- 1 satu unit GPS merk ONWA model KP-32 seri
No.2073210118044; -
1 satu unit kompas basah warna hijau; -
1 satu unit hp merk Mito warna hitamcoklat model 688 imei 867463015905583, SVN : 78;
- 1 satu unit hp merk Samsung warna putih, model GT-C333031
imei : 351717170517183 sn RF1C481JG1Z; -
1 unit hp merk 1- Cherry warna putih, model C 1 26, Imei : 3552026804444, Imei 2:355202682828995;
- 4 empat lembar dokumen Kapal Motor KM Rezeki Abadi tanda
selar GT 5 No. 5 1868PHBS. 7 yang terdiri dari : a
Surat Persetujuan Berlayar No.............. Tanggal 15 September 2015 Nama Kapal Rezeki Abadi Tonase 5 GT ;
b dokumen PAS-Kecil Kapal Penangkap Ikan No.
552.1173SL.BLW.RPHB2015 tanggal 25 September 2015 tanggal 25 September 2015 ;
c dokumen sertikat Kelalaian dan Pengawakan Kapal Penangkap
Ikan No. 552.1173SL.BLW.RPHB2015 tanggal 25 Agustus 2015 ;
d dokumen data untuk perlengkapan untuk sertifikat kelalaian
dan pengawakan kapal pengangkutan No. 552.1173SL.BLW.RPHB2015 tanggal 22 September 2015;
Terlampir bersama berkas perkara ; -
satwahewan trenggiling berjumlah 86 delapan puluh enam ekor dilepasliarkan di Kawasan Cagar Alam Sibolangit, 2 dua ekor di
tempatkan di Kandang Satwa di Lembaga Konservasi Taman Marga Satwa Medan dan 15 lima belas ekor yang telah mati
dikubur di Kawasan Cagar Alam Taman Wisata Alam Sibolangit ;
5. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara
masing-masing sebesar Rp 1.000,00 seribu rupiah ;
D. Analisis Putusan Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn dan Putusan Nomor
124Pid.Sus2016PN.Mdn
Berdasarkan keseluruhan berkas perkara yaitu register perkara Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn dan berkas perkara Nomor
124Pid.Sus2016PN.Mdn tentang Kasus tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi, maka penulis memberikan analisis terhadap kasus-kasus tersebut
antara lain sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a Analisis Dakwaan
Tabel 3 Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana
Perdagangan satwa Liar yang Dilindungi dilihat Kronologis Kasus dan Dakwaan
N o
Nomor Perkara Kronologis
Dakwaan 1
1731Pid.Sus2015PN .Mdn
Terdakwa Soemiarto Boediman berumur 61 tahun
ditangkap Pada hari Kamis, tanggal 23 April 2015 sekira
pukul 15.30 Wib oleh Tim Penyidik Bareskrim Mabes
Polri yang mendatangi Komplek Pergudangan
Niaga Malindo KIM 1 Jalan P. Bangka No. 5 Kelurahan
Mabar, Kec. Medan Deli milik terdakwa. Tim
Bareskrim menemukan barang bukti 95 ekor
trenggiling hidup, 5 ton trenggiling beku, 77 kg sisik
kering trenggiling. - pertama pasal
40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2
huruf a UU RI Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
- Kedua pasal 40
ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf
b UU RI Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
- Ketiga pasal 40
ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf
d UU RI Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
2 124Pid.Sus2016PN.
Mdn Terdakwa I Adi Sutrisno
Als Adi dan Terdakwa II Taufik ditangkap oleh
Ditpolairda Sumatera Utara ketika Patroli dengan
menggunakan kapal Zaitun- - Pertama Pasal 21
ayat 2 huruf a Jo Pasal 40 ayat
2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990
tentang
Universitas Sumatera Utara
3014 Pada Hari Rabu tanggal 11 Nopember 2015
sekitar pukul 01.00 Wib. Kedua terdakwa ditangkap
di titik koordinat 03
58
’
582
”
U – 98 54
’ 0000
” T di Kapal KM Rezeki Abadi Gt.
5 yang membawa barang bukti satwa trenggiling
sebanyak 103 ekor dengan perincian 94 ekor dalam
keadaan hidup dan 9 ekor dalam keadaan mati.
Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo
Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
- Kedua Pasal 21
ayat 2 huruf b Jo Pasal 40 ayat
2 UU RI Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1
ke-1 KUHP.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat terhadap 2 kasus tersebut Jaksa Penuntut Umum menyusun pasal yang didakwakan yakni melanggar Pasal 21 ayat
2 huruf a, huruf b, dan huruf d di Junto kan denagn Pasal 40 ayat 2 Undang- Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya dan di Junto kan dengan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya sendiri telah mengatur ketentuan bagaimana sanksi bagi para terdakwa pelaku
perdagangan satwa liar yang dilindungi. Namun di dalam undang-undang tersebut belum secara tegas memberikan pengaturan yang jelas terkait hukuman minimal
bagi para pelaku kejahatan tersebut, sehinga ada kemungkinan para pelaku mendapatkan hukuman ringan yang mungkin tidak akan memberikan efek jera
bagi para pelakunya.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 21 ayat 2Setiap orang dilarang untuk ;
a. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara,
mengangkut, dan memperniagakan dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;
b. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan
satwa yang dilindungi dalam keadaan mat; c.
Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
d. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-
bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di
Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
e. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan
atau memiliki telur danatau sarang satwa yang dilindungi.
Pasal ini pada huruf a, b, dan d mengatur siapa saja perorangan tanpa terkecuali untuk tidak menangkap, mengangkut, memiliki, menyimpan,
memperniagakan satwa liar yang dilindungi baik dalam keadaan hidup maupun mati dan melarang untuk tidak membawa satwa liar yang dilindungi dari suatu
tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam ataupun di luar Indonesia.
Pasal 40 ayat 2
“Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 dan ayat 2
serta Pasal 33 ayat 3 dipidana dengan pidana paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.00,00 seratus juta
rupiah”.
Pasal ini memuat sanksi pidana bagi siapa saja perorangan tanpa terkecuali yang melanggar ketentuan Pasal 21 ayat 21 1 dan ayat 2
sebagaimana disebutkan diatas. Di dalam pasal tersebut hanya memuat sanksi pidana maksimal yaitu pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling
banyak seratus juta rupiah dengan tidak menentukan pidana minimal bagi pelaku
Universitas Sumatera Utara
tindak pidana satwa liar yang dilindungi. Sehingga memungkinkan pelaku tindak pidana perdaganga satwa liar yang dilindungi memperoleh pidana yang ringan.
Pada perkara Nomor 124Pid.Sus2016PN.Mdn penuntut umum menjunto Pasal 21 ayat 2 huruf a Junto Pasal 40 ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 1990 dengan
Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP di dakwaan pertama dan Pasal 21 ayat 2 huruf b Junto Pasal 40 ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 1990 dengan Pasal 55 ayat 1 ke-1
KUHP di dakwaan kedua.
Pasal 55
1 Dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana :
a. Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut
melakukan perbuatan itu ; b.
Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan,
ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.
Kelompok orang-orang yang perbuatannya disebabkan pasal 55 ayat 1, yang dalam hal ini disebut dengan para pembuat mededader, adalah mereka :
70
a. Yang melakukan plegen, orangnya disebut dengan pembuat pelaksana
Pleger; b.
Yang menyuruh melakukan doen plegen, orangnya disebut dengan pembuat penyuruh doen pleger;
c. Yang turut serta melakukan mede plegen, orangnya disebut dengan
pembuat peserta mede pleger; dan d.
Yang sengaja menganjurkan uitlokken, yang orangnya disebut dengan pembuat penganjur uitlokker.
70
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 3, Jakarta : Raja Grafindo, 2005, hal.81-82.
