Dibidang Kesehatan Sistem Pendidikan Pesantren

commit to user 49 adalah Moechtar Boechari yang masih muda dan pintar, Moechtar Boechari tidak hanya bisa membaca tulisan Arab dan menguasai dengan baik teks-teks agama tetapi juga bisa membaca tulisan Belanda. Aktivitas tabligh yang dilakukan Moechtar Boechari seperti yang beliau lakukan di kalangan anggota muda abdi Dalem Kasunanan Surakarta dan di kalangan siswa sekolah HIS Sekolah Pribumi Belanda dan Normal School Sekolah Latihan Guru Bumiputera yang sebagian murid-muridnya merupakan anak-anak priyayi Solo. Aktivitas tabligh ini disebut Kursus Islam. Cara-cara tabligh Moechtar Boechari dengan cara persuasif yaitu diskusi- diskusi yang diadakan cenderung bersifat mengajak atau mengundang para pendengarnya atau peserta, termasuk orang-orang bukan Islam untuk berpartisipasi dalam mencari kebenaran bukan sekedar mendengar perintah untuk di jalankan. Moechtar Boechari menghadapi para peserta dengan penuh kesabaran, kelembutan dengan tujuan membangun aqidah dan akhlak pendengarnya. Moechtar Boechari dalam menjalankan aktivitas tabligh mencontoh cara yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan yaitu dengan cara menumbuhkan minat masyarakat terhadap Islam, bagaimana menumbuhkan perasaan gembira, puas dan bangga sebagai orang Islam. Menurutnya seorang propagandis ialah bagaimana memperoleh kepercayaan dari orang lain.

3. Dibidang Kesehatan

Perkumpulan Muhammadiyah Cabang Surakarta, pada hari Selasa tanggal 17 Mei 1927 membuka poliklinik mata. Poliklinik ini dibuka untuk umum. Tempat yang digunakan sebagai poliklinik adalah di rumah Kiai Moechtar Boechori di Kampung Kauman Tengah. Poliklinik ini dibuka jam 10.00 pagi. Saat commit to user 50 pembukaan poliklinik ini, pengurus Muhammadiyah Cabang Surakarta mengundang Kanjeng Gusti Adipati Arya Mangkunegaran VII. 49

