Faktor-faktor Penghambat Perkembangan Sekolah-sekolah Muhammadiyah Tahun 1945 -1970

commit to user 148 125

3. Faktor-faktor Penghambat Perkembangan Sekolah-sekolah Muhammadiyah Tahun 1945 -1970

Perkembangan sekolah-sekolah Muhammadiyah tahun 1940 sampai 1970 mempunyai pengaruh yang cukup penting bagi masyarakat. Majlis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah mengembangkan peranannya guna mengikuti perkembangan zaman serta memenuhi tuntutan masyarakat pendukungnya tetapi terdapat hambatan dalam mencapai tujuan tersebut. Hambatan yang dialami dijadikan sebagai tantangan untuk memajukan sekolah Muhammadiyah. 28 a. Faktor-faktor dan tantangan penghambat perkembangan sekolah Muhammadiyah antara lain adalah: Faktor pertama adalah banyaknya sekolah Muhammadiyah menjadi pilihan bagi orang tua yang merupakan anggota dari organisasi Muhammadiyah. Alasan lainnya, jika anaknya bersekolah di sekolah Muhammadiyah maka anaknya akan memperoleh ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang sebanding. Anak-anak itu diharapkan menjadi manusia yang beriman, berakhlak, berilmu pengetahuan umum tetapi bisa juga berguna bagi orangtua dan bangsa dan negara. Alasan lain masuk ke sekolah Muhammadiyah adalah karena nilai kelulusan tidak termasuk kriteria masuk sekolah negeri yaitu mereka masuk sekolah Muhammadiyah setelah tidak diterima di sekolah negeri, hal ini karena sekolah negeri tidak dapat menampung calon murid melebihi ruang kelas. Ada anggapan yang diterima di sekolah-sekolah Muhammadiyah adalah anak-anak yang nilainya rendah, sehingga masyarakat 28 Wawancara dengan Hartoyo, tanggal 10 Juni 2010. commit to user 149 125 beranggapan sekolah Muhammadiyah mutu pendidikannya jelek. Sekolah yang awalnya dianggap sebagai sekolah rendahan, namun justru banyak murid-murid yang berasal tidak hanya dari daerah Surakarta saja tetapi ada juga yang berasal dari luar Jawa seperti Gorontalo, Makasar dll. Murid-murid hasil pendidikan Muhammadiyah juga banyak yang menjadi tokoh besar dalam sistem pemerintahan Indonesia seperti Amien Rais, Din Syamsudin, Syamsul Ma’arif dll. Faktor kedua adalah banyaknya pembahasan orang-orang yang negatif tentang sekolah Muhammadiyah seperti biaya di sekolah Muhammadiyah mahal walaupun sebenarnya biaya pendidikan sudah disesuaikan dengan tingkat ekonomi orang tua calon murid. Tersebarnya berita-berita buruk tentang Muhammadiyah, karena terdapat orang-orang yang tidak menghormati dan menghargai kesepakatan yang telah ditentukan oleh sekolah Muhammadiyah sehingga permasalahan yang seharusnya menjadi rahasia menjadi tersebar dilingkungan luas. 29 Munculnya isu-isu ini, karena persaingan sekolah-sekolah yang ada di Surakarta. Hal ini karena di Surakarta banyak berdiri sekolah-sekolah lain. Kebanyakan murid-murid yang masuk, karena nilainya tidak masuk ke sekolah negeri. Hal ini diungkap oleh Waluyo mantan murid Muhammadiyah. Masuk ke SMA Muhammadiyah karena tidak masuk SMA N I. Pengaruh lainnya adalah karena disuruh orangtua. Para orangtua yakin sekolah Muhammadiyah adalah sekolah yang baik pada zaman itu. 29 Wawancara dengan Rizky Pradana, tanggal 29 September 2010. commit to user 150 125 Faktor yang ketiga yaitu tingkat kedisiplinan dalam proses tata krama, disiplin waktu dan tata cara berpakaian seragam yang telah ditetapkan kurang mendapat partisipasi atau kerjasama dari para murid. Para murid yang mentaati peraturan karena keterpaksaan dan bukan karena kesadaran sebagai murid. Bentuk-bentuk ketidakdisiplinan murid sekolah seperti melarikan diri lompat pagar karena tidak menyukai salah satu jenis pelajaran, datang kesekolah tidak tepat waktu, kurangnya kesadaran murid-murid perempuan untuk memakai jilbab kerudung kepala. Dari semua ketidakdisiplinaan