Universitas Sumatera Utara
b Analisis Tuntutan Pidana
Pengajuan tuntutan pidana oleh Jaksa Penuntut Umum adalah setelah dilakukannya pemeriksaan pembuktian di persidangan. Tuntutan pidana
merupakan suatu pembuktian tentang terbukti atau tidak terbuktinya surat dakwaan. Isi dari tuntutan pidana adalah tuntutan hukuman atas yang didakwakan
terhadap si pelaku tindak pidana. Dari 2 kasus yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi dapat dilihat tuntutan pidana
terhadap masing-masing terdakwa dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4 Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan
Satwa Liar Yang Dilindungi dilihat dari Tuntutan Jaksa Penuntut Umum No
Nomor Putusan Dakwaan
Tuntutan Pidana 1
1731Pid.Sus2015P N.Mdn
- pertama pasal 40
ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf a UU
RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
- Kedua pasal 40
ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b UU
RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya
- Ketiga pasal 40 ayat
2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf d UU RI
Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya - Menyatakan terdakwa
Soemiarto Budiman bersalah melakukan
tindak pidana dengan sengaja
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam
keadaan hidup sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo. Pasal 21
ayat 2 huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990
dan dengan sengaja memperniagakan satwa
yang dilindungi dala keadaan mati sebagai
mana dimaksud dalam pasal 40 ayat 2 Jo
Pasal 21 ayat 2 huruf b dan dengan sengaja
memperniagakan, menyimpan, atau
memiliki kulit, tubuh,
Universitas Sumatera Utara
atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi
atau barang-barang yang dibuat dari
bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya
dari suatu tempat di dalam atau di luar
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 ayat 2 Jo. Pasal 21 ayat 2 huruf d UU RI
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya;
- Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa
Soemiarto Boediman
selama 2 tahun dipotong selama berada dalam
tahanan dan denda sebesar Rp 75.000.000,-
subsidair 3 bulan penjara
2.
124Pid.Sus2016PN .Mdn
- Pertama Pasal 21
ayat 2 huruf a Jo Pasal 40 ayat 2 UU
RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1
ke-1e KUHP.
- Kedua Pasal 21 ayat
2 huruf b Jo Pasal 40 ayat 2 UU RI
Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1
ke-1e KUHP.
- Menyatakan terdakwa I
Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
tindak pidana memperniagakan,
mengangkut satwa yang dilindungi dalam
keadaan hidup dan dalam keadaan mati
sebagaimana dalam dakwaan kesatu Pasal
21 ayat 2 huruf a Jo Pasal 40 ayat 2 UU
RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo. Pasal 55 ayat
1e KUHP dan dakwaan kedua Pasal
21 ayat 2 huruf b Jo Pasal 40 ayat 2 UU
Universitas Sumatera Utara
RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1e
KUHP;
- Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa I
Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik
selama 2 tahun dipotong selama berada
dalam tahanan
dan denda sebesar Rp
50.000.000,- subsidair 1 bulan penjara.
Dalam perkara Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn, Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadan hidup” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf a UU Nomor 5 Tahun
1990 dan “dengan sengaja memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b
UU Nomor 5 Tahun 1990 dan “memperniagakan kulit, tubuh atau bagian-bagian lain dari satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di
dalam atau di luar Indonesia” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf d UU Nomor 5 Tahun 1990. Tuntutan Jaksa Penuntut
Umum tersebut sesuai dengan dakwaannya yang pertama, kedua, dan ketiga. Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa dengan pidana penjara 2 dua tahun
dan denda Rp 75.000.000,- subsider 3 tiga bulan penjara.
Universitas Sumatera Utara
Sama halnya pada perkara Nomor 124Pid.Sus2016PN.Mdn, Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa I Adi Sutrisno dan terdakwa II Taufik sesuai
dengan dakwaan pertama yaitu “dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa
yang dilindungi dalam kedaan hidup” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf a UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo Pasal 55 ayat 1
KUHP dan sesuai dakwaan kedua yaitu “dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa
yang dilindungi dalam kedaan mati” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 huruf b UU RI Nomor 5 Tahun 1990 Jo Pasal 55 ayat 1
KUHP. Masing-masing terdakwa dalam perkara ini dituntut pidana penjara 2 dua tahun dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 satu bulan penjara.
c Analisis Putusan Pengadilan
Dari kedua kasus perdagangan satwa liar yang dilindungi tersebut dapat dilihat Putusan Pengadilan Negeri seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 5 Penegakan Hukum Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan
Satwa Liar Yang Dilindungi dilihat dari Putusan Pengadilan Negeri No
Nomor Putusan
Dakwaan Tuntutan
Pidana Putusan
1 1731Pid.Sus2
015PN.Mdn - pertama
pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21
ayat 2 huruf a UU RI
Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
- Menyatakan terdakwa
Soemiarto Budiman
bersalah melakukan
tindak pidana dengan sengaja
memperniagak -Menyatakan
terdakwa Soemiarto Boediman terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “sengaja
memiliki dan memperniagakan
Universitas Sumatera Utara
Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
- Kedua pasal 40 ayat 2 Jo
Pasal 21 ayat 2 huruf b UU
RI Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya
- Ketiga pasal 40 ayat 2 Jo
Pasal 21 ayat 2 huruf d UU
RI Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya
an satwa yang dilindungi
dalam keadaan hidup
sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 40 ayat 2 Jo.
Pasal 21 ayat 2 huruf a UU
RI Nomor 5 Tahun 1990
dan dengan sengaja
memperniagak an satwa yang
dilindungi dala keadaan mati
sebagai mana dimaksud
dalam pasal 40 ayat 2 Jo
Pasal 21 ayat 2 huruf b dan
dengan sengaja memperniagak
an, menyimpan,
atau memiliki kulit, tubuh,
atau bagian- bagian lain
satwa yang dilindungi atau
barang-barang yang dibuat
dari bagian- bagian tersebut
atau mengeluarkann
ya dari suatu tempat di
dalam atau di luar Indonesia
sebagaimana dimaksud
satwa yang dilindungi berupa
trenggiling dalam keadaan hidup”,
“sengaja membunuh dan
memperniagakan satwa yang
dilindungi berupa trengiling dalam
keadaan mati”, “sengaja
memperniagakan kulit dan bagian-
bagian tubuh satwa liar yang dilindungi
berupa trenggiling”. -
Menjatuhkan pidana kepada
terdakwa dengan pidana penjara
selama 1 tahun dan 5 bulan dan denda Rp
50.000.000,- subsider 1 bulan
kurungan.
Universitas Sumatera Utara
dalam Pasal 40 ayat 2 Jo.
Pasal 21 ayat 2 huruf d UU
RI Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
- Menjatuhkan Pidana
terhadap terdakwa
Soemiarto Boediman
selama 2 tahun dipotong
selama berada dalam tahanan
dan denda sebesar Rp
75.000.000,- subsidair 3
bulan penjara
2 124Pid.Sus20
16PN.Mdn -
Pertama
Pasal 21 ayat 2 huruf a Jo
Pasal 40 ayat 2 UU RI
Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya
Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1e
KUHP. -Kedua Pasal
21 ayat 2 huruf b Jo
- Menyatakan terdakwa I Adi
Sutrisno dan terdakwa II
Taufik terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan
tindak pidana memperniagak
an, mengangkut
satwa yang dilindungi
dalam keadaan hidup dan
dalam keadaan mati
sebagaimana -
Menyatakan terdakwa Adi
Sutrisno dan terdakwa Taufik
terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana
“dengan sengaja turut serta bersalah
mengangkut dan memperniagakan
satwa yang dilindungi dalam
keadaan hidup”, “dengan sengaja
turut serta mengangkut dan
memperniagakan
Universitas Sumatera Utara
Pasal 40 ayat 2 UU RI
Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya
Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1e
KUHP. dalam
dakwaan kesatu Pasal 21
ayat 2 huruf a Jo Pasal 40
ayat 2 UU RI Nomor 5
Tahun 1990 Jo. Pasal 55
ayat 1e KUHP dan
dakwaan kedua Pasal 21
ayat 2 huruf b Jo Pasal 40
ayat 2 UU RI Nomor 5
Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan
Ekosistemnya Jo. Pasal 55
ayat 1 ke-1e KUHP;
- Menjatuhkan Pidana
terhadap terdakwa I Adi
Sutrisno dan Terdakwa II
Taufik selama 2 tahun
dipotong selama berada
dalam tahanan dan denda
sebesar Rp 50.000.000,-
subsidair 1 bulan penjara.
