C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang akan diteliti pada tiga aspek berikut:
1. Perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
di SMKN 59 Jakarta. 2.
Teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.
3. Alokasi dana Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
RAPBS untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.
Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang diteliti adalah hanya sarana dan prasarana pendidikan yang berhubungan langsung dengan proses belajar
mengajar seperti: Gedung, ruang kelas, mebiler, laboratorium dan buku.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana perencanaan pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta, bagaimana bentuk teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta
dna bagaimana pengalokasian dana RAPBS untuk kegiatan pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Penulis, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan mengetahui
bagaimana sesungguhnya penerapan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.
2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
khususnya mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMKN 59 Jakarta.
3. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah kepustakaan kependidikan dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
9
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Sarana Pendidikan
Sarana dan prasarana adalah salah satu komponen penting dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan karena merupakan faktor penunjang
proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak didik tentunya dapat belajar dengan lebih baik dan
menyenangkan jika sekolah mampu memenuhi kebutuhan belajar dari anak didik itu sendiri.
1
Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang harus mendapat perhatian lebih karena merupakan tolok ukur sebuah sekolah
sehingga dalam penggunaannya harus selalu ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh
karena itu, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan harus dilakukan sebaik mungkin, terutama dalam hal pemeliharaan agar sarana dan prasarana
yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan usia sarana dan prasarana itu sendiri. Selanjutnya akan dibahas beberapa pengertian sarana sebagai
berikut: Menurut Agustinus Hermino, “Sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah”.
2
1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, Cet. 3, h. 183- 185
2
Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, Jakarta: Gramedia, 2013, h. 178
Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa sarana adalah semua peralatan yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
3
Menurut M. Sobry Sutikno, “Sarana pendidikan pada umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: gedungruang kelas, alat-alatmedia pembelajaran, meja, kursi dan
sebagainya”.
4
Menurut H. M. Daryanto, “Sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: ruang, buku, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya”.
5
Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Sarana pendidikan
adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”.
6
Ibrahim Bafadal mengemukakan bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat yang digunakan secara langsung dalam kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan di sekolah.
7
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana adalah semua peralatan, perabot dan fasilitas baik yang bergerak maupun
tidak bergerak yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran di sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Contoh sarana pendidikan
misalnya seperti; kursi, meja, buku, papan tulis, alat praktik, alat peraga dan sebagainya.
3
Wahyu Sri Ambar. A, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, h. 6-7
4
M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul Tinjauan Umum dan Islami, Lombok: Holistica, 2012, Cet. 1, h. 86
5
H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. 6, h. 51
6
Daryanto dan Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2013, Cet. 1, h. 103
7
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, Cet. 2, h. 2
2. Pengertian Prasarana Pendidikan
Prasarana secara etimologi arti kata adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan.
8
Hamdani menjelaskan bahwa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang digunakan secara tidak langsung dalam menunjang proses
pengajaran di sekolah, seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan menuju sekolah.
9
Perbedaan mendasar antara pengertian sarana dan prasarana pendidikan sebenarnya terletak pada sifatnya saja. Di mana sarana pendidikan
bersifat langsung dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, sedangkan prasarana bersifat tidak langsung dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Menurut Barnawi dan M. Arifin, “Prasarana pendidikan merupakan
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung digunakan untuk menunjang pelaksanaa
n proses pendidikan di sekolah”.
10
Prasarana pendidikan juga didefinisikan sebagai semua perangkat kelengkapan dasar yang digunakan secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
11
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah semua fasilitas yang digunakan secara tidak langsung
dalam proses pendidikan seperti; halaman, taman sekolah dan jalan menuju sekolah.
Berdasarkan pengertian sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana
pendidikan merupakan semua alat, fasilitas, atau kelengkapan dasar yang digunakan secara langsung dan tidak langsung dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan belajar mengajar demi mencapai tujuan pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang, meja,
8
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studia Press, 2006, h. 91
9
Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011, Cet. 1, h. 191
10
Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2012, Cet. 1, h. 48
11
Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, Jakarta: Gramedia, 2013, h. 178
kursi, papan tulis, alat praktik, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, halaman, taman dan jalan menuju sekolah.
