Program K3 TINJAUAN PUSTAKA

1. Kepemimpinan Manajemen Management Leadership a. Menetapkan tujuan keselamatan dan kesehatan yang jelas untuk program dan menentukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut b. Menunjuk satu atau lebih individu dengan tanggung jawab secara keseluruhan untuk menerapkan dan memelihara program c. Menyediakan sumber daya yang cukup untuk menjamin pelaksanaan program yang efektif Manajemen K3 di tempat kerja bertanggung jawab secara penuh dalam mengatur dan mengontrol seluruh manajemen organisasi. Dengan kata lain Near Miss Reporting NEMIR System dapat mencapai kesuksesan jika dipimpin, didukung dan berdasarkan inisiatif dari manajemen McKinnon, 2012. 2. Partisipasi Pekerja Worker Participation a. Berkonsultasi dengan pekerja dalam mengembangkan dan melaksanakan program serta melibatkan mereka dalam memperbarui dan mengevaluasi program b. Mengikutsertakan pekerja untuk inspeksi dan investigasi insiden di tempat kerja c. Mendorong para pekerja untuk melaporkan kekhawatiran seperti bahaya, cidera, penyakit dan near misses d. Melindungi hak-hak pekerja yang berpartisipasi dalam program ini 3. Identifikasi dan Penilaian Bahaya Hazard Identification and Assessment a. Mengidentifikasi, menilai dan mendokumentasikan bahaya di tempat kerja, memeriksa tempat kerja dan meninjau informasi yang tersedia terkait bahaya yang ada di tempat kerja b. Menyelidiki cidera dan penyakit untuk mengidentifikasi bahaya yang mungkin dapat menyebabkan hal tersebut c. Menginformasikan kepada pekerja terkait bahaya di tempat kerja 4. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Hazard Prevention and Control a. Menetapkan dan melaksanakan rencana untuk memprioritaskan dan mengendalikan bahaya yang teridentifikasi di tempat kerja b. Memberikan kontrol sementara untuk melindungi pekerja dari bahaya yang tidak dapat dikontrol secara langsung c. Memverifikasi bahwa semua tindakan pengendalian bahaya dilaksanakan dan efektif d. Membahas rencana pengendalian bahaya dengan pekerja yang terkena dampak 5. Pendidikan dan Pelatihan Education and Training a. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pekerja dengan bahasa yang dapat mereka pahami untuk memastikan bahwa mereka tahu bagaimana prosedur untuk melaporkan cidera, penyakit dan masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan, bagaimana mengenali bahaya, cara untuk menghilangkan, mengurangi atau mengontrol bahaya, elemen-elemen program dan bagaimana berpartisipasi dalam program b. Melakukan pendidikan dan pelatihan program secara berkala 6. Program Evaluasi dan Peningkatan Program Evaluation and Improvement a. Melakukan penelaahan berkala terhadap program untuk menentukan apakah program sudah diimplementasikan sesuai rancangan dan membuat kemajuan dalam mencapai tujuan b. Modifikasi program jika diperlukan untuk memperbaiki kekurangan c. Terus mencari cara untuk meningkatkan program Pada umumnya, elemen-elemen tersebut yang mendasari dan terdapat di dalam program manajemen keselamatan dan kesehatan. Setiap elemen yang ada itu penting dalam mencapai keberhasilan dari keseluruhan program yang dijalankan karena elemen-elemen tersebut saling bergantung dan saling berhubungan. Berkaitan dengan elemen identifikasi dan penilaian bahaya dimana hasil dari identifikasi bahaya-bahaya dengan program yang ditetapkan oleh perusahaan melalui program pengamatan yang kemudian harus dilaporkan. Setiap proyek harus mengimplementasikan sistem pelaporan dan pencatatan dengan menggunakan beberapa form dan format yang telah dibentuk oleh perusahaan OSHA, 2013. Sistem penyimpanan catatan dan proses pelaporan menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk mengukur peningkatan dan keefektifan program K3L. Bentuk pelaporan yang mencakup diantaranya adalah : 1 Laporan bulanan K3L 2 Laporan inspeksi 3 Pemberitahuan berkala K3L 4 Laporan tindakan K3L berkala 5 Pelaporan kejadian bahaya yang terjadi near miss 6 Laporan kecelakaan awal 7 Laporan investigasi kecelakaan 8 Laporan pertolongan pertamamedis 9 Laporan mengenai kerusakankerugian 10 Laporan pelanggaran Pada dasarnya bentuk upaya perusahaan dalam melakukan pengelolaan terhadap keselamatan kerja adalah dengan membuat program keselamatan kerja. Sejalan dengan hal tersebut, program observasi atau pengamatan memiliki tujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan serta mengenali near miss, perilaku dan kondisi berisiko ditempat kerja. Program K3 memiliki pencapaian terhadap targetnya. Outcome dari implementasi program K3 adalah dapat menurunkan angka kecelakaan atau kejadian, nearmiss dan kerusakan properti, meningkatkan perilaku keselamatan, memperbaiki sistem, melihat efisiensi dari sistem keselamatan dalam mengidentifikasi unsafe condition, unsafe act, dan kesalahan sistem manajemen, meningkatkan pelaporan, meningkatkan kemampuan seseorang dalam berperilaku aman Byrd, 2007.

