherr, 1 (satu) kompor gas, 2 buah aki GS, 2 (dua) unit mesin pengepres daging merk DZ Q 400 dan DZ Q series, 3 (tiga) unit freezer merk sansio dan merk Cassio, 1 (satu) buah kipas angin merk Krisbow, 64 (enam puluh empat) keranjang tempat trenggiling , 100 (seratus) kantong jaring trenggiling, 1 (satu) buku ekspedisi masuk barang lokal dan 1 (satu) buku besar stok barang.

Selain itu juga di persidangan diajukan bukti surat berupa : - Surat Perintah Pelepas Liaran Satwa tertanggal 27 Nomor :

Pol. SPPLS. 25.d/IV/Tipidtu/2015 tertanggal 27 April 2015; - Berita Acara Penyerahan Pelepas Liaran Satwa tertanggal 27

April 2015;

- Berita Acara Kematian Satwa Nomor : B-133/BBKSDASU-2/2015 tertanggal 27 April 2015;


(20)

5. Pertimbangan Hakim

• Menimbang, bahwa menurut sifatnya dakwaan penuntut umum tersebut adalah dakwaan kumulatif, yang berarti bahwa seluruh dakwaan tersebut harus dipertimbangkan terhadap fakta-fakta persidangan untukmenentukan kesalahan terdakwa, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan dakwaan kesatu dan seterusnya;

• Menimbang, bahwa unsur-unsur Pasal 40 ayat (2) jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dalam dakwaan kesatu adalah :

1. Barang siapa;

2. Dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;

• Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, bahwa terdakwa sebagai Warga Negaar Malaysia memberikan kepercayaan kepada terdakwa sebagai penanggungjawab dalam pengoperasian usahanya yang bergerak di bidang pembelian dan pengolahan ternggiling, yang mempunyai tempat usaha di Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM I Jalan P. Bangka Nomor 5, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan;

• Bahwa dalam mengoperasikan usaha pembelian dan pengolahan trenggiling tersebut, terdakwa mempekerjakan 4 (empat) orang karyawan, yang pekerjaannya di bawah kendali dan perintah terdakwa;

• Menimbang, bahwa menurut pengakuan terdakwa, usaha pembelian dan pengolahan trenggiling tersebut telah berjalan selama kurang lebih 6 (enam) bulan, sehingga ketika dilakukan penggeledahan dan penangkapan terhadap terdakwa oleh anggota Polisi dari Bareskrim Polri pada hari Kamis, tanggal 23 April 2015 sekira pukul 15.30 WIB di Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM I Jalan P. Bangka Nomor 5, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan ditemukan 95 (sembilan puluh lima) ekor trenggiling hidup yang merupakan hasil pembelian dari para penjual;

• Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa trenggiling adalah salah satu satwa yang termasuk yang dilindungi;

• Menimbang, bahwa menurut ahli, bahwa satwa yang dilindungi berarti bahwa negara melindungi satwa tersebut dalam keadaan hidup dan mati, yang dengan demikian berarti pula melarang perbuatan-perbuatan menyimpan, menangkap, memiliki, memelihara, memperdagangkan, membawa satwa yang dilindungi tersebut;

• Menimbang, bahwa memperhatikan dari cara-cara terdakwa melakukan perbuatan tersebut dikaitkan dengan keadaan-keadaan yang meliputi perbuatan terdakwa tersebut, terdakwa telah mempersiapkan dengan baik, terbukti denagn telah dipersiapkannya


(21)

segala fasilitas perlengkapan untuk mendukung perbuatan tersebut berupa gudang sebagai tempat usaha dilengkapi dengan peralatan, karyawan dan bahkan sarana pengangkutan, dan didalam melakukan pembelian trenggiling dari para penjual dilakukan sendiri oleh terdakwa serta para penjual tidak diperkenankan mengantarkan langsung trenggiling yang hendak dijual ke lokasi gudang tempat usaha terdakwa memang mengetahui perbuatannya tersebut adalh perbuatan yang dilarang dan terdakwa juga mengkehendaki dilakukannya perbuatan tersebut demi mendapatkan keuntungan finansial, yang berarti bahwa terdakwa sengaja untuk melakukan perbuatan memiliki trengiling-trenggiling tersebut;

• Menimbang, bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar atau alasan pemaaf, maka terdakwa harus mempertanggungjwabkan perbuatannya;

• Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan terdakwa :

a. Keadaan yang memberatkan

- Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah yang sedang gencar-gencarnya memberantas perdagangan satwa yang dilindungi;

- Perbuatan terdakwa dapat mengakibatkan punahnya populasi trenggiling sebagai satwa yang dilindungi, yang akan, yang pada akhirnya dapat merusak ekosistem dan lingkungan hidup di sekitar habitat trenggiling;

b. Keadaan yang meringankan

- Terdakwa bersikap sopan di persidangan; - Terdakwa mengakui perbuatannya; - Terdakwa menyesali perbuatannya;

- Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga; - Terdakwa belum pernah dipidana;

- Terdakwa telah lanjut usia;

• Memperhatikan, Pasal 21 ayat (1) huruf a, b dan d Jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Serta peraturan perundang-undangan lain yangbersangkutan;

6. Diktum Putusan Hakim

1. Menyatakan terdakwa SOEMIARTO BOEDIMAN tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tidak pidana :


(22)

• “sengaja memiliki dan memperniagakan satwa yang dilindungi berupa trenggiling dalam keadaan hidup”;

• “sengaja membunuh dan memperniagakan satwa yang dilindungi berupa trenggiling dalam keadaan mati”;

• “sengaja memperniagakan kulit dan bagian-bagian tubuh satwa liar berupa trenggiling”;

Sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum dalam dakwaan Kesatu, Kedua dan Ketiga;

2. Menjatuhkan pidana terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 5 (lima) bulan, dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 4. Menetapkan terdakwa tetap ditahan;

5. Menetapkan barang bukti berupa :

• 1 unit mobil travelo BK-7861 DN beserta STNK;

• 1 unit mobil APV carry pick up BK 9988 BS;

• 1 kipas blower;

• 2 timbangan digital merk henherr;

• 1 unit kompor gas;

• 2 buah aki GS;

• 2 unit mesin pengepres daging merk DZ Q 400 dan merk DZ Q series;

• 3 unit freezer merk sensio dan merk casio;

• 1 buah kipas angin merk krisbow; Dirampas untu Negara;

• 64 (enam puluh empat) buah keranjang tempat trenggiling;

• 100 (seratus) buah kantong jaring trenggiling;

• 1 (satu) buah buku ekspedisi masuk barang lokal;

• 1 (satu) buah buku besar stok barang; Dirampas untu Negara;

6. Menyatakan sah pelepasliaran 89 (delapan puluh sembilan) ekor trenggiling yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015 di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang sesuai berita acara pelepasliaran satwa tertanggal 27 April 2015;

7. Menyatakan sah pemusnahan barang bukti 5 (lima) ton trenggiling beku dan 77 (tujuh puluh tujuh) Kg sisik trenggiling kering yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015 sesuai dengan berita acara perampasan/pemusnahan benda sitaan/barang bukti tertanggal 29 April 2015;

8. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp 5.000,- (lima ribu rupiah);


(23)

C. Kasus Posisi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN. Mdn)

1. Kronologi

Kasus tindak pidana lainnya terkait perdagangan satwa liar yang dilindungi terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan dengan nomor perkara 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn dengan identitas terdakwa sebagai berikut :

I. Nama Lengkap : ADI SUTRISNO ALS ADI Tempat Lahir di : Belawan

Umur/Tanggal Lahir : 36 tahun/01 Desember 1979 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Gudang Arang Lorong Harapan Lk. 30 Belawan Kel. Belawan I kec. Medan

Belawan Kota.

