Analisis Putusan Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn dan Putusan Nomor

- 1 satu unit GPS merk ONWA model KP-32 seri No.2073210118044; - 1 satu unit kompas basah warna hijau; - 1 satu unit hp merk Mito warna hitamcoklat model 688 imei 867463015905583, SVN : 78; - 1 satu unit hp merk Samsung warna putih, model GT-C333031 imei : 351717170517183 sn RF1C481JG1Z; - 1 unit hp merk 1- Cherry warna putih, model C 1 26, Imei : 3552026804444, Imei 2:355202682828995; - 4 empat lembar dokumen Kapal Motor KM Rezeki Abadi tanda selar GT 5 No. 5 1868PHBS. 7 yang terdiri dari : a Surat Persetujuan Berlayar No.............. Tanggal 15 September 2015 Nama Kapal Rezeki Abadi Tonase 5 GT ; b dokumen PAS-Kecil Kapal Penangkap Ikan No. 552.1173SL.BLW.RPHB2015 tanggal 25 September 2015 tanggal 25 September 2015 ; c dokumen sertikat Kelalaian dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan No. 552.1173SL.BLW.RPHB2015 tanggal 25 Agustus 2015 ; d dokumen data untuk perlengkapan untuk sertifikat kelalaian dan pengawakan kapal pengangkutan No. 552.1173SL.BLW.RPHB2015 tanggal 22 September 2015; Terlampir bersama berkas perkara ; - satwahewan trenggiling berjumlah 86 delapan puluh enam ekor dilepasliarkan di Kawasan Cagar Alam Sibolangit, 2 dua ekor di tempatkan di Kandang Satwa di Lembaga Konservasi Taman Marga Satwa Medan dan 15 lima belas ekor yang telah mati dikubur di Kawasan Cagar Alam Taman Wisata Alam Sibolangit ; 5. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara masing-masing sebesar Rp 1.000,00 seribu rupiah ;

D. Analisis Putusan Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn dan Putusan Nomor

124Pid.Sus2016PN.Mdn Berdasarkan keseluruhan berkas perkara yaitu register perkara Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn dan berkas perkara Nomor 124Pid.Sus2016PN.Mdn tentang Kasus tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi, maka penulis memberikan analisis terhadap kasus-kasus tersebut antara lain sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a Analisis Dakwaan Tabel 3 Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan satwa Liar yang Dilindungi dilihat Kronologis Kasus dan Dakwaan N o Nomor Perkara Kronologis Dakwaan 1 1731Pid.Sus2015PN .Mdn Terdakwa Soemiarto Boediman berumur 61 tahun ditangkap Pada hari Kamis, tanggal 23 April 2015 sekira pukul 15.30 Wib oleh Tim Penyidik Bareskrim Mabes Polri yang mendatangi Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM 1 Jalan P. Bangka No. 5 Kelurahan Mabar, Kec. Medan Deli milik terdakwa. Tim Bareskrim menemukan barang bukti 95 ekor trenggiling hidup, 5 ton trenggiling beku, 77 kg sisik kering trenggiling. - pertama pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. - Kedua pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Ketiga pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya 2 124Pid.Sus2016PN. Mdn Terdakwa I Adi Sutrisno Als Adi dan Terdakwa II Taufik ditangkap oleh Ditpolairda Sumatera Utara ketika Patroli dengan menggunakan kapal Zaitun- - Pertama Pasal 21 ayat 2 huruf a Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Universitas Sumatera Utara 3014 Pada Hari Rabu tanggal 11 Nopember 2015 sekitar pukul 01.00 Wib. Kedua terdakwa ditangkap di titik koordinat 03 58 ’ 582 ” U – 98 54 ’ 0000 ” T di Kapal KM Rezeki Abadi Gt. 5 yang membawa barang bukti satwa trenggiling sebanyak 103 ekor dengan perincian 94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaan mati. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. - Kedua Pasal 21 ayat 2 huruf b Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat terhadap 2 kasus tersebut Jaksa Penuntut Umum menyusun pasal yang didakwakan yakni melanggar Pasal 21 ayat 2 huruf a, huruf b, dan huruf d di Junto kan denagn Pasal 40 ayat 2 Undang- Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan di Junto kan dengan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya sendiri telah mengatur ketentuan bagaimana sanksi bagi para terdakwa pelaku perdagangan satwa liar yang dilindungi. Namun di dalam undang-undang tersebut belum secara tegas memberikan pengaturan yang jelas terkait hukuman minimal bagi para pelaku kejahatan tersebut, sehinga ada kemungkinan para pelaku mendapatkan hukuman ringan yang mungkin tidak akan memberikan efek jera bagi para pelakunya. Universitas Sumatera Utara Pasal 21 ayat 2Setiap orang dilarang untuk ; a. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup; b. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mat; c. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; d. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian- bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; e. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur danatau sarang satwa yang dilindungi. Pasal ini pada huruf a, b, dan d mengatur siapa saja perorangan tanpa terkecuali untuk tidak menangkap, mengangkut, memiliki, menyimpan, memperniagakan satwa liar yang dilindungi baik dalam keadaan hidup maupun mati dan melarang untuk tidak membawa satwa liar yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam ataupun di luar Indonesia. Pasal 40 ayat 2 “Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 dan ayat 2 serta Pasal 33 ayat 3 dipidana dengan pidana paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.00,00 seratus juta rupiah”. Pasal ini memuat sanksi pidana bagi siapa saja perorangan tanpa terkecuali yang melanggar ketentuan Pasal 21 ayat 21 1 dan ayat 2 sebagaimana disebutkan diatas. Di dalam pasal tersebut hanya memuat sanksi pidana maksimal yaitu pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah dengan tidak menentukan pidana minimal bagi pelaku Universitas Sumatera Utara tindak pidana satwa liar yang dilindungi. Sehingga memungkinkan pelaku tindak pidana perdaganga satwa liar yang dilindungi memperoleh pidana yang ringan. Pada perkara Nomor 124Pid.Sus2016PN.Mdn penuntut umum menjunto Pasal 21 ayat 2 huruf a Junto Pasal 40 ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 1990 dengan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP di dakwaan pertama dan Pasal 21 ayat 2 huruf b Junto Pasal 40 ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 1990 dengan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP di dakwaan kedua. Pasal 55 1 Dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana : a. Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu ; b. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan. Kelompok orang-orang yang perbuatannya disebabkan pasal 55 ayat 1, yang dalam hal ini disebut dengan para pembuat mededader, adalah mereka : 70 a. Yang melakukan plegen, orangnya disebut dengan pembuat pelaksana Pleger; b. Yang menyuruh melakukan doen plegen, orangnya disebut dengan pembuat penyuruh doen pleger; c. Yang turut serta melakukan mede plegen, orangnya disebut dengan pembuat peserta mede pleger; dan d. Yang sengaja menganjurkan uitlokken, yang orangnya disebut dengan pembuat penganjur uitlokker. 70 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 3, Jakarta : Raja Grafindo, 2005, hal.81-82. Universitas Sumatera Utara b Analisis Tuntutan Pidana Pengajuan tuntutan pidana oleh Jaksa Penuntut Umum adalah setelah dilakukannya pemeriksaan pembuktian di persidangan. Tuntutan pidana merupakan suatu pembuktian tentang terbukti atau tidak terbuktinya surat dakwaan. Isi dari tuntutan pidana adalah tuntutan hukuman atas yang didakwakan terhadap si pelaku tindak pidana. Dari 2 kasus yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi dapat dilihat tuntutan pidana terhadap masing-masing terdakwa dalam tabel di bawah ini : Tabel 4 Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi dilihat dari Tuntutan Jaksa Penuntut Umum No Nomor Putusan Dakwaan Tuntutan Pidana 1 1731Pid.Sus2015P N.Mdn - pertama pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. - Kedua pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Ketiga pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Menyatakan terdakwa Soemiarto Budiman bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo. Pasal 21 ayat 2 huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 dan dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dala keadaan mati sebagai mana dimaksud dalam pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b dan dengan sengaja memperniagakan, menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh, Universitas Sumatera Utara atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di dalam atau di luar Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo. Pasal 21 ayat 2 huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; - Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa Soemiarto Boediman selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 75.000.000,- subsidair 3 bulan penjara 2. 124Pid.Sus2016PN .Mdn - Pertama Pasal 21 ayat 2 huruf a Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1e KUHP. - Kedua Pasal 21 ayat 2 huruf b Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1e KUHP. - Menyatakan terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana memperniagakan, mengangkut satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup dan dalam keadaan mati sebagaimana dalam dakwaan kesatu Pasal 21 ayat 2 huruf a Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo. Pasal 55 ayat 1e KUHP dan dakwaan kedua Pasal 21 ayat 2 huruf b Jo Pasal 40 ayat 2 UU Universitas Sumatera Utara RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1e KUHP; - Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 50.000.000,- subsidair 1 bulan penjara. Dalam perkara Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn, Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadan hidup” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf a UU Nomor 5 Tahun 1990 dan “dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b UU Nomor 5 Tahun 1990 dan “memperniagakan kulit, tubuh atau bagian-bagian lain dari satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf d UU Nomor 5 Tahun 1990. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut sesuai dengan dakwaannya yang pertama, kedua, dan ketiga. Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa dengan pidana penjara 2 dua tahun dan denda Rp 75.000.000,- subsider 3 tiga bulan penjara. Universitas Sumatera Utara Sama halnya pada perkara Nomor 124Pid.Sus2016PN.Mdn, Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik sesuai dengan dakwaan pertama yaitu “dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam kedaan hidup” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP dan sesuai dakwaan kedua yaitu “dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam kedaan mati” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP. Masing-masing terdakwa dalam perkara ini dituntut pidana penjara 2 dua tahun dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 satu bulan penjara. c Analisis Putusan Pengadilan Dari kedua kasus perdagangan satwa liar yang dilindungi tersebut dapat dilihat Putusan Pengadilan Negeri seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 5 Penegakan Hukum Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi dilihat dari Putusan Pengadilan Negeri No Nomor Putusan Dakwaan Tuntutan Pidana Putusan 1 1731Pid.Sus2 015PN.Mdn - pertama pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi - Menyatakan terdakwa Soemiarto Budiman bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja memperniagak -Menyatakan terdakwa Soemiarto Boediman terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “sengaja memiliki dan memperniagakan Universitas Sumatera Utara Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. - Kedua pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya - Ketiga pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya an satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo. Pasal 21 ayat 2 huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 dan dengan sengaja memperniagak an satwa yang dilindungi dala keadaan mati sebagai mana dimaksud dalam pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b dan dengan sengaja memperniagak an, menyimpan, atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian- bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian- bagian tersebut atau mengeluarkann ya dari suatu tempat di dalam atau di luar Indonesia sebagaimana dimaksud satwa yang dilindungi berupa trenggiling dalam keadaan hidup”, “sengaja membunuh dan memperniagakan satwa yang dilindungi berupa trengiling dalam keadaan mati”, “sengaja memperniagakan kulit dan bagian- bagian tubuh satwa liar yang dilindungi berupa trenggiling”. - Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 1 tahun dan 5 bulan dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan. Universitas Sumatera Utara dalam Pasal 40 ayat 2 Jo. Pasal 21 ayat 2 huruf d UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; - Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa Soemiarto Boediman selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 75.000.000,- subsidair 3 bulan penjara 2 124Pid.Sus20 16PN.Mdn - Pertama Pasal 21 ayat 2 huruf a Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1e KUHP. -Kedua Pasal 21 ayat 2 huruf b Jo - Menyatakan terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana memperniagak an, mengangkut satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup dan dalam keadaan mati sebagaimana - Menyatakan terdakwa Adi Sutrisno dan terdakwa Taufik terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja turut serta bersalah mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup”, “dengan sengaja turut serta mengangkut dan memperniagakan Universitas Sumatera Utara Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1e KUHP. dalam dakwaan kesatu Pasal 21 ayat 2 huruf a Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo. Pasal 55 ayat 1e KUHP dan dakwaan kedua Pasal 21 ayat 2 huruf b Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1e KUHP; - Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa I Adi Sutrisno dan Terdakwa II Taufik selama 2 tahun dipotong selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp 50.000.000,- subsidair 1 bulan penjara. satwa yang dilindungi dalam keadaan mati”. - Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa dengan pidana masing- masing 2 tahun dan 3 bulan dan denda masing-masing Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan. Universitas Sumatera Utara Pada kasus Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn Majelis Hakim memberikan vonis kepada terdakwa Soemiarto Boediman lebih rendah dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Jaksa Penuntut Umum sebelumnya menuntut terdakwa dengan pidana penjara 2 tahun dan denda Rp 75.000.000,- subsider 3 bulan kurungan, tetapi majelis hakim memvonis terdakwa dengan pidana penjara 1 tahun dan 5 bulan dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan. Majelis hakim memutus terdakwa dengan Pasal 21 ayat 2 huruf d Jo Pasal 40 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Sedangkan pada kasus 124Pid.Sus2016PN.Mdn Majelis Hakim memvonis para terdakwa lebih tinggi daripada tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum menuntut para terdakwa dalam perkara ini dengan pidana penjara 2 tahun dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan, tetapi majelis hakim menjatuhkan pidana penjara kepada masing- masing terdakwa 2 tahun dan 3 bulan dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan. Pada perkara ini majelis hakim memvonis terdakwa dengan Pasal 21 ayat 2 huruf a dan b Jo Pasal 40 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP. 71 71 Secara normatif tidak ada satu pasal pun di dalam KUHAP Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 yang mengharuskan hakim memutus pemidanaan sesuai rekuisitor penuntut umum. Hakim memiliki http:www.hukumonline.comberitabacalt577c88908b259vonis-lebih-tinggi-dari- tuntutan--boleh-nggak-sih diakses pada 5 September 2016 pukul 21.20 Wib Universitas Sumatera Utara kebebasan untuk menentukan pemidanaan sesuai dengan pertimbangan hukum dan nuraninya. d Analisis Hal yang Meringankan dan Memberatkan Terdakwa Majelis Hakim pada persidangan di pengadilan bertindak sebagai pemutus dengan memberikan vonis kepada para terdakwa. Majelis hakim dalam menjatuhkan vonis kepada para terdakwa tentulah harus memberikan pertimbangan terhadap fakta-fakta hukum dan mengkaji hal-hal yang memberatkan maupun hal-hal yang meringankan sebagai salah satu dasar pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan seseorang terdakwa bersalah atau tidak. Berikut adalah tabel yang memuat fakta hukum dan hal-hal yang meringankan dan memberatkan yang menjadi pertimbangan hakim dengan serta kaitannya dengan pasal dan sanksi yang dijatuhkan kepada para pelaku tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi. Tabel 6 Penegakan Hukum Pidana dilihat dari Fakta Hukum dan Hal-hal yang Meringankan dan Memberatkan Dikaitkan dengan Pasal dan Sanksi yang dijatuhkan N o Nomor Putusan Fakta Hukum Hal-hal yang Memberatkan dan Meringankan Pasal dan Sanksi Yang Diputuskan 1 1731Pid.Su s2015PN. Mdn - Terdakwa juga membenarkan bahwa adalah penanggungjaw ab dari usaha tersebut, terdakwa yang mengawasi pekerjaan para pekerja Hal-hal yang Memberatkan : - Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah yang sedang gencar- gencarnya -Menyatakan terdakwa Soemiarto Boediman terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “sengaja memiliki dan memperniagakan satwa yang Universitas Sumatera Utara Sudirman, Sumarto, Priyo Nugroho, dan Laika Indra yang juga membantu terdakwa untuk menjalankan usahanya, mengawasi keluar masuknya trenggiling serta melakukan pembelian trenggiing dari para penjual. - Dalam penggeledahan yang dilakukan oleh Bareskrim Polri pada hari Kamis, 23 April 2015 2015 di Komplek Pergudangan Niaga Malindo KIM, Jalan P. Bangka No 5 Medan ditemukan 95 ekor trenggiling hidup, 5 ton trenggiling beku, dan 77 kg sisik trenggiling kering. memberantas perdagangan satwa yang dilindungi - perbuatan terdakwa dapat mengakibatkan punahnya populasi trenggiling sebagai satwa yang dilindungi, yang pada akhirnya dapat merusak ekosistem dan lingkungan hidup di sekitar habitat trenggiling. Hal-hal Yang Meringankan : - terdakwa bersikap sopan di persidangan, - terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya, - terdakwa belum pernah dipidana - terdakwa mempunyai tanggungan keluarga, - terdakwa telah lanjut usia dilindungi berupa trenggiling dalam keadaan hidup”, “sengaja membunuh dan memperniagakan satwa yang dilindungi berupa trengiling dalam keadaan mati”, “sengaja memperniagakan kulit dan bagian- bagian tubuh satwa liar yang dilindungi berupa trenggiling” dengan melanggar Pasal Pasal 21 ayat 2 huruf d Jo Pasal 40 ayat 2 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. - Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 1 tahun dan 5 bulan dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan. 2 124Pid.Sus 2016PN.Md n - Terdakwa I Adi Sutrisno Als Adi dan Terdakwa II Taufik ditangkap oleh Ditpolairda Sumatera Utara Hal-hal yang Memberatkan : - perbuatan para terdakwa dapat menyebabkan terancamnya populasi satwa - Menyatakan terdakwa Adi Sutrisno dan terdakwa Taufik terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Universitas Sumatera Utara ketika Patroli dengan menggunakan kapal Zaitun- 3014 Pada Hari Rabu tanggal 11 Nopember 2015 sekitar pukul 01.00 Wib. Kedua terdakwa ditangkap di titik koordinat 03 58 ’ 582 ” U – 98 54 ’ 0000 ” T di Kapal KM Rezeki Abadi Gt. 5 yang membawa barang bukti satwa trenggiling sebanyak 103 ekor dengan perincian 94 ekor dalam keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaan mati - terdakwa I Adi Sutrsino dan terdakwa II Taufik membenarkan bahwa mereka telah melakukan pengangkutan trenggiling sebanyak dua kali menggunakan kapal KM Rezeki dan berhasil sampai ketujuan, - bahwa tujuan trenggiling, padahal satwa tersebut bagian dari keanekaragaman hayati yang sangat berguna bagi kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan, - perbuatan para terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dalam upaya pelestarian sumber daya alam dan ekosistemnya, - para terdakwa sebelumnya telah melakukan perbuatan tersebut sebanyak dua kali dan berhasil menyerahkan satwa tersebut kepada pembeli, Hal-hal yang Meringankan : - para terdakwa mengakui perbuatannya sehingga memperlancar jalannya persidangan, - para terdakwa bersikap sopan saat persidangan, - para terdakwa belum pernah “dengan sengaja turut serta bersalah mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup”, “dengan sengaja turut serta mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati” karena telah melanggar ketentuan 21 ayat 2 huruf a dan b Jo Pasal 40 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP. - Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa dengan pidana masing- masing 2 tahun dan 3 bulan dan denda masing-masing Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan. Universitas Sumatera Utara pengangkutan satwa trenggiling adalah untuk dijual dan yang membelinya adalah orang turunan Tionghoa. dihukum, - para terdakwa adalah kepala keluarga. Berdasarkan uraian tabel tersebut diatas, terlihat bahwa sanksi yang dijatuhkan terhadap para terdakwa berbeda-beda, walaupun pasal yang dijatuhkan terhadap para terdakwa adalah sama, yaitu Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam Putusan Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn menjatuhkan Pasal 21 ayat 2 huruf d Jo Pasal 40 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Hal tersebut menurut penulis sesuai dengan fakta-fakta di dalam persidangan antara lain karena ketika dilakukannya penggeledahan di gudang terdakwa ditemukan 95 trenggiling yang masih hidup dan 5 ton daging trenggiling beku serta 77 kg sisik trenggiling kering. Satwa tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Satwa dan Tumbuhan merupakan satwa yang dilindungi. Jika vonis yang diberikan majelis hakim dikaitkan dengan fakta persidangan yaitu jumlah barang bukti yang ditemukan ketika penggeledahan oleh Bareskrim, menurut penulis majelis hakim seharusnya menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan hal yang memberatkan. Karena jumlah trenggiling yang ditemukan dalam penggeledahan tersebut tidaklah sedikit. Sehingga dapat Universitas Sumatera Utara dipastikan bahwa telah terjadi kerusakan ekosistem yang sangat luas. 72 Kerusakan ekosistem bisa terjadi karena terputusnya rantai kehidupan dari satwa yang tumbuh di kawasan hutan. Dengan hilangnya pemangsa utama di alam liar seperti trenggiling, maka populasi pada satwa di tahap bawahnya tidak terkontrol proses makan memakan, sehingga dapat terjadi kelebihan populasi overpopulation yang dapat berujung pada rusaknya ekosistem, bahkan kepunahan. Pada Putusan Nomor 124Pid.Sus2016PN.Mdn menjatuhkan Pasal 21 ayat 2 huruf a dan b Jo Pasal 40 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP. Vonis para terdakwa pada kasus ini jelas berbeda dengan pidana yang diterima oleh terdakwa pada kasus sebelumnya diatas. Majelis hakim memberikan vonis yang lebih tinggi daripada tuntutan jaksa. Sesuai fakta persidangan penulis setuju terhadap para terdakwa dikenakan pasal tersebut di atas. Terhadap vonis hakim yang memberikan pidana lebih tinggi daripada tuntutan hakim merupakan suatu tindakan nyata penegak hukum dalam memberikan efek jera bagi para pelaku perdagangan satwa liar yang dilindungi. 72 Fathi Hanif, Upaya Perlindungan Satwa Liar Indonesia Melalui Instrumen Hukum dan Perundang-Undangan, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia. Vol. 02 Issue 02, 2015, hal.43. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

1 116 103

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mdn)

2 81 104

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA YANG DILINDUNGI (Studi Putusan Perkara No. 331/Pid.Sus/2011/PN.TK.)

2 15 53

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA BURUNG YANG DILINDUNGI (STUDI BKSDA LAMPUNG)

14 97 54

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 8

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 1

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 26

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 24

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Satwa Liar yang Dilindungi ( Studi Putusan Nomor 1731 Pid.Sus 2015 PN.Medan dan Nomor 124 Pid.Sus 2016 PN.Mdn)

0 0 3