Burung-burung yang Menyergap Mekanisme Pertahanan Ego

79 apa yang dilakukan Kamil merasa tenang, karena Kamil tidak lagi mengganggu orang-orang yang dianggap tamak. Sejak kejadian itu Desa Krowotan tenang kembali. Sedangkan Kamil, setiap har, dengan tongkatnya menyusuri jalan-jalan desa. Mencari sepasang matanya yang hilang. Setiap orang yang berpapasan selalu ditanya, “Kamu melihat mata saya?” ST, 2000; 25. Sudah ribuan orang yang ditanya. Sudah sepuluh tahun kejadian itu berlangsung. Bukan lagi keharuan yang muncul dari warga desa, melainkan ejekan. Setiap menjumpai Kamil, anak-anak kecil dan orang tua selalu berteriak, “Mil, ini lho matamu” Dan tawa mereka pun meledak setiap kali Kamil menoleh ST, 2000; 26. Kejadian tersebut dialami oleh orang-orang yang tidak berdaya untuk melawan. Kondisi ekonomi yang minim menjadikan pihak-pihak “wong cilik” terkadang tidak mendapatkan haknya sebagai makhluk sosial yang sama dihadapan hukum.

5.4.4 Burung-burung yang Menyergap

Gerusta adalah seorang orator partai yang mampu menyampaikan kata-kata yang berisi kesejahteraan bagi rakyat. Mendadak Gerusta diserang oleh puluhan hingga ribuan burung. Burung-burung terus mengintai Gerusta dan datang dengan menyerang seluruh tubuhnya. Ketidakberdayaan Gerusta dalam menghadapi serangan burung-burung tersebut, menyadarkannya bahwa betapa kata-kata tidak lagi dimiliknya, tetapi sudah memiliki dirinya. Bayangan akan serangan burung-burung tersebut menjadi ancaman dan kecemasan bagi dirinya. Segala cara dilakukan Gerusta agar ia tidak diintai oleh bayangan burung. Kecemasan akan ancaman burung yang menyergap seluruh tubuhnya, membuat Gerusta memberikan pertahanan. Mekanisme pertahanan ego yang bekerja dalam dirinya adalah bentuk mekanisme displacement yaitu dorongan yang menimbulkan kecemasan pada dirinya diungkapkan kepada objek atau individu lain yang kurang berbahaya atau kurang mengancam. Mekanisme pertahanan ego Gerusta tersebut menjadi pertahanan sementara yang dapat mengurangi atau meredakan kecemasan atau ketakutan yang dialaminya akan Universitas Sumatera Utara 80 serangan burung-burung. Mekanisme pertahanan ego yang dialami Gerusta tersebut dapat diperhatikan pada kutipan berikut. BURUNG-BURUNG ganas itu masih menjadi mimpi buruk yang menguras energi Gerusta. Burung-burung itu telah menjaring Gerusta menjadi tawanan yang siap dicincang oleh kelaparan mereka. Gerusta membangun pertahanan. Ia tutup jendela dan pintu. Ia tutup seluruh lubang angin. Ia bakar album. Televisi. Radio. Buku-buku. Internet. Kulkas. Telepon genggam. Peta. Dan seluruh benda yang memungkinkan burung-burung itu bersembunyi dan sewaktu-waktu menyerangnya. Ia telah mengasingkan diri dari hiruk pikuk kehidupan ST, 2000; 54. Pengalihan dorongan kecemasan yang dialami Gerusta tersebut merupakan upaya yang dapat mengurangi ketakutannya. Segala yang berhubungan dengan bayangan burung-burung, dijauhkan dari hadapannya, bahkan Gerusta memilih untuk tidak bertemu dengan orang lain dan berhadapan dengan lingkungan luar. Semua kecemasan yang dialami Gerusta tersebut menjadi mimpi buruk bagi kehidupannya.

5.4.5 Anoman Ringsek