Kebijakan dan Tujuan Pendidikan di Masa Pemerintahan Jepang

commit to user 90 Konggres Ke XXIII 1934 memutuskan penggantian nama-nama Belanda menjadi nama Indonesia misal Norma school Sekolah Guru.

B. Pendidikan Muhammadiyah Masa Kependudukan Jepang di Surakarta

Tahun 1942 sampai 1945 Pada masa ini sistem pendidikan diambil alih oleh Pemerintah Balatentara Jepang dari mulai kebijakan mengenai sistem pendidikan yang diterapkan, penentuan jenis pelajaran dan jenis sekolah yang diijinkan menjalankan misi pendidikannya, jenjang kelas, buku-buku yang digunakan. Semua yang ada hubungannya dengan Belanda di hapus.

1. Kebijakan dan Tujuan Pendidikan di Masa Pemerintahan Jepang

a. Kebijakan Pemerintahan Jepang

Sekolah-sekolah yang ada di Surakarta masih dominan dengan unsur- unsur sekolah Belanda, namun setelah Belanda dan seluruh Angkatan Perangnya menyerah tanpa syarat kepada angkatan Perang Jepang di Kalijati Subang Jawa Barat tanggal 8 Maret tahun 1942. Berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia dan Jepang mulai berkuasa di Indonesia pada tahun 1942 sampai 1945. Jepang mengganti semua sistem pemerintahan yang ada di Indonesia diganti dengan sistem Jepang. Dari mulai bidang pendidikan, ekonomi, perdagangan dll. Semua yang berhubungan dengan Belanda dihapuskan dan dilarang. Semua organisasi di Zaman Jepang mendapat tekanan yang kuat dari Jepang. Di zaman Jepang ada UU Balatentara Da i Nippon Osa emu Seirei No. 22 yaitu tahun 1944 yang isinya melarang berdirinya sekolah-sekolah commit to user 91 partekelir. Semua organisasi harus mematuhi Dai Nippon . Sekolah-sekolah yang didirikan oleh Jepang Sekolah Rakyat Kokumin Gakho terbuka untuk semua penduduk dengan lama pendidikan enam tahun. Sekolah Rakyat merupakan gabungan dari Neutraal HIS dan Neutraal Schakelschool . Sebagai lanjutan sekolah rakyat adalah sekolah menengah pertama tiga tahun dan sekolah menengah atas tiga tahun. Sekolah Guru Dua Tahun Sato Sikan Gakho, Sekolah Guru Empat Tahun Guto Sikan Gakho, Sekolah Guru Enam Tahun Koto Sikan Gakho. 57 Situasi di Zaman Jepang menyebabkan terpaksanya hubungan antara pimpinan pusat Muhammadiyah dengan daerah dan cabang-cabangnya menjadi sulit, begitu juga sekolah-sekolah Muhammadiyah. Sekolah-sekolah Muhammadiyah tetap melakukan kegiatan bertabligh dan pembinaan tauhid serta sekolah-sekolah yang dijelmakan dengan berbagai nama lain, tetap masih berjalan dalam keadaan darurat sekali. K.H. Mansyur sebagai tokoh terkemuka Muhammadiyah pada waktu itu, kemudian menerjunkan diri dalam pergerakan nasional dan kemerdekaan sehingga terkenal menjadi bagian dari Empat Serangkai yaitu Ir. Seokarno, Drs. Muhammad Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K.H Mas Mansyur. Tokoh Muhammadiyah ikut dalam BPUPKI antara lain K.H. Mas Mansyur, Ki Bagus Hadikusumo, Dr. Sukiman Wiryasanjaya, Prof. Kahar Muzakir. 58 57 M. Jumali, dkk, 2004, Landasan Pendidikan , Surakarta: UMS, halaman 139. 58 Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, op. cit , halaman 59. commit to user 92 Di zaman Jepang banyak para ulama dan pemuka agama yang menjadi opsir PETA Pembela Tanah Air bentukan Jepang. Di zaman Jepang ini, para ulama-ulama banyak yang diangkat menjadi Bupati. Perubahan diperkuat lagi dengan tidak adanya pemerataan pendidikan. Di zaman pendudukan Jepang, tidak ada lagi perbedaan antara sekolah dengan bahasa pengantar Jepang dan dengan pengantar bahasa Daerah. Sekolah swasta harus tunduk kepada peraturan-peraturan yang mengatur sekolah-sekolah negeri. Banyak sekolah swasta termasuk sekolah Muhammadiyah yang dijadikan sekolah negeri. Kenaikan harga beras sejak zaman pendudukan Jepang, membuat banyak petani dapat menyekolahkan anak-anaknya ke pendidikan yang lebih tinggi. Sejak zaman pendudukan Jepang terjadi semacam demokrasi didalam pendidikan yang kemudian diteruskan oleh pemerintah republik Indonesia. 59 Rayuan Jepang kepada Indonesia adalah mengatakan bahwa Jepanglah saudara tuanya Indonesia yang datang untuk mencapai kemakmuran bersama di Asia Timur Raya dikenal dengan “Hakko Icchiu” dalam dunia pendidikan ketika itu Jepang melaksanakan beberapa pemaksaan kepada pelajar-pelajar Indonesia yaitu Setiap pagi harus mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang dan membentuk Indonesia Baru. Kenyataannya bangsa Indonesia menjadi miskin dan menderita demi kepentingan Jepang. 59 Tim UMS, op.cit , halaman 245-246. commit to user 93

