6. Khairul
1. Kebersihan Ruang Lantai III dan Lantai
IV 2.
Halaman Gerbang Sekolah 7.
Nurjani Kebersihan seluruh taman sekolah
8. Hanafi
Keamanan  Sekolah  Siang  Malam  Sesuai Jadwal
9. Kusnan
Keamanan  Sekolah  Siang  Malam    Sesuai Jadwal
Dari  hasil  data  mengenai  pengorganisasian  sarana  dan prasarana  tersebut  maka  penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa
pengorganisasian  atau  pembagian  tugas  bidang  sarana  dan prasarana  yang  ada  di  SMKN  59  Jakarta  sudah  terorganisir
dengan  baik.  Artinya  dalam  proses  penyusunannya  yang dilakukan  setiap  awal  tahun  melalui  rapat  kerja  ditetapkan
berdasarkan kesepakatan
bersama sehingga
tidak ada
keterpaksaan  dalam  menjalani  tugas  sebagai  tim  sarana  dan prasarana. Selain itu juga dengan adanya struktur tertulis tersebut,
kegiatan  yang  berkaitan  dengan  sarana  dan  prasarana  menjadi jelas tanggung jawab dari masing-masing anggota tim sarana dan
prasarana tersebut.
d. Pelaksanaan  Pemeliharaan  Sarana  dan  Prasarana
Pendidikan
Untuk  pelaksanaan  pemeliharaan  sarana  dan  prasarana pendidikan  diajukan  18  pertanyaan  yang  yang  terdiri  dari
beberapa  bagian  sarana  dan  prasarana  sebagaimana  yang  telah penulis  batasi  yaitu  gedung  sekolah,  ruang  kelas,  mebiler,
laboratorium dan buku. Berdasarkan  hasil  wawancara,  program  pemeliharaan  yang
ada  di  SMKN  59  Jakarta  tersusun  dalam  rencana  program  kerja yang  telah  disusun  oleh tim  Sapras.  Seperti  yang  dijelaskan  oleh
Ibu  Elizar,  wakil  kepala  sekolah  bidang  sarana  dan  prasaana:
“Program  pemeliharaan  yang  kita  punya  itu  antara  lain pemeliharaan sarana belajar, toilet guru dan siswa, taman sekolah,
kebersihan lingkungan  sekolah  yang  biasa  kita  laksanakan  setiap Jumat  atau  JUMSIH  Jumat  Bersih,  instalasi  air  dan  listrik,  AC
dan alat- alat yang ada di laboratorium”.
16
Pemeliharaan  sarana  dan  prasarana  pendidikan  biasanya dilakukan sesuai dengan jadwal yang ada dalam rencana program
kerja  sarana  dan  prasarana  sekolah.  Di  mana  dalam  rencana program kerja tersebut ada yang dilakukan secara berkala seperti
pemeliharaan  AC  yang  dilakukan  setiap  6  bulan  sekali  dan  ada juga  yang  secara  rutin  dilakukan  pemeliharaan  seperti  peralatan
laboratorium yang dilakukan rutin setiap bulan.
17
Keterlibatan guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang  ada  di  sekolah  tentunya  sangat  terlibat.  Semua  guru  yang
ada  saling  koordinasi  dalam  memelihara  sarana  dan  prasarana baik yang ada di kelas yang mereka gunakan setiap kali mengajar
maupun  laboratorium  yang  digunakan  untuk  mata  pelajaran produktif  seperti  multimedia,  pemasaran,  komputer  dan  bahasa
inggris.  Seperti  yang  dijelaskan  oleh  Wakil  Kepala  Sekolah bidang Sarana dan Prasarana sebagai berikut:
“Tentunya guru-guru
sangat terlibat
dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Misalnya untuk guru-guru mata pelajaran produktif dan bahasa  inggris  yang  menggunakan  laboratorium,
mereka pastinya bertanggung jawab atas semua barang- barang yang ada di laboratorium. Dan untuk guru mata
pelajaran  umum  yang  lain  juga  terlibat  untuk memelihara  sarana  dan  prasarana  yang  ada  di  kelas
yang  mereka  gunakan  saat  mengajar  misalnya  seperti proyektor, papan tulis dan yang lainnya. Selain itu juga,
sebagai  tim  sarana  dan  prasarana,  kita  sangat  terbantu dengan  keterlibatan  para  guru  karena  dari  merekalah
16
Wawancara  dengan  Elizar  Kamal,  S.  Pd,  Wakil  Kepala  Sekolah  bidang  Sarana  dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
17
Dokumentasi Rincian Rencana Program Kerja Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta Tahun Pelajaran 20132014.