4. Kegiatan-kegiatan Muhammadiyah Cabang Surakarta di Sontohartono

Setelah resmi menjadi bagian cabang dari Muhammadiyah Yogyakarta di tahun 1922, maka pengajian yang dulunya dilaksanakan di rumah Raden Ngabei Martosuwignyo kemudian dipindah ke rumah Ndalem Sontohartono di Keprabon Tengah. Di Ndalem Sontohartono inilah yang menjadi pusat kegiatan- kegiatan Muhammadiyah Cabang Surakarta seperti: 1. Khitanan Umum Khitanan Umum ini diselenggarakan setiap setahun sekali dan biasanya saat menjelang Hari Raya Idul Adha. 2. Tadarus Al- Qur’an Kegiatan Tadarus ini dilaksanakan setiap malam bulan Ramadhan yang diikuti oleh semua lapisan masyarakat dari manapun yang ingin mengikuti tadarusan. 3. Pesta Fakir Miskin Pesta ini dilaksanakan setiap Hari Raya Idul Fitri berupa jamuan makan dengan gratis. 4. Kantor Pandu Hizbul Wathon Letak kantor ini dibagian timur Ndalem Sontohartono. 5. Buffet Toko atau Kedai Di paviliun Ndalem Sontohartono bagian timur dibuka Buffet untuk penjualan atribut-atribut Muhammadiyah misalnya Lencana, duk, kacu Hizbul Wathon, 49 Arsip Mangkunegaran, No. L. 685, “Surat Pengurus Muhammadiyah tahun 1927 Kepada KGPAA MN 7”. commit to user 51 peci, pakaian Hizbul Wathon dll. Buffet ini di kelola oleh H. Abdullah Hayan. 6. Kantor Pusat Pesatuan Sepak Bola Hizbul Wathon yang memiliki pendukung banyak. 7. Kantor Pemuda Muhammadiyah di Sontohartono, contoh kegiatannya misalnya Pemuda Muhammadiyah mengadakan Rapat Umum untuk membicarakan Halal Bihalal di Sontohartono Keprabon mulai pukul 20.00 wib. 50 8. Kantor Siswo Proyo Wanita Nasyiatul Aisyiyah 9. Pusat Kegiatan Wanita Sedya Rahayu Aisyiyah 10. Bustanul Athfal Taman Kanak-Kanak Di Ndalem Sontohartono inilah pertama munculnya Bustanul Athfal pertama di Solo. Bagian Ndalem Sontohartono yang digunakan sebagai tempat pendidikan Taman-Kanak-Kanak ini adalah dibagian Pendopo Sontohartono. 11. Kantor Pusat Wedono Tabligh Tempat ini digunakan sebagai pusat tempat pertemuan para mubaligh. 12. Konferensi Daerah Ndalem Sontohartono dulunya digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Muhammadiyah Daerah Se Karesidenan Surakarta. 13. Digunakan sebagai Tempat Rapat-Rapat Pavilium Sontohartono disebelah selatan merupakan tempat untuk rapat-rapat tokoh-tokoh Muhammadiyah. 50 Darmo Kondo , “Pomoeda Moehammadijah”, Sabtu 19 Januari 1935. commit to user 52 14. Tempat Pemondokan Ndalem Sontohartono digunakan sebagai tempat peristirahatan para peserta konggres. 15. Kursus Tabligh Diadakan di Ndalem Sontohartono setiap bulan Ramadhan. 16. Didirikan masjid disamping kanan Ndalem Sontohartono. 17. Di sediakan tempat-tempat bagi para pemimpin Muhammadiyah. 18. Tempat diselenggarakannya pengajian Muhammadiyah yang dilaksanakan setiap hari Jum’at. Di masa kepimpinan M. Ng. Sastrosugondo, dan wakilnya M. Moechtar Boechari cepat mengubah sifat politik dan sosial dari Muhammadiyah Cabang Surakarta. Ketika diera kepemimipinan H. Misbach, SATV bersifat anti kemapanan religius dan keanggotaannya sebagain besar adalah pedagang batik. Sebaliknya sekarang Muhammadiyah diera kepemimpinan Sastrosoegondo dan Moechtar Boechari menjalin hubungan dengan elemen-elemen progresif badan religius dan memperluas pengaruhnya dikalangan anggota muda priyayi Kasunanan. Muhammadiyah menjadi sebuah organisasi yang dihormati dimasyarakat. Muhammadiyah Cabang Surakarta aktif dalam lapangan agama, pendidikan, sosial, namun menghindari politik. Prinsip menghindari politik, maka perkembangan organisasi ini turut didorong oleh Residen. Residen Belanda mengizinkan Muhammadiyah Surakarta untuk mengadakan pertemuam- pertemuan tabligh tanpa penjagaan dari polisi. 51 51 Takashi Shiraishi, o p. cit ., halaman 347-348. commit to user

BAB III PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA

A. Periode Awal Perkembangan Pendidikan Muhammadiyah Di Surakarta

Tahun 1930-1945 1. Periode Awal Mula Munculnya Sekolah Muhammadiyah di Surakarta Tahun 1930 Program yang dipilih Muhammadiyah sejak didirikan adalah membersihkan Islam dari pengaruh ajaran yang salah, memperbaharui sistem pendidikan Islam dan memperbaiki kondisi sosial kaum muslimin. Diantara program-program yang menjadi tujuan dari Muhammadiyah adalah pendidikan. Bidang pendidikan merupakan aspek yang sangat menonjol dari pembaharuan yang dilakukan Muhammadiyah. Ide pembaharuan Muhammadiyah juga ditekankan pada usaha untuk memurnikan Islam dari pengaruh tradisi dan kepercayaan lokal. Pengaruh ini bertentangan dengan ajaran Islam sebagai gerakan pembaharuan Islam. Usaha yang dilakukan Muhammadiyah adalah tetap konsisten dengan semboyan “kembali pada ajaran yang murni, yakni Al-Qur’an dan Hadits ” sebagai sumber utama ajaran Islam untuk memecahkan persoalan- persoalan besar yang dihadapi umat Islam dengan mendorong kreatifitas intelekual. 1 1 Muhaimin, 2000, Pembaharuan Islam , Yogyakarta: Pustaka Panjimas, halaman 104. 53 commit to user 54 Dibidang pendidikan Muhammadiyah sangat berkeinginan untuk mencetak “elite” muslim terdidik yang memiliki identitas Islam yang kuat, mampu memberikan bimbingan dan keteladanan terhadap masyarakat. Pendidikan Muhammadiyah harus berani menghadapi tantangan kaum elite sekuler berpendidikan barat yang dihasilkan oleh sekolah-sekolah berpendidikan barat. 2 Sistem pendidikan lainnya adalah pola-pola pendidikan di pesantren yang hanya mengajarkan agama saja. Kedua sistem pendidikan ini sangat bertolak belakang. Pendidikan barat sama sekali tidak memperhatikan pendidikan Islam. 3 Muhammadiyah Sebagai gerakan nasional yang lahir pada masa penjajahan Belanda selalu mempunyai komitmen yang tinggi untuk membantu kaum lemah seperti orang-orang miskin, anak yatim piatu dll dan membantu orang-orang yang tertindas seperti buruh tani, petani yang selalu di tekan dan dibebani pajak oleh pemerintah kolonial. Muhammadiyah membantu masyarakat bukan melalui jalur politik praktis tetapi melewati jalur pendidikan, dakwah dan sosial kemasyarakatan yang didasarkan nilai-nilai dan ajaran Agama Islam. 4 2 M. Din Syamsuddin edt, 1990, Muhammadiyah Kini Dan Esok , Jakarta: Pustaka Panji Mas, halaman 43. 3 Ari Anshori dkk, 1998, Reaktualisasi Tajdid Muhammadiyah , Surakarta: UMS Press, halaman 25. 4 Syukriyanto AR dan Abdul Munir Mulkhan peny, 1990, Pergumulan Pemikiran Muhammadiya h, Yogyakarta: SIPRESS, halaman 143 commit to user 55

2. Sistem Pendidikan Pesantren

a. Gambaran Umum Pondok Pesantren

Di masa sebelum terbentuknya organisasi Muhammadiyah di Indonesia sudah dikenal pendidikan Islam yang dinamakan pesantren. Pondok pesantren yang diusahakan oleh umat Islam sebagian besar hanya mengajarkan ilmu agama saja, sedang pengetahuan umum sama sekali tidak pernah diajarkan kepada santrinya. Komplek penting dalan sebuah pesantren seperti: pondok, santri, kiai, masjid. 1. Pondok Pondok adalah asrama bagi para santri yang berada didalam komplek pesantren. Keadaan pondok terdiri dari kamar-kamar yang digunakan oleh para santri, biasanya dalam sebuah pondok bentuk dan isi ruangannya sangat sederhana. Santri tidur diatas lantai tanpa kasur hanya sebuah tikar sementara papan-papan di pasang didinding untuk menaruh barang-barang para santri seperti pakaian, alat-alat sholat, Al- Qur’an, buku-buku dll. 5 2. Santri Di pondok pesantren murid disebut santri. Di pesantren para murid datang sendiri atau diantarkan oleh orang tuanya kepada seorang Kiai. Murid-murid itu tinggal bertahun-tahun lamanya ditempat Kiai itu. 5 Haidar Putra Daulay, 2001, Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah , Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, halaman 16. commit to user 56 3. Kyai Pada umumnya kyai sebagai pendiri pondok pesantren tetap sebagai pelaksana kegiatan pesantren, sebagai guru bagi santrinya, juga bertanggung jawab terhadap pondok pesantrennya. 6 Kiai merupakan elemen penting dalam sebuah pondok pesantren. 4. Masjid Masjid merupakan sarana fisik sebuah pesantren. Biasanya masjid di kelilingi bangunan tempat tinggal Kyai, asrama atau pondok santri. Di pesantren tempat belajar yang digunakan adalah di sebuah masjid. Masjid merupakan tempat yang digunakan untuk mendidik para santri seperti sholat lima waktu, sembayang Jum ’at, pengajaran kitab-kitab. Dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari di pondok pesantren, selain di peroleh dari zakat fitrah dari masyarakat, kebanyakan dari pesantren menguasai lahan pertanian sendiri yang di dapat dari tanah yang di hibahkan oleh penduduk desa, juga dari raja atau para pengusaha daerah yang memberi hadiah berupa tanah. 7 Tanah-tanah itu digunakan untuk areal persawahaan, perladangan, tambak ikan. Areal lahan-lahan ini 6 Manfred Ziemek, 1986, Pesantren Dalam Perubahan Sosial , Jakarta: P3M, halaman 100. 7 Ibid , halaman 101. commit to user 57 dikerjakan oleh guru beserta para santri dan hasil panennya dijadikan untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari di pesantren. 8

b. Pelajaran-pelajaran dan Kurikulum Pendidikan Pesantren

Pendidikan di dalam pondok pesantren yang diselenggarkan oleh umat Islam ini tidak mengenal bentuk kelas, tidak ada ujian atau pengontrolan kemajuan santri, tidak ada hasil nilai studi, tidak ada batas lamanya santri belajar dan tinggal di pondok pesantren sehingga lama atau tidaknya masa belajar seseorang ditentukan oleh kemampuannya sendiri, sistem yang dipergunakan menekankan pada hafalan tidak merangsang santri untuk berdiskusi. Jam pelajaran di pesantren pagi dimulai pada pukul 08.00 sampai 10.30, sesudah Dzuhur dan sesudah Magrib. Perlakuan Kiai sama terhadap para santrinya, tanpa membeda- bedakan latar belakang sosial ekonomi. 9 Cabang-cabang ilmu yang dipelajari terbatas pada ilmu-ilmu agama dan tata bahasa yang meliputi: 1. Ilmu fiqih Hukum Positif yaitu pelajaran-pelajaran yang mengupas tentang aturan-aturan dalam menjalankan ibadah puasa, aturan-aturan dalam menjalankan ibadah zakat, aturan-aturan dalam menjalankan ibadah haji dsb yang berhubungan dengan Allah SWT. 2. Ushul Fiqih teori-teori hukum agama pelajaran-pelajaran yang mengupas aturan-aturan tentang pernikahan, aturan-aturan tentang perceraian, aturan- 8 Muhammad Said, 1981, Pendidikan Abad 20 Dengan Latar Belakang Kebudayaanya , Jakarta: Mutiara, halaman 70. 9 Tim, 2007, Praksisi Pembelajaran Pesantren , Yogyakarta: ITD, halaman 56. commit to user 58 aturan tentang waris-mewarisi dsb yang berhubungan dengan sesama makhluk. 3. Hadits yaitu ucapan, sikap, dan tindakan Nabi Muhamad SAW. 4. Mushalah Hadits adalah teori Hadits yang membahas pengertian dan istilah-istilah, sejarah, kategori, tingkatan status, kualitas teks, kualitas periwayatan, kualitas jalur periwayatan, kajian isi teks sejarah, latar belakang dan implikasinya dalam penetapan hukum Islam. 5. Ilmu Tauhid yaitu Ke-Esaan Tuhan. 6. Ilmu mantiq adalah ilmu yang mengajarkan tentang logika yaitu pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang hanya akan di capai jika manusia mengikuti petunjuk Allah SWT. 10 7. Tasawuf Ilmu tasawuf mistik dan etika yang mendominasi dan merupakan warna dasar dalam pondok pesantren. 8. Ilmu Tafsir yaitu teori tafsir atau penjelasan tentang Al-Qur’an. 9. Pengetahuan-pengetahuan tata bahasa yang diajarkan yaitu: Ilmu bahasa arab termasuk Nahwu Sintaksis Arab, Sarf Morfologi, Retorik balaghah, Sejarah Islam Tarikh, Pelajaran membaca huruf-huruf Arab yang ada dalam Al- qur’an tanpa belajar menulis arab. Pelajaran menulis huruf-huruf Arab yang terkandung di dalam Al- qur’an sama sekali tidak diajarkan. 11 10 Badri Yatim, 2008, Sejarah Peradaban Islam , Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, halaman 335. 11 Ibnu Salami, 1981, Pengantar kemuhammadiyahan , Surakarta: UMS, halaman 60 commit to user 59 10. Penanaman akhlak sangat dipentingkan di dunia pesantren. Akhlak kepada sesama teman, kepada masyarakat sekitar, terlebih-lebih kepada Kiai. Terhadap sesama teman dijaga betul sehingga tidak timbul sengketa dan Ukhuwah Islamiah selalu dijaga. Terhadap masyarakat sekitar perlu dijaga, agar citra pesantren tidak luntur di mata masyarakat, bahkan diusahakan agar santri menjadi panutan masyarakat. Akhlak terhadap Kiai sangat diutamakan, sebab dari Kiailah santri memperoleh ilmu pengetahuan. 12 11. Pelajaran membaca Al-Qur’an dengan tajwidnya. Santri mempelajari huruf-huruf Arab dan menghafal teksnya saja. 12. Pelajaran-pelajaraan tentang urut-urutan cara mengambil air wudhu yang benar. 13. Pelajaran-pelajaran tentang cara melakukan sembayang wajib yang baik secara berjamaah. c. Sistem Pengajaran dan Metode Pengajaran di Pesantren Metode pengajaran di pesantren meliputi Sorongan, badongan, acara- acara yang membahas masalah di pesantren. 1. Sorongan atau pelajaran individual atau kelompok kecil dalam studi dasar. Sistem pengajaran ini dinamakan Sorongan yang artinya adalah sistem dimana seorang santri menghadap Sang Kiai dengan membawa kitab-kitab 12 Haidar Putra Daulay, o p.cit ., halaman 11. commit to user 60 keagamaan yang ingin dipelajarinya, maka santri akan memberikan kitab itu kepada Kiai dengan cara menyorongkan kitabnya dihadapan Kiai. 13 2. Badongan atau weton yaitu Kiai membaca, mengartikan dan menerangkan maksud teks dari kitab-kitab tertentu dihadapan sejumlah santri dan santri tidak menirukan apa yang diucapkan oleh Kiai. 3. Acara-acara bersama untuk membahas setiap masalah tingkat tinggi. Tingkatan pelajaran selanjutnya adalah pelajaran yang tingkatannya lebih tinggi yang diajarkan langsung oleh Kiai kepada guru-guru muda dan santri yang terpandai. Santri-santri semua duduk melingkari Kiai dengan kitab yang sedang dipelajari yang diberikan dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan dan diterangkan maksudnya. Santri-santri hanya mendengar saja sambil mengikuti bacaan dan keterangan Kiai dalam bukunya sendiri-sendiri. Pada sistem ini dinamakan “sistem Halaqah” yaitu pelajaran hanya mendengarkan saja tanpa menulis catatan apapun. 14 Kelebihan dari pondok pesantren adalah tentang pelaksanaan ajaran Agama Islam selain memberikan ilmu Agama Islam. Santri-santri dididik mengerjakan sembayang berjama’ah tiap-tiap waktu sembayang wajib dan dilakukan bersama kiai. Santri juga dididik beramah tamah dan tolong menolong serta memperkuat ukhuwah Islamiyah dengan tidak memandang asal 13 Tim, o p. cit , halaman 69. 14 Mahmud Yunus, 1992, Sejarah Pendidikan Islam , Jakarta: Mutiara Sumber Widya, halaman 233. commit to user 61 usulnya. 15 Akibat pendidikan pesantren para santri hanya memiliki semangat mempelajari agama, sikap fanatik, memegang teguh keyakinan Agama Islam dan ikhlas dalam setiap amal perbuatannya. Para santri tidak menguasai ilmu pengetahuan umum menyebabkan: a Mudah tertipu oleh berbagai tipu muslihat, terutama dari Pemerintah Kolonial Belanda serta orang atau golongan yang tidak menyukai Islam. b Sulit menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat yang selalu maju dan berkembang, bersikap kaku dalam memimpin masyarakat. 16 K.H. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa anak-anak Islam juga harus tahu dengan masalah- masalah keduniawian sehingga tetap sejajar dengan orang lain bahkan melebihi dan tidak menjadi masyarakat yang bodoh. 17 Untuk itu maka Beliau menginginkan perubahan dengan melaksanakan perubahan dalam hal pendidikan.

3. Perkembangan dan Sistem Pendidikan Yang Ada Pada Masa Pemerintah Kolonial Tahun 1930-1942