BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Produktivitas
2
2
Sukaria Sinulingga, Manajemen dan Rekayasa Produktivitas Medan: USU Press, 2010
Istilah produktivitas pertama kali dikemukakan oleh Quesnay dalam sebuah artikel yang dituliskan pada tahun 1766. Beliau mengartikan istilah
tersebut sebagai situasi dalam keadaan produksi. Lebih satu abad kemudian persisnya tahun 1883, Litre mendefenisikan produktivitas sebagai kemampuan
membuat produk secara cakap atau keinginan untuk menghasilkan sesuatu faculty to produce. Pada abad kedua puluh, istilah produktivitas kemudian diberikan
artian sebagai hubungan antara output dan input. Pengertian tersebut selanjutnya digunakan dalam kaitan menghasilkan output yang lebih tinggi. Pada tahun 1950,
The Organization for European Coorporation OEEC memberikan defenisi produktivitas secara lebih formal yaitu :
……Productivity is the quotient obtained by deviding output by one of the factors of production. In this way it is possible to speak of the productivity of capital,
investmenet or raw materials according to whether output is being consideratein relation to capital, investmenet or raw materials etc……
Dalam pengertian bebas, defenisi OEEC mengatakan bahwa produktivitas adalah rasio antara output yang dihasilkan dan salah satu faktor produksi adalah
kapital, investasi atau bahan baku. Dengan demikian dikenal istilah produktivitas kapital, produktivitas investasi dan produktivitas bahan baku.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Tipe-Tipe Pengukuran Produktivitas
Untuk memudahkan penelusuran sumber permasalahan jika produktivitas menunjukkan kecendrungan menurun atau keunggulan produktivitas jika
produktivitas cenderung meningkat, ukuran produktivitas dipandang dikelompokkan atas tiga tipe yaitu produktivitas total total produvtivity,
produktivitas parsial partial productivity, produktivitas faktor total total factor produvtivity dan produktivitas total total produvtivity.
3.2.1. Produktivitas Total
Produktivitas total adalah rasio total output terhadap total atau keseluruhan faktor input yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dari pengertian
diatas, produktivitas total mengukur pengaruh bersama joint impact dari seluruh sumberdaya produksi dalam menghasilkan output seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Input Output
- Tenaga Kerja
- Bahan
- Kapital
- Energi
- Lain-lain
Waste
Gambar 3.1. Input-Output dan Produktivitas
Seperti telah dijelaskan dimuka, ouput ialah seluruh hasil terukur yang memberikan manfaat kepada perusahaan. Output yang terukur antara lain jumlah
produk yang dihasilkan, work-in progress, penerimaan revenue atas jasa yang diberikan kepada pihak lain. Input yang terukur adalah jumlah operator man-
hours, jam mesin machine-hours, bahan baku serta luas lantai bangunan, jumlah energi dan lain-lain yang dimanfaatkan.
3.2.2. Produktivitas Parsial
Produktivitas parsial adalah rasio output terhadap salah satu faktor input yang digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas ini mengukur
hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input tertentu yang digunakan. Jika rasio tersebut menunjukkan kecendrungan yang meningkat dari
periode ke periode berikutnya secara berkelanjutan maka dapat dikatakan Proses Transformasi
Proses Transformasi
Universitas Sumatera Utara
pengelolaan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan dengan baik. Karena faktor input bermacam-macam maka didefenisikan satu per satu
sebagai berikut :
3.2.3. Produktivitas Total Faktor
Produktivitas total faktor mengukur banyaknya output yang dihasilkan oleh satuan tenaga kerja bersama kapital. Karena tenaga kerja dan kapital pada
dasarnya adalah faktor konversi utama dalam operasi produksi, maka produktivitas total faktor pada dasarnya merupakan ukuran konversi produksi.
Produktivitas total dinyatakan sebagai rasio net output terhadap penjumlahan tenaga kerja dan kapital. Net output dihitung sebagai total output yang dikurangi
dengan jumlah bahan dan jasa antara intermediate goods and services yang dibeli dari luar.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Pengertian Green Produktivitas
3
Green Productivity merupakan aplikasi dari teknik, teknologi dan sistem manajemen yang tepat untuk menghasilkan produk atau jasa yang ramah
lingkungan. Green Productivity mendamaikan dua kebutuhan yang selalu dalam konflik, yaitu kebutuhan bisnis untuk menghasilkan keuntungan serta kebutuhan
setiap orang untuk melindungi lingkungan. Green Productivity bukan hanya suatu strategi lingkungan, tetapi strategi bisnis total. Faktanya, bahwa ketika Green
Green Productivity adalah suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas bisnis dan kinerja lingkungan pada saat yang bersamaan dalam
pengembangan sosial ekonomi secara keseluruhan. Metode ini mengaplikasikan teknik, teknologi dan sistem manajemen untuk menghasilkan barang dan jasa
yang sesuai dengan lingkungan atau ramah lingkungan. Green Productivity adalah
strategi yang luas untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja lingkungan. Penggunaan secara efektif dapat menyebabkan perubahan positif dalam
pembangunan sosial-ekonomi. Atribut
Green Productivity terbesar adalah potensi untuk
mengintegrasikan perlindungan lingkungan ke dalam operasi bisnis sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas. Hal ini dapat mengakibatkan profitabilitas
meningkat, atau arus kas hanya lebih baik.
