Dengan memperhatikan kenyataan tersebut, maka dibutuhkan kreatifitas guru agar dapat menarik simpati siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran IPS sehingga tidak lagi beranggapan bahwa pembelajaran IPS sangat membosankan. Untuk itu, upaya memperbaiki proses pembelajaran
tersebut diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Maksud kondisi pembelajaran tersebut adalah tujuan
bidang studi, kendala bidang studi dan karakteristik siswa. Pemilihan metode pembelajaran harus dibangun berdasarkan asumsi bahwa tidak ada satupun
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk semua bahan kajian, karena semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Metote tertentu hanya baik digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode lain baik digunakan untuk tujuan lain.
Metode pembelajaran yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah diskusi. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Namun, metode diskusi bukanlah debat yang bersifat argumentasi tetapi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk
menentukan keputusan tertuntu secara bersama-sama.
6
Sedangkan Muhibbin Syah 2000 dalam Jamal Ma’mur Asmani mendefinisikan metode diskusi
sebagai metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah problem solving.
7
Pendapat tersebut senada dengan Suryosubroto 1997:179 yang menyatakan bahwa diskusi adalah suatu percakapan ilmiah
oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
8
Dengan demikian, metode diskusi adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyumbangkan pikiran serta
berbagi informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan keputusan.
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, Jakarta:Kencana, 2010, Cet. 7, h. 154-155
7
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, Jogyakarta:DIVA Press, 2011, Cet. IX, h.140
8
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, Jakarta:Kencana, 2010, Cet.4, h.122
Dengan metode diskusi, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk semakin
lebih memahami materi pelajaran. Keaktifan siswa yang diharapkan adalah siswa aktif mencatat materi pelajaran tanpa instruksi guru, aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan, aktif mengeluarkan ide atau gagasan yang dimilikinya, aktif mendengarkan serta menghargai pendapat orang lain. Untuk itu, peneliti
mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan diatas dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul ”Upaya Meningkatkan Keaktifan Beajar Siswa Kelas IV MI Darul Muttaqin Pada
Pembelajaran IPS Semester II Tahun Ajaran 20132014”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian a. Fokus siswa
1. Siswa lebih banyak menunggu sajian guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga mereka tidak mendapatkan pengalaman belajar.
3. Siswa akan menjawab pertanyaan guru jika ditunjuk oleh guru untuk menjawab, sedangkan siswa lainnya berbicara dengan temannya.
4. Sebagian siswa mengajukan pertanyaan apabila diberi kesempatan untuk bertanya, sedangkan siswa lainnya hanya diam.
5. Sebagian siswa mencatat materi yang disampaikan guru apabila guru mengintruksikannya, sedangkan siswa lainnya sibuk sendiri.
b. Fokus guru
1. Guru merupakan figur sentral dan pengendali seluruh kegiatan belajar. 2. Peran dan fungsi guru dalam kegiatan belajar masih sangat dominan.
3. Cara mengajar guru sangat monoton dengan metode ceramah.
c. Fokus pembelajaran
1. Materi yang disampaikan kepada siswa bersifat informatif dan hapalan. 2. Proses pembelajaran mengharuskan siswa duduk, dengar dan catat.
3. Pembelajaran meminimalkan peran dan keterlibatan siswa secara aktif.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi penelitian berupa keaktifan siswa dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran berupa keaktifan mencatat
materi pelajaran tanpa instruksi guru, keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan, aktif mengeluarkan ide atau gagasan yang dimilikinya, dan aktif
mendengarkan serta menghargai pendapat orang lain.
D. Perumusan Masalah Peelitian
1. “Bagaimana mengggunakan metode diskusi agar dapat meningkatkan
keaktifan siswa kelas IV MI Darul Muttaqin dalam pembelajaran IPS ?”
2. “Apakah melalui metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa siswa
kelas IV MI Darul Muttaqin pada pelajaran IP S?”
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan pelitian
a. Untuk menghidupkan suasana pembelajaran IPS yang selama ini dianggap membosankan dengan diterapkannya metode diskusi,
b. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada pelajaran IPS dengan diterapkannya metode diskusi.
2. Kegunaan penelitian
a. Bagi guru 1.1 Menjadikan pertimbangan untuk meningkatkan keaktifan siswa
melalui pemilihan dan penggunaan model pembelajaran untuk digunakan pada saat proses belajar mengajar.
1.2 Memberikan masukan dalam menentukan strategi belajar yang tepat, yang bisa menjadi alternatif lain dalam mata pelajaran IPS.
b. Bagi siswa 1.1 Meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan diterapkannya
pembelajaran melalui metode diskusi. 1.2 Meningkatkan
pemahaman materi
pelajaran dengan
diterapkannya pembelajaran melalui metode diskusi.
c. Bagi sekolah 1.1 Sebagai masukan dalam rangka mewujudkan pembelajaran aktif
yang bermuara pada peningkataan hasil belajar siswa. 1.2 Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan di MI Darul Muttaqin
8
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. AcuanTeori Area danFokus yang Diteliti 1. Keaktifan siswa
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan keaktifan siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Aktif dimaksudkan
bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan,
mengemukakan gagasan dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah.
1
Sehingga,keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,
pikiran, perhatian dan aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan
tersebut.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa lainnya.
Sehingga, dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan mengakibatkan suasana kelas menjadi kondusif, dimana masing-masing siswa
dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan unsur dasar yang sangat
penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Sebab, keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka
sendiri melalui pengalaman belajarnya serta keaktifan siswa tersebut sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif yaitu mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.Sehingga dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa akan terlibat secara
langsung dan mereka akan terus berusaha untuk mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
1
Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, PT. Ganesindo, 2009, Cet.3, h.70