satwa yang dilindungi dalam
keadaan mati”. -
Menjatuhkan pidana terhadap para
terdakwa dengan pidana masing-
masing 2 tahun dan 3 bulan dan denda
masing-masing Rp 50.000.000,-
subsider 1 bulan.
Universitas Sumatera Utara
Pada kasus Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn Majelis Hakim memberikan vonis kepada terdakwa Soemiarto Boediman lebih rendah
dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Jaksa Penuntut Umum sebelumnya menuntut terdakwa dengan pidana penjara 2 tahun dan denda Rp
75.000.000,- subsider 3 bulan kurungan, tetapi majelis hakim memvonis terdakwa dengan pidana penjara 1 tahun dan 5 bulan dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1
bulan kurungan. Majelis hakim memutus terdakwa dengan Pasal 21 ayat 2 huruf d Jo Pasal 40 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Sedangkan pada kasus 124Pid.Sus2016PN.Mdn Majelis Hakim
memvonis para terdakwa lebih tinggi daripada tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum menuntut para terdakwa dalam perkara ini
dengan pidana penjara 2 tahun dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan, tetapi majelis hakim menjatuhkan pidana penjara kepada masing-
masing terdakwa 2 tahun dan 3 bulan dan denda Rp 50.000.000,- subsider 1 bulan kurungan. Pada perkara ini majelis hakim memvonis terdakwa dengan Pasal
21 ayat 2 huruf a dan b Jo Pasal 40 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo
Pasal 55 ayat 1 KUHP.
71
71
Secara normatif tidak ada satu pasal pun di dalam KUHAP Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 yang mengharuskan hakim
memutus pemidanaan sesuai rekuisitor penuntut umum. Hakim memiliki
http:www.hukumonline.comberitabacalt577c88908b259vonis-lebih-tinggi-dari- tuntutan--boleh-nggak-sih
diakses pada 5 September 2016 pukul 21.20 Wib
Universitas Sumatera Utara
kebebasan untuk menentukan pemidanaan sesuai dengan pertimbangan hukum dan nuraninya.
d Analisis Hal yang Meringankan dan Memberatkan Terdakwa
Majelis Hakim pada persidangan di pengadilan bertindak sebagai pemutus dengan memberikan vonis kepada para terdakwa. Majelis hakim dalam
menjatuhkan vonis kepada para terdakwa tentulah harus memberikan pertimbangan terhadap fakta-fakta hukum dan mengkaji hal-hal yang
memberatkan maupun hal-hal yang meringankan sebagai salah satu dasar pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan seseorang terdakwa bersalah atau
tidak. Berikut adalah tabel yang memuat fakta hukum dan hal-hal yang meringankan dan memberatkan yang menjadi pertimbangan hakim dengan serta
kaitannya dengan pasal dan sanksi yang dijatuhkan kepada para pelaku tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi.