kita  biasanya  mendapatkan  informasi  atau  laporan  jika ada  barang  yang  rusak  atau  perlu  diperbaiki.  Tentunya
hal  ini  karena  mereka  kan  yang  lebih  tahu  dan  sering menggunakan  sarana  dan  prasarana  yang  berhubungan
dengan  proses  belajar.  Dengan  demikian  mereka  juga yang lebih mengetahui kondisi sarana belajar yang ada.
Nah  dari  laporan-laporan  para  guru  itulah  bisa  kita ambil  tindakan  untuk  dilakukan  perbaikan  maupun
untuk  dimasukkan  dalam  rencana  program  kerja  tahun
berikutnya”.
18
Untuk  pemeliharaan  sarana  dan  prasarana  sesuai  dengan yang telah penulis batasi akan diuraikan sebagai berikut:
1 Gedung
Untuk pemeliharaan gedung sekolah diajukan 2 pertanyaan yang  terdiri  dari:  a  Bagaimana  pemeliharaan  gedung  yang
dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta? b Setiap kapan dilakukan pemeliharaan gedung sekolah?
Berdasarkan wawancara yang mengacu pada pertanyaan di atas, pemeliharaan gedung yang dilakukan oleh sekolah berupa
pengecatan  atau  perbaikan  ruangan  yang  rusak.  Seperti  yang dijelaskan oleh Ibu Elizar, Ketua Tim Sarpras:
“Pemeliharaan gedung paling ya kaya pengecatan atau perbaikan  ruangan  yang  rusak  kalo  ada.  Trus  juga
biasanya  kalo  pengecatan  seluruh  gedung  itu  dari pemerintah  langsung  yah,  kecuali  kalo  tingkat
kerusakannya  ringan  misalnya  perbaikan  atap  yang bocor itu baru sekolah sendiri yang melaksanakan. Tapi
kalo  perbaikan  berat  seperti  pengecatan  seluruh gedung,  renovasi  gedung  atau  pengadaan  unit  ruang
baru ya langsung dari pemerintah yang ngadain toh kan dananya dari pemerintah juga.
19
Dari  hasil  wawancara  dengan  Beliau  juga  dapat  diketahui bahwa  untuk  pemeliharaan  gedung  tidak  ada  waktu  khusus.
18
Wawancara  dengan  Elizar  Kamal,  S.  Pd,  Wakil  Kepala  Sekolah  bidang  Sarana  dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
19
Wawancara  dengan  Elizar  Kamal,  S.  Pd,  Wakil  Kepala  Sekolah  bidang  Sarana  dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
Artinya jika ada kerusakan terkait dengan gedung sekolah yang sifatnya  insidentil  maka  sekolah  akan  melakukan  perbaikan
saat itu juga. Namun untuk pengecatan gedung sekolah, karena itu  merupakan  program  pemerintah  maka  sekolah  hanya  akan
melakukan  pengecatan  jika  memang  ada  surat  keputusan  dari pemerintah  atau  sudin  untuk  sekolah  melakukan  pengecatan
gedung baik seluruhnya maupun ruang-ruang tertentu. Dari  hasil  data  mengenai  pemeliharaan  gedung,  maka
penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa  pemeliharaan  gedung yang  dilakukan  SMKN  59  Jakarta  pada  tahun  2013  berupa
perbaikan  tempat  parkir,  lapangan  olahraga  dan  saluran instalasi  air.  Dalam  rencana  program  kerja  sarana  dan
prasarana  tahun  2013  sebenarnya  telah  direncanakan  untuk melakukan  perbaikan  dan  penambahan  sarana  ruang  kelas  di
lantai  1,  namun  dari  hasil  evaluasi  program  kerja  yang  ada dapat diketahui bahwa program tersebut tidak dapat terlaksana
karena belum adanya bantuan dari sudin.
2 Ruang Kelas
Kegiatan  pemeliharaan  ruang  kelas  yang  dilakukan  di SMKN  59  Jakarta  yaitu  dengan  melakukan  pengecekan
kondisi ruang kelas dan sarana dan prasarana yang ada di kelas yang  dilakukan  setiap  hari  oleh  penanggung  jawab  kelas
masing-masing.  Dengan  adanya  kegiatan  tersebut,  maka masing-masing dari penanggung jawab kelas dapat melaporkan
kepada wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana jika ada  barang  yang  rusak  di  dalam  kelas.  Dengan  demikian
penanggung  jawab  sarana  dan  prasarana  dapat  mengambil tindakan,  baik  memperbaiki  barang  tersebut  maupun  membeli
baru.
Selain  itu,  untuk  pemeliharaan  ruang  kelas  dan  semua sarana  yang  ada  di  kelas  diserahkan  kepada  masing-masing
kelas  tersebut  untuk  dapat  menjaga  dan  merawat  kebersihan serta  kenyamanan  kelasnya  masing-masing.  Seperti  yang
diungkapkan  oleh  Ibu Elizar:  “Pemeliharaan  ruang  kelas
biasanya  kita  serahkan  ke  kelas  itu  masing-masing  supaya menjaga  dan  merawat  sedemikian  rupa  agar  kelasnya  bersih
dan  nyaman.  Kan  kalo  bersih  dan  nyaman  mereka  juga  yang enak”.
20
3 Mebeler
Pemeliharaan mebeler yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta yaitu dengan selalu memanfaatkan dan menggunakan mebeler
yang  ada  sesuai  dengan  fungsi  kegunaannya.  Seperti  yang dijelaskan oleh Ibu Elizar, ketua tim sarana dan prasarana:
“Untuk  pemeliharaan  mebeler  seperti  meja,  kursi, lemari, rak-rak, papan tulis maupun loker penyimpanan
gitu  sebenarnya  sih  kami  ga  ada  perawatan  secara intens  atau  khusus  yah.  Paling  untuk  menjaga  supaya
mebeler-mebeler  yang ada itu awet dan ga cepet rusak ya kita harus menggunakannya sesuai dengan fungsinya
yah. Jangan misalnya lemari penyimpanan dipake buat rak sepatu, ya jelas itu kan ga sesuai fungsinya yah. Ya
paling  kaya  gitu  aja  sih  kalo  kita  di  sini  ngerawat mebeler  yang  ada,  ga  ada  perawatan  yang  khusus
gimana gitu”.
21
Sarana  dan  prasarana  yang  berupa  mebeler  seperti  meja, kursi,  pemari,  papan  tulis,  rak  penyimpanan  maupun  loker
yang  ada  di  SMKN  59  Jakarta  dipelihara  dan  dirawat  dengan baik.  Meskipun  secara  data  tidak  tertulis  dalam  rencana
20
Wawancara  dengan  Elizar  Kamal,  S.  Pd,  Wakil  Kepala  Sekolah  bidang  Sarana  dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
21
Wawancara  dengan  Elizar  Kamal,  S.  Pd,  Wakil  Kepala  Sekolah  bidang  Sarana  dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
program kerja, namun pemeliharaan mebeler dilakukan dengan menggunakannya  dengan  baik  dan  sesuai  dengan  fungsinya.
Dengan  menggunakan  mebeler  tersebut  sesuai  dengan  fungsi dan  kegunaannya  maka  akan  menjaga  ketahanan  barang-
barang  tersebut  sehingga  dapat  digunakan  sesuai  dengan  usia barang tersebut.