3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan
Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis, atau sifatnya, yaitu:
a. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar PBM,
prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung kehadirannya tidak sangat menentukan. Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah
tanah, halaman, pagar, tanaman, gedungbangunan sekolah, jaringan jalan, air listrik, telepon, serta perabotmebiler. Sedangkan sarana
pendidikan berfungsi langsung kehadirannya sangat menentukan terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan
media pendidikan.
12
Prasarana pada pengertian yang telah dijelaskan di atas, memiliki peran yang sifatnya tidak langsung menunjang proses belajar mengajar
PBM. Oleh karena itu prasarana hanya menjadi faktor pendukung dalam proses pendidikan. Sehingga dalam keberadaannya kurang sangat
menentukan efektifnya proses belajar mengajar. Namun hal tersebut tidak membuat prasarana tidak diperhatikan dalam proses pengadaannya karena
tanpa adanya prasarana pendidikan, proses belajar mengajar yang terjadi akan terhambat mengingat prasarana pendidikan itu sendiri merupakan faktor yang
mendukung dan melengkapi sarana pendidikan guna terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Yang termasuk prasarana pendidikan yaitu
meliputi gedungbangunan sekolah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, ruang Unit Kesehatan Sekolah
UKS, tempat ibadah, ruang organisasi, gudang, kantin sekolah dan jamban, air, listrik, telepon dan jalan menuju sekolah.
Sedangkan sarana pendidikan berfungsi secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu fungsi kehadirannya sangat
menentukan keefektifan kegiatan pembelajaran di sekolah. Misalnya, buku
12
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, Cet. 1, h. 115
pelajaran yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya buku pelajaran tersebut, maka proses transfer ilmu dari guru ke peserta didik akan
kurang optimal. Hal ini tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.
Jika dilihat dari jenisnya, maka sarana dan prasarana pendidikan dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi
fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang
berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan,
mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media dan sebagainya.
Fasilitas nonfisik yaitu sesuatu yang bukan benda mati atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.
Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, fasilitas yang dimaksud adalah sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah, baik yang
bersifat fisik maupun nonfisik. Fasilitas fisik adalah semua sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan sekolah yang berwujud benda mati
namun memiliki peran yang penting karena dapat memudahkan suatu kegiatan pendidikan. Misalnya kendaraan yang biasa digunakan untuk
transportasi, mesin tulis dan komputer sebagai media yang digunakan untuk praktik kejuruan, perabotan sekolah yang menunjang proses pendidikan, alat
peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan model kerangka manusia atau anatomi tubuh manusia yang digunakan saat pembelajaran
praktik bidang studi dan lain sebagainya. Adapun pendapat lain yang mengartikan sarana dan prasarana
pendidikan sebagai kebutuhan fisik sekolah. Menurut Tholib Kasan, yang dimaksud dnegan kebutuhan fisik sekolah adalah sebagai berikut:
1 Kantor,
2 Sekolah,
3 Rumah dinas,
4 Gudang,
5 Laboratorium,
6 Instalasi air dan listrik,
7 Jalan,
8 Jembatan,
9 Pagar,
10 Saluran air,
11 Tanah; tanah kosong, kebun percobaan, taman dan halaman.
13
Sedangkan sarana dan prasarana yang dikategorikan ke dalam fasilitas nonfisik yaitu fasilitas yang memiliki peranan yang sama dengan fasilitas
fisik, hanya saja tidak berwujud benda mati. Misalnya manusia, dalam hal ini yaitu sumber daya manusia atau guru sebagai pendukung kegiatan belajar
mengajar. Kemudian adalah jasa, yakni kinerja guru itu sendiri dalam mengajar dan memberikan konsultasi kepada siswa yang sedang mengalami
permasalahan. Yang terakhir adalah uang, di mana uang sebagai faktor ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan di
sekolah, termasuk proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat terealisasikan karena adanyan fungsi uang tersebut.
Sarana dan prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, yaitu:
c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat
dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.
1 Barang
bergerak atau
barang berpindahdipindahkan
dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tak habis pakai.
a Barang habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada
waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi
lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan sebagainya.
b Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat
dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap
13
Tholib Kasan, Op. Cit, h. 95
memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin tik,
kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.
2 Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah
letaknya atau
tidak bisa
dipindahkan, seperti
tanah, bangunangedung, sumur, menara air dan sebagainya.
14
Sarana dan
prasarana yang
digunakan di
sekolah dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak. Barang yang bergerak ini dapat dipindahtempatkan dan
tentunya volume barang tersebut dapat dijangkau oleh penggunanya. Barang bergerak ini terbagi menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai.
Barang habis pakai hanya dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak lama karena volume barang tersebut akan susut pada saat digunakan dan
sampai barang tersebut habis nilai gunanya. Yang termasuk dalam barang habis pakai antara lain seperti spidol dan tinta yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Sedangkan barang tidak habis pakai jangka waktunya lebih lama dibandingkan dengan barang habis pakai, karena volumenya tidak akan
susut saat digunakan hanya saja dibutuhkan perawatan secara berkala dan anggaran biaya untuk melakukan perawatan tersebut agar barang tersebut
selalu dalam kondisi siap pakai ketika akan digunakan. Yang termasuk dalam kategori barang tidak habis pakai adalah seperti mesin tik, komputer yang
digunakan dalam proses pendidikan dan kendaraan sebagai alat transportasi yang digunakan pihak sekolah untuk memudahkan kegiatan pendidikan jika
harus dilaksanakan di luar sekolah, media pendidikan dan sebagainya. Selanjutnya adalah barang tidak bergerak. Barang yang tidak dapat
dipindahtempatkan ini dapat berupa prasarana pendidikan yang digunakan untuk menunjang proses pendidikan. Yang termasuk barang tidak bergerak
ini yaitu lahan, bangunangedung sekolah, air, listrik dan sebagainya. Sedangkan dilihat dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar
mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: alat pelajaran, alat peraga dan media pendidikan.
14
Ibid., h. 115-116
Secara singkat ketiga jenis sarana pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat atau benda yang dipergunakan secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar
mengajar.
15
b. Alat peraga
Alat peraga adalah semua alat bantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda perbuatan dari yang tingkatannya paling
konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat mempermudah pengertian penyampaian konsep kepada siswa.
16
Dalam proses belajar mengajar, alat peraga sangatlah dibutuhkan karena dengan penggunaan alat peraga tersebut mampu memudahkan peserta
didik untuk mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan alat peraga maka peserta didik bisa melihat secara langsung contoh atau gambaran
konkrit dari teori yang mereka pelajari. c.
Media pendidikan Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiahnya berarti
pengantar atau perantara. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efektif dan efisien.
17
Selain itu ada juga pendapat lain mengenai pengertian media pendidikan. Media pendidikan adalah segala bentuk saluran
pendidikan baik dalam bentuk cetak maupun audio visual yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan pembelaajr sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
mengajar. Media
pendidikan dapat
diklasifikasikan berdasarkan atas media tradisional dan media modern. Contoh dari
media tradisional adalah papan tulis, penghapus dan kapur. Sedangkan contoh dari media modern adalah slide dan film.
18
Bretz mengidentifikasikan ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Sedangkan menurut Gagne, media
terbagi menjadi 7 tujuh kelompok yaitu: benda untuk didemonstrasikan,
15
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materiil, Jakarta: Prima Karya, 1987, h. 11
16
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 10-11
17
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2012, h. 7
18
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar.
19
Media pengajaran ada tiga jenis, yaitu visual, audio dan audiovisual.
20
1 Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan indera
pendengaran kemampuan suara, seperti radio, cassette recorder, piringan audio.
2 Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan,
seperti film strip, slides, foto, gambar, atau cetakan. Adapula media visual yang menampilkan gambar bergerak seperti film bisu, film kartun.
3 Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan
gambar. Media ini memiliki kemampuan yang lebih baik karena mencakup kedua unsur yang pertama dan kedua.
21
Ketiga jenis media pengajaran tersebut dapat digunakan oleh guru untuk lebih memudahkan dalam penyampaian informasi kepada peserta didik.