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelaya/Nahkoda KM REZEKI ABADI

Pendidikan : SD kelas II. Nama Lengkap : TAUFIK

Tempat Lahir di : Belawan

Umur/Tanggal Lahir : 40 tahun/04 Juni 1975 Jenis Kelamin : Laki-Laki


(24)

Alamat : Gudang Arang Lorong Harapan Lk. 30 Belawan Kel. Belawan I kec. Medan

Belawan Kota.

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelaya/Nahkoda KM REZEKI ABADI

Pendidikan : SD kelas 4

Kasus tersebut bermula pada hari Selasa tanggal 10 Nopember 2015 terdakwa 1 ADI SUTRISNO ALS. ADI Als. ADI dihubungi oleh anto (belum tertangkap) melalui handphone dan menyuruh terdakwa 1 ADI SUTRISNO Als. ADI siap-siap mau berangkat, kalian tunggu di depan gudang parlin, selanjutnya terdakwa 1 ADIS SUTRISNO langsung menunggu di lorong dan kemudian terdakwa 1 bersama terdakwa 2 TAUFIK dan saksi ZUHERI dan saksi FAISAL RAHMAN yang sebelumnya dihubungi oleh ANTO (belum tertangkap) berangkat dengan menggunakan becak bermotor menuju gudang parlin yang terletak di kampung ujung banting belawan dan sekitar pukul 22.00 WIB terdakwa 1 ADI SUTRISNO, terdakwa 2 TAUFIK dan saksi ZUHERI dan FAISAL RAHMAN tiba di gudang parlin sekitar pukul 22.30 WIB terdakwa 1 ADI SUTRISNO dihubungi oleh anto dan menyuruh terdakwa 1 ADI SUTRISNO, terdakwa 2 TAUFIK, saksi ZUHERI, dan saksi FAISAL RAHMAN untuk masuk kedalam gudang parlin. Selanjutnya terdakwa 1 1 ADI SUTRISNO dihubungi oleh anto dan menyuruh terdakwa 1 ADI


(25)

SUTRISNO, terdakwa 2 TAUFIK, saksi ZUHERI, dan saksi FAISAL RAHMAN naik ke dalam kapal ikan KM REZEKI ABADI Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang sebelumnya sudah tersandar di tangkahan gudang parlin Belawan dan bermuatan hewan (satwa) yang dilindungi jenis trenggiling (manis javanica) sebanyak 103 (seratus tiga) ekor dengan perincian 94 (sembilan puluh empat) ekor dal keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan mati tanpa sisik/kulit yang hendak berangkat dibawa menuju ketengah laut wilayah selat malaka perairan penang Negara Malaysia. Selanjutnya pada hari Rabu tanggal 11 Nopember 2015 sekitar pukul 01.00 WIB setibanya KM REZEKI ABADI Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 di lampu putih 2 perairan kuala Belawan tepatnya di titik koordinat 03’ 58’ 582” U – 98’ 54’ 000” T telah ditangkap Ditpolairda Sumut ketika patroli dengan menggunakan kapal patroli Zaitun-3014. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap KM REZEKI ABADI Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 dan diketahui kapal tidak memiliki dokumen untuk mengangkut satwa berupa 103 ekor trenggiling dengan perincian 94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaan mati.

2. Dakwaan

a) Dakwaan Pertama :

Perbuatan terdakwa 1 ADI SUTRISNO dan terdakwa 2 Taufik telah melanggar Pasal 21 ayat (2) huruf a “menangkap, melukai,

membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup” Jo


(26)

Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

b) Dakwaan Kedua :

Perbuatan terdakwa 1 ADI SUTRISNO dan terdakwa 2 Taufik telah melanggar Pasal 21 ayat (2) huruf b “menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati” Jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

3. Tuntutan

Jaksa Penuntut Umum setelah membaca keseluruhan berkas perkara register nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn atas nama ADI SUTRISNO dan TAUFIK mengajukan tuntutan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1) Menyatakan terdakwa 1 ADI SUTRISNO dan terdakwa 2 TAUFIK, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, meyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup sebagaimana dalam dakwaan kesatu Pasal 21 ayat (2) huruf a jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo Pasal 55 ayat (1) KUHP dan Kedua Pasal 21 ayat (2) huruf b jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo Pasal 55 ayat (1) KUHP;

2) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa 1 ADI SUTRISNO dan terdakwa 2 TAUFIK selama 2 (dua) tahun dipotong selama berada


(27)

dalam tahanan sementara dan denda sebesar 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) subsidair 1 (satu) bulan penjara;

3) Menyatakan agar barang bukti berupa barang bukti yang disita dalam perkara ini yaitu :

• 1 (satu) unit kapal ikan KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 1868/PHB/S.7;

• 1 (satu) unit GPS merk ONWA model KP-32 seri No.2073210118044;

• 1 (satu) unit kompas basah warna hijau;

• 1 (satu) unit hp merk Mito warna hitam/coklat model 688 imei 867463015905583, SVN : 78;

• 1 (satu) unit hp merk Samsung warna putih, model GT-C333031 imei : 35171717/05/1718/3 s/n RF1C481JG1Z;

• 1 (unit) hp merk 1- Cherry warna putih, model C 1 26, Imei : 35520/26804/444, Imei 2:35520/2682828995;

• 4 (empat) lembar dokumen Kapal Motor KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 5 1868/PHB/S. 7 yang terdiri dari Surat Persetujuan Berlayar No..../..../.../... Tanggal 15 September 2015 Nama Kapal Rezeki Abadi Tonase 5 GT, dokumen

PAS-Kecil Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 September 2015

tanggal 25 September 2015, dokumen sertikat Kelalaian dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 Agustus 2015, dokumen data untuk perlengkapan untuk sertifikat kelalaian dan pengawakan kapal pengangkutan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 22 September 2015;

• Satwa/hewan yang dilindungi berupa 103 (seratus tiga) ekor trenggiling (94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaaan mati tanpa sisik/kulit);

Seluruhnya dipergunakan di dalam berkas perkara Terdakwa Faizal Rahman dan Zuheri alias Heri.

4. Fakta-Fakta Hukum

a. Keterangan Saksi-Saksi

1. Keterangan Ahli Dian Rohdiana S. Hut, pada pokoknya menerangkan ;

• Ahli bekerja di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara sebagai staf pada seksi Pemanfaatan dan Pelayanan, sedangkan kualifikasi keahlian


(28)

ahli adalah Bidang Pengenalan Jenis Satwa yang dilindungi dan ahli juga adalah PNS Kementrian Kehutanan;

• Tugas pokok adalah sebagai staf Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan pada Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara adalah membantu Kepala Seksi dalam pelaksanaan tugas dalam memberikan pelayanan terkait pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar;

• Ahli tahu satwa trenggiling yang disita dalam perkara ini dititipkan oleh Pihak Kepolisian dalam hal ini Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumut kepada pihak BBKSDA Sumatera Utara;

• Sepengetahuan ahli berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, trenggiling adalah termasuk jenis satwa yang dilindungi;

• Menurut pengetahuan ahli satwa trenggiling adalah termasuk jenis hewan yang dilindungi, dalam siklus rantai makanan trenggiing adalah pemakan semut, serangga dan rayap, sehingga kepunahan atau kelangkaan dapat berakibat keseimabangan alam menjadi terganggu;

• Perizinan untuk memanfaatkan satwa trenggiling baik daging maupun kulitnya tidak dimungkinkan dalam peraturan perundang-undangan apalagi satwa tersebut ditangkap dari alam, kecuali satwa tersebut hasil penangkaran dari generasi


(29)

ketiga (F.2) oleh perusahaan yang memperoleh izin dari Blai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA);

2. Saksi LOSMEN GINTING

• Saksi dikenal para terdakwa;

• Saksi kenal dengan saudara Anto karena telah beberapa kali berhubungan melalui telepon, namun saksi tidak pernah bertemu secara langsung ;

• Saksi berhubungan dengan saudara Anto apabila yang bersangkutan ingin memesan minyak solar untuk bahan bakar miliknya serta rencana pengangkutan satwa yang dilindungi jenis trenggiling yang aka diangkut dari gudang Parlin Pardede di Belawan menuju Selat Malaka, perairan Penang Negara Malaysia ;

• Saksi biasanya dihubungi Atiam untuk dapat membantu mengkordinir untuk memuluskan pengangkutn satwa jenis trenggiling ;

• Saksi sendiri pernah bertemu dengan saudara Atiam sekitar bulan Oktober 2015 saat itu saudara Atim menjumpai saksi di Belawan dan yang kordinator lapangan dalam pengangkutan satwa jenis trenggiling dari Belawan ke Selat Malaka, perairan Penang Negara Malaysia ;

• Atas pekerjaan saksi tersebut saksi mendapat hono Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) per bulan dan saksi sudah pernah


(30)

terima satu kali pada awal kesepakatan untuk periode Nopember 2015 ;

• Para terdakwa telah melakukan pengangkutan trenggiling sebanyak 3 (tiga) kali, 2 (dua) kali sebelumnya telah sukses sampai ke tujuan ;

• Tujuan pengangkutan satwa itu ke luar negeri dari pembicaraan awal saudara Atiam dan saudara Anto ;

• Satwa trenggiling tersebut diangkut untuk dijual untuk mendapatkan keuntungan ;

3. Saksi AHMADDIN

• Ketika petugas melakukan pemeriksaan dan penangkapan pada KM. Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang dinakhodai oleh terdakwa Adi Sutrisno ternyata kapal tersebut membawa satwa trenggiling sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, terdiri dari 94 (sembilan puluh empat) ekor yang hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan mati ;

• Saksi selaku Polisi Kehutanan memiliki tugas dan kewenangan untuk mengadakan patroli/perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya, sesuai denagn Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

• Satwa trenggiling termasuk satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik


(31)

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa ;

4. Saksi PARLINDUNGAN PARDEDE

• Setahu saksi para terdakwa ditangkap oleh Petugas Kepolisian Ditpolair Polda Sumut yang berpangkalan di Belawan pada hari Rabu, tanggal 11 Nopember 2015 sekira pukul 01.00 ketika sedang mengangkut satwa yang dilindungi jenis trenggiling ketika sedang mengangkut satwa yang dilindungi jenis trenggiling dengan kapal ikan KM. Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang dinahkhodai Adi Sutrisno;

• Saksi tahu penangkapan tersebut dari berita media televisi hari Rabu tanggal 11 Nopember 2015 sekira pukul 18.00 WIB adalah karena para terdakwa bersama saksi Faisal Rahman dan Saksi Zuheri telah membawa satwa yang dilindungi yaitu trenggiling ;

• Kapal KM Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang dinahkhodai oleh terdakwa Adi Sutrisno berangkat dari pangkalan milik saksi yang disewa oleh Saudara Anto sebsar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)/bulan ;

• Saksi tidak tahu untuk apa gudang tersebut disewa disewa saudara Anto, demikian pula saksi tidak tahu muatan kapal tersebut ;


(32)

5. Saksi FAISAL RAHMAN

• Pada hari pada saat dilakukan penangkapan saksi bersama 3 (tiga) orang teman yaitu membawa/mengangkut satwa yaitu trenggiling dengan menggunakan kapal ikan KM Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 ;

• Satwa trenggiling yang saksi angkut berjumlah 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit dibuat di dalam 1 (satu) buah karung plastik warna putih. Trenggiling tersebut akan dibawa ke Negara Malaysia dan menurut rencana satwa tersebut akan diserahkan ditengah laut di perairan perbatasan Indonesia dengan Malaysia, yaitu di daerah Selat Malaka ;

• Saksi sebelumnya sudah pernah dua kali melakukan pengangkutan trenggiling dengan kapal KM Rezeki Abadi dan berhasil sampai ke tujuan, namun yang ketiga kali saksi ditangkap petugas ;

• Tujuan pengangkutan satwa trenggiling adalah untuk dijual dan yang membelinya adalah orang turunan Tionghua ;

• Saksi tahu penangkapan, pengangkutan atau perdagangan satwa jenis trenggiling tersebut adalah terlarang dan melanggar undang-undang, namun karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari keluarga saksi bersedia melakukannya ;


(33)

6. Saksi ZUHERI

• Pada hari pada saat dilakukan penangkapan saksi bersama 3 (tiga) orang teman yaitu membawa/mengangkut satwa yaitu trenggiling dengan menggunakan kapal ikan KM Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 ;

• Satwa trenggiling yang saksi angkut berjumlah 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit dibuat di dalam 1 (satu) buah karung plastik warna putih. Trenggiling tersebut akan dibawa ke Negara Malaysia dan menurut rencana satwa tersebut akan diserahkan ditengah laut di perairan perbatasan Indonesia dengan Malaysia, yaitu di daerah Selat Malaka ;

