Burung-burung yang Menyergap Penyaluran dan Penggunaan Energi Psikis

60 berusaha untu mendominasi Kamil hanya memiliki energi yang terbatas dibanding dengan id, sehingga Kamil kehilangan sepasang matanya. Timbunan ketakutan telah menggerakkan Kamil untuk lari. Dengan sisa kekuatannya ia lari dan terus lari. Selapis demi selapis dinding malam yang gelap, diterobos Kamil. … Suara itu menyadarkan Kamil bahwa ia diikuti seseorang. Ketakutan mendadak menyelimuti rongga dada Kamil. Sesak. Detak jantungnya terpacu. Kamil menoleh. Dua sosok hitam it uterus memburunya. Ia menyelinap di balik rerimbunan perdu. …Kemudian dirasakan ada benda tajam menghujam kedua matanya. Perih. Sangat perih. Sakit. Sangat sakit. Darah mengucur. Deras. Sangat deras. Baju Kamil basah. Malam makin gelap ST, 2000; 25. … Bukan lagi keharuan yang muncul dari warga desa, melainkan ejekan. Setiap menjumpai Kamil, anak-anak kecil dan orang tua selalu berteriak, “Mil, ini lho matamu” Dan tawa mereka pun meledak setiap kali Kamil menoleh ST, 2000; 26. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, id, ego, dan superego menggunakan energi psikis dengan hasil atau dampak yang berbeda terhadap kepribadian individu dengan masing- masing tugas dan fungsinya. Peristiwa yang dialami Kamil membuat dia khawatir dan dikejar-kejar oleh rasa ketakutan dan mencoba untuk mempertahankan dirinya.

5.2.4 Burung-burung yang Menyergap

Gerusta merupakan tokoh utama dalam cerpen ini. Energi psikis yang dimilikinya semakin memacu semangatnya untuk menghindar dan memusnahkan burung-burung yang menyergap tubuhnya. Gerusta dibayangi oleh sergapan burung-burung yang tidak diketahui sumbernya. Namun burung-burung ini menjadi simbol kekuatan dari ribuan kata-kata yang biasanya diorasikan oleh Gerusta. Kata-kata merupakan hal yang mudah untuk diucapkan bagi Gerusta, sebagai pembangkit semangat masyarakat akan janji kesejahteraan. Gerusta biasanya memberikan orasi kepada orang banyak sebagai janji-janji. Kehidupan Gerusta bersumber dari kata-kata. Hidupnya tidak dapat dibebaskan dari kata-kata. Demikian pula burung-burung yang tiba-tiba menyergap tubuhnya datang seperti ribuan kata-kata yang siap disampaikan. Namun hal tersebut membuat Gerusta tidak berdaya dan tertekan dengan kondisi tersebut. Energi Gerusta habis oleh karena pertahanannya dalam Universitas Sumatera Utara 61 menghadapi burung-burung. Ia bingung dengan tindakan yang harus dilakukan dalam menghadapi ancaman burung-burung. Berdasarkan ancaman kekhawatiran akan serangan burung-burung tersebut, penyaluran dan penggunaan energi psikis pada kepribadiannnya berusaha bertahan dengan sistem kepribadiannya. Penyaluran dan penggunaan energi tersebut dapat diperhatikan dari kutipan berikut. DARI mana burung-burung itu? Siapa yang mengirimkannya untukku? Ia dibalut spiral pertanyaan yang tak kunjung mampu di jawab. Ia mengutuk burung-burung yang tak manusiawi itu. Amarahnya yang menggumpal menjelma tenaga yang mendorong ia bangkit dan keluar rumah. Ia muntahkan peluru itu di pepohonan, atap rumah dan semak-semak ST, 2000; 52. Tindakan Gerusta tersebut merupakan bentuk pertahanan sistem energi psikisnya yang dapat mengurangi tegangan akan burung-burung yang menyerang. …Dari rongga mulut itu ia merasakan ada yang bergerak. Ada gumpalan bulu yang menyentuh langit-langit mulutnya. Gerusta mau muntah. Tapi tak bisa. Berjejal-jejal burung keluar dari mulutnya. Mereka menyergap Gerusta. Sempoyongan Gerusta melangkah, meraih senapan dan mengokangnya. Telunjuk Gerusta gemetaran menarik picu senapan yang diarahkan ke mulutnya ST, 2000; 57. Sistem pertahanan ego dalam kepribadian Gerusta tidak mampu mengendalikan energi psikisnya yang begitu besar berpihak pada id. Gerusta menembak mulutnya sendiri akibat dari tekanan atau stimulus internal Gerusta yang semakin meningkat. Hal ini merupakan dorongan dari kebutuhan internal tubuhnya untuk terhindar dari ancaman yang menyerang. Ego dan antikateksis tubuh Gerusta tidak cukup kuat dalam mendapatkan energi, sehingga penyaluran dan penggunaan energi psikis yang diharapkan menuju pada proses moral menjadi tidak tercapai.

5.2.5 Anoman Ringsek