Keterbatasan Penelitian Gambaran Sistem Pelaporan Near miss, Unsafe Act dan Unsafe

dapat diketahui dan record unsafe condtion selama tahun 2016 tidak dapat diketahui hanya terlampir saja. Output yang diperoleh tersebut melalui input yang diproses akan di analisa dan akan menjadi umpan balik bagi si penerima dan dari umpan balik ini akan muncul segala macam pertimbangan untuk input selanjutnya, dan siklus ini akan berlanjut dan berkembang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dari Output yang dihasilkan memberikan umpan balik sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas input dan proses Kelly, 2007. Berikut ini adalah pembahasan mengenai masing-masing tahap input, proses dan output yang diperoleh dalam sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition MRTJ TWJO tahun 2016.

C. Gambaran Tahap Input dalam Sistem Pelaporan Near miss,

Unsafe Act dan Unsafe Condition MRTJ TWJO Tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian komponen tahap input di dalam sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition TWJO berupa material, SDM dan metode. Dimana input merupakan sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu kegiatan yang bertujuan dalam mencapai tujuan sistem Kelly, 2007. Didalam mengimplementasikan sistem pelaporan near miss NEMIR System melaporkan semua kejadian yang tidak diinginkan merupakan aspek yang paling penting dari setiap program keselamatan. Semakin banyak near miss yang dilaporkan maka semakin banyak kesempatan untuk menyelidiki, mengidentifikasi dan memperbaiki akar penyebab sebelum kerugian serius terjadi. Dimana informasi tentang sistem pelaporan near miss harus dibuat dan diketahui oleh setiap orang McKinnon, 2012. Untuk mencatat, melaporkan semua kejadian yang tidak diinginkan dan memperoleh informasi, maka dibutuhkan material didalam sistem pelaporan tersebut.

1. Material

Ketersediaan material sangat vital dalam suatu proses. Material terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Material dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa material tidak akan tercapai hasil yang diinginkan Satrianegara, 2009. Oleh karena itu dalam proses pelaksanaan kegiatan material dianggap sebagai salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan. Material perlu dikelola dengan benar agar organisasi di perusahaan dapat berjalan dengan efisien Purnastuti and Mustikawati, 2007. Di dalam melakukan pelaporan TWJO memiliki material berupa form pelaporan, kebijakan K3 dan standar yang dimiliki perusahaan. a. Form Pelaporan Berdasarkan hasil telaah dokumen yang dilakukan, form pelaporan yang dimiliki perusahaan berupa daily safety patrol form dan near miss form. Daily safety patrol form biasa digunakan oleh divisi SHE yaitu safety officer SO di dalam melakukan pencatatan dari hasil patroli mereka setiap hari di lapangan yang berkaitan dengan pelaporan unsafe condition. Form daily safety patrol terdiri dari judul, tanggalwaktu, nomor, lokasi, checklist angka, keterangan dari angka 1-17 terkait kondisi alat maupun lingkungan kerja, PIC nya siapa, dan diperiksa oleh siapa. Near miss form digunakan untuk melaporkan kejadian near miss, form pelaporannya terdiri dari judul, waktutanggal kejadian, nama korban, sumber near miss, faktor penyebab sumber, tipe, kategori unsafe act atau unsafe condition, kronologis kejadian, tindak lanjut dan status. Sedangkan untuk form pelaporan unsafe act perusahaan tidak memiliki form tersendiri untuk melakukan record. Rekaman atau catatan adalah bukti bahwa sistem tata kerja yang tertuang dalam pedoman, prosedur dan instruksi kerja telah dilaksanakan yang dapat berupa formulir yang telah diisi atau lembar kerja yang ditandatangani Tathagati, 2015. Setiap proyek harus mengimplementasikan sistem pelaporan dan pencatatan dengan menggunakan beberapa form dan format yang telah dibentuk oleh perusahaan OSHA, 2013. Dengan tujuan sebagai bukti atau alat telusur berbagai tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan suatu sistem Tathagati, 2015. Oleh karena itu diperlukan form dan format pelaporan yang dibuat perusahaan untuk melaksanakan pelaporan terhadap kejadian unsafe act. Karena menurut Annishia 2011 perilaku tidak aman unsafe act memegang pengaruh yang besar terhadap terjadinya kecelakaan kerja dibandingkan dengan kondisi tidak aman unsafe condition. Sejauh ini form pelaporan near miss maupun unsafe condition yang dimiliki TWJO di dalam proses penyusunannya dan kesesuaian isinya melibatkan divisi yang berwenang yaitu divisi SHE dan divisi QA. Dimulai dari tahapan penomoran, pengajuan ke konsultan dan