Selain itu, dengan penggunaan media pengajaran tersebut akan lebih menarik minat belajar siswa dalam belajar. Misalnya saat guru menggunakan media
audiovisual berupa film terkait dengan materi pelajaran yang sedang diajar. Hal itu tentunya akan membuat peserta didik lebih tertarik dan termotivasi
untuk belajar karena peserta didik dapat menghubungkan secara langsung dengan materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, media pengajaran
haruslah dimanfaatkan seoptimal mungkin agar proses belajar mengajar yang terjadi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien sehingga tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dapat terealisasikan sebagaimana sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
19
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. 4, h. 20
20
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 50
21
Sudirman, dkk., Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991, Cet. 5, h. 206- 207
1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk
proses belajar mengajar, seperti: ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.
2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk
proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya: ruang kantor, kantin
sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan
tempat parkir kendaraan.
22
Selain itu, ada juga pendapat lain mengenai prasarana pendidikan. Yang termasuk dalam prasarana pendidikan adalah seperti tanah, halaman,
pagar, gedungbangunan sekolah serta alat perabotmebeler dan bangunan infrastruktur. Infrastruktur adalah prasarana lingkungan sekolah untuk
melengkapi gedung sekolah agar sekolah menjadi aman, nyaman dan sehat. Infrastruktur yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:
a Jalan, gorong-gorong dan jembatan;
b Jaringan listrik dan telepon;
c Jaringan air bersih;
d Sumur gali.
23
4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan,
inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah secara
tepat guna dan tepat sasaran.
24
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-
22
Daryanto dan Mohammad Farid, Op.Cit, h. 108
23
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11
24
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Sarana Panca Karya Nusa, 2009, h. 125
sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan agar selalu dalam kondisi siap pakai saat PBM.
25
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana secara efektif dan efisien.
Menurut Agustinus Hermino, proses manajemen sarana dan prasarana sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a Pengadaan
b Pendistribusian
c Penggunaan dan pemeliharaan
d Inventarisasi
e Penghapusan
26
Dengan demikian, Agustinus Hermino menyebutkan adanya 5 proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Berbeda dengan Agustinus, Barnawi M. Arifin menjelaskan bahwa proses-proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilakukan
melalui kegiatan sebagai berikut: a
Perencanaan b
Pengadaan c
Pengaturan d
Penggunaan e
Penghapusan
27
Sedangkan menurut Ary H. Gunawan, secara kronologis-operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:
a Perencanaan Pengadaan Barang
b Prakualifikasi Rekanan
c Pengadaan Barang
d Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran
e Pemeliharaan, Rehabilitasi
25
Mulyono, Manajemen AdministrasiOrganisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, Cet. 1, h. 184
26
Agustinus Hermino, Op. Cit, h. 180
27
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 48-49
f Penghapusan dan Penyingkiran
g Pengendalian
28
Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi:
a Perencanaan
b Pengadaan
c Penyimpanan
d Inventarisasi
e Pemeliharaan
f Penataan
g Penggunaan dan Pembuatan
h Penghapusan
i Pengawasan dan Pengendalian
Dengan demikian, kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan menurut Ary H. Gunawan ada 7 proses. Sedangkan menurut
Wahyu Sri Ambar Arum terdapat 9 proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Secara garis besar, proses manajemen sarana dan
prasarana pendidikan yang mereka kemukakan sama, hanya bedanya Ary H. Gunawan menyebutkan proses prakualifikasi rekanan. Menurut Ary H.
Gunawan, prakualifikasi rekanan dianggap penting untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti penyalahgunaan,
spekulasi, manipulasi, serta perbuatan-perbuatan negatif lainnya. Dari empat pendapat mengenai proses manajemen sarana dan
prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa proses manajemen sarana dan prasarana
pendidikan harus dimulai dengan proses perencanaan. Dengan perencanaan, maka kita dapat memulai dan melaksanakan suatu program dengan sistematis.