sedikit-demi sedikit pelanggran tersebut diperbaiki. Ketidakdisiplinan ini terjadi karena peraturan yang telah disepakati hanya sebagai simbol tanpa ada tanggapan dan dukungan nyata. Hal ini menimbulkan kesan sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak bisa mendidik dengan baik siswa dan siswinya. Faktor yang keempat yaitu hubungan yang kurang terjalin dengan akrab antara guru, murid, dan orang tua, karena kurangnya komunikasi hubungan guru dan murid tidak ada keterbukaan dalam menyukseskan pendidikan yang diajarkan oleh guru dan keinginan murid, aspirasi murid belum didengarkan. Hubungan tidak baik, guru menginginkan untuk dihormati sedangkan murid ingin didengar aspirasinya, kebanyakan dari murid takut mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Untuk hubungan antara guru dan orangtua murid hanya bersifat resmi. Hubungan itu terjalin hanya pada peristiwa tertentu seperti pengambilan rapot. Orangtua murid merasa commit to user 151 125 tidak dilibatkan dalam menentukan tujuan pendidikan sehingga orangtua kurang memahami perkembangan anaknya. 30 Faktor kelima yaitu adanya ketidakselarasan serta perbedaan pendapat tentang tata cara proses belajar mengajar. Ada beberapa pengajar yang otoriter dan ada juga yang sabar dalam penyampaian materi pendidikan sehingga menimbulkan pertentangan antar sesama tenaga pengajar. Diantara guru tidak ada ketentraman artinya satu sama lain tidak berjalan dengan kekompakan. Masing-masing merasa paling benar dalam memberikan bimbingan dan menimbulkan masalah dalam memberikan bimbingan. Faktor keenam yaitu adanya ketidaksamaan dalam agama yang dianut oleh para murid seperti masih sangat nampak unsur kejawen budaya lokal dalam masyarakat. Hal ini karena Surakarta memiliki ciri kejawen yang sangat tampak, kebanyakan Agama Islam yang dianut adalah Islam kejawen, bahkan ada murid yang bukan beragama Islam. Hal ini menyebabkan sulitnya menanamkan Islam yang sesuai dengan Al- Qur’an dan Hadits, sehingga pelajaran mengenai Agama Islam dipelajari dari awal baik penanaman akhlak, cara sholat yang benar, Al- Qur’an, Hadits. 31 b. Tantangan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah dengan semakin meluasnya perkembangan zaman adalah: 30 Wawancara dengan Muhammad Amir, tanggal 10 Juni 2010. 31 Wawanacara dengan Waluyo, tanggal 10 Oktober 2009. commit to user 152 125 1. Bersifat ekstrem, Sekolah Muhammadiyah menghadapi semakin kompleknya perkembangan dunia. Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini disebabkan semakin banyaknya budaya asing dan pengaruh-pengaruh asing yang datang. Kemajuan-kemajuan ini ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan bagi warga Muhammadiyah. Dari segi menguntungkan adalah semakin meluasnya sarana informasi yang canggih lewat media intensif koran, majalah dll, umat Islam dapat mengetahui banyak hal, seperti tentang pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan dll. Dari segi negatif media pengetahuan dan teknologi canggih adalah tersebarlah isu-isu yang jelek tentang agama, banyaknya aksi asusila, budaya malas, perubahan cara berpakaian, jenis-jenis makanan dll. Terjadinya perubahan-perubahan ini, otomatis membuat sekolah-sekolah Muhammadiyah harus menyesuaikan supaya murid-murid Muhammadiyah tidak kehilangan iman dan bisa membedakan hal yang positif dan negatif. 2. Dari segi interen, Muhammadiyah akan semakin merasakan kekurangan kader- kader ulama penerus organisasi. Hal ini disebabkan karena banyak lulusan- lulusan dari Muhammadiyah yang memilih untuk bekerja di berbagai bidang dari pada menjadi kader-kader Muhammadiyah. 32 32 Syukriyanto AR dan Abdul Munir Mulkan, op.cit , halaman 59. commit to user 153 125

4. Usaha-usaha Pengembangan Pendidikan Muhammadiyah