Sikap Terhadap Gagasan Formalisasi Perbankan Syariah Sebagai Pengelola

55 Artinya, banyak responden yang masih menilai negatif terhadap jangkauan pasar perbankan syariah yang masih terpusat di lingkungan perkotaan atau untuk usaha menengah ke atas. Dengan kata lain, ada kesan yang sangat kuat di kalangan respnden hakim bahwa semboyan perbankan syariah lebih berorientasi untuk melayani kepentingan warga kelas bawah, desa, masih sebatas wacana, belum begitu dapat direalisasikan di lapangan. Namun demikian, secara keseluruhan, para hakim masih meyakini bahwa segmen layanan pasar bank syariah tidak jauh berbeda dengan jangkauan perbankan konvensional. Ini satu indikator kritik terhadap keberadaan layanan perbankan syariah.

5. Sikap mengenai Gagasan Penggunaan Perbankan Syariah untuk

Pengelolaan Keuangan Pribadi Tabel 4.9 Sikap mengenai Gagasan Penggunaan Perbankan Syariah untuk Pengelolaan Keuangan Pribadi No. Status Dukungan f 1 Tidak Mendukung 5 4.6 2 Agak Mendukung 8 7.3 3 Mendukung 96 88.1 Total 109 100 Sumber: Diolah dari data lapangan 56 Berdasarkan Tabel 4.9 ini tampak bahwa sikap responden sangat positif terhadap gagasan penggunaan perbankan syariah untuk pengelolaan keuangan pribadi responden. Data menunjukkan bahwa mayoritas 88.1 hakim menyatakan sikap mendukung jika pembayaran gaji atau pembayaran segala pembiayaan hajat rumah tangga seperti pembayaran air, listrik, dan lain-lain responden dilakukan melalui bank syariah. Sementara itu, ada bebarapa hakim yang tidak dengan tegas memberikan sikap mendukung, yaitu sebesar 4.6.

C. Perilaku Hakim terhadap Perbankan Syariah

Secara keseluruhan, perilaku responden terhadap perbankan syariah menunjukkan perilaku yang cenderung tidak sesuai dengan perkiraan awal, yaitu bahwa sesuai dengan bidang usahanya, hakim diharapkan berperilaku positif terhadap perbankan syariah. Banyak responden, pada level praksis atau perilaku, terbukti tidak mendukung eksistensi perbankan syariah. Hanya sebagian kecil yang dengan tegas mendukung aktivitas dan arah perkembangan perbankan syariah. Hal ini dikarenakan bahwa masih ada keraguan di kalangan responden hakim untuk mendukung eksistensi perbankan syariah. Untuk itu, agar lebih jelas, data rincian aspek perilaku dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut.