3.4. Standar Mutu Produk dan Bahan Baku
Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. Multimas Nabati Asahan, yaitu:
FFA CPO : 3,00
Kadar air CPO : 0,18
Kadar kotoran CPO : 0,015
FFA Kernel : 1,00
Kadar air Kernel : 7,00
Kadar kotoran Kernel : 7,00
Broken Kernel : 14,00
Bahan baku yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat. Kelapa sawit milik perkebunan
rakyat termasuk dalam varietas dura dan tenera. Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Berdasarkan ketebalan cangkang dan
daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura memiliki tebal cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang,
daging buah realtif tipis 35-50 terhadap buah, inti besar dan rendemen minyak 16-18 . Sedangkan tenera memiliki tebal cangkang sangat tipis 0,5-4 mm,
daging buah sangat tebal 60-96 , terdapat lingkaran serabut disekeliling cangkang, dan rendemen minyak 22-24 .
Bahan penolong yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah air dan Kalsium Karbonat CaCO3. Penggunaan air yang tinggi
menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi
Universitas Sumatera Utara
airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan air panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan
sebagai pembangkit listrik, proses perebusan, dan proses pelumatan. Fungsi utama air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan
Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath.
3.5. Proses Produksi
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti sawit di PKS PT. Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6 tahapan
produksi, yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan dan pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit.
2.5.1. Penerimaan Buah
Hasil pemanenan tandan buah sawit TBS dari perkebunan rakyat dan supplier diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. kemudian dilakukan
penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang
diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun
sortasi. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan karena buah milik perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan
yang berbeda-beda. Tingkat kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp dengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Lantai
loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 52 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan
tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah: 1. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam lori.
Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS. 2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan,
sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.
Tabel 2.2. Derajat kematangan Tandan Buah Sawit Fraksi
Derajat Kematangan Jumlah Berondolan
00 Sangat Mentah
Tidak ada brondolan lepas Mentah
12,5 dari permukaan luar 1
Kurang Matang 12,5-25 dari permukaan
luar 2
Matang I 25-50 dari permukaan luar
3 Matang II
50-75 dari permukaan luar 4
Lewat Matang 75-100 dari permukaan
luar Sumber: PKS PT. Multimas Nabati Asahan
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Perebusan Sterilizing
Perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer. Sterilizer adalah bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV Back
Pressure Vessel. Kapasitas tiap Sterilizer adalah 6 lori dengan tekanan kerja 3,5 kgcm2 dan temperatur 120 – 1400C. Proses perebusan berlangsung 76 menit.
Sistem perebusan yang digunakan sistem perebusan tiga puncak. Tujuan dari proses perebusan adalah:
1. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA. 2. Menguraikan kadar air dalam buah.
3. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak. 4. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam
protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar.
5. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan digesting.
6. Mempermudah proses pembantingan threshing.
2.5.3. Pembantingan Threshing
Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan bunch. Pembantingan dilakukan dengan menggunakan 3 unit thresher. Jenis thresher
yang digunakan adalah thresher with shaft yang memiliki striper. Cara kerja thresher adalah berputar dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut
Universitas Sumatera Utara
berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting. Dengan proses ini terjadi berulang-ulang maka buah lepas dari tandan.
Pembantingan pertama dilakukan di thresher pertama dan kedua. Buah yang terlepas jatuh ke under thresser conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk
diangkut ke proses pelumatan digesting. Sedangkan tandan terdorong keluar dan jatuh ke empty bunch scrapper untuk diangkut ke crusher. Crusher berfungsi
mencabik janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Tandan yang telah tercabik kemudian masuk ke thresher ketiga untuk dibanting kembali. Tandan
kosong yang terdorong keluar jatuh empty bunch scrapper untuk diangkut ke empty bunch press.
2.5.4. Pelumatan Digesting dan Pengepresan Pressing
Pelumatan digesting bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji nut. Sedangkan pengepresan pressing bertujuan untuk
menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan dengan menggunakan digester. Jenis digester yang digunakan vertical digester.
Digester adalah bejana silinder yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk stirring arms sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan
oleh motor listrik. Cara kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau long arm dan short arm yang berputar. Setelah
dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong expeller arm menuju proses pengepresan. Untuk memudahkan proses pelumatan digester
Universitas Sumatera Utara
dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90-95 0C. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam digesting adalah :
1. Pengisian digester harus penuh atau ¾. 2. Kebocoran minyak dihindari.
3. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak tergenang.
4. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester. Proses pengepresan bertujuan untuk memisahkan minyak dari daging buah.
Pengepresan dilakukan secara kontinu dengan menggunakan twin screw press. Proses pemisahan terjadi akibat putaran dari worm screw yang memiliki
perbedaan ruang antar screw untuk mendesak daging buah hancur ke arah adjusting cone. Dan akibat tekanan dari sisi lain yang diberikan pada cone guide
maka aliran itu akan tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam press cage yang memiliki 32000 lubang
⊘ = 4 mm di seluruh dinding agar minyak dapat keluar dan melalui oil outlet akan dialirkan ke oil gutter. Dan celah
yang terbentuk antara adjusting cone dan press cage adalah 6 mm. Ukuran ini didapat pada saat mesin tidak sedang beroperasi.
2.5.5. Pengolahan Biji Kernel Plant
Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses
sebagai berikut: 1. Penguraian cake
Universitas Sumatera Utara
Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat. Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor. Cara
kerja cake breaker conveyor adalah mengurai cake dengan cara berputar sambil mendorong cake untuk dipisahkan antara biji dan serabut di depericarper. Cake
breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal yang melekat pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga cake
akan menjadi kering dan mudah terurai. 2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran
Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper. depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat. Depericarper terdiri
kolom pemisah separating coloumn dan nut polishing drum. Cake yang telah terurai masuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di separating
coloumn dikarenakan oleh daya hisapan blower. Biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum, sedangkan serat kering terhisap ke dalam
fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel conveyor melalui air lock. Pemisahan biji dari gumpalan serat dan kotoran dilakukan menggunakan nut polishing drum. Biji
akan terpisah karena putaran polishing drum dengan kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang diseluruh dinding. Sehingga selama biji melewati
polishing drum, gumpalan serat dan kotoran akan terpisah dan biji akan jatuh ke nut botom cross conveyor. Pemisahan biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran
seperti batu atau kayu dilakukan dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri dari kolom pemisah separating coloumn dan shell cyclone.
Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis
Universitas Sumatera Utara
dan daya hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat akan jatuh ke cake breaker conveyor dan biji kosong akan masuk ke shell
hopper melalui air lock. 3. Pengeraman biji
Biji dari nut botom cross conveyor diangkut ke top wet nut conveyor dengan menggunakan nut elevator. Proses penyebaran biji-biji yang masuk ke nut silo
dilakukan menggunakan top wet nut conveyor. Lalu dilakukan proese pengeraman biji di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit
mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi kadar air.
Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ± 9. nut silo dilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk mengatur biji yang akan
masuk ke pemecah biji ripple mill. 4. Pemecahan biji
Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari
rotaring rotor dan stationary plate ripple pad. Rotating rotor berfungsi sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating
rotor terdiri dari 30 batang rotor riplle bar yang terbuat dari high carbon steel. Dimana, 15 batang dipasang di bagian dalam dan 15 batang lagi di bagian luar.
Stationary plate ripple pad merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel.
5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran
Universitas Sumatera Utara
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light Tenera Dust Separating LTDS. Inti sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut
dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit, cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis dengan menggunakan
daya hembusan LTDS fan. Di mana pecahan cangkang ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell hopper dan inti sawit akan jatuh ke
vibrating grade melalui air lock. Di vibrating grade dilakukan pemisahan inti sawit dari biji pecah berdasarkan besar partikel dengan menggunakan getaran.
Dimana biji pecah akan tertahan dan jatuh ke nut botom cross conveyor. Sedangkan inti sawit dan cangkang pecah lolos dan jatuh ke claybath melalui
talang. 6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah
Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan claybath. Prinsip kerja Claybath adalah menggunakan kalsium karbonat CaCO3
dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium karbonat memiliki berat jenis 1,13-1,15.
