B. Analisis
Kondisi pembelajaran prasiklus merupakan keadaan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional yang
biasa dilakukakan oleh guru sebelum dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Kegiatan pembelajaran
prasiklus sangat diperlukan untuk dijadikan landasan guna mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukannya tindakan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Setelah kegiatan pembelajaran prasiklus dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu proses
pembelajaran yang dilakukan masih didominasi oleh peran guru sebagai pusat pembelajaran sehingga guru merupakan figur sentral dan pengendali kegiatan
belajar sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Terlebih lagi penyampaian materi yang dilakukan oleh guru masih bersifat
informatif dan hafalan sehingga mengharuskan siswa untuk duduk, dengar dan catat. Maka tidak heran apabila pada saat guru menyampaikan materi, hanya
beberapa siswa saja yang memperhatikan sedangkan siswa lain melamun bahkan tertidur terutama siswa yang duduk paling belakang. Untuk lebih
jelasnya, persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Persentase rata-rata keaktifan siswa prasiklus
Indikator Siswa Aktif
Siswa Tidak Aktif Frekuensi
Persentase Frekuensi
Persentase
1 17
42,50 23
57,50 2
23 57,50
17 42,50
3 15
37,50 25
62,50 4
21 52,50
19 47,50
5 23
57,50 17
42,50 6
18 45,00
22 55,00
7 16
40,00 24
60,00 8
24 60,00
16 40,00
9 21
52,50 19
47,50 10
21 52,50
19 47,50
11 17
42,50 23
57,50 12
16 40,00
24 60,00
13 16
40,00 24
60,00 14
23 57,50
17 42,50
15 16
40,00 24
60,00 16
16 40,00
24 60,00
17 22
55,00 18
45,00 18
16 40,00
24 60,00
19 14
35,00 26
65,00 20
11 27,50
29 72,50
Rata-rata 45,75
54,25
Selanjutya, kegiatan penelitian dilanjutkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan menerapkan metode diskusi. Setelah kegiatan pembelajaran
siklus I dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu siswa yang cenderung pendiam dan pemalu sudah mulai membaur dengan teman-temannya pada saat
pelaksanaan diskusi walaupun terlihat sedikit kebingungan dan suasana kelas menjadi sedikit ramai, beberapa orang siswa yang duduk di bagian paling
belakang pun sudah terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru, terlebih lagi siswa sangat bersemangat untuk mempresentaskan hasil diskusinya serta
berlomba-lomba untuk memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi kelompok. Untuk lebih jelasnya, persentase rata-rata keaktifan siswa pada
kegiatan pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2
Persentase rata-rata keaktifan siswa siklus I
Indikator Siswa Aktif
Siswa Tidak Aktif Frekuensi
Persentase Frekuensi
Persentase
1 30
75,00 10
25,00 2
32 80,00
8 20,00
3 26
65,00 14
35,00 4
28 70,00
12 30,00
5 34
85,00 6
15,00 6
26 65,00
14 35,00
7 22
55,00 18
45,00 8
32 80,00
8 20,00
9 37
75,00 13
32,50 10
32 80,00
8 20,00
11 30
75,00 10
25,00 12
23 57,50
17 42,50
13 21
52,50 19
47,50 14
34 85,00
6 15,00
15 26
65,00 14
35,00 16
34 85,00
6 15,00
17 30
75,00 10
25,00 18
30 75,00
10 25,00
19 25
62,50 15
37,50 20
26 65,00
14 35,00
Rata-rata 71,00
29,00
Sedangkan, berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus II menggambarkan bahwa hampir sebagian besar siswa antusias dalam
memperhatikan penjelasan guru bahkan membuat catatan-catatan kecil mengenai penjelasan yang disampaikan guru, selain itu pada saat kelompok
diskusi mempresentasikan hasil diskusinya pun siswa yang lain mendengarkan dengan baik kemudian berlomba-lomba untuk memberikan tanggapan terhadap