Gambaran Output dalam Sistem Pelaporan Near miss, Unsafe Act

unsafe condition dalam laporan. Karena kenyataannya semua kecelakaan kerja yang terjadi faktor penyebabnya berasal dari kejadian near miss, unsafe act maupun unsafe condition yang dapat diketahui, ditindaklanjuti berdasarkan data-data yang diperoleh pada laporan yang tercatat dan dilaporkan di perusahaan. 177

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berikut ini adalah simpulan yang terdapat pada penelitian : 1. Tokyu-WIKA Joint Operation TWJO merupakan suatu bentuk kerjasama antara dua perusahaan yaitu perusahaan Tokyu Construction Co., Ltd dengan PT Wijaya Karya Persero Tbk yang bergerak di bidang konstruksi Mass Rapid Transit Jakarta MRTJ tahap pertama yang bertanggung jawab pada pekerjaan konstruksi surface section area CP 101 dan CP 102. Sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition yang terdapat di proyek MRTJ TWJO belum terlaksana dengan baik sesuai dengan NEMIR system, masih terdapat beberapa kekurangan pada masing-masing tahapan sistem input, proses, output. 2. Pada komponen tahap input sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition TWJO, komponen input berupa material belum memenuhi NEMIR system. Perusahaan sudah memiliki kebijakan K3 yang sesuai namun belum memiliki standar prosedur yang mengatur sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition, pemahaman petugas yang berbeda terkait definisi near miss dan belum adanya form pelaporan untuk unsafe act di dalam melakukan pencatatan dan pelaporan untuk memperoleh record. Sedangkan untuk SDM dan metode sudah sejalan dengan NEMIR system. 3. Pada tahap proses sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition TWJO, pelaksanaannya belum memenuhi NEMIR system. Berkaitan dengan pelaksanaan pelaporan berupa amnesti, perusahaan belum memiliki reward dan punishment untuk motivasi pekerja yang diberlakukan untuk sistem pelaporan namun telah mendapatkan dukungan penuh dari top manajemen. Sedangkan untuk proses pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelaporan sudah sejalan dengan NEMIR system. Pada tahap proses-proses pelaporan terdapat pula hambatan yang dirasakan oleh divisi SHE yang sebagian besar merupakan hambatan personal dimana seharusnya seluruh elemen yang ada diperusahaan terlibat di dalam melakukan pelaporan. 4. Pada tahap output sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition TWJO yang berupa laporan, belum memenuhi NEMIR system. Output yang dihasilkan belum sepenuhnya tercatat dan di record dengan baik. Masih terdapat kejadian near miss, unsafe act maupun unsafe condition yang tidak tercatat dan tidak dilaporkan dalam laporan akhir bulan SHE perusahaan.

B. Saran

Berikut ini adalah saran-saran untuk pihak yang terlibat di perusahaan dalam penelitian ini :

1. Saran untuk Divisi SHE Perusahaan

a. Bekerjasama dengan divisi lain yang berwenang untuk membuat standar prosedur yang mengatur sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition agar dapat membakukan proses atau aktivitas yang dilakukan untuk memudahkan koordinasi antar unit kerja khususnya safety officer yang terlibat di lapangan. b. Melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai definisi near miss, unsafe act dan unsafe condition agar semua SDM yang terlibat memiliki satu pemahaman yang sejalan di dalam mengidentifikasi dan menilai kejadian yang tidak sesuai atau temuan-temuan yang ada di lapangan. c. Membuatkan satu form pelaporan unsafe act yang sifatnya sederhana, mudah dibawa dan mudah dipahami oleh petugas yang terlibat agar memudahkan data yang diperoleh tercatat dengan baik dan lengkap. d. Memotivasi petugas yang melaksanakan pelaporan untuk bersikap lebih proaktif dalam menindaklanjuti dan mencegah kejadian-kejadian yang merugikan terjadi seperti halnya kecelakaan kerja. e. Memeriksa kembali kelengkapan data-data kejadian near miss, unsafe act dan unsafe condition yang dilaporkan agar saat dikumpulkan dan diinput data-data tersebut tidak kurang dan dapat memberikan solusi terhadap temuan-temuan yang ada.