commit to user 94
kebangsaan Jepang yang berjudul Kimigayo.
61
Syair lagu Kimigayo sebagai berikut ”Madziro kifu zino, Kedaka sao, Kokoro notsyu yoi,
Tateto site, Mikuni nits yu kusyu, O’mina rawa, Kagaya kumiyono,
Yamasakura, Cinni sakini tsutsu, Onina hana, Onina hana.” Kebijakan yang diterapkan Jepang dibidang pendidikan adalah
menghilangkan diskriminasi dalam menempuh pendidikan. Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk menempuh pendidikan formal dari mulai SD selama 6
tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun.
62
Pada masa Jepang sekolah kelas II serta sekolah sambungan diubah menjadi SD 6 tahun.
2. Berakhirnya sekolah Jepang
Sekolah-sekolah yang di didirikan Belanda pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dihilangkan dan diganti menjadi sekolah yang dikuasai oleh penjajahan
Jepang. Kekuasaan Jepang di Indonesia tidak lama hanya selama 3,5 tahun. Sekolah dengan menggunakan metode pengajaran Jepang lebih banyak
memberikan kemajuan bagi bangsa Indonesia. Karena dalam pengajaran Jepang, semua sekolah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, semua
buku pelajaran yang menggunakan Bahasa Belanda diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.
63
Bahasa Indonesia boleh digunakan dan Bahasa Indonesia berkembang
61
Hendri F Isnaeni dan Apid, 2008,
Romusha Sejarah Yang Terlupakan
, Yogyakarta: Ombak, halaman 40.
62
Ibid
, halaman 42.
63
Tim, 1977,
Sejarah Kebangkitan Nasional Jawa Tengah
, Jakarta: Dep Dikbud, halaman 159.
commit to user 95
pusat. Setelah kemerdekaan diproklamasikan sudah tidak berlaku lagi sistem pengajaran Jepang. Pendidikan yang ada di Surakarta berubah menjadi pendidikan
yang berasal dari lembaga-lembaga pendidikan agama seperti dari organisasi agama Islam, Katholik, Kristen, Cina. Gedung-gedung sekolah milik penjajah
Belanda dan Jepang berubah menjadi milik pemerintah Indonesia. Perubahan-perubahan penting pendidikan Jepang bagi bangsa Indonesia.
a. Hapusnya dualisme pengajaran
Berbagai jenis sekolah rendah, yang diselenggarakan pada zaman pemerintahan Belanda dihapuskan sama sekali yaitu pengajaran barat dan pengajaran
Bumiputera. Dan hanya satu jenis sekolah rendah, untuk semua lapisan masyarakat yaitu sekolah rakyat 6 tahun at
au ”Kokumin Gakkoo” b.
Pemakaian Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa resmi maupun sebagai bahasa pengantar pada tiap-tiap sekolah. Sekolah itu juga dipakai untuk
memperkenalkan kebudayaan Jepang kepada rakyat Indonesia. Bahasa Jepang dijadikan mata pelajaran.
64
3. Sekolah-sekolah Muhammadiyah di Surakarta tahun 1942-1945
Pada masa kekuasaan Jepang, Sekolah Muhammadiyah mengalami banyak penderitaan. Sekolah-sekolah swasta dilarang beroperasi yaitu setelah
dikeluarkannya
Osamu Seirei
No. 22 tahun 1944 yaitu mengenai penertiban beroperasinya sekolah-sekolah swasta di seluruh Indonesia termasuk Surakarta.
Kebijakan ini menyebabkan banyaknya sekolah-sekolah swasta yang dilarang
64
Djumhur dan Danasuparta H, 1976,
Sejarah Pendidikan
, Bandung: Ilmu, halaman 196.
commit to user 96
menyelenggarakan segala aktivitas pendidikannya dan sebagai jaminannya maka semua gedung-gedung sekolah harus diserahkan kepada pemerintah
setempat. Seperti sekolah Muhammadiyah, Taman Siswa dll.
65
Kebijakan pemerintah Jepang di cabut pada 29 April 1944 dengan mengizinkan sekolah-
sekolah swasta diperbolehkan kembali menjalankan rutinitasnya. Sekolah Muhammadiyah yang diijinkan beroperasi hanya beberapa saja dan yang
lainnya di tutup pemerintah Jepang. Gedung-gedung bekas sekolah Muhammadiyah bahkan dipakai untuk sekolah Jepang seperti bekas gedung
Volkschool
Muhammmadiyah Kauman, gedung NAS dll. Sekolah yang masih beroperasi seperti
Holland Inlanschool
Muhammadiyah HIS Sekolah Rakyat berbahasa Belanda yang ditempuh selama 7 tahun Mangkunegaran Ketelan
Surakarta, Wustho Mualimin di Sampangan, Mualimin Muhammadiyah yang terletak di Sangkrah, Mualimat di Pengulon Kauman.
Pengurus Muhammadiyah tetap berusaha mempertahankan sekolah- sekolah Muhammadiyah. Pengurus Muhammadiyah di Zaman Jepang K.H.
