Alternatif 2 Memilih Alternatif Solusi 1. Kondisi Sekarang

F Waste Waste adalah rata-rata jumlah tandan kosong dan limbah cair yang diperoleh dari pengolahan kelapa sawit. Pada alternatif 1, limbah tandan kosong sawit dioalah sebagai bahan baku pembangkit dan limbah cair masih perlakuan land application maka jumlah limbah cair adalah 244,60 MT

5.2.3.2.3. Alternatif 2

Untuk alternatif 2 adalah pengolahan limbah padat sawit menjadi pupuk kompos. 1. Biaya investasi awal Rincian investasi awal dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Rincian Biaya Investasi Rincian Biaya Satuan Kuantitas Harga Satuan Biaya Rp. Pengadaan lahan m 2 60.000 2.000 120.000.000 Mesin pencacah Unit 1 700.000.000 700.000.000 Wheel loader Unit 1 500.000.000 500.000.000 Mesin pembalik kompos Unit 1 1.000.000.000 1.000.000.000 Penggalian pipa m 3 110 30.000 3.300.000 Pipa PVC 1- M 1.820 61.380 111.711.600 Pompa Unit 1 50.000.000 50.000.000 Rubber House 2,5 M 400 52.575 21.030.000 Keran Unit 25 35.000 875.000 Instalasi listrik Unit 15 1.750.000 26.250.000 Jumlah 2.533.166.600 Universitas Sumatera Utara 2. Biaya Operasional Biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Rincian Biaya Operasional Rincian Biaya Rp. Biaya tenaga kerja 7 orangtahun x Rp.2.075.000,00orang x 12 bulan 14.525.000 Biaya perawatan 10 x Rp.2.413.166.600 24.131.666 Listrik 124KWHhari x 26 haribulan x 12 bulan x Rp.996,4KWh 38.548.723 Jumlah 77.205.389 3. Proyeksi Pemasukan Pemasukan dari proyek pengomposan limbah kelapa sawit adalah: a. Penghematan biaya perawatan limbah cair Rp.500.000.000 per tahun. Dengan diadakannya pengolahan kompos ini maka biaya perawatan dapat dihemat. b. Subsitusi Pupuk Kandungan unsur hara pupuk dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Kandungan Hara Serta Harga Pupuk Pupuk Unsur Hara Persen Unsur Hargakg Urea Nitrogen 46 Rp. 1.800 Super Phospat SP- 36 Fosfor 36 Rp. 2.000 Muriate Potash Kalium 60 Rp. 6.900 Kiesrite Magnesium 20 Rp. 1.300 Universitas Sumatera Utara Kandungan unsur hara pupuk kompos yang dihasilkan dari pengomposan tandan kosong menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS adalah dapat dilihat pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Kandungan Hara Pupuk Kompos Unsur Hara Persen Unsur Nitrogen 2,34 Fosfor 0,31 Kalium 3,5 Magnesium 0,96 Dari Tabel diatas dapat dihitung kesetaraan pupuk kompos dengan pupuk buatan dengan melakukan perhitungan sebagai berikut: Nitrogen dalam Urea = x persen unsur hara pupuk Kompos = x 2,34 = 50,86 51 Kg pupuk buatan Harga total = jumlah pupuk buatan x harga pupuk buatanKg = 51 Kg x Rp. 1.800 = Rp.91.800 Langkah perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.19 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.19. Kesetaraan Satu Ton Pupuk Kompos dengan Pupuk Buatan Pupuk Buatan Unsur Hara Jumlah Kg pupuk Harga Total Urea Nitrogen 51 Rp.91.800 Super Phospat SP-36 Fosfor 9 Rp.18.000 Muriate Potash Kalium 58,3 Rp.402.500 Kiesrite Magnesium 48 Rp.62.400 Jumlah Rp.574.700 Dari Tabel diatas dapat dihitung dana substitusi untuk jumlah kompos yang dihasilkan sebanyak 33.754 ton adalah Dana substitusi = jumlah kompos x Rp. 574.700 = 33.754 ton x Rp. 574.700 = Rp.19.398.423.800 4. Perhitungan Green Productivity Ratio Untuk Alternatif 2 Perhitungan Green Productivity Ratio untuk material, tenaga kerja, energi, dan maintanance dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu jumlah setiap faktor pada alternatif 2, yaitu: a Output Apabila alternatif 2 diterapkan, diprediksikan akan mempengaruhi jumlah output perusahaan. Output = rata-rata output total Agustus 2014-Juli 2015 + pendapatan pengomposan = Rp. 42.930.671.580 + Rp.1.616.535.317 = Rp. 44.547.206.897 Universitas Sumatera Utara b Input material Jika alternatif 2 diterapkan, diprediksikan input material tidak akan mempengaruhi jumlahnya. Input material = Rp. 406.059.590 c Input Tenaga Kerja Jika alternatif 2 diterapkan, diprediksikan akan mempengaruhi total input tenaga kerja. Input tenaga kerja = Nilai rata-rata biaya tenaga kerja Agustus 2014-Juli 2015 + 7 orang Rp. 2.075.000 = Rp. 697.556.700+ 56.025.000 = Rp. 699.009.200 d Input Energi Jika alternatif 2 diterapkan, diprediksikan akan mempengaruhi jumlah total input energi. Input energi = nilai rata-rata biaya energi Agustus 2014-Juli 2015 + biaya Pemakaian lisrik per bulan = Rp. 99.147.217 + Rp. 3.212.393 = Rp. 102.359.610 e Input Maintanance Jika alternatif 2 diterapkan, diprediksikan