41
mengungkapkan tentang kehidupan. Tema selalu dapat dirasakan pada semua fakta dan alat penceritaan di sepanjang sebuah cerita rekaan.
Adapun yang menjadi tema utama dari keseluruhan kumpulan cerpen Sang Terdakwa karya Indra Tranggono adalah kecemasan manusia di hadapan kekuasaan politik yang tidak
sepenuhnya bisa dipahami. Namun penulis akan mendeskripsikan lima cerpen yang akan mewakili pembahasan yang memiliki tema secara khusus, diantaranya sebagai berikut:
4.3.1 Kota Kami Dicekam Ketakutan a. Kecemasan realitas
Kecemasan merupakan suatu masalah real yang pernah dirasakan setiap individu dalam kehidupan, terutama dalam berkehidupan sosial. Freud dalam Koswara, 1991:45
menjelaskan bahwa “Kecemasan riel adalah kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar api, binatang buas, orang jahat,
penganiayaan, hukuman”. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa kecemasan realitas merupakan masalah signifikan yang ada dalam cerpen Kota Kami Dicekam
Ketakutan. Tokoh-tokoh dalam cerita mengalami kecemasan terhadap kematian yang terjadi disekitar mereka, yang menimpa saudara atau warga di kota tempat mereka tinggal. Kematian
yang dialami saudara-saudara mereka tersebut membuat tokoh-tokoh dalam cerita ketakutan dan cemas. Alasan utama terjadinya kematian di kota mereka dan pelaku dibalik semua
kejadian tersebut tidak dapat terungkap jelas. Setiap hari kecemasan semakin mencekam, karena korban yang meninggal pun terus bertambah. Hal kecemasan yang dialami tokoh-
tokoh dalam cerita inilah menjadi salah bentuk dinamika kepribadian yang mereka alami dan menjadi tema penting dalam cerpen Kota Kami Dicekam Ketakutan.
Di kota kami, tidak dibutuhkan alasan yang pelik untuk mati. Kami tidak pernah tahu apa salah kami. Orang yang sehat walafiat mendadak mati secara mengenaskan:
kepala remuk dan usus terburai. Anehnya, setiap mayat yang kami temui keadaannya selalu sama: perut terbuka dan terpotong hatinya hilang ST, 2000; 2.
Universitas Sumatera Utara
42
Kota kami dicekam ketakutan. Tidak hanya kematian yang kami takuti. Tapi kekhawatiran kehilangan hati. Bagaimana mungkin kami hidup tanpa hati? ST, 2000;
3.
Peristiwa yang dialami warga dalam cerpen ini menjadi kecemasan yang sangat mendalam. Wajah kekhawatiran tidak dapat terelak dari setiap individu dan merasa terancam akan situasi
sosial yang terjadi di lingkungan mereka. Kecemasan realitas dapat terjadi pada situasi dan status sosial apapun di dalam suatu lingkungan masyarakat.
4.3.2 Palaran a. Kekuasaan