Karena berat jenis inti sawit lebih kecil dibandingkan campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih besar dari campuran kalsium karbonat, maka
inti sawit akan terapung dan masuk ke vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan masuk ke vibrating screen shell. Inti sawit
akan dibawa ke kernel silo melalui wet kernel conveyor lalu wet kernel elevator dan top wet kernel conveyor. menuju kernel silo. Sedangkan cangkang pecah akan
dibawa ke shell hopper menggunakan wet shell conveyor.
Universitas Sumatera Utara
7. Pengeringan Kernel Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah
menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan. Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo berbeda-beda.
Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: 60-700C, 50-600C, dan 40- 500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang kontinu
diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7. Kemudian inti sawit dihembuskan ke kernel bunker dengan menggunakan pneumatic transport untuk
disimpan sebelum dilakukan pengiriman ke PK Plant.
2.5.6. Pemurnian Minyak Clarification
Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak terdiri
dari beberapa proses sebagai berikut: 1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir
Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk
silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. Fungsinya untuk mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar.
Sandtrap tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu: - Ruang pertama : untuk penampungan minyak kasar dari oil gutter.
- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada dibagian paling atas akan
Universitas Sumatera Utara
dialirkan ke vibrating screen, sedangkan sludge dan pasir yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak akan masuk ke ruang ketiga melalui lubang
bawah pemisah. - Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke reclaimed tank
2 lalu dialirkan ke oil tank untuk diendapkan dipanaskan kembali. Sludge memiliki berat jenis lebih kecil dari pasir berada dibagian atas. Sedangkan pasir
berada pada dasar tangki yang akan keluar melalui lubang kecil didasar tangki dan dialirkan ke sludge pit melalui parit.
2. Penyaringan minyak Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen.
Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah saringan
kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda- benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit
elevator untuk diproses kembali. Sedangkan minyak dari vibrating screen ditampung dalam tangki minyak kasar crude oil tank.
3. Pemanasan minyak Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand
cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar crude oil tank. Cara kerja Crude Oil Tank
adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap. Temperatur yang diharapkan 90-950C.
4. Pemisahan minyak dari partikel padat
Universitas Sumatera Utara
Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan decanter. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya sentrifugal
dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk. Aliran fluida akan
diinjeksikan melalui pipa input. Karena bentuk kerucut cyclone akan menginduksikan aliran fluida untuk berputar menciptakan vortex. Partikel dengan
ukuran atau kerapatan yang lebih besar akan didorong ke arah luar vortex. Gaya gravitasi menyebabkan partikel padat jatuh ke sisi kerucut menuju tempat
pengeluaran menuju sludge pit. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah
menuju sludge distribution 1. Input bagi decanter adalah minyak yang ada di sludge distribustion 1 dengan tujuan untuk memisahkan minyak dari slurry. Cara
kerja decanter adalah memisahkan slurry menjadi tiga fasa seperti dua diantaranya cairan tak dapat tercampur dan berbeda massa jenisnya serta fasa
padat. Dua cairan yang tak dapat dicampur akan dialirkan ke sludge drain tank lalu ke reclaimed tank 1 untuk diendapkan kembali. Sedangkan fasa padat
dialirkan ke sludge pit. 5. Pemurnian minyak
Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian minyak
dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,3 – 0,4 , kadar kotoran hingga 0,01 – 0,15 dan temperatur
90-950C.
Universitas Sumatera Utara
6. Pengeringan minyak Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum
dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 dan kadar kotoran hingga 0,013 - 0,015 . Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil
purifier di pompa ke dalam tangki umpan float tank, dalam tangki umpan ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus taper spindle yang
berfungsi sebagai katupkran otomatis menjaga kestabilan hampa didalam tabung pengering secara terus menerus. Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat
enam buah spray nozzle yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle
berbentuk pancaran halus spray dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi
minyak berbentuk kabut kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara. Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke
dasar tabung pengering dan langsung dihisap dengan pompa ke bulk storage tank BST.
Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol ketinggian level
minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka katupnya
sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass. 7. Penampungan minyak sawit kasar CPO
Universitas Sumatera Utara
Penampungan minyak sawit kasar CPO sebelum pengiriman ke Dept. Refinery dilakukan di storage tank ST. CPO harus selalu dipanaskan dengan
cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur 50– 550C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar
FFA. 8. Penampungan sludge
Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Air
kondesat dari condensat pit juga dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Sludge hasil endapan dialirkan ke collect tank dan endapan dialirkan ke colling pond.
9. Pengambilan minyak kembali Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena kadar
minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 didalam sludge. Minyak yang berada dibagian atas akan dipompakan ke sludge distribution 2 lalu dipompakan kembali
ke sludge separator untuk memperoleh minyak dan memperkecil oil losses. Minyak akan dipompakan ke reclaimed tank 1 sedangkan buangan dari hasil
pemisahan akan dialirkan ke colling pond.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Mesin dan Peralatan 3.6.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah semua peralatan yang memerlukan penggerak, yang digunakan dalam proses produksi. Adapun mesin produksi yang ada di PKS PT.
Multimas Nabati Asahan untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut. a. Stasiun Penerimaan
1. Loading Ramp c.w Hydrolic System Fungsi
: Tempat penimbunan sementara dan pemindahan TBS ke lori
Jumlah : 3 unit 24 pintu, 14 pintu, 14 pintu
Ukuran : p = 10200 mm, l = 5300 mm, kemiringan = 270
Kapasitas : 146 ton TBS
Elektromotor : Daya 55 kw b. Stasiun Perebusan
1. Capstan Fungsi : Menarik lori dengan tali sling yang dililitkan di bollard
Jumlah : 4 unit Model : Flender
Ukuran Head : d = 610 mm Line Pull : 20 lbs
Bollard rate : 300.000 lbs Elektromotor : Daya 5,5 hp ; 20 rpm
Universitas Sumatera Utara
2. Transfer Carriage Fungsi : Memindahkan lori dari satu rail track ke rail track lainnya
Jumlah : 2 unit Kapasitas : 2 loriangkut
Elektromotor : Daya 11kw; 23 A; 1450 rpm; 380 v 3. Condesate Pump
Fungsi : Memompakan air kondensat dari sterilizer ke fat fit Jumlah : 2 unit
Model : 3 N6 Flow : 22 m3jam
Elektromotor : Daya11 kw ; 2950 rpm 4. Sterilizer
Fungsi : Merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan naiknya asam lemak bebas, memudahkan lepasnya buah
dari tandannya, melunakkan daging buah dan mengurangi kadar air Tipe : 2100 OXP
Jumlah : 2 unit Ukuran : p = 3300 mm, d = 1200 mm, tebal = 16mm
Tekanan Kerja: 3,0 kgcm2 Tekanan Uji : 6,5 kgcm2
Kapasitas : 6 lorisiklus c. Stasiun Pembantingan
1. Cage Tippler
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Menuangkan TBS masak dari lori ke hopper Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 1 lorisiklus Elektromotor : Daya 3 hp ; 5 A ; 940 rpm ; 380 v
2. Fruit Bunch Scrapper Fungsi : Mengangkut TBS masak dari hopper ke auto feeder
Jumlah : 2 line Kapasitas : 60 ton jam
Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm 3. Thresher
Fungsi : Melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan Jenis : Tresher with shaft
Jumlah : 3 unit Ukuran : p = 4000 mm, d = 2000 mm
Kecepatan : 23-25 rpm Kapasitas : 60 ton TBSjam
Elektromotor : Daya 11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v 4. Under Thresher Conveyor
Fungsi : Mengangkut buah dari thresher ke bottom cross conveyor Type : screw
Jumlah : 3 unit Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc h
Universitas Sumatera Utara
Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm 5. Empty Bunch Conveyor To Crusher