• Saksi sebelumnya sudah pernah dua kali melakukan pengangkutan trenggiling dengan kapal KM Rezeki Abadi dan berhasil sampai ke tujuan, namun yang ketiga kali saksi ditangkap petugas ;

• Tujuan pengangkutan satwa trenggiling adalah untuk dijual dan yang membelinya adalah orang turunan Tionghua ;

• Saksi tahu penangkapan, pengangkutan atau perdagangan satwa jenis trenggiling tersebut adalah terlarang dan melanggar undang-undang, namun karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari keluarga saksi bersedia melakukannya ;


(34)

7. Saksi YANI INDRAJAYA

• Saksi adalah anggota Ditpolair Polri

• Pada posisi 030 58’ 582” LU – 98o 54’ 000” BT melihat sebuah kapal yang melintas di perairan Belawan dan setelah melakukan pemeriksaan dikteahui kapal tersebut adalah kapal KM rezeki Abadi tanda selar Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang sesuai dokumen ternyata kapal tersebut khusus untuk melakukan penangkapan ikan di perairan Belawan, namun ternyata kapal tersebut berisi muatan satwa berupa trenggiling sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit dibuat di dalam 1 (satu) buah karung plastik warna putih tanpa ada dokumen yang menyatakan kepemilikan dan pengangkutan satwa dimaksud ;

• Setelah mengawal KM Rezeki Abadi ke Dermaga Ditpolair Sumut dan setelah adanya hasil kordinasi dengan pihak yang berwenang yaitu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Propinsi Sumatera Utara dan mengetahui bahwa satwa jenis trenggiling sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit termasuk satwa yang dilindungi, sehingga selanjutnya saksi langsung membuat berkas perkara/Mindik awal tentang pelanggaran/tindak pidana


(35)

yang berkaitan dengan satwa jenis trenggiling sebagai hewan yang dilindungi, selanjutnya komandan kapal berkordinasi dengan Dir Polair Sumut untuk proses serah terima berkas perkaranya ke Ditreskrimsus Polda Sumut guna proses penyidikan selanjutnya ;

• Saksi jelaskan setelah saksi menanyakan siapakah pemilik atas satwa yang dilindungi jenis trenggiling tersebut kepada Nahkoda dan Masinis KM Rezeki Abadi bahwa pemilik satwa tersebut adalah Atiam dan yang mengurus adalah Ginting ; 8. Saksi AHMAD KURNIAWAN

• Saksi adalah anggota Ditpolair Baharkam Polri ;

• Pada posisi 030 58’ 582” LU – 98o 54’ 000” BT melihat sebuah kapal yang melintas di perairan Belawan dan setelah melakukan pemeriksaan dikteahui kapal tersebut adalah kapal KM rezeki Abadi tanda selar Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang sesuai dokumen ternyata kapal tersebut khusus untuk melakukan penangkapan ikan di perairan Belawan, namun ternyata kapal tersebut berisi muatan satwa berupa trenggiling sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit dibuat di dalam 1 (satu) buah karung plastik warna putih tanpa ada dokumen yang menyatakan kepemilikan dan pengangkutan satwa dimaksud ;


(36)

• Setelah mengawal KM Rezeki Abadi ke Dermaga Ditpolair Sumut dan setelah adanya hasil kordinasi dengan pihak yang berwenang yaitu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Propinsi Sumatera Utara dan mengetahui bahwa satwa jenis trenggiling sebanyak 103 (seratus tiga) ekor, 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan sudah mati tanpa sisik/kulit termasuk satwa yang dilindungi, sehingga selanjutnya saksi langsung membuat berkas perkara/Mindik awal tentang pelanggaran/tindak pidana yang berkaitan dengan satwa jenis trenggiling sebagai hewan yang dilindungi, selanjutnya komandan kapal berkordinasi dengan Dir Polair Sumut untuk proses serah terima berkas perkaranya ke Ditreskrimsus Polda Sumut guna proses penyidikan selanjutnya ;

• Saksi jelaskan setelah saksi menanyakan siapakah pemilik atas satwa yang dilindungi jenis trenggiling tersebut kepada Nahkoda dan Masinis KM Rezeki Abadi bahwa pemilik satwa tersebut adalah Atiam dan yang mengurus adalah Ginting ;

b. Keterangan Terdakwa

1. Terdakwa I ADI SUTRISNO

• Terdakwa ditangkap bersama terdakwa Taufik selaku penjaga mesin, saksi Faizal dan saksi Zuheri.


(37)

• Terdakwa dan kawan-kawan ditangkap karena melakukan pengangkutan (satwa) yang dilindungi yaitu trenggiling (Manis Javanica) ;

• Terdakwa tahu perbuatan tersebut adalah terlarang dan salah, hal ini terdakwa ketahui dari Media Televisi, informasi masyarakat serta dari tetangga terdakwa ;

• Tugas dan peran terdakwa dalam pengangkutan trenggiling tersebut adalah sebagai Nahkoda kapal ikan KM Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7. Di kapal tersebut terdakwa bertugas mengatur arah dan menjaga kemudi kapal agar tetap dalam jalur ke lokasi yang sudah ditentukan, terdakwa Taufik sebagai penjaga mesin, sedangkan para saksi Faizal Rahman dan Zuheri bertugas menyirami trenggiling dengan air selama dalam perjalanan ;

• Terdakwa tidak tahu siapa yang akan menerima/membeli hewan (satwa) trenggiling (Manis Javanica) yang diangkut setelah sampai tujuan, akan tetapi sesuai dengan perintah saudara Anto bahwa satwa tersebut akan diserahkan kepada kapal yang kan menemui terdakwa dan kawan-kawan di lokasi yang telah disepakati yaitu Wilayah Selat Malaka, perairan Penang, Negara Malaysia dengan titik koordinat 04o 45’ 000” U – 99o 45’ 000” T dimana kapal menjemput akan memberi kode dengan isyarat lampu 3 (tiga) kali, dan setelah kapal penjemput


(38)

tiba di lokasi maka satwa jenis trenggiling tersebut akan dipindahkan kepada kapal penjemput ;

• Setahu terdakwa Nahkoda kapal ikan KM Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 yang mengangkut hewan (satwa) yang dilindungi yaitu trenggiling (Manis Javanica) sebelum terdakwa adalah saudara Ucok namun sesuai dengan dokumen surat keterangan kecakapan AL.406/60/15/APDEI.TBA.96 tanggal 12 Juni 1996 An. AHDAD ;

2. Terdakwa II TAUFIK

• Terdakwa diperiksa dan ditangkap karena mengangkut satwa yng dilindungi jenis trenggiling dalam keadaan hidup dan mati juga tanpa dilengkapi dengan dokumen yang syah ;

• Yang menyuruh terdakwa membawa trenggiling tersebut adalah saudara Anto ;

