commit to user 109
Muhammadiyah dalam mengembangkan pendidikannya menggunakan sistem pendidikan yang bersifat kreatif dalam mengintegrasikan tuntutan
idealisme, korektif, modernisasi. Aspek idealisme merupakan substansi dari pendidikan Muhammadiyah sedangkan aspek korektif dan modernisasi
merupakan instrumennya. Secara idealistik Muhammadiyah konsisten terhadap upaya menegakkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Hadits menghilangkan praktek tahayul,
bid’ah dan khurafat serta komitmen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, aspek korektif adanya
usaha-usaha yang selalu mengembangkan sekolah Muhammadiyah dalam memenuhi tuntutan modernisasi.
82
5. Tantangan-tantangan dan Hambatan yang Dihadapi oleh Sekolah-sekolah Muhammadiyah
a. Tantangan yang dihadapi oleh Muhammadiyah Dalam menjalankan pembaharuannya dibidang pendidikan, K.H.
Ahmad Dahlan mendapat tantangan yang keras dari kaun tradisional. Metode yang diterapkan oleh Kiai dianggap haram. Beliau mendapat ejekan dari
teman-temannya ada yang menyebutnya kyai kafir, kyai Kristen dll. Usaha yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan dalam memberikan pengertian
kepada kiai-kiai yang menganggap ajaran K.H. Ahmad Dahlan haram adalah dengan cara ketika para kiai berkumpul dirumah K.H. Ahmad Dahlan ada
82
Muhaimin, o
p. cit
, halaman 108.
commit to user 110
guru mengaji yang mengejeknya atau Kiai yang mengatakan bahwa pembaharuan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah adalah haram.
Kepada guru mengaji yang mengejeknya beliau berkata : ”Maaf Saudara saya ingin bertanya lebih dahulu, Saudara datang dari Magelang
kesini Rumah K.H. Ahmad Dahlan tadi berjalankah atau memakai kereta api?”. Guru Mengaji menjawab: ”Pakai kereta api Kyai” ”Kalau begitu nanti
bila saudara pulang, sebaiknya dengan berjalan kaki saja”, kata Kyai. ”Mengapa”, tanya Guru Mengaji itu keheranan. Kyai Haji Ahmad Dahlan
menjawab: ”Kalau saudara naik kereta api bukankah itu perkakasnya orang kafir? tetapi mengapa anda-
anda ini tetap menaikinya?” Dari jawaban K.H.Ahmad Dahlan itu, semua yang datang di rumah K.H. Ahmad Dahlan
menjadi diam dan tidak bisa berkata apa-apa.
83
Peristiwa di rumah Kiai itulah akhirnya para kiai-kiai yang menganggap pendidikan Muhammadiyah haram
tidak mencampuri
lagi segala
perubahan yang
dilakukan oleh
Muhammadiyah. Kaum tradisionalis atau Kiai-kiai menolak setiap perubahan, karena
dianggapnya sebagai
rongrongan terhadap
ajaran agama.
Muhammadiyah selalu memandang perlu adanya perubahan selama kebiasaan-kebiasaan tersebut dinilai tidak menyimpang dari ajaran yang
benar, tetapi lama kelaman kaum tradisionalis mau menerima ide pembaharuan Muhammadiyah
.
83
Tim, 1985,
Cita dan Citra Muhammadiyah
, Jakarta: Pustaka Panjimas, halaman 2.
commit to user 111
b. Hambatan-hambatan yang dialami oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah.
1.
Sebagian besar guru-guru yang mengajar di sekolah Muhammadiyah adalah guru-guru yang tidak tetap. Hal ini karena awalnya sekolah
Muhammadiyah belum dapat menyediakan tenaga pengajar dari kalangan Muhammadiyah terutama untuk mengajarkan mata pelajaran bukan
agama. Muhammadiyah mengambil lulusan alumni sekolah yang didirikan Belanda seperti HIK, Sekolah
Normalschool
, AMS walaupun diantaranya kurang mengenal ajaran Agama Islam
.
84
2. Kesejahteraan kepala sekolah dan guru agama dan guru Kemuham
madiyahan tidak terjamin. 3.