akan mempengaruhi jumlah total input maintenance. Universitas Sumatera Utara Input maintenance = nilai rata-rata biaya maintenance Agustus 2014-Juli 2015 + Biaya perawatan pada alternatif 2 - penanganan limbah cair = Rp.308.033.786 + Rp. 2.010.972 - Rp.41.666.666 = Rp.268.378.092 f Waste Waste adalah rata-rata jumlah tandan kosong dan limbah cair yang diperoleh dari pengolahan kelapa sawit. Pada alternatif 2, limbah tandan kosong sawit dan limbah cair digunakan selurugnya, maka jumlah limbah adalah 0 nol Perhitungan biaya untuk masing-masing alternatif, kondisi sekarang, alternatif 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 5.20. Tabel 5.20. Perhitungan Biaya Untuk Masing-masing Alternatif Faktor Kondisi Sekarang Alternatif 1 Alternatif 2 Output Rp Rp Rp Penjualan Minyak dan Inti Sawit 42.930.671.580 43.614.608.873 44.547.206.897 Input Rp Rp Rp Input Material 6.161.127.435 6.161.127.435 6.161.127.435 Input Tenaga Kerja 597.556.700 753.581.700 699.009.200 Input Energi 99.147.217 139.897.217 102.359.610 Input perawatan dan instalasi 308.033.786 705.533.785 268.378.092 Waste MT MT MT Waste tandan kosong + limbah cair 5.870.2998 244,60 0,00 Universitas Sumatera Utara Untuk perhitungan Green Productivity Ratio GPR caranya sama dengan perhitungan kondisi sekarang. Untuk menghitung Green Productivity Index GPI digunakan dengan menggunakan rumus berikut: GPI alternatif = x GPI dasar Dalam perhitungan GPI untuk material, tenaga kerja, energi dan maintenance, nilai diatas 1 menunjukkan perbaikan, sedangkan untuk waste nilai diatas 1 menunjukkan adanya peningkatan dampak lingkungan yang terjadi. Melalui perhitungan GPI untuk tenaga kerja tidak terjadi peningkatan indeks dibanding dengan sebelumnya. Hasil perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity index GPI untuk masing masing alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.21. Tabel 5.21. Hasil Perhitungan GPR dan GPI Masing-masing Alternatif Green Productivity Indicators KS GPR KS GPI Alt.1 GPR Alt.1 GPI Alt.2 GPR Alt.2 GPI Input Material 6,97 1,00 107,409 1,01 109,623 1,03 Input Tenaga Kerja 61,544 1,00 57,876 0,94 63,681 1,03 Input Energi 432,999 1,00 311,761 0,72 434,876 1,00 Input maintanance 139,370 1,00 61,817 0,44 165,862 1,19 Waste tandan kosong + limbah cair 0,15 1,00 0,006 0,04 0,00 0,00 Dari hasil perhitungan alternatif yang terpilih adalah alternatif 2, terlihat dari nilai GPI material, tenaga kerja, energi dan maintenance mendapat nilai yang lebih tinggi dari alternatif 1. Selain pertimbangan produktivitas yang dihasilkan, analisis finansial juga dilakukan dengan menggunakan Analisis benefit-cost ratio. Analisis benefit-cost Universitas Sumatera Utara ratio merupakan alat yang dipakai untuk membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat. Analisa benefit cost ratio diestimasikan hingga periode 5 tahun mendatang dan tingkat suku bunga 8. Hasil perhitungan indeks benefit-cost ratio setiap alternatif yang diusulkan adalah sebagai berikut; a. Alternatif 1 Pada alternatif 1 yang diusulkan yaitu pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Sawit PLTBS benefit dan costnya adalah: Benefit = Pemasukan PA..n = Penerimaan dan pengutipan minyak + Pendapatan dari penjualan daya listrik x PA.8.5 = Rp.7.702.463.000 + Rp.8.207.247.520 x 3,993 = Rp.63.527.474.106 Cost = Investasi awal + Biaya operasional PA,i,n = Rp.42.820.000.000 + Rp.5.421.300.0003,993 = Rp.64.467.250.900 Indeks BCR Alternatif 1 = = = 0,985 b. Alternatif 2 Pada alternatif 2 yang diusulkan yaitu pengolahan pupuk kompos, diperoleh jumlah benefit dan cost yaitu: Universitas Sumatera Utara Benefit = PemasukanPA,i,n = Biaya pengehematan perawatan dan operasional limbah cair + Substitusi pupuk x PA,7,5,5 = Rp.500.000.000 + Rp. 19.398.423.800 x 3.993 = Rp.79.454.406.233 Cost = Investasi awal + Biaya operasional PA,i,n = Rp.2.533.166.600 + Rp. 77.205.389 3,993 = Rp.2.533.166.600 + Rp.308.281.118 = Rp.2.841.447.718 Indeks BCR Alternatif 2 = = = 27,96 Berdasarkan hasil perhitungan indeks BCR, terlihat bahwa alternatif 1 memiliki indeks BCR sebesar 0,985 dan alternatif 2 memiliki indeks BCR sebesar 27,96. Oleh karena itu, alternatif 2 dipilih menjadi alternatif solusi yaitu pengolahan pupuk kompos.

5.2.4. Estimasi Alternatif Solusi

Estimasi alternatif solusi dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas pada masing-masing alternatif. Rumus perhitungan estimasi produktivitas adalah: Universitas Sumatera Utara