Dari penjelasan mengenai proses manajemen sarana dan prasarana tersebut, maka penulis berpendapat sama dengan yang dikemukakan oleh
Wahyu Sri Arum Ambar bahwa proses manajemen sarana dan prasarana
28
Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 116
pendidikan meliputi: 1 Perencanaan, 2 Pengadaan, 3 Penyimpanan, 4 Inventarisasi, 5 Pemeliharaan, 6 Penataan, 7 Penggunaan dan Pembuatan,
8 Penghapusan dan 9 Pengawasan dan Pengendalian. Adapun penjelasan dari masing-masing proses tersebut adalah sebagia berikut:
1 Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya rancangan yang dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi
atau pembuatan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
29
Menurut Ibrahim Bafadal, perencanaan perlengkapan pendidikan adalah suatu proses menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah di
masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
30
Berdasarkan beberapa pengertian perencanaan tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa perencanaan sarana dan prasarana adalah
keseluruhan rancangan mengenai pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan fasilitas
sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun tujuan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan
kegagalan yang tidak diinginkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam pelaksanaannya
karena perencanaan
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas.
31
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi, baik perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, setiap
kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan yang mencakup bidang-bidang sebagai berikut:
29
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 51
30
Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 26
31
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 20-21
a Program pengajaran, seperti kebutuhan tenaga guru, pembagian tugas
mengajar, pengadaan buku-buku, alat pelajaran dan alat peraga, dll. b
Kesiswaan, antara lain prosedur penerimaan siswa baru, pembagian kelas, bimbingan dan konseling, pelayanan kesehatan, dll.
c Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru, usaha
kesejahteraan guru, mutasi atau promosi guru dan pegawai sekolah, dll.
d Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan baik
yang bersumber dari pemerintah atau sumber lainnya. e
Perlengkapan, seperti rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang kelas, perbaikan lapangan olahraga, pengadaan bangku murid dan
sebagainya.
32
2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan adalah segala kegiatan dalam menyediakan semua kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengadaan
ini tentunya tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.
Fungsi pengadaan sendiri adalah untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas,
tempat dan waktu yang dikehendaki.
33
Pengadaan yang dilakukan meliputi pengadaan seperti berikut: 1.
Pengadaan tanah; 2.
Pengadaan bangunan; 3.
Pengadaan perabot; 4.
Pengadaan kendaraan atau alat taransportasi; 5.
Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor.
34
32
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 15, h. 107
33
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 46-47
34
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Op. Cit, h. 135
Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, tentunya harus menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah yang telah dirumuskan dalam
perencanaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan untuk menghindari sekolah membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah
sehingga semua barang yang dibeli adalah memang yang benar-benar dibutuhkan
untuk menunjang
proses belajar
mengajar serta
meminimalisir pengeluaran yang tidak diperlukan.
3 Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penyimpanan sarana pendidikan adalah kegiatan simpan menyimpan suatu barang-barang sekolah baik dalam keadaan baru
maupun rusak yang dilakukan oleh orang yang ditunjuk atau ditugaskan oleh suatu lembaga pendidikan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek administratif. Aspek fisik yaitu wadah yang diperlukan
untuk menampung barang negara yang berasal dari pengadaan yang biasanya disebut dengan gudang. Sedangkan aspek administratif adalah
hal-hal yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penyimpanan seperti bendaharawan kepala gudang, urusan penerimaan, urusan pengeluaran
dan urusan penyimpanan dan pemeliharaan.
35
Dalam proses penyimpanan ini, semua barang yang disimpan harus diletakkan di tempat yang aman dan lokasi penyimpanannya mudah
dijangkau. Diletakkan di tempat aman agar terhindar dari tindak pencurian jika barang yang disimpan adalah barang yang berharga seperti
komputer sekolah. Lokasi yang mudah dijangkau dimaksudkan agar jika sewaktu-waktu barang yang disimpan dibutuhkan kembali, maka dapat
diambil dengan mudah dan terjangkau oleh yang membutuhkan.
35
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 75-76
4 Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun daftar barang-barang yang ada dengan teratur berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Inventarisasi dilakukan dengan menggunakan klasifikasi dan pemberian kode barang untuk memudahkan dalam mencatat dan
mencaritemukan kembali barang tertentu jika suatu waktu dibutuhkan. Kegiatan wajib yang dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi
adalah: a
Mencatat semua barang inventaris di dalam “Buku Induk Inventaris” dan buku
pembantu “Buku
Golongan Inventaris”.
b Memberikan
koding pada
barang-barang yang
diinventarisasikan. c
Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang. d
Membuat daftar isianformat inventaris. e
Membuat daftar rekapitulasi tahunan.