4 Laboratorium
Untuk  pemeliharaan  laboratorium  diajukan  5  pertanyaan yang  terdiri  dari:  a  Bagaimana  pemeliharaan  terhadap  alat-
alat  yang  ada  di  laboratorium?  b  Apakah  ada  perawatan khusus  yang  mendatangkan  teknisi  dari  luar  sekolah  untuk
pemeliharaan  alat-alat  laboratorium?  c  Apabila  ada  alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang, bagaimana
tindak  lanjut  sekolah?  d  Apakah  pernah  ada  siswa  yang merusak  atau  menghilangkan  alat-alat  laboratorium?  e
Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium? Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  mengacu  pada
pertanyaan  di  atas,  bahwa  pemeliharaan  laboratorium khususnya  alat-alat  yang  ada  di  laboratorium  ada  yang
dilakukan  secara  rutin  dan  berkala.  Untuk  pemeliharaan  yang dilakukan rutin yaitu berupa pemeliharaan dari sisi kebersihan
ruang laboratorium itu sendiri. Sedangkan untuk pemeliharaan yang  sifatnya  berkala  berupa  perawatan  alat-alat  yang  ada  di
laboratorium  seperti  komputer  dan  sistem  atau  aplikasi  dari komputer  itu.  Seperti  yang  diungkapkan  oleh  Bapak  Rusdy,
guru  KKPI:  “Kalo  pemeliharaan  di  lab.  KKPI  itu  yang  rutin kita  laksanain  paling  dari  segi  kebersihannya.  Kalo  untuk
pemeliharaan komputernya itu kita tiap seminggu sekali ya kita harus cek konfigurasi OS sama aplikasinya”.
22
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Tomi Sukito, guru produktif pemasaran:
“Untuk  pemeliharaan  lab.  Pemasaran  PM  ga  terlalu ribet yah. Mesin-mesin yang ada di lab. PM juga paling
cash  register,  printer,  komputer  dan  kalkulator  digital. Paling  kalo  pemeliharaan  yang  rutin  ya  dari  segi
kebersihan  aja  setiap  habis  belajar  dibersihakan  kalo emang  kotor,  trus  juga  dirapikan  dan  ditempatkan  di
tempatnya. Oh iya, trus juga paling untuk cash register kalo kertas struk atau tintanya habis ya kita ganti sama
yang baru. Kalo pemeliharaan yang sifatnya berkala itu kaya komputer. Biasanya tiap 6 bulan sekali install atau
update  software  atau  aplikasi.  Tapi  itu  juga  sesuai
kebutuhan yah”.
23
Begitupun  seperti  yang  dijelaskan  oleh  bapak  Nisban Prayoga, guru Multimedia:
“Lab. MM itu kan semuanya berkaitan sama komputer yah,  jadi  pemeliharaannya  lebih  kita  fokusin  ke
kebersihan, penggunaan dan pengamanan komputer itu sendiri. Kalo dari segi kebersihan biasanya Saya selalu
menginstruksikan  ke  siswa  untuk  membersihkan komputer sebelum dan setelah mereka gunakan. Untuk
komputernya sendiri biasanya Saya selalu cek software atau  anti  virus  tiap  6  bulan  sekali  untuk  memastikan
apakah  harus  diupdate  atau  mungkin  ada  yang  harus diinstal ulang supaya terhindar dari virus. Tapi kalo ada
kejadian  insidentil  kaya  ada  laporan  dari  siswa  yang bilang  Pak  komputernya  nge-hang  nih,  ya  biasanyaa
saat  itu  juga  saya  install  ulang  software  atau aplikasinya
”.
24
Hal  senada  juga  diungkapkan  oleh  ibu  Tien  Martina,  guru Bahasa Inggris: “Untuk pemeliharaan lab. bahasa paling yang
22
Wawancara  dengan  Rusdy  Khalid,  S.  Kom,  Guru  KKPI  dan  Kepala  Laboratorium KKPI SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
23
Wawancara  dengan  Tomi  Sukito,  S.E,  