Fungsi : Mengangkut janjangan dari thresher ke crusher. Type : screpper
Jumlah : 1 line Kapasitas : 26 mc h
Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm 6. Bunch Crusher
Fungsi : Mencabik-cabik janjangan Jumlah : 1 unit
Ukuran Roda : 310 mm Dimensi : 2050 mm; 1000 mm; 1380 mm
Kapasitas : 6 tonjam Elektromotor : Daya 30 kw ; 35 rpm
7. Horizontal Empty Bunch Scrapper Fungsi : Mengangkut janjangan dari thresher ke F.B. Hopper.
Type : screpper Jumlah : 1 line
Kapasitas : 26 mc h Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm
8. Bottom Cross Conveyor Fungsi : Mengangkut buah dari under thresher conveyor ke fruit elevator
Type : screw
Universitas Sumatera Utara
Jumlah : 1 line Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc h Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm
d. Stasiun Pengepresan 1. Fruit Bunch Elevator
Fungsi : Mengangkut buah dari bottom cross conveyor ke top cross conveyor
Jumlah : 2 line Kapasitas : 30 ton jam
Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm 2. Top Cross Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan buah dari fruit elevator ke digester Type : screw
Jumlah : 2 line Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc h Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm
3. Digester Fungsi : Untuk melumatkan buah hingga hancur
Model : LD 3500 Jumlah : 5 unit
Ukuran : t = 3200 mm, d = 1200 mm
Universitas Sumatera Utara
Berat : 5500 kg Kecepatan : 10-15 rpm
Volume : 3500 l Tekanan uap : 3,5 kgcm2
Elektromotor : Daya 30 pk Buatan Tahun: Malaysia 2005
4. Twin Screw Press Fungsi : Untuk memisahkan minyak kasar crude oil
Jumlah : 5 unit Ukuran : p = 5150 mm, l = 1560 mm
Kapasitas : 15-18 tonjam Elektromotor : Daya 30 kw; 45 A; 1460 rpm; 380 v
Buatan Tahun: Malaysia 2005 e. Stasiun Pengolahan Biji
1. Cake Breaker Conveyor Fungsi : Untuk mengeringkan dan mengurai cake
Type : screw Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 17000 mm, d = 537 mm Kapasitas : 26 mc h
Elektromotor : Daya 5,5 kw; 29 rpm 2. Depericarper
- Separating Coloumn
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Ruang pemisah antara serat dan biji Jumlah : 1 unit
Ukuran : t = 17000 mm, d = 1270 mm Electro blower: Daya 11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v Buatan Tahun: PT.
Sumatera Raya Sari Indonesia 2000 - Nut Polyshing Drum
Fungsi : Untuk membersihkan serat yang melekat pada biji Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 7480 mm, d = 1270 mm Kecepatan : 32 rpm
Kapasitas : 6 tonjam Elektromotor : Daya 11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v Buatan Tahun: PT.
Sumatera Raya Sari Indonesia 2000 3. Wet Nut Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan biji dari nut polyshing drum ke destoner system Type : screw
Jumlah : 1 unit Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc h Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm
4. Destoner System Fungsi : Untuk memisahkan biji dari batu, dan biji kosong
Jumlah : 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Ukuran : t = 17000 mm, d = 700 mm Electro blower: Daya 11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v
5. Nut Grading Drum Fungsi : Untuk memisahkan biji menurut besar diameternya
Jumlah : 1 unit Ukuran : p = 1570 mm, d = 700 mm
Kecepatan : 1420 rpm Kapasitas : 16 tonjam
Elektromotor : Daya 4 kw; 9,4 A; 940 rpm; 380 v Buatan Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia 2000
6. Ripple Mill Fungsi : Untuk memecahkan biji
Jumlah : 2 unit Kecepatan : 1440 rpm
Kapasitas : 3 tonjam Elektromotor : Daya 15 hp; 22,6 A; 2935 rpm; 380 v
Merk : Teco Elec dan Mech 7. Craked Mixture Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan craked mixture dari ripple mill ke craked mixture elevator
Type : screw Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Universitas Sumatera Utara
Kapasitas : 26 mc h Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm
8. Craked Mixture Elevator Fungsi : Mengangkut biji dari craked mixture Conveyor ke LTDS 1
Jumlah : 1 line Kapasitas : 6 ton jam
Elektromotor : Daya 5,5 kw; 29 rpm 9. Light Tenera Dust Separating LTDS
Fungsi : Memisahkan inti sawit utuh dari pecahan cangkang Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 14700 mm, d = 700 mm Kapasitas : 14300 m3jam