b. Tujuan Pendidikan di Masa Jepang

Tujuan pendidikan Jepang tidak banyak diungkapkan, karena memenangkan perang adalah tujuan utama dari angkatan bersenjata atau balatentara Jepang, sehingga perhatian terhadap pendidikan sangat sedikit. Pendidikan Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda. Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar resmi, baik di kantor-kantor maupun di sekolah- sekolah. Bahasa Jepang menjadi bahasa kedua. Selama masa pendudukan Jepang bahasa Indonesia menjadi berkembang dan lebih modern sehingga menjadi bahasa pergaulan dan bahasa ilmiah meskipun perhatian terhadap pendidikan sangat sedikit, tetapi ada dampak positif yang kita peroleh secara tidak langsung yaitu dipergunakan dan berkembangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa pergaulan dan bahasa ilmiah. Lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan dan tidak boleh menyanyikan lagu Wilhelmina Belanda, dan di bolehkan mempelajari dan melagukan lagu kebangsaan Dai Nippon . 60 Secara tujuan pendidikan Jepang di Indonesia adalah sebagai wadah tersedianya tenaga kerja cuma-c uma yang disebut “romusha”. Jenjang pendidikan diubah oleh Jepang, semua peraturan diubah. Jepang memaksakan kepada murid-murid untuk mengikuti latihan fisik, latihan kemiliteran dan indoktrinasi ketat. Hal ini terbukti dengan pelaksanaan senam upacara disebut “taiso” dilaksanakan sebelum belajar di mulai yaitu melakukan penghormatan kepada Kaisar Jepang, menghormati, bendera Jepang dan menyanyikan lagu 60 Arsip Mangkunegaran, No. L. 709, “Aturan-aturan Saking Pemerintah Dai Nippon”. commit to user 94 kebangsaan Jepang yang berjudul Kimigayo. 61 Syair lagu Kimigayo sebagai berikut ”Madziro kifu zino, Kedaka sao, Kokoro notsyu yoi, Tateto site, Mikuni nits yu kusyu, O’mina rawa, Kagaya kumiyono, Yamasakura, Cinni sakini tsutsu, Onina hana, Onina hana.” Kebijakan yang diterapkan Jepang dibidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi dalam menempuh pendidikan. Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk menempuh pendidikan formal dari mulai SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. 62 Pada masa Jepang sekolah kelas II serta sekolah sambungan diubah menjadi SD 6 tahun.

2. Berakhirnya sekolah Jepang