36
Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap
barang-barang milik negara atau swasta. Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur dan berkelanjutan
dapat berfungsi untuk: a
Menyediakan data dan informasi untuk menentukan dan menyusun rencana kebutuhan barang.
b Memberikan data dan informasi sebagai pedoman pengarahan
pengadaan barang. c
Memberikan data dan informasi sebagai pedoman penyaluran barang.
d Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan
barang sebagai pedoman penghapusan barang. e
Memberikan data dan informasi untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian barang.
37
36
Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 141
37
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 92-93
5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pemeliharaan perlengkapan adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus agar setiap jenis barang berada dalam
kondisi siap pakai. Kegiatan pemeliharaan itu sendiri dibedakan berdasarkan kurun waktunya dan keadaan barangnya. Berdasarkan kurun
waktu, pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala. Sedangkan berdasarkan keadaan barangnya,
pemeliharaan dibedakan menjadi dua, yaitu pemeliharaan barang habis pakai, pemeliharaan barang tidak habis pakai.
38
Berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, idealnya semua sarana dan prasarana pendidikan di sekolah selalu dalam
kondisi siap pakai jika akan digunakan. Secara garis besar, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut;
a Melakukan pencegahan kerusakan;
b Menyimpan, disimpan di ruangrak agar terhindar dari kerusakan;
c Membersihkan dari kotorandebu atau uap air;
d Memeriksa kondisi sarana dan prasarana secara rutin;
e Mengganti komponen-komponen yang rusak;
f Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau
prasarana pendidikan.
39
6 Penataan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penataan sarana dan prasarana pendidikan dibagi menjadi 4 empat yaitu sebagai berikut:
a Penataan Barang Bergerak
Yaitu pengaturan barang-barang yang dapat dipindahkan dari penempatan sebelumnya, seperti perabot kantor, meja, kursi,
lemari, dsb. b
Penataan Barang Tidak Bergerak
38
Piet Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1994, cet. 1, h. 195-196
39
Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h. 124
Yaitu menata barang-barang yang tidak dapat dipindahkan, seperti tanah, halaman, gedung, lapangan, dll. Karena tidak dapat
dipindahkan, maka sebelum dibangun, dilakukan perencanaan yang matang terlebih dahulu agar tidak terjadi perbaikan yang
menimbulkan pemborosan dana. c
Penataan Barang Bergerak Habis Pakai Yaitu penataan terhadap barang-barang yang tidak tahan lama,
cepat susut dan habis setelah digunakan, seperti kertas, kapur, spidol, pensil, tinta spidol, dll.
d Penataan Barang Bergerak Tidak Habis Pakai
Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan diberikan nomor dan kode pada barang tersebut sesuai dengan kode yang
berlaku. Sarana dan prasarana pendidikan hendaknya ditata sedemikian rupa untuk memudahkan dalam melakukan inventaris
dan penggunaan serta indah dilihat.
40
7 Penggunaan dan Pembuatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penggunaan fasilitas pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran
kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan
fasilitas sekolah, maka diberikan tanggung jawab untuk menyusun kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah.
Dalam penggunaan fasilitas sekolah, semua pihak yang berkepentingan memiliki tanggung jawab bersama dalam penggunaan
fasilitas sekolah tersebut. Hal tersebut berarti bahwa semua pengguna fasilitas sekolah harus mempertanggungjawabkan pemakaian fasilitas
sekolah dengan baik dan tidak merusak fasilitas yang ada.
41
40
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 125-127
41
Suryadi, Op. Cit, h. 128
8 Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penghapusan perlengkapan adalah kegiatan meniadakan barang- barang milik lembaga bisa juga milik negara dari daftar inventaris
dengan cara yang telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan perlengkapan bertujuan untuk:
a Mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat untuk
pemeliharaan atau perbaikan perlengkapan yang rusak; b
Mencegah pemborosan biaya pengamanan; c
Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan;
d Meringankan beban inventarisasi.
Sarana dan prasarana yang akan dihapus harus memenuhi syarat- syarat penghapusan sebagai berikut:
a Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi;
b Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan;
c Kuno, penggunaannya tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman; d
Terkena larangan; e
Mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang; f
Biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan penggunaannya; g
Berlebihan; h
Dicuri; i
Diselewengkan; j
Terbakar atau musnah akibat bencana alam.
42
9 Pengawasan dan Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengawasan adalah pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen fasilitas yang di dalamnya mencakup kegiatan
perencanaan dan penggunaan fasilitas.
43
Pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan yang diperoleh efisien dan efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengawasan dapat dilakukan melalui lima cara, yaitu sebagai berikut: a
Pengawasan Langsung Merupakan pengawasan yang dilakukan secara langsung di
tempat pelaksanaan pekerjaan.
42
Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 62
43
Suryadi, Op. Cit, h. 129
b Pengawasan Tidak Langsung
Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh petugas pengawasan secara formal yang bertindak atas nama organisasinya.
c Pengawasan Informal
Yaitu pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan.
d Pengawasan Administratif
Yaitu pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian dan material.
e Pengawasan Teknis
Yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik.
44
Seluruh kegiatan manajemen sarana dan prasarana tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa adanya pengendalian. Artinya, setiap
kegiatan masing-masing tidak terlepas dari monitoring. Namun demikian, pengendalian bukan merupakan suatu pengaturan yang kaku dan
membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi agar terjalin koordinasi bagi seluruh fungsi pengelolaan administrasi, sehingga
pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindarkan.
45
B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar selalu dalam kondisi
baik dan siap digunakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan mencakup daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik.
46
44
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 171-172
45
Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 153
46
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 74
Wahyuningrum menjelaskan bahwa pemeliharaan perlengkapan adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan
agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap pakai.
47
Menurut Wahyu Sri Ambar Arum pemeliharaan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua
barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna. Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan atau pencegahan daru kerusakan suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan
dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati dalam menggunakannya.
48
Pada hakikatnya, sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas penunjang dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam penggunaan sarana dan prasarana tersebut ketika proses belajar mengajar berlangsung, harus
digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengurangi nilai guna dan usia pemakaian dari sarana dan prasarana tersebut. Untuk melaksanakan hal
tersebut, dibutuhkan kegiatan pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh sekolah agar semua fasilitas yang dimiliki
oleh sekolah terjaga dengan baik. Di samping itu, hal yang perlu mendapat perhatian agar semua sarana dan prasarana sekolah selalu dalam kondisi baik
dan siap pakai adalah masalah pemeliharaan. Jika sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah terpelihara dengan baik dan dilakukan
pemeliharaan secara berkala, maka sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam kondisi baik dan siap pakai serta semua personel sekolah dapat
menjalankan tugasnya masing-masing tanpa adanya suatu hambatan, sehingga tidak ada sarana dan prasarana pendidikan yang rusak dan
menghambat kelancaran proses pendidikan di sekolah.
47
Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h. 124
48
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 105
2. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
a. Tujuan Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset yaitu setiap bagian
dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya. 2.
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan
yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu. 4.
Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat tersebut.
49
Selain itu, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan juga bertujuan agar kekayaan yang besar nilainya itu memperoleh
pengamanan yang baik.
50
b. Manfaat Pemeliharaan
Pemeliharaan yang baik akan memberikan manfaat yang baik untuk negara maupun untuk pegawai yang menangani peralatan tersebut.
Manfaat bagi negara, yaitu: 1
Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti
tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
2 Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan
yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.
3 Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih
terkontrol sehingga menghindar kehilangan.
4 Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan
dipandang,
5
Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.
Sedangkan manfaat bagi pegawai adalah untuk memudahkan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
51
49
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 106
50
Tholib Kasan, Op. Cit, h. 96
3. Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pemeliharaan terdiri dari 5 macam, yakni sebagai berikut: a
Pemeliharaan darurat yaitu pemeliharaan tidak terencana. Pemeliharaan ini dilakukan karena telah mengabaikan pemelihaaan
pencegahan. Misalnya, genteng sekolah yang tidak pernah diperbaiki dan dibiarkan bocor, saat tiba-tiba hujan datang maka akan
membanjiri ruangan. Akibatnya ruangan tidak dapat dipakai, sehingga harus diperbaiki secara mendadak karena kalau tidak
diperbaiki, maka akan merusak benda yang lainnya. b
Pemeliharaan korektif. Pemeliharaan ini dilakukan sesuai dengan usia alat. Contoh: suatu alat hanya dapat digunakan selama 2 tahun.
Ketika usia pemakaian alat tersebut sudah habis atau lebih dari waktunya, maka alat tersebut harus diperbaharui.
c Pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan ini sering disebut dengan
pemeliharaan terencana. Artinya, pemeliharaan yang dilakukan sudah direncanakan sebelumnya dan biasanya bersifat terjadwal.
d Perawatan yang dilakukan secara berkala atau terus menerus.
e Penggantian ringan yang dilakukan karena adanya kerusakan kecil.
52
4. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang sedang dalam pemakaian tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemeliharaan
dilakukan agar setiap barang selalu dalam kondisi siap pakai dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya tanpa adanya hambatan. Ditinjau dari
segi waktu pemeliharaan dapat dibagi menjadi:
a Berdasarkan kurun waktu
Pemeliharaan menurut kurun waktu dapat dilakukan secara: 1.
Pemeliharaan sehari-hari 2.
Pemeliharaan berkala
51
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 106
52
Ibid., h. 107
b Berdasarkan usia barang
1. Usia barang secara fisik
2. Usia barang secara administratif
3. Pemeliharaan dalam aspek hukum
c Berdasarkan segi penggunaan
Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya untuk menghindari dari terjadinya kerusakan. Misalnya, komputer yang
ada digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk keperluan individual atau lainnya. Penggunaan barang pada umumnya
dibedakan pada dua hal yakni memperlakukan dan menjalankan. Memperlakukan adalah suatu metode untuk menggunakan
barang secara langsung atau tidak, yang dipengaruhi oleh selera pribadi pemakai barang. Sedangkan menjalankan adalah pengertian
secara khusus yang diterapkan pada barang yang struktur intern fisiknya ada yang bergerak dan barang itu seluruhnya bergerak.
d Berdasarkan keadaan barang
Pemeliharaan menurut keadaan barang dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai tahan lama.
1. Pemeliharaan barang habis pakai
2. Pemeliharaan barang tahan lama
Barang tahan lama dapat dikelompokkan menjadi: a
Mesin-mesin b
Kendaraan. c
Alat-alat Elektronika d
Buku-buku e
Mebiler f
Alat-alat Laboratorium g
Gedung-gedung h
Ruang Kepala Sekolah
i Ruang Kelas.
j Gedung Unit Sekolah Baru USB
k Bangunan
l Tanah
53
5. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Teknik atau tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dapat dirumuskan menjadi 5P yang akan dijelaskan sebagai berikut:
A. Penyadaran
Penyadaran adalah upaya menanamkan kesadaran kepada warga sekolah tentang pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana. Dalam
tahap ini perlu ditanamkan rasa memiliki sense of belonging sekolah dan menyadarkan pentingnya kebiasaan baik kepada semua guru dan
siswa. Perlu diketahui bahwa tanggung jawab dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah tidak hanya tugas wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana saja, melainkan semua pihak bertanggung jawab atas hal tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyadaran
kepada semua pihak tersebut. Pengenalan dan penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu menggunakan rumus AMBAK. AMBAK merupakan singkatan dari
Apa Manfaatnya BAgi Ku. Contohnya, siswa diminta mengisi form yang berisi manfaat pemeliharaan WC bagi siswa yang bersangkutan
sendiri. Cara kedua adalah dengan menjelaskan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan jika pemeliharaan sarana dan prasarana tidak dilakukan. Kemudian, cara yang ketiga adalah dengan mensosialisasikan tata
tertib dan memasang pesan-pesan pengingat penggunaan sarana dan prasarana sekolah yang diletakkan di tempat-tempat yang strategis.
53
Ibid., h. 107
B. Pemahaman
Pemahaman ialah upaya memberikan pemahaman tentang program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Pemahaman diberikan
kepada semua warga sekolah dengan cara menjelas semua program pemeliharaan yang dibuat oleh sekolah secara utuh agar tujuan
pemeliharaan dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.
C. Pengorganisasian