3
Asian Productivity Organiztion. Handbook on Green Productivity. canada
Universitas Sumatera Utara
Productivity diimplementasikan, perusahaan akan mengalami perbaikan produktivitas melalui penurunan pengeluaran pada perlindungan lingkungan,
seperti pengurangan sumber daya, minimasi waste, pengurangan polusi dan produksi yang lebih baik. Dari sini, perusahaan dapat mencapai produktivitas
yang lebih tinggi dan melindungi lingkungan yang akan mengarah pada terjadinya sustainable development. Ini meliputi penggunaan produk dan jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup. Keseluruhan siklus hidup dari produk ini harus berdasarkan pada minimasi dari
penggunaan sumber-sumber daya alam dan zat-zat beracun yang dapat mengakibatkan emisi.
Konsep Green Productivity dikembangkan oleh Asian Productivity Organization APO pada 1994 untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat
terhadap permasalahan lingkungan. Tujuan utama APO adalah untuk menunjukkan bahwa perlindungan terhadap lingkungan dan peningkatan
produktivitas dapat diharmonisasikan, baik bagi perusahaan kecil maupun menengah, karena proses produksi seringkali mengakibatkan pembuangan
material dan energi yang akan membebani lingkungan. Konsep Green Productivity diambil dari penggabungan dua hal penting
dalam strategi pembangunan, yaitu: 1. Perlindungan Lingkungan
2. Peningkatan Produktivitas Tiga langkah penting dalam konsep Green Productivity antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Getting Started
Permulaan dari proses Green Productivity adalah walk through survey dan mengumpulkan informasi. Walk through survey dilakukan untuk mengidentifikasi
urutan-urutan proses produksi. Pada tahap ini harus sudah menentukan block diagram process dan material balance sehingga diketahui operasi-operasi yang
menghasilkan limbah termasuk estimasi atau perkiraan mengenai jumlah limbah yang dihasilkan. Perhitungan produktivitas awal dilakukan sebagai dasar
pertimbangan dalam pengestimasian alternatif solusi yang akan diperoleh untuk mengetahui apakah produktivitas mengalami peningkatan atau sebaliknya.
2. Planning
Pada tahap planning ini dibagi lagi menjadi dua langkah yaitu: a. Mengidentifikasi masalah dan penyebabnya
Informasi-informasi yang telah diperoleh dari walk through survey akan digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dan penyebabnya. Tool yang
akan digunakan untuk menggambarkan permasalahan tersebut adalah diagram sebab akibat cause effect diagram.
b. Menentukan tujuan dan target Setelah mengetahui permasalahan dan penyebabnya, maka perlu menentukan
tujuan dan target sebagai penunjuk untuk memilih alternatif yang dapat mengeliminasi permasalahan.
3. Generation and Evaluation of GP Options Langkah ini mencakup pengembangan alternatif solusi untuk mempertemukan
tujuan serta target yang telah dirumuskan di langkah sebelumnya. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mencakup sudut pandang terhadap pencegahan polusi dan prosedur kontrol yang telah direncanakan. Opsi-opsi dimunculkan dan diprioritaskan berdasarkan Green
Productivity Indicator dan Benefit-Cost Ratio. Semua itu kemudian disintesis ke dalam rencana implementasi.
Green Productivity mempunyai empat tujuan umum dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dan ekonomi produksi ketika
diimplementasikan pada lantai produksi, yaitu: 1. Pengurangan Limbah Waste Reduction
2. Manajemen Material Material Management 3. Pencegahan Polusi Pollution Prevention
4. Peningkatan Nilai Produk Product Enchancement Faktor dalam penerapan Green Productivity dan menjadi pembeda dengan
pendekatan-pendekatan yang dilakukan sebelumnya, yang sering disebut triple focus, yaitu:
1. Lingkungan 2. Ekonomi
3. Sosial Indikator Green Productivity menurut IK Kim adalah suatu strategi, dimana
diperlukan suatu indikator yang dapat mengukur kinerja strategi secara kuantitatif. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Green Productivity Index
GPI dan Green Productivity Ratio GPR sebagai indikator.
GP
index =
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan Green Productivity Ratio untuk tenaga kerja, energi, material, dan maintenance dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini.
GPR
material =
GPR
tenaga kerja =
GPR
energi =
GPR
maintanance =
Rasio untuk waste dihitung sebagai bertikut: GPR
waste =
3.4. Material Balance