Sebagain besar gedung-gedung sekolah Muhammadiyah terlalu sempit, kurangnya sarana dan prasarana.
4. Kekurangan dana untuk membangun, kekurangan dana untuk
membangun gedung dan sebagainya. 5.
Kebanyakan yang masuk sekolah Muhammadiyah sebagai pilihan kedua yaitu setelah tidak diterima di sekolah negeri.sehingga latar belakang
sosial dan penghayatan agama Islam sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Misalnya penerimaan anak di SMP Muhammadiyah menerima
murid-murid bermacam- macam, adalah yang sudah pandai Qur’an ada
yang belum begitu juga di SMA sehingga terpaksa mengulang-ulang
84
Djarnawi Hadikusumo,
op.cit
., halaman 96-97.
commit to user 112
menyesuaikan dengan anak-anak yang masih rendah pengetahuan tentang Islam dan Kemuhammadiyahan.
85
Maju mundur suatu amal usaha serta kegiatan Islam pada dasarnya tergantung pada kesadaran warga anggota Muhammadiyah dan simpatisan
pendukungnya, sedang anggota persyarikatan baik yang berlaku anggota atau secara apriori menyetujui gerak amal usaha dan ide pengalaman Islam,
pembaharuan gerak dinamika masyarakat Islam dan pembangunan adalah merupakan komponen aktif dan moment yang ideal dalam berpola pikir Islam
modern, dimana kesadaran berorganisasi dan kesadaran beramal dan berjuang perlu wadah, dan Muhammadiyah inilah salah satu diantaranya.
86
D. Pengaruh Pendidikan Muhammadiyah di Surakarta
Tahun 1930 Sampai 1945.
Pendidikan merupakan hal penting bagi kemajuan masa datang. Dengan adanya perkembangan pendidikan menambah kemakmuran rakyat, bangsa
dan negara. Sejak dulu pendidikan menjadi pembahasan yang penting. Tujuan negara Indonesia melalui pembukaan UUD 1945 berusaha untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan Umum. Secara umum, pendidikan dijadikan landasan kemajuan sebuah negara. Adanya pendidikan yang
maju, modern maka akan menghasilkan generasi penerus yang mampu bersaing dengan negara lain dan tidak menjadi bangsa yang bodoh lagi. Kebodohan
85
Imron Nasri dan A. Hasan Kunio penyu,
op. cit
, halaman 49-50.
86
Margono Puspo Suwarno, 2003,
Aktualisasi Pendidikan Kemuhammadiyahan dalam Islam
, Yogyakarta: ISMH, halaman 64.
commit to user 113
membuat rakyat Indonesia menderita selama bertahun-tahun sejak dijajah Belanda selama 3,5 Abad dan penjajah Jepang selama 3,5 tahun.
Pendidikan menjadi instrumen penting dalam perkembangan bangsa. Untuk itu Muhammadiyah berusaha memajukan generasi selanjutnya dengan
mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang tujuannya untuk mencerdaskan umat tidak hanya ilmu agama saja tetapi juga ilmu pengetahuan umum. Sekolah-
sekolah Muhammadiyah dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan semua kegiatannya telah menciptakan hubungan yang baik dan serasi dengan masyarakat
di sekitarnya, sehingga masyarakat bersedia mendukung segala kegiatan yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
Kepentingan yang berhubungan erat dengan keberhasilan proses belajar mengajar yaitu terciptanya hubungan yang baik diantara sekolah-sekolah
Muhammadiyah dengan masyarakat Surakarta, telah menunjukkan bukti nyata yang nampak dalam kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
Muhammadiyah beserta para pelajar Muhammadiyah melakukan kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dengan mengadakan pesta fakir miskin yang
dilaksanakan setiap Hari Raya Idul Adha bagi masyarakat Surakarta. Majunya amal usaha Muhammadiyah karena di dukung dari kesadaran warga
Muhammadiyah dan
simpatisan pendukungnya
untuk memajukan
Muhammadiyah.
87
87
Wawancara dengan Muhammad Amir, tanggal 16 Juni 2010.
commit to user 114
1. Pengaruh Pendidikan Sekolah-sekolah Muhammadiyah di Surakarta