Pendidikan Muhammmadiyah tahun 1945-1950

commit to user 131 125

1. Pendidikan Muhammmadiyah tahun 1945-1950

Sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ada di Surakarta ikut menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah. Di masa pemerintah Jepang juga membuat peraturan yaitu sekolah partekelir dilarang mengajarkan sesuatu agama atau memberi pendidikan maupun pengajaran yang menyinggung perasaan orang lain dalam hal agama atau kepercayaannya. 6 Pemerintah juga telah merumuskan UU RI No. 4 Tahun 1950 yang salah satu pasalnya membahas tentang penyelenggaraan sekolah partekelir swasta dalam BAB IX tentang Sekolah Partekelir Pasal 13 yang isinya: Atas dasar kebebasaan tiap-tiap warga negara menganut sesuatu agama atau keyakinan hidup, maka kesempatan leluasa diberikan untuk mendirikan dan menyelenggarakan sekolah-sekolah partekelir. 7 Sekolah- sekolah swasta yang berdiri diijinkan untuk mengembangkan pendidikannya dengan syarat sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan Nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan falsafah Pancasila, menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, memiliki jiwa yang mantap dan mandiri serta memiliki tanggung 6 Arsip mangkunegaran No. 4300, tentang “Pendidikan di Indonesia 21 Mei 2605”. 7 Ketetapan UU RI No. 4 tahun 1950. commit to user 132 125 jawab kemasyarakatan dan rasa kebangsaan agar mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas. 8 Kemerdekaan yang dinikmati belum lama, terjadi lagi peristiwa yang membuat bangsa Indonesia menderita yaitu datangnya sekutu lagi ke Indonesia dengan diboncengi NICA. Indonesia harus mengalami penjajahan lagi dari tahun 1945 sampai 1947. Terjadi Revolusi Kemerdekaan yaitu Class I, gerakan Muhammadiyah juga mengalami dampak dari Class I ini. Penjajah Belanda bergerak dari Semarang menyerang sampai Sruwel, Ampel, akibatnya gerak langkah Muhammadiyah untuk berkembang terasa berhenti tidak dapat berkembang karena para tokoh Muhammadiyah ikut Revolusi. Tahun 1945 hampir semua tokoh Muhammadiyah terjun membela negara. Tahun 1946 ibukota RI pindah ke Yogyakarta. Keadaan di Surakarta juga terkena imbasnya, banyak pemimpin Muhammadiyah yang ikut berjuang dengan membentuk kelompok-kelompok perjuangan untuk membela negara. Para tokoh Muhammadiyah yang berjuang dengan mendirikan kelompok-kelompok untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia seperti; 1. Kiai Muhammad Idris membentuk barisan sabilillah dengan H.A Bakri bermarkas di YPAC. sekarang menjadi Solo Grand Mall. 8 M. Jumali, dkk, op.cit ., Halaman 59. commit to user 133 125 2. Mulyadi Joyomartono, dr. Muwardi, Surono Wiroharjono, Hadi Sunarto membentuk barisan banteng yang bermarkas di utara Stadion Maladi Sekarang menjadi Man II. 3. Pemuda-pemuda Muhammadiyah tergabung dalam barisan Hizbullah yang bermarkas di Sie dhio Hoo Gedung Lowo, Brengosan, Purwosari. 9 Di bentuk juga laskar-laskar yang lain seperti Pasindo Pemuda Sosialis Indonesia yang dulunya bernama Angkatan Sosialis Muda Indonesia, Laskar Kere, BPRI Barisan Pemberontak Indonesia, TP Tentara Pelajar Indonesia, Laskar minyak, Lasywil Laskar Wanita. Peristiwa tahun 1946 adalah pusat pemerintahan Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta. Akibat dari peristiwa ini sekolah-sekolah mengalami kesulitan dalam mengembangkan pendidikannya, bahkan murid-murid Muhammadiyah ikut berperang membela bangsa dan negara. Sekolah-sekolah Muhammadiyah tahun 1945-1950 antara lain adalah SR SD Muhammadiyah 1 Ketelan, SR SD Muhammadiyah 2 Kauman, SR SD Muhammadiyah 6 Kampungsewu, SMA Muhammadiyah 1, SPG Muhammadiyah SMP Muhammadiyah 1. 9 Muhammad Amir, op.cit ., halaman 2-3. commit to user 134 125

B. Arah Gerak Muhammadiyah dalam Penyelenggaraan Pendidikannya

tahun 1945 sampai 1970 1. Kebijakan Pendidikan tahun 1945-1970 Dalam menyempurnakan sistem pendidikannya pemerintah mengeluarkan UU No. 12 Tahun 1954 yaitu menyempurnakan UU No 4 Tahun 1950 yaitu Undang- Undang Organik yang berlaku sebagai hukum positif di Indonesia adalah Undang- Undang No. 12 Tahun 1954 berasal dari Undang-Undang No.4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar dan Tujuan Pengajaran di Sekolah 10 . Didalam UU No.12 tahun 1954 tercantum kalimat bahwa Undang-Undang tersebut dinyatakan bagi seluruh wilayah negara Republik Indonesia. 11 Norma-Norma yang tersirat didalam Undang-Undang 12 itu antara lain sebagai berikut: Pembentukan kepribadian sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa sekaligus pengakuan kebebasan dalam memeluk agama. Norma- normanya antara lain sekolah-sekolah negeri diwajibkan memberikan pelajaran agama, kebebasan mendirikan sekolah partikelir swasta didasarkan pada kebebasan tiap-tiap warga negara menganut suatu agama atau keyakinan hidup. Perkembangan selanjutnya adalah penggantian dari kebijakan pokok tentang Agama di sekolah-sekolah dalam BAB I tentang Agama Pasal I yang 10 Ibid , halaman 142. 11 Wardiman Djojonegoro, op. cit , halaman 102. 12 Hadari Nawawi, 1983, Perundang-Undangan Pendidikan , Jakarta: Ghalia Indonesia, halaman 70-74. commit to user 135 125 isinya mengubah Ketetapan MPRS No.II MPRS1960. Bab II Pasal 2 ayat 3, dengan menghapus kata “...dengan pengertian bahwa murid-murid berhak tidak ikut serta, apabila wali murid atau murid dewasa menyatakan keberatannya dan diganti kalimatnya berbunyi seb agai berikut: “menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran disekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai universitas- universitas negeri”. 13 Maksud dari ketetapan ini adalah semua agama diakui pemerintah dan diberikan kesempatan yang sama dalam semua penyelenggaraan ibadahnya dan setiap siswa bebas memilih pelajaran agama menurut keyakinan sesuai dengan toleransi beragama dan Hak Asasi Manusia.

2. Kurikulum Pendidikan Sekolah-Sekolah Muhammadiyah Tahun 1945 Sampai 1970