33
untuk memberikan kaitan atau jalinan cerita yang erat dengan unsur lainnya. Beberapa wilayah, bangunan yang menjadi latar dalam kumpulan cerpen Sang Terdakwa karya Indra
Tranggono antara lain sebagai berikut:
4.2.1.1 Kota Kami Dicekam Ketakutan
Pada awalnya dimulai dengan situasi malam hari di suatu kota yang terdapat di sebuah pulau kecil. Tempat yang dijadikan sebagai latar dari rangkaian cerita ini, merupakan
sebuah di pulau yang diapit oleh gunung. Daerah tersebut memberikan kehidupan bagi masyarakat dengan beberapa pantai yang dijadikan sebagai sumber penghasilan, seperti
nelayan. Latar tempat dalam cerita ini tidak begitu dominan, namun sedikit menggambarkan situasi kehidupan masyarakat di suatu kota yang mengalami ketakutan karena kejadian yang
mencekam. Kota kami berdiri di sebuah pulau kecil dan diapit oleh gunung yang tinggi dan pantai
yang sangat indah. Jika senja tiba, pantai kami membentangkan sunset yang jauh lebih memukau dari gambar-gambar di kantor pos ST, 2000; 1.
Kondisi mencekam yang dialami penduduk kota membuat mereka harus berjaga-jaga di tempat-tempat yang dianggap sumber ancaman dari ketakutan mereka.
Meskipun kami telah memperkuat penjagaan di gerbang kota—karena kami mendengar pembunuh itu dating dari luar kota—masih saja maut itu bergentayangan
mencabuti nyawa warga kami… ST, 2000; 4.
4.2.1.2 Palaran
Dalam rangkaian cerita ini, latar tempatnya adalah sebuah kerajaan yang bernama Kadipaten Padas Lintang. Tempat ini merupakan sebuah kawasan Adipati Anom, Nyai
Adipati, selir-selirnya, serta anggota kadipaten lainnya. Kawasan Kadipaten Padas Lintang ini merupakan tempat peraduan Adipati yang memimpin rakyatnya. Di kawasan ini juga,
Adipati sehari-harinya hidup dan mengalami tekanan akibat kekuasaan yang didapat Adipati
Universitas Sumatera Utara
34
dari Adipati Sepuh yang dianggapnya tidak bisa memimpin kadipaten dengan baik. Latar yang dimaksudkan dapat dilihat dari kutipan berikut.
…ketika ia dengan gagah berani mengalunkan tembang palaran untuk menantang Adipati Sepuh yang dinilainya tak becus memimpin Kadipaten Padas Lintang ST,
2000; 15.
Cerita ini tidak begitu menonjolkan latar fisiknya. Rangkaian cerita dipusatkan pada kondisi dan situasi di kawasan Kadipaten Padas Lintang. Namun ada juga beberapa tempat seperti di
kamar dan istana, tempat Aipati mengurung diri dari suara gamelan yang membuatnya merasa terancam dan ketakutan.
Dan angin yang bertiup dari bukit-bukit yang jauh mengirimkan suara itu ke peraduan Adipati Anom.
…wajahnya pucat pasi melihat Adipati Anom terguling-guling di ranjang sambil terus menjerit ST, 2000; 11.
4.2.1.3 Sepasang Mata yang Hilang