Electro fan : Daya 11 kw; 23A; 1450 rpm; 380 v 10.Claybath
Fungsi : Memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang Jumlah : 2 unit
Buatan Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia 2000 - Pump
Elektromotor: Daya 10 kw; 15,33 A; 1440 rpm; 380 v - Screening
Ukuran : p = 1070 mm, d = 700 mm
Universitas Sumatera Utara
11.Wet Kernel Conveyor Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari hydrocyclone ke wet kernel
elevator Type : screw
Jumlah : 1 line Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc h Elektromotor: Daya 5,5 kw ; 29 rpm
12.Wet Kernel Elevator Fungsi : Mengangkut inti sawit dari wet kernel conveyor ke kernel
distribution conveyor Jumlah : 1 line
Kapasitas : 6 ton jam Elektromotor: Daya 5,5 kw ; 29 rpm
13. Top Wet Kernel Conveyor Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari ke kernel silo
Type : screw Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm Kapasitas : 26 mc h
Elektromotor: Daya 5,5 kw ; 29 rpm 14. Dry Wet Kernel Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari dry kernel ke kernel transport fan
Universitas Sumatera Utara
Type : screw Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm Kapasitas : 26 mc h
Elektromotor: Daya 5,5 kw ; 29 rpm 15. Kernel Transport Fan
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari kernel silo ke kernel bunker Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 26 mc h Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm
16.Fibre Shell Conveyor Fungsi : Mendistribusikan fibre, shell dari hopper ke boiler.
Type : screw Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 537 mm Kapasitas : 26 mc h
Elektromotor : Daya 5,5 kw ; 29 rpm f. Stasiun Pemurnian Minyak
1. Vibrating Screen Fungsi : Menyaring serat dan kotoran dari minyak kasar
Model : VS70 Jumlah : 2 unit
Ukuran : d = 1800 mm
Universitas Sumatera Utara
Penggerak : 1500 rpm2 seperasi Elektromotor : Daya 5,5 pk; 3 fasa; 50 Hz; 380 v
Buatan Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia 2000 2. Sentrifusi Minyak Oil Purifier
Fungsi : Memurnikan minyak yang berasal dari oil tank Jumlah : 2 unit
Ukuran : t = 700 mm, d = 400 mm Kecepatan : 1450 rpm
Kapasitas : 6 ton jam Buatan Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia 2000
3. Purifier Feed Pump Fungsi : Memompakan minyak dari oil purifier ke vacum drier
Jumlah : 2 unit Model : 3 N6
Flow : 22 m3jam Elektromotor : Daya11 kw ; 2950 rpm
4. Pengeringan Minyak Vacum Drier Fungsi : Mengurangi kadar air dalam minyak
Jumlah : 1 unit Kapasitas : 9 ton jam
Elektromotor : Daya 15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v 5. Dried Oil Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari vacum drier ke storage tank.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah : 1 unit Model : SK
Speed : 2825 rpm Flow : 27 m3jam
Elektromotor : Daya1,1 kw 6. Sand Cyclone
Fungsi : Memisahkan partikel padat Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 30 ton jam Elektromotor : Daya 15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v
7. Precleaner Pump Fungsi : Memompakan minyak dari COT ke sand cyclone
Jumlah : 2 unit Model : SK
Speed : 2825 rpm Flow : 27 m3jam
Elektromotor : Daya11 KW 8. Decanter
Fungsi : Memisahkan fasa cair dan padat Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 20-30 ton TBS jam Kecepatan bowl
Max. : 3500 rpm
Universitas Sumatera Utara
Elektromotor : Daya 60 kw Berat kotor : 6400 kg
Buatan Tahun: Malaysia 2007 9. Sludge Centrifuge Separator
Fungsi : Memisahkan minyak dari sludge Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 10 ton jam Elektromotor : Daya 15 kw; 22,5 A; 1400 rpm; 380 v
Buatan Tahun: Malaysia 2007 10.Reclaimed Oil Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari collect tank ke centrifugal separator Jumlah : 2 unit
Model : SK Speed : 2825 rpm
Flow : 27 m3jam Elektromotor : Daya11 kw
2.6.2. Peralatan Equipment
Peralatan produksi adalah semua peralatan yang tidak memerlukan penggerak yang digunakan dalam proses produksi. Adapun penjelasan mengenai
peralatan produksi yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap stasiun adalah sebagai berikut.
a. Stasiun Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
1. Jembatan Timbang Fungsi : Menimbang berat TBS yang diangkut dengan truk.
Kapasitas : 50 ton 2. Lori
Fungsi : Pengangkut TBS dari Loading Ramp ke sterilizer dan cage tippler Kapasitas : 10,5 ton TBS
3. Rail Track Fungsi : Landasan jalur lori dan canti lever
b. Stasiun Perebusan 1. Trolleycanti lever
Fungsi : Landasan jalur lori yang menghubungkan mesin sterilizer dengan rail track
2. Back Pressure Vessel BPV Fungsi : Menampung steam yang akan didistribusikan ke seluruh proses
c. Stasiun Pengepresan 1. Oil Gutter
Fungsi : Talang minyak yang akan di proses di sand trap tank 2. Sand Trap Tank
Fungsi : Memisahakan minyak dengan pasir e. Stasiun Pengolahan Biji
1. Nut Silo Fungsi : Tempat pengeraman biji yang akan di pecah
2. Kernel Silo
Universitas Sumatera Utara
Fungsi : Memanaskan kernel untuk mengurangi kadar airnya 3. Kernel Bunker
Fungsi : Tempat penyimpanan sementara kernel yang akan dikirim 4. Shell Hopper
Fungsi : Tempat penyimpanan cangkang 5. Fibre Hopper
Fungsi : Tempat penyimpanan serabut f. Stasiun Pemurnian Minyak
1. Crude Oil Tank Fungsi : Menampung minyak yang akan dialirkan ke CS tank
2. Sludge Distribution 1 dan 2 Fungsi : Memanaskan, mengencerkan dan mengendapkan sludge
3. Oil Tank Fungsi : Menampung minyak dari reclaimed tank 1 dan 2
4. Sludge Drain Tank Fungsi : Menampung sludge yang akan diolah kembali di purifier
5. Hot Water Tank Fungsi : Menampung air panas dari dearator tank
Universitas Sumatera Utara
2.7. Utilitas
Utilitas adalah merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat
berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PKS PT. Multimas Nabati Asahan antara lain sebagai berikut:
1. Unit Pemeliharaan Agar tercapai keadaan produksi yang maksimal sesuai dengan yang direncanakan
maka perlu dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan atau
pergantian yang diperlukan. PKS PT. Multimas Nabati Asahan menetapkan program pemeliharaan seperti
General Maintenance dan Preventif Maintenance secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan agar pabrik dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencakup pemeliharaan mesin dan peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharaan unit pengolahan limbah, serta
penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik. 2. Laboratorium
Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar rendemen
CPO dan inti sawit sebagai informasi untuk mengevaluasi kinerja pemasok. Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS PT. Multimas Nabati Asahan
antara lain meliputi : a. Analisa terhadap kualitas produk
Universitas Sumatera Utara
Analisa ini meliputi pemeriksaan terhadap persentasi FFA, air, kotoran, Dobi, Qarotene yang terkandung dalam CPO dan pemeriksaan terhadap persentasi air,
kotoran, inti pecah, FFA, dan kandungan minyak dalam inti sawit. b. Analisa terhadap oil losses dan kernel losses
Analisa ini meliputi pemeriksaan persentasi minyak yang masih terkandung dalam air kondensat sterilizer, tandan kosong, ampas proses pengepresan, biji, sludge
centrifuge. Dan pemeriksaan persentasi kernel yang ada di cyclone fibre, shell hopper.
c. Analisa terhadap Ekstraksi Analisa ini meliputi perhitungan terhadap persentasi dari rata-rata ekstraksi
minyak, rata-rata ekstraksi minyak, efisiensi ektraksi minyak, efisiensi ekstraksi kernel.
3. Unit Penanganan Limbah Sistem penanganan limbah cair waste yang dihasilkan dari proses produksi PKS
PT. Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada Gambar 2.3.
2.8. Safety and Fire Protection