Tabel 6 Penegakan Hukum Pidana dilihat dari Fakta Hukum dan Hal-hal yang
Meringankan dan Memberatkan Dikaitkan dengan Pasal dan Sanksi yang dijatuhkan
N o
Nomor Putusan
Fakta Hukum Hal-hal yang
Memberatkan dan
Meringankan Pasal dan Sanksi
Yang Diputuskan
1 1731Pid.Su
s2015PN. Mdn
- Terdakwa juga membenarkan
bahwa adalah penanggungjaw
ab dari usaha tersebut,
terdakwa yang mengawasi
pekerjaan para pekerja
Hal-hal yang Memberatkan :
-
Perbuatan terdakwa tidak
mendukung program
pemerintah yang sedang gencar-
gencarnya
-Menyatakan terdakwa Soemiarto
Boediman terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana “sengaja memiliki dan
memperniagakan satwa yang
Universitas Sumatera Utara
Sudirman, Sumarto, Priyo
Nugroho, dan Laika Indra
yang juga membantu
terdakwa untuk menjalankan
usahanya, mengawasi
keluar masuknya
trenggiling serta melakukan
pembelian trenggiing dari
para penjual. - Dalam
penggeledahan yang dilakukan
oleh Bareskrim Polri pada hari
Kamis, 23 April 2015 2015 di
Komplek Pergudangan
Niaga Malindo KIM, Jalan P.
Bangka No 5 Medan
ditemukan 95 ekor trenggiling
hidup, 5 ton trenggiling
beku, dan 77 kg sisik trenggiling
kering. memberantas
perdagangan satwa yang
dilindungi -
perbuatan terdakwa dapat
mengakibatkan punahnya
populasi trenggiling
sebagai satwa yang dilindungi,
yang pada akhirnya dapat
merusak ekosistem dan
lingkungan hidup di sekitar habitat
trenggiling. Hal-hal Yang
Meringankan : -
terdakwa bersikap sopan di
persidangan, -
terdakwa mengakui dan
menyesali perbuatannya,
- terdakwa belum pernah dipidana
-
terdakwa mempunyai
tanggungan keluarga,
- terdakwa telah lanjut usia
dilindungi berupa trenggiling dalam
keadaan hidup”, “sengaja membunuh
dan memperniagakan
satwa yang dilindungi berupa
trengiling dalam keadaan mati”,
“sengaja memperniagakan
kulit dan bagian- bagian tubuh satwa
liar yang dilindungi berupa trenggiling”
dengan melanggar Pasal Pasal 21 ayat
2 huruf d Jo Pasal 40 ayat 2 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya. -
Menjatuhkan pidana kepada
terdakwa dengan pidana penjara
selama 1 tahun dan 5 bulan dan denda Rp
50.000.000,- subsider 1 bulan
kurungan.
2 124Pid.Sus
2016PN.Md n
- Terdakwa I Adi Sutrisno
Als Adi dan Terdakwa II
Taufik ditangkap oleh
Ditpolairda Sumatera Utara
Hal-hal yang Memberatkan :
- perbuatan para terdakwa dapat
menyebabkan terancamnya
populasi satwa -
Menyatakan terdakwa Adi
Sutrisno dan terdakwa Taufik
terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana
Universitas Sumatera Utara
ketika Patroli dengan
menggunakan kapal Zaitun-
3014 Pada Hari Rabu tanggal 11
Nopember 2015 sekitar pukul
01.00 Wib. Kedua terdakwa
ditangkap di titik koordinat
03
58
’
582
”
U – 98
54
’ 0000
” T di Kapal KM
Rezeki Abadi Gt. 5 yang
membawa barang bukti
satwa trenggiling
sebanyak 103 ekor dengan
perincian 94 ekor dalam
keadaan hidup dan 9 ekor
dalam keadaan mati
- terdakwa I Adi Sutrsino dan
terdakwa II Taufik
membenarkan bahwa mereka
telah melakukan pengangkutan
trenggiling sebanyak dua
kali menggunakan
kapal KM Rezeki dan
berhasil sampai ketujuan,
- bahwa tujuan trenggiling,
padahal satwa tersebut bagian
dari keanekaragaman
hayati yang sangat berguna
bagi kepentingan penelitian dan
ilmu pengetahuan,
- perbuatan para terdakwa
bertentangan dengan program
pemerintah dalam upaya pelestarian
sumber daya alam dan
ekosistemnya, - para terdakwa
sebelumnya telah melakukan
perbuatan tersebut sebanyak
dua kali dan berhasil
menyerahkan satwa tersebut
kepada pembeli, Hal-hal yang
Meringankan : - para terdakwa
mengakui perbuatannya
sehingga memperlancar
jalannya persidangan,
- para terdakwa bersikap sopan
saat persidangan, - para terdakwa
belum pernah “dengan sengaja
turut serta bersalah mengangkut dan
memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan hidup”,
“dengan sengaja turut serta
mengangkut dan memperniagakan
satwa yang dilindungi dalam
keadaan mati” karena telah
melanggar ketentuan 21 ayat 2 huruf a
dan b Jo Pasal 40 ayat 1 dan 2
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo
Pasal 55 ayat 1 KUHP.