• Setahu terdakwa pemilik satwa tersebut adalah bernama Atiam (turunan Tionghoa) hal ini terdakwa ketahui berdasarkan keterangan dari Anto ;

• Setahu satwa trenggiling yang terdakwa angkut tidak memiliki izin/dokumen dari yang berwajib ;

• Terdakwa dan teman terdakwa mengangkut dan membawa satwa trenggiling dengan menggunakan kapal ikan KM Rezeki Abadi Gt. 5 No. 1868/PHB/S.7 selalu pada malam hari adalah untuk menghindari pemeriksaan dari petugas, baik polisi


(39)

maupun TNI AL, karena informasi yang terdakwa ketahui bahwa satwa trenggiling adalah binatang yang dilindungi dan tidak boleh dibawa ke luar negeri tanpa izin dari pihak yang berwenang ;

c. Barang Bukti

Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai berikut :

• 1 (satu) unit kapal ikan KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 1868/PHB/S.7;

• 1 (satu) unit GPS merk ONWA model KP-32 seri No.2073210118044;

• 1 (satu) unit kompas basah warna hijau;

• 1 (satu) unit hp merk Mito warna hitam/coklat model 688 imei 867463015905583, SVN : 78;

• 1 (satu) unit hp merk Samsung warna putih, model GT-C333031 imei : 35171717/05/1718/3 s/n RF1C481JG1Z;

• 1 (unit) hp merk 1- Cherry warna putih, model C 1 26, Imei : 35520/26804/444, Imei 2:35520/2682828995;

• 4 (empat) lembar dokumen Kapal Motor KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 5 1868/PHB/S. 7 yang terdiri dari Surat Persetujuan Berlayar No..../..../.../... Tanggal 15 September 2015 Nama Kapal Rezeki Abadi Tonase 5 GT, dokumen PAS-Kecil Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 September 2015 tanggal 25 September 2015,


(40)

dokumen sertikat Kelalaian dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 Agustus 2015, dokumen data untuk perlengkapan untuk sertifikat kelalaian dan pengawakan kapal pengangkutan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 22 September 2015;

• Satwa/hewan yang dilindungi berupa 103 (seratus tiga) ekor trenggiling (94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaaan mati tanpa sisik/kulit);

5. Pertimbangan Hakim

• Menimbang bahwa para terdakwa telah didakwa penuntut umum dengan dakwaan kumulatif, maka majelis terlebih dahulu mempertimbangkan dakwaan kesatu sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo Pasal 55 ayat (1) KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut :

1. Barang Siapa ;

2. Dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ;

3. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan ;

• Menimbang bahwa dari fakta yang terungkap di persidangan bahwa pada hari Rabu tanggal 11 November 2015 sekira pukul 01.00 WIB di wilayah


(41)

perairan Belawan yaitu pada kordinat 03o 58’ 582” LU – 98o 54’ 000” BT, kapal patroli Zaitun – 3014 dari Polairda Sumut ketika sedang melaksanakan patroli diperairan tersebut telah menghentikan dan melakukan pemeriksaan terhadap kapal KM Rezeki Abadi GT. 5 no. 1868/PHB/S.7 yang dinakhodai ole terdakwa Adi Sutrisno alias Adi. Selanjutnya dari hasil pemeriksaan tersebut ternyata kapal KM Rezeki Abadi GT. 5 No. 1868/PHB/S.7 telah membawa dan mengangkut satwa jenis trenggiling atau “Manis Javaniva” sebanyak 103 (seratus tiga) ekor dengan rincian 94 (sembilan puluh empat) ekor dalam keadaan hidup dan 9 (sembilan) ekor dalam keadaan mati tanpa sisik ;

• Menimbang bahwa selanjutnya majelis akan mempertimbangkan apakah satwa trenggiling dengan nama latin “Manis Javanica” yang telah diangkut para terdakwa dengan kapal KM Rezeki Abadi GT. 5 No. 1868/PHB/S.7 telah termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi ;

• Menimbang bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, khususnya pada Pasal 4 jo Pasal 5 telah disebutkan bahwa jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Mempunyai populasi yang kecil ;

b. Adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam ; c. Daerah penyebarannya yang terbatas (endemik)

• Menimbang bahwa setelah majelis mempelajari dan mencermati Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang


(42)

Pengawetan Jenis Tumbuha dan Satwa khususnya Nomor urut 41 telah ternyata bahwa satwa trenggiling dengan nama latin “Manis Javanica” adalah memenuhi kriteria tersebut diatas dan termasuk sebagai jenis satwa yang dilindungi ;

• Menimbang bahwa Indonesia telh meratifikasi Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Flora Fauna Langka Liar (CITES) dengan keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1978, sehingga Indonesia telah terikat untuk melaksanakan konvensi tersebut ;

• Menimbang bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka para terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya ;

• Menimbang bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan terdakwa :

a) Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan terdakwa dapat menyebabkan terancanmya populasi satwa trenggiling, padahal satwa tersebut bagian dari keanekaragaman hayati yang sangat berguna bagi kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan ;

- Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dalam upaya pelestarian sumber daya alam dan ekosistemnya ;


(43)

- Terdakwa Taufik sebelumnya telah melakukan perbuatan tersebut sebanyak dua kali dan berhasil sukses menyerahkan satwa tersebut kepada pembeli ;

b) Hal-hal yang meringankan :

- Para terdakwa mengakui perbuatannya sehingga memperlancar jalannya persidangan ;

- Para terdakwa bersikap sopan dipersidangan ;

• Mengingat Pasal 21 ayat (2) huruf a dan b jo Pasal 40 ayat (1) dan (2) Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo Pasal 55 ayat (1) KUHP, Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP serta peraturan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini ;

6. Diktum Putusan Hakim

1. Menyatakan para terdakwa : - Adi Sutrisno alias Adi ; - Taufik

Dengan identitas sebagaimana terurai di atas, telah terbutki secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana :

- Dengan sengaja turut serta mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ;

- Dengans sengaja turut serta mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa oleh karena itu, dengan pidana penjara masing-masing selama 2 (dua) tahun dan 3 (tiga) bulan dan denda Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut idak dibayar diganti pidana dengan kurungan pengganti selama 1 (satu) bulan ;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani para terdakwa dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 4. Menyatakan agar barang bukti berupa :

- 1 (satu) unit kapal ikan KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 1868/PHB/S.7;


(44)

- 1 (satu) unit GPS merk ONWA model KP-32 seri No.2073210118044;

- 1 (satu) unit kompas basah warna hijau;

- 1 (satu) unit hp merk Mito warna hitam/coklat model 688 imei 867463015905583, SVN : 78;

- 1 (satu) unit hp merk Samsung warna putih, model GT-C333031 imei : 35171717/05/1718/3 s/n RF1C481JG1Z;

- 1 (unit) hp merk 1- Cherry warna putih, model C 1 26, Imei : 35520/26804/444, Imei 2:35520/2682828995;

- 4 (empat) lembar dokumen Kapal Motor KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 5 1868/PHB/S. 7 yang terdiri dari :

a) Surat Persetujuan Berlayar No..../..../.../... Tanggal 15 September 2015 Nama Kapal Rezeki Abadi Tonase 5 GT ;

b) dokumen PAS-Kecil Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 September 2015 tanggal 25 September 2015 ;

c) dokumen sertikat Kelalaian dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 25 Agustus 2015 ;

d) dokumen data untuk perlengkapan untuk sertifikat kelalaian dan pengawakan kapal pengangkutan No. 552.1/173/SL.BLW.R/PHB/2015 tanggal 22 September 2015; Terlampir bersama berkas perkara ;

- satwa/hewan trenggiling berjumlah 86 (delapan puluh enam) ekor dilepasliarkan di Kawasan Cagar Alam Sibolangit, 2 (dua) ekor di tempatkan di Kandang Satwa di Lembaga Konservasi Taman Marga Satwa Medan dan 15 (lima belas) ekor yang telah mati dikubur di Kawasan Cagar Alam Taman Wisata Alam Sibolangit ; 5. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara

masing-masing sebesar Rp 1.000,00 (seribu rupiah) ;

D. Analisis Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dan Putusan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn

Berdasarkan keseluruhan berkas perkara yaitu register perkara Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn dan berkas perkara Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn tentang Kasus tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi, maka penulis memberikan analisis terhadap kasus-kasus tersebut antara lain sebagai berikut :


(45)

a) Analisis Dakwaan

Tabel 3

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan satwa Liar yang Dilindungi dilihat Kronologis Kasus

dan Dakwaan N

o

Nomor Perkara Kronologis Dakwaan

1 1731/Pid.Sus/2015/PN .Mdn

Terdakwa Soemiarto

Boediman berumur 61 tahun ditangkap Pada hari Kamis, tanggal 23 April 2015 sekira pukul 15.30 Wib oleh Tim Penyidik Bareskrim Mabes Polri yang mendatangi Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM 1 Jalan P. Bangka No. 5 Kelurahan Mabar, Kec. Medan Deli milik terdakwa. Tim Bareskrim menemukan barang bukti 95 ekor trenggiling hidup, 5 ton trenggiling beku, 77 kg sisik kering trenggiling.

- pertama pasal

40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. - Kedua pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Ketiga pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

2 124/Pid.Sus/2016/PN. Mdn

Terdakwa I Adi Sutrisno Als Adi dan Terdakwa II Taufik ditangkap oleh Ditpolairda Sumatera Utara ketika Patroli dengan menggunakan kapal

Zaitun-- Pertama Pasal 21 ayat (2) huruf a Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang


(46)

3014 Pada Hari Rabu tanggal 11 Nopember 2015 sekitar pukul 01.00 Wib. Kedua terdakwa ditangkap di titik koordinat 030 58’ 582” U – 980 54’ 0000” T di Kapal KM Rezeki Abadi Gt. 5 yang membawa barang bukti satwa trenggiling sebanyak 103 ekor dengan perincian 94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaan mati.

Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. - Kedua Pasal 21

ayat (2) huruf b Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat terhadap 2 kasus tersebut Jaksa Penuntut Umum menyusun pasal yang didakwakan yakni melanggar Pasal 21 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf d di Junto kan denagn Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan di Junto kan dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya sendiri telah mengatur ketentuan bagaimana sanksi bagi para terdakwa pelaku perdagangan satwa liar yang dilindungi. Namun di dalam undang-undang tersebut belum secara tegas memberikan pengaturan yang jelas terkait hukuman minimal bagi para pelaku kejahatan tersebut, sehinga ada kemungkinan para pelaku mendapatkan hukuman ringan yang mungkin tidak akan memberikan efek jera bagi para pelakunya.


(47)

Pasal 21 ayat (2)Setiap orang dilarang untuk ;

a. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;

b. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mat;

c. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

d. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

e. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan/atau sarang satwa yang dilindungi.

Pasal ini pada huruf a, b, dan d mengatur siapa saja (perorangan) tanpa terkecuali untuk tidak menangkap, mengangkut, memiliki, menyimpan, memperniagakan satwa liar yang dilindungi baik dalam keadaan hidup maupun mati dan melarang untuk tidak membawa satwa liar yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam ataupun di luar Indonesia.

Pasal 40 ayat (2)

“Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.00,00 (seratus juta rupiah)”.

Pasal ini memuat sanksi pidana bagi siapa saja (perorangan) tanpa terkecuali yang melanggar ketentuan Pasal 21 ayat 21 (1) dan ayat (2) sebagaimana disebutkan diatas. Di dalam pasal tersebut hanya memuat sanksi pidana maksimal yaitu pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah dengan tidak menentukan pidana minimal bagi pelaku


(48)

tindak pidana satwa liar yang dilindungi. Sehingga memungkinkan pelaku tindak pidana perdaganga satwa liar yang dilindungi memperoleh pidana yang ringan.

Pada perkara Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn penuntut umum menjunto Pasal 21 ayat (2) huruf a Junto Pasal 40 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1990 dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP di dakwaan pertama dan Pasal 21 ayat (2) huruf b Junto Pasal 40 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1990 dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP di dakwaan kedua.

Pasal 55

1) Dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana :

a. Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu ;

b. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.

Kelompok orang-orang yang perbuatannya disebabkan pasal 55 ayat (1), yang dalam hal ini disebut dengan para pembuat (mededader), adalah mereka :70

a. Yang melakukan (plegen), orangnya disebut dengan pembuat pelaksana (Pleger);

b. Yang menyuruh melakukan (doen plegen), orangnya disebut dengan pembuat penyuruh (doen pleger);

c. Yang turut serta melakukan (mede plegen), orangnya disebut dengan pembuat peserta (mede pleger); dan

d. Yang sengaja menganjurkan (uitlokken), yang orangnya disebut dengan pembuat penganjur (uitlokker).


(49)

b) Analisis Tuntutan Pidana

Pengajuan tuntutan pidana oleh Jaksa Penuntut Umum adalah setelah dilakukannya pemeriksaan pembuktian di persidangan. Tuntutan pidana merupakan suatu pembuktian tentang terbukti atau tidak terbuktinya surat dakwaan. Isi dari tuntutan pidana adalah tuntutan hukuman atas yang didakwakan terhadap si pelaku tindak pidana. Dari 2 kasus yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi dapat dilihat tuntutan pidana terhadap masing-masing terdakwa dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi dilihat dari Tuntutan Jaksa Penuntut Umum No Nomor Putusan Dakwaan Tuntutan Pidana 1 1731/Pid.Sus/2015/P

N.Mdn

- pertama pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. - Kedua pasal 40

ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Ketiga pasal 40 ayat

(2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

- Menyatakan terdakwa

Soemiarto Budiman bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja

memperniagakan satwa yang dilindungi dalam

keadaan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 dan dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dala keadaan mati sebagai mana dimaksud dalam pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b dan dengan sengaja memperniagakan,

menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh,


(50)

atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di dalam atau di luar Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 ayat (2) huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya;

- Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa Soemiarto Boediman selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 75.000.000,- subsidair 3 bulan penjara

2. 124/Pid.Sus/2016/PN .Mdn

- Pertama Pasal 21 ayat (2) huruf a Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP.

- Kedua Pasal 21 ayat (2) huruf b Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP.

- Menyatakan terdakwa I

Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan

tindak pidana memperniagakan,

mengangkut satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup dan dalam keadaan mati sebagaimana dalam dakwaan kesatu Pasal 21 ayat (2) huruf a Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo. Pasal 55 ayat (1)e KUHP dan dakwaan kedua Pasal 21 ayat (2) huruf b Jo Pasal 40 ayat (2) UU


(51)

RI Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP;

- Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 50.000.000,- subsidair 1 bulan penjara.

Dalam perkara Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn, Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadan hidup” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU Nomor 5 Tahun 1990 dan “dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b UU Nomor 5 Tahun 1990 dan “memperniagakan kulit, tubuh atau bagian-bagian lain dari satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d UU Nomor 5 Tahun 1990. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut sesuai dengan dakwaannya yang pertama, kedua, dan ketiga. Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa dengan pidana penjara 2 (dua) tahun dan denda Rp 75.000.000,- subsider 3 (tiga) bulan penjara.


(52)

Sama halnya pada perkara Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn, Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik sesuai dengan dakwaan pertama yaitu “dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam kedaan hidup” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP dan sesuai dakwaan kedua yaitu “dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam kedaan mati” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP. Masing-masing terdakwa dalam perkara ini dituntut pidana penjara 2 (dua) tahun dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 (satu) bulan penjara.

c) Analisis Putusan Pengadilan

Dari kedua kasus perdagangan satwa liar yang dilindungi tersebut dapat dilihat Putusan Pengadilan Negeri seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5

Penegakan Hukum Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi dilihat dari Putusan Pengadilan Negeri No Nomor

Putusan

Dakwaan Tuntutan Pidana

Putusan 1 1731/Pid.Sus/2

015/PN.Mdn

- pertama

pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

- Menyatakan

terdakwa Soemiarto Budiman bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja memperniagak -Menyatakan terdakwa Soemiarto Boediman terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “sengaja memiliki dan memperniagakan


(53)

Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya. - Kedua pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Ketiga pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

an satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 ayat (2) huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 dan dengan sengaja

memperniagak an satwa yang dilindungi dala keadaan mati sebagai mana dimaksud

dalam pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf b dan dengan sengaja memperniagak an, menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkann ya dari suatu tempat di dalam atau di luar Indonesia sebagaimana dimaksud satwa yang dilindungi berupa trenggiling dalam keadaan hidup”, “sengaja membunuh dan memperniagakan satwa yang dilindungi berupa trengiling dalam keadaan mati”, “sengaja memperniagakan kulit dan bagian-bagian tubuh satwa liar yang dilindungi berupa trenggiling”. - Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 1 tahun dan 5 bulan dan denda Rp 50.000.000,-

subsider 1 bulan kurungan.


(54)

dalam Pasal 40 ayat (2) Jo. Pasal 21 ayat (2) huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; - Menjatuhkan Pidana

terhadap terdakwa Soemiarto Boediman selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 75.000.000,- subsidair 3 bulan penjara

2 124/Pid.Sus/20 16/PN.Mdn

- Pertama

Pasal 21 ayat (2) huruf a Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP.

-Kedua Pasal 21 ayat (2) huruf b Jo

- Menyatakan

terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana memperniagak an, mengangkut satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup dan dalam keadaan mati sebagaimana

- Menyatakan terdakwa Adi Sutrisno dan terdakwa Taufik terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja turut serta bersalah mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup”, “dengan sengaja turut serta mengangkut dan memperniagakan


(55)

Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP.

dalam dakwaan kesatu Pasal 21 ayat (2) huruf a Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo. Pasal 55 ayat (1)e KUHP dan dakwaan

kedua Pasal 21 ayat (2) huruf b Jo Pasal 40 ayat (2) UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP;

- Menjatuhkan Pidana

terhadap

terdakwa I Adi Sutrisno dan Terdakwa II Taufik selama

2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 50.000.000,- subsidair 1 bulan penjara. satwa yang dilindungi dalam keadaan mati”.

- Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa dengan pidana masing-masing 2 tahun dan 3 bulan dan denda masing-masing Rp 50.000.000,-


(56)

Pada kasus Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn Majelis Hakim memberikan vonis kepada terdakwa Soemiarto Boediman lebih rendah dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Jaksa Penuntut Umum sebelumnya menuntut terdakwa dengan pidana penjara 2 tahun dan denda Rp 75.000.000,- subsider 3 bulan kurungan, tetapi majelis hakim memvonis terdakwa dengan pidana penjara 1 tahun dan 5 bulan dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan. Majelis hakim memutus terdakwa dengan Pasal 21 ayat (2) huruf d Jo Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Sedangkan pada kasus 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn Majelis Hakim memvonis para terdakwa lebih tinggi daripada tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum menuntut para terdakwa dalam perkara ini dengan pidana penjara 2 tahun dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan, tetapi majelis hakim menjatuhkan pidana penjara kepada masing-masing terdakwa 2 tahun dan 3 bulan dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan. Pada perkara ini majelis hakim memvonis terdakwa dengan Pasal 21 ayat (2) huruf a dan b Jo Pasal 40 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP.71

Secara normatif tidak ada satu pasal pun di dalam KUHAP (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981) yang mengharuskan hakim memutus pemidanaan sesuai rekuisitor penuntut umum. Hakim memiliki


(57)

kebebasan untuk menentukan pemidanaan sesuai dengan pertimbangan hukum dan nuraninya.

d) Analisis Hal yang Meringankan dan Memberatkan Terdakwa

Majelis Hakim pada persidangan di pengadilan bertindak sebagai pemutus dengan memberikan vonis kepada para terdakwa. Majelis hakim dalam menjatuhkan vonis kepada para terdakwa tentulah harus memberikan pertimbangan terhadap fakta-fakta hukum dan mengkaji hal-hal yang memberatkan maupun hal-hal yang meringankan sebagai salah satu dasar pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan seseorang terdakwa bersalah atau tidak. Berikut adalah tabel yang memuat fakta hukum dan hal-hal yang meringankan dan memberatkan yang menjadi pertimbangan hakim dengan serta kaitannya dengan pasal dan sanksi yang dijatuhkan kepada para pelaku tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi.

Tabel 6

Penegakan Hukum Pidana dilihat dari Fakta Hukum dan Hal-hal yang Meringankan dan Memberatkan Dikaitkan dengan Pasal dan Sanksi yang

dijatuhkan N

o

Nomor Putusan

Fakta Hukum Hal-hal yang Memberatkan

dan Meringankan

Pasal dan Sanksi Yang Diputuskan

1 1731/Pid.Su

s/2015/PN. Mdn

- Terdakwa juga membenarkan bahwa adalah penanggungjaw ab dari usaha tersebut, terdakwa yang mengawasi pekerjaan para pekerja Hal-hal yang Memberatkan :

- Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah yang sedang gencar-gencarnya -Menyatakan terdakwa Soemiarto Boediman terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “sengaja memiliki dan memperniagakan satwa yang


(1)

banyak kebaikan kalian yang tak akan habis penulis tuliskan disini, semua kebaikan kalian tak akan pernah mampu penulis balas, namun penulis berharap pencapaian penulis ini dapat menjadi kebanggaan untuk kalian.Terima kasih saya ucapkan juga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung., S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting., S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;

3. Bapak Dr. O. K. Saidin, S.H., M. Hum. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;

4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH., M.Hum Selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum Selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;

6. Bapak Dr. M. Hamdan, S.H., M.H., selaku Ketua Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

7. Ibu Liza Erwina, S.H., M.Hum. selaku Sekretaris Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan

8. Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H., M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu beliau kepada penulis untuk membimbing, memberi nasehat dan motivasi dalam proses pengerjaan skripsi ini;


(2)

9. Ibu Rafiqoh Lubis, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan tulusmeluangkan waktu untuk memberikan bimbinganan nasehatyang menolong penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

10.Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berbagi ilmu selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.;

11.Seluruh jajaran staf administrasi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;

12.Kepada Kakak Saya Yennyta Nababan Yang selalu memberikan semnangat dan motivasi terhadap penulis untuk tetap optimis dalam mengerjakan skripsi. 13.Kepada sahabat saya Siti Nurhanifah yang tidak bosan mengingatkan penulis

supaya konsisten mengerjakan skripsi di waktu luang bekerja.

14.Kepada teman-teman grup E stb.2012 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas pertemanan, semangat dan dukungan dari awal mula perkuliahan hingga saat ini.“We Are Big Family, Keep Solidarity” #TOGETHERNESS.

15.Kepada teman-teman seperjuangan Klinis Peradilan Semu PIDANA, PERDATA dan PTUN FH USU, terima kasih atas kesempatan untuk bergabung, belajar, bertengkar, bercanda dan bersandiwara bersama kalian. 16.Seluruh anggota UKM KMK FH USU, terima kasih telah diberikan

kesempatan untuk bergabung dan melayani serta menjadi tempat bertumbuh penulis secara rohani.


(3)

17.Kepada Seluruh Staf Wildlife Crime Unit (WCU) yang telah membantu dan memberikan pengalaman langsung bagi penulis untuk mengetahui penegakan hukum terkait tindak pidana satwa liar yang dilindungi.

18.Kepada teman penulis yang saling mendukung #SonOfGod : Parade, Marusaha Simatupang dan saya sendiri. Yang selalu hadir memberikan suntikan motivasi dan semangat melalui humor kepada penulis. Semoga cita-cita kita bersama untuk menjadi praktisi hukum yang berintegritas tercapai. 19.Kepada Pemilik Kost Bapak Humala Samosir, karena beliau telah

memberikan tempat tinggal sementara penulis selama menjalani masa perkuliahan.

20.Serta kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, semoga Tuhan membalas semua kebaikan kalian. Penulis bersyukur diberi kesempatan belajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terima kasih untuk semua pelajaran yang boleh penulis peroleh. Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kelemahan, karena itu penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran yang membangun. Atas segala perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 2017 Penulis,


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Keaslian Penulisan ... 8

E. Tinjauan Kepustakaan ... 10

1. Pengertian, Unsur-Unsur Tindak Pidana dan Pemidanaan ... 10

2. Pengertian Penegakan Hukum Pidana dan Sistem Peradilan pidana ... 15

3. Pengertian Satwa Liar Yang Dilindungi ... 21

F. Metode Penelitian ... 23

G. Sistematika Penulisan ... 25

BAB II. PENGATURAN TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA LIAR YANG DILINDUNGI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA ... 27

A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi ... 27

B. Perbuatan Yang Termasuk Tindak Pidana Terhadap Satwa Liar Yang Dilindungi menurut Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya... 30

C. Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi Sebagai Salah Satu Tindak Pidana Terhadap Satwa Liar Menurut Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya ... 36

D. Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana dan Sanksi Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi menurut Undang - Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya ... 44


(5)

BAB III. PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA LIAR YANG DILINDUNGI MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SJMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEMNYA ( Studi Putusan Nomor

1731/Pid.Sus/PN.Mdn dan Nomor 124/Pid.Sus/PN.Mdn ) ... 51

A. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Pidana ... 53

B. Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn ... 53

1. Kronologi ... 53

2. Dakwaan ... 55

3. Tuntutan ... 57

4. Fakta – Fakta Hukum ... 58

5. Pertimbangan Hakim ... 67

6. Diktum Putusan ... 68

C. Putusan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn ... 70

1. Kronologi ... 70

2. Dakwaan ... 72

3. Tuntutan ... 73

4. Fakta – Fakta Hukum ... 74

5. Pertimbangan Hukum ... 87

6. Diktum Putusan ... 90

D. Analisis Putusan Nomor 1731/Pid.Sus/2015/PN.Mdn, Putusan dan Putusan Nomor 124/Pid.Sus/2016/PN.Mdn ... 91

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 111


(6)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 : Tindak Pidana Satwa yang Dilindungi...32 2. Tabel 2 : Sanksi Pidana Bagi Pelaku Tindak Pidana Satwa Liar

Yang Dilindungi ...48 3. Tabel 3 : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak

Pidana Perdagangan satwa Liar yang Dilindungi dilihat Kronologis Kasus dan Dakwaan...92 4. Tabel 4 : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak

Pidana Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi

dilihat dari Tuntutan Jaksa Penuntut Umum...96 5. Tabel 5 : Penegakan Hukum Pidana terhadap Pelaku Tindak

Pidana Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi

dilihat dari Putusan Pengadilan Negeri...99 6. Tabel 6 : Penegakan Hukum Pidana dilihat dari Fakta Hukum

dan Hal-hal yang Meringankan dan Memberatkan


Dokumen yang terkait

Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

1 116 103

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mdn)

2 81 104

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA YANG DILINDUNGI (Studi Putusan Perkara No. 331/Pid.Sus/2011/PN.TK.)

2 15 53

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA BURUNG YANG DILINDUNGI (STUDI BKSDA LAMPUNG)

14 97 54

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 8

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 1

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 26

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 24

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 3