C. Perilaku dan Kondisi Tempat Kerja

Perilaku dapat diartikan sebagai cara seseorang memperlakukan dirinya, sikap yang dimiliki individu dan tindakan yang dapat diamati oleh seseorang. Perilaku manusia dipengaruhi oleh sikap, kepribadian, motivasi dan memori serta karakteristik fisik dan mental yang membentuk seseorang serta lingkungannya Stranks, 2007. Menurut Stranks, setiap orang berperilaku dengan cara yang berbeda dalam berbagai situasi. Lebih jelasnya setiap individu memiliki cara dan pola perilaku sendiri berdasarkan situasi tertentu. Aspek-aspek dari perilaku yang berkaitan dengan berbagai faktor psikologis berkontribusi terhadap cara orang berperilaku dan didalamnya terdapat elemen-elemen seperti sikap, motivasi, ingatan, memori, kepribadian seseorang dan persepsi. Terdapat faktor-faktor lain yang juga berpengaruh seperti pola asuh, pengalaman di masa lalu, lingkungan, tingkat pengetahuan dan pemahaman serta emosi terhadap cara seseorang berperilaku Stranks, 2007. Berdasarkan teori Lawrence Green, Green 1980 menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang membentuk perilaku seseorang diantaranya yairu predisposing factors faktor pendorong, enabling factors faktor pemungkin dan reinforcing factors faktor penguat. Dimana faktor predisposisi merupakan faktor yang mempermudah terjadinya perilaku, misalnya pengetahuan, persepsi, sikap dsb. Faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memfasilitasi perilaku seseorang yang ditandai dengan tersedianya sarana dan prasarana. Sedangkan faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendukung terjadinya perilaku pekerja, terwujud dalam sebuah pengawasan Green and Kreuter, 2005.

1. Perilaku Aman

Perilaku aman adalah tindakan yang tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden near miss. Seperti yang kita ketahui bahwa berperilaku aman tidak akan menyebabkan terjadinya kerugian. Dibawah ini terdapat jenis-jenis perilaku aman berdasarkan Teori Loss Causation Model yaitu Bird and Germain, 1990 : a. Melakukan pekerjaan sesuai dengan wewenang yang diberikan b. Berhasil memberikan peringatan terhadap adanya bahaya c. Berhasil mengamankan area kerja dan orang-orang disekitarnya d. Bekerja sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan e. Menjaga alat pengaman agar tetap berfungsi f. Tidak menghilangkan alat pengaman keselamatan g. Menggunakan peralatan yang seharusnya h. Menggunakan peralatan yang sesuai i. Menggunakan APD dengan benar j. Pengisian alat atau mesin yang sesuai dengan aturan yang berlaku k. Penempatan material atau alat-alat sesuai dengan tempatnya dan caranya l. Mengangkat dengan benar m. Memperbaiki peralatan dalam kondisi alat yang telah dimatikan n. Tidak bersenda gurau atau bercanda ketika bekerja

2. Perilaku Tidak Aman

Meskipun sulit untuk mengontrol perilaku, hampir 80 hingga 95 dari semua kecelakaan pencetusnya adalah perilaku tidak aman. Perilaku tidak aman adalah tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden near miss. Konsekuensinya dapat membuat perusahaan mengeluarkan biaya yang besar jika hal tersebut terjadi Cooper, 2001. Perilaku tidak aman menurut Bird dan Germain 1990 antara lain mencakup : a. Bekerja atau mengoperasikan peralatan tanpa kewenangan b. Gagal dalam memperingatkan c. Gagal dalam mengamankan