commit to user 73
4. Pendidikan yang di Selenggarakan oleh Keraton Kasunanan dan Pura
Mangkunegaran
Pada awal berdirinya sekolah-sekolah Muhammadiyah, di Surakarta sendiri memiliki beberapa sekolah-sekolah yang didirikan selain dari Muhammadiyah.
Sekolah-sekolah itu menjadikan tantangan dalam mengembangkan pendidikan Muhammadiyah,
namun sekolah-sekolah
Muhammadiyah dapat
hidup berdampingan tanpa ada rasa iri dalam menjalankan pendidikannya. Sekolah-
sekolah itu ada yang didirikan oleh para
missionaris
,
zending
, dari Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran.
1. Dari Keraton Kasunanan ada sekolah
Mambaoel Oelom
yang didirikan dihalaman masjid Agung Surakarta oleh Yayasan Dalem Kasunanan. Sekolah
ini bercirikan agama Islam dibawah pengelolaan penghulu Tafsir Anom. Metode yang digunakan dalam sekolah ini masih seperti metode pesantren yaitu
belajar di masjid lama belajar disekolah ini 11 tahun. Pendidikan di
Mambaoel Oelom
dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu a. Bagian I kelas 1 sampai kelas 4 termasuk bagian Ibtidiyah
b. Bagian II kelas 5 sampai kelas 8 termasuk bagian Wusta c. Bagian III kelas 9 sampai kelas 11 termasuk bagian Ngulya
Para guru sekolah
Mambaoel Oeloem
dari para Abdi Dalem Ulama Mualim. Pelajaran-pelajaran yang diberikan di
Mambaoel Oelom
adalah Agama Islam, Bahasa Jawa, Bahasa Melayu, Berhitung, Ilmu Hadits. Lulusan
dari
Mambaoel Oeloem
menjadi punggawa penghulu di
ka wedanan
atau
commit to user 74
menjadi guru agama.
31
Ada juga
Froberschool
Pamardi Puteri berubah menjadi Pamardi Siwi, juga didirikan Sekolah yang bernama Kasatriyan untuk para
sentana dan abdi dalem
.
32
Pada awal berdiri Muhammadiyah Surakarta meminta bantuan guru-guru
Mambaoel Oelom
untuk mengajar di sekolah-
sekolah Muhammadiyah. Hubungan yang dilakukan antara Kraton Kasunanan dengan Muhammadiyah lainnya adalah Pakoe Buwono X memberikan
tanahnya untuk Selolah Pertanian
Land Bow School
Muhammadiyah pada tahun 1935. Alasan raja memberikan tanah adalah karena Muhammadiyah
adalah organisasi yang anti politik tetapi sebuah organisasi yang amal usahanya untuk kemajuan bangsa. Alasan lainnya adalah raja simpati dengan perjuangan
Muhammadiyah. Pada masa Jepang
Land Bow School
ditutup oleh Jepang. Tanah ini menjadi lahan yang kosong sampai tahun 1959. Lahan kosong ini
kemudian dipakai untuk asrama yatim. Bangunan asrama yatim ini kemudian ambruk terkena badai, maka anak-anak dipindahkan di rumah Ibu Sangidu di
Timuran. Lahan asrama menjadi kosong sampai tahun 1967, kemudian dipakai untuk SD Muhammadiyah 4, SMP Muhammadiyah 7 Jebres Surakarta.
33
2 Pura Mangkunegaran sendiri, ketika Muhammadiyah berdiri di Surakarta
Mangkunegaran sudah memiliki beberapa sekolah. Hal ini karena janji Kanjeng
31
Dwi Ratna, dkk, 1999,
Sejarah Kebangkitan Tradisional Surakarta
, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
32
Tim, 2004,
Dibalik Suksesi Keraton Surakarta Hadiningrat
, Surakarta: PT. Aksara Solopos, halaman 101.
33
Wawancara dengan Muhammad Amir, 13 Januari 2011, pukul 16.30.
commit to user 75
Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran 7 ketika dilantik. Langkah- langkah yang diambil beliau adalah dengan menambah jumlah Sekolah Desa
Sekolah Dasar Kelas Rendah dan Sekolah Rakyat, membuka Kursus Guru Desa, Sekolah Putri
Kopschool
, Siswarini, Sekolah dasar dengan Bahasa Belanda, Sekolah Menengah Umum Pertama. Langkah ini dilakukan Kanjeng
Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran 7, karena sebagai pertanggung jawaban atas pidatonya pada tanggal 21 Februari 1917, sesaat setelah
penobatannya sebagai Mangkunegaran 7. Isi dari pidatonya adalah: Saiki wis ora cundhuk karo jamane yen kang juneneng Adipati iku mung
merlokake nggone nengenake kawibawan bae sarta panggaweyan tumrap pangolahing Praja mung kapasrahake marang para nara Praja. Ing mangka
yen benera ing jaman saiki kang jumeneng Adipai kudu dadi tuladha tumrap para putra Santana, legium, nara Praja, lan para kawula ing atase
kawekelaning pakaryan lan kautamaning budi. Aku kudu tansah manggalih lakuning Praja lan melu ngasta tumindak dhewe. Kang perlu dak galih
dhisik iku panguripane para kawula cilik kang wiwit biyen tumeka saiki gawe sugihe Praja Mangkunegaran mangka salawase panguripane tansah
rekasa, bumine kurang pametune amarga saka kekurangan banyu. Para nara karya uripe tanpa nganggo kabungahan, omahe mung emplek-emplek
kang saru dinulu, ora oleh piwulang lan pamardi kang prayoga sarta ora ana kang nuntuni. Mula aku kudu ngudi marang kamulyane kawulaku
wong cilik. Kowe kabeh kudu sayuk ambiyantu kalayan temen, padha anggedhekna kaantepanmu, supaya Praja Mangkunegaran bisa mundhak
raharja sarta kawulaku wong cilik bisa kepenak uripe lan tentrem ayem atine, ora ngemungake kaya kang wus kelakon, nangin malah luwiha saka
samono, sarta kowe kabeh kudu ambudidaya kalayan anderpati murih undhaking rasamu: bisa mentas dhewe, bias nganakake ada-ada tumrap
paedahing akeh lan weruh ing wajib, sarta murih undhaking rasamu adil lan tentrem marang wong cilik.
34
34
Suwaji Bastono, 1996,
Karya Budaya Mangkunegaran I sampai VIII
, Semarang IKIP Press, halaman 92-93
commit to user 76
Organisasi Muhammadiyah yang juga bergerak dibidang pendidikan maka K.G.P.A.A Mangkunegaran 7 juga memberikan tanah kepada Perkumpulan
Muhammadiyah untuk mendirikan sekolah juga diberikan dana subsidi.
35
Tanah yang diberikan K.G.P.A.A Mangkunegaran untuk H.I.S Muhammadiyah samping
Masjid Al-Wustho Mangkunegaran sudah tidak mencukupi lagi untuk menerima murid. Gedung sekolah itu memerlukan perluasan dan pembaharuan, akhirnya
pihak Persyarikatan Muhammadiyah mengajukan permohonan untuk meminta tanah tersebut kepada Pura Mangkunegaran. Surat pengajuan permohonan tanah
dikabulkan oleh Mangkunegaran.
36
Masa kependudukan Jepang di Indonesia sekolah-sekolah yang didirikan di Mangkunegaran membuat peratuan sendiri
mengenai pendidikan dan pengajarannya. Sendi pendidikan dan pengajaran yang terbaik adalah kodrat, pembawaaan dan kepunyaan anak sendiri dan pendidikan
yang sebaik-baiknya ialah pendidikan yang berdasarkan kebangsaan.
37
5. Masa-masa Perkembangan Awal Persyarikatan Muhammadiyah di bidang