Muhammad Idris, Hadi Sunarto, H. Abu Thoyib, Mulyadi Joyomartono, Hadisiswoyo Siswowijoyo, Marsan, termasuk Pimpinan Bagian Pendidikan dan
Pengajaran Muhammadiyah cabang Surakarta yang diketuai Siswowijoyo berusaha untuk tetap mempertahankan sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Sekolah-sekolah Muhammadiyah yang dapat dipertahankan hanya Sekolah Dasar Muhammadiyah I dengan kepala sekolah Ngadenan Dasuki dan Sekolah
65
Sasongko Mulyo , 2005, ”Pendidikan Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang Kajian
Historis Tentang Pendidikan di Surakarta Pada Tahun 1942 - 1945”, Surakarta:
Skripsi
, halaman 123.
commit to user 97
Dasar Muhammadiyah II di Kauman dipimpin oleh Siti Aminah Zaini. Sebuah sekolah Guru Muhammadiyah dulu Mualimin yang terletak di Simpon dengan
kepala sekolah RS. Harun. Sebuah SMT Sekolah Menengah Tinggi malam hari, karena siang hari untuk Sekolah Dasar Muhammadiyah I Ketelan. SMT ini
dipimpin oleh Sudarno. Banyak aturan yang diberikan oleh pemerintah Jepang membuat
Pimpinan Muhammadiyah menjadi prihatin atau sedih. Bangsa Jepang menginginkan seluruh bangsa Indonesia patuh kepada Kaisar Jepang yang
bergelar
Tenno Haika
. Sekolah-sekolah yang ada di wajibkan untuk memenuhi semua aturan pemerintah Jepang seperti: Tiap jam 7 pagi semua sekolah dan
guru-gurunya, semua pegawai diwajibkan melakukan
Taiso
gerak badan atau senam untuk memelihara semangat Jepang yang diakhiri menyanyikan lagu
Kimigayo
. Lagu ini berisi tentang semangat mengagungkan kerajaan dan Kaisar Jepang. Setelah itu melakukan penghormatan kepada
Tenno Haika
dengan jalan menghadap ke timur arah matahari terbit dan membungkukkan setengah badan
Sei Kirei
.
Sei Kirei
inilah yang menjadikan pemimpin Muhammadiyah sangat mengharamkan kegiatan itu. Membungkukkan badan atau rukuk adalah salah
satu rangkaian upacara menyembah Allah dalam shalat. Menurut Muhammadiyah ruku tidak boleh dilakukan untuk penghormatan kepada
manusia untuk itu para pemimpin Muhammadiyah yang diketuai oleh Ki Bagus Hadikusuma mengumumkan pelarangan
Sei Kirei
dilakukan oleh orang Islam atau warga Muhammadiyah. Karena menyimpang dari tauhid. Sekolah-sekolah
commit to user 98
Muhammadiyah juga dilarang melakukan
Sei Kirei
.
66
Pengumuman Muhammadiyah mengenai pelarangan
Sei Kirei
tersebar luas dan ditaati umat Islam terutama sekolah-sekolah Muhammadiyah, warga Muhammadiyah
karena peristiwa ini pemerintah Jepang menjadi bingung dan merasa cemas. Akhirnya langkah yang diambil pemerintah Jepang adalah dengan
memanggil Ki Bagus Hadikusuma selaku pemimpin Muhammadiyah. Ki Bagus Hadikusuma dipanggil oleh Pemerintah Jepang untuk menghadap
Gun Saika n
Gubernur Militer Jepang yang berkedudukan di Yogyakarta. Semua pemuka, warga Muhammadiyah khawatir melepas kepergian Ki Bagus Hadikusuma
untuk menemui tentara Jepang. Hal ini karena Jepang terkenal kejam dan sadis. Ki Bagus Hadikusuma tidak gentar sedikit pun. Ki Bagus Hadikusuma tidak
pernah merasa takut menghadapi Jepang dan akan tetap datang menemui
Gun Saikan
walaupun sendirian. Pertemuan antara Ki Bagus dan
Gun Saikan
berlangsung. Ki Bagus Hadiksumo menjelaskan dengan tegas, bahwa melakukan
Sei Kirei
dilarang dalam Agama Islam. Orang Islam tidak boleh memberi hormat kepada manusia dengan cara seperti menyembah pada Tuhan.
Mendengar penjelasan Ki Bagus Hadikusuma,
Gun Saikan
mengangguk- anggukan kepalanya dan berkata dapat memahami. Hasil pertemuan ini
diputuskan bahwa murid-murid Muhammadiyah kalau memang keberatan, tidak dipaksa melakukan
Sai Kirei
.
67
66
Djarnawi Hadikusumo, 2002,
Aliran Pembaharuan Islam
, Yogyakarta : Persatuan, halaman 96-97.
67
Ibid
.
commit to user 99
C. Isi dan Tujuan dari Pendidikan Muhammadiyah
1. Kurikulum dan Ciri khusus Sekolah Muhammadiyah yang