-
Menjatuhkan pidana terhadap para
terdakwa dengan pidana masing-
masing 2 tahun dan 3 bulan dan denda
masing-masing Rp 50.000.000,-
subsider 1 bulan.
Universitas Sumatera Utara
pengangkutan satwa
trenggiling adalah untuk
dijual dan yang membelinya
adalah orang turunan
Tionghoa. dihukum,
- para terdakwa adalah kepala
keluarga.
Berdasarkan uraian tabel tersebut diatas, terlihat bahwa sanksi yang dijatuhkan terhadap para terdakwa berbeda-beda, walaupun pasal yang dijatuhkan
terhadap para terdakwa adalah sama, yaitu Pasal 40 ayat 2 Jo Pasal 21 ayat 2 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam Putusan
Nomor 1731Pid.Sus2015PN.Mdn menjatuhkan Pasal 21 ayat 2 huruf d Jo Pasal 40 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Hal tersebut menurut penulis sesuai dengan fakta-fakta di dalam persidangan antara lain karena ketika
dilakukannya penggeledahan di gudang terdakwa ditemukan 95 trenggiling yang masih hidup dan 5 ton daging trenggiling beku serta 77 kg sisik trenggiling
kering. Satwa tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Satwa dan Tumbuhan merupakan satwa yang
dilindungi. Jika vonis yang diberikan majelis hakim dikaitkan dengan fakta persidangan yaitu jumlah barang bukti yang ditemukan ketika penggeledahan oleh
Bareskrim, menurut penulis majelis hakim seharusnya menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan hal yang memberatkan. Karena jumlah trenggiling yang
ditemukan dalam penggeledahan tersebut tidaklah sedikit. Sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
dipastikan bahwa telah terjadi kerusakan ekosistem yang sangat luas.
72
Kerusakan ekosistem bisa terjadi karena terputusnya rantai kehidupan dari satwa yang
tumbuh di kawasan hutan. Dengan hilangnya pemangsa utama di alam liar seperti trenggiling, maka populasi pada satwa di tahap bawahnya tidak terkontrol proses
makan memakan, sehingga dapat terjadi kelebihan populasi overpopulation yang dapat berujung pada rusaknya ekosistem, bahkan kepunahan.
Pada Putusan Nomor 124Pid.Sus2016PN.Mdn menjatuhkan Pasal 21 ayat 2 huruf a dan b Jo Pasal 40 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP. Vonis para terdakwa pada kasus ini jelas berbeda dengan
pidana yang diterima oleh terdakwa pada kasus sebelumnya diatas. Majelis hakim memberikan vonis yang lebih tinggi daripada tuntutan jaksa. Sesuai fakta
persidangan penulis setuju terhadap para terdakwa dikenakan pasal tersebut di atas. Terhadap vonis hakim yang memberikan pidana lebih tinggi daripada
tuntutan hakim merupakan suatu tindakan nyata penegak hukum dalam memberikan efek jera bagi para pelaku perdagangan satwa liar yang dilindungi.
72
Fathi Hanif, Upaya Perlindungan Satwa Liar Indonesia Melalui Instrumen Hukum dan Perundang-Undangan, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia. Vol. 02 Issue 02, 2015, hal.43.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan