g. Unit Pendingin Cooling Tower
Sistem air pendingin terdiri dari cooling tower, pompa cooling tower, instrumentasi dan peralatan chemical dosing. Peran utama peralatan
menara pendingin adalah membuang panas air yang digunakan untuk mendinginkan uap air yang keluar dari turbin ke udara bebas. Pola
pembuangan panas terjadi melalui proses penguapan alami yang berlangsung ketika terjadi kontak langsung antara air dan udara pada
menara pendingin. Penguapan akan menjadi sangat efisien jika luas permukaan air berpeluang pada kondisi yang sangat maksimum
dikembangkan dibuka melalui arus udara yang besar dengan periode waktu yang lama. Pada umumnya sistem distribusi menara pendingin air -
udara dirancang dengan berfokus pada pemakaian yang tepat dan efisien. Kinerja menara pendingin akan terkait dengan jumlah udara yang mengalir
melalui menara dan terjadinya kontak langsung dengan air.
5.2.3.1.2. Alternatif 2
Pada alternatif 2 dilakukan pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi pupuk kompos. Untuk pembuatan pupuk kompos tersebut perlu
mempertimbangkan aspek-aspek antara lain: 1.
Aspek Pasar Sumatera Utara memiliki perkebunan yang sangat luas, sehingga
membutuhkan pupuk untuk menjaga tanaman tumbuh dengan baik dan tidak
Universitas Sumatera Utara
merusak unsur tanah. Produksi kompos di perusahaan dipergunakan untuk perkebunan masyarakat yang memiliki sistem kontrak.
2. Aspek Teknik
Aspek teknik dari pembuatan kompos adalah sebagai berikut: a.
Lokasi Lokasi pengolahan kompos dilakukan didekat lingkungan pabrik yang
bertujuan untuk memudahkan pengaliran limbah kelapa sawit. Lahan yang diperlukan untuk pengolahan kompos diasumsikan seluas 60.000
m
2
. b.
Proses Pengolahan Limbah Kelapa Sawit Proses pengolahan limbah kelapa sawit menjadi pupuk kompos adalah
sebagai berikut: i.
Pencacahan Tandan Kosong Salah satu faktor yang mempengaruhi proses fermentasi adalah
ukuran bahan, makin luas permukaan bahan akan semakin cepat proses fermentasi. Pencacahan dilakukan menggunakan mesin
pencacah. Pada mesin pencacah ini, tandan kosong dicacah sampai ukuran diameter ± 5 cm.
ii. Fermentasi
Tahap selanjutnya adalah fermentasi. Lama fermentasi ini adalah 8 minggu. Selama proses fermentasi berlangsung dilakukan
pembalikan bahan satu kali seminggu dan disiram dengan limbah cair PKS sampai kadar air lebih dari 60.
Universitas Sumatera Utara
iii. Pengeringan
Kompos hasil fermentasi tandan kosong yang masih basah dijemur di panas matahari sampai kadar air 50. Pada saat pengeringan ini
dilakukan pembalikan tumpukan kompos tiga sampai lima kali seminggu untuk mempercepat pengeringan. Jumlah kompos yang
dihasilkan setelah dikeringkan 50 dari tandan kosong. c.
Sarana dan Peralatan Sarana dan peralatan yang dibutuhkan untuk proses pengolahan kompos
antara lain: i.
Pelataran Kompos Tandan kosong yang sudah dirajang akan dikomposkan di
pelataran ini, dengan membentuk barisan dengan panjang 100 meter. menjadi pupuk kompos didirikan seluas 60.000 m
2
dengan panjang 600 meter dan lebar 100 meter.
ii. Mesin Pencacah
Mesin ini digunakan untuk mencacah tandan kosong. Kapasitas mesin 14 ton TKS per jam. Penggerak mesin ini adalah
elektromotor dengan daya 60 kW. iii.
Mesin Pembalik Mesin ini digunakan untuk membalikkan kompos pada saat
fermentasi dan pengeringan.
Universitas Sumatera Utara
iv. Pipa
Pipa digunakan untuk mensuplay limbah cair dari kolam penampungan limbah ke tempat yang strategis di areal
pengomposan, pipa yang digunakan diameter 5 inchi dengan panjang pipa yang dibutuhkan 750 meter.
v. Pompa
Pompa digunakan untuk memompa limbah cair dari kolam penampungan limbah ke tumpukan kompos.
vi. Rubber House
Digunakan untuk menyiram air limbah dari keran ke tumpukan bahan kompos. Kebutuhan selang adalah 4 x 100 meter.
vii. Instalasi Listrik untuk Penerangan Lampu Jalan
Digunakan untuk menerangi areal pengomposan pada waktu malam. Jarak antar lampu jalan sekitar 50 meter di sisi lahan
pengomposan sehingga kebutuhan lampu jalan sebanyak 15 titik dengan tiap titiknya mempunyai daya 400 W.
5.2.3.2. Memilih Alternatif Solusi 5.2.3.2.1. Kondisi Sekarang