59
Nyai Adipati mendadak terbangun. Ia menjerit sangat keras. Para penjaga kadipaten berlari ke sumber suara.
“Kangmas Adipati bunuh diri” pekik Nyi Adipati. Cemas. ST, 2000; 18
5.2.3 Sepasang Mata yang Hilang
Penyaluran dan penggunaan energi psikis pada tokoh utama dalam cerpen ini didasari oleh rasa ketakutan yang dialami oleh Kamil. Kamil tidak nyaman dengan kondisi matanya
yang dianggap mengganggu. Apabila bertemu dan melihat seseorang yang dianggap tamak, sombong, dan hidupnya suka memanfaatkan masyarakat miskin, Kamil akan histeris dan
seolah-olah melihat raksasa yang kejam. Keadaan tersebut mengganggu beberapa warga tempat Kamil tinggal dan mengucilkan sikap yang dialami Kamil. Akibat keanehan yang
terjadi pada mata Kamil tersebut, Ayahnya berniat untuk membawanya ke rumah sakit jiwa sebagai solusi terakhir. Hal tersebut membuat Kamil tertekan dan khawatir, karena tidak
ingin diasingkan ke rumah sakit. Kamil mencari cara untuk menghindar dengan jalan melarikan diri dari rumahnya.
Energi psikis Kamil terpacu untuk mencari solusi mengatasi keadaan mata yang setiap hari membuat tersinggung beberapa pihak. Kamil membutuhkan obat sekaligus mencari
alasan atas peristiwa yang dialami oleh matannya. Kepribadian Kamil sebenarnya bertujuan pada sesuatu yang positif, atas kondisi beberapa pihak yang suka memanfaatkan masyarakat
miskin. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperhatikan beberapa proses penyaluran dan penggunaan energi psikis yang dialami Kamil dalam kutipan berikut.
Bayangan ia diseret ke rumah sakit menghantui dirinya. Bayangan itu meronta-ronta mengganggu tidurnya. Bayangan ia disakiti menteror dirinya. Menggema teriakan-
teriakan dalam gelap ST, 2000; 24.
Keadaan tersebut membuat Kamil pergi dari rumah pada malam hari. Ketakutan yang dialami Kamil semakin menjadi-jadi karena bayangan rumah sakit yang menakutkan baginya.
Hal ini tergambar dari sistem kepribadiannya yang saling mendominasi. Superego yang
Universitas Sumatera Utara
60
berusaha untu mendominasi Kamil hanya memiliki energi yang terbatas dibanding dengan id, sehingga Kamil kehilangan sepasang matanya.
Timbunan ketakutan telah menggerakkan Kamil untuk lari. Dengan sisa kekuatannya ia lari dan terus lari. Selapis demi selapis dinding malam yang gelap, diterobos Kamil.
… Suara itu menyadarkan Kamil bahwa ia diikuti seseorang. Ketakutan mendadak menyelimuti rongga dada Kamil. Sesak. Detak jantungnya terpacu. Kamil menoleh.
Dua sosok hitam it uterus memburunya. Ia menyelinap di balik rerimbunan perdu. …Kemudian dirasakan ada benda tajam menghujam kedua matanya. Perih. Sangat
perih. Sakit. Sangat sakit. Darah mengucur. Deras. Sangat deras. Baju Kamil basah. Malam makin gelap ST, 2000; 25.
… Bukan lagi keharuan yang muncul dari warga desa, melainkan ejekan. Setiap menjumpai Kamil, anak-anak kecil dan orang tua selalu berteriak, “Mil, ini lho
matamu” Dan tawa mereka pun meledak setiap kali Kamil menoleh ST, 2000; 26.
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, id, ego, dan superego menggunakan energi psikis dengan hasil atau dampak yang berbeda terhadap kepribadian individu dengan masing-
masing tugas dan fungsinya. Peristiwa yang dialami Kamil membuat dia khawatir dan dikejar-kejar oleh rasa ketakutan dan mencoba untuk mempertahankan dirinya.
5.2.4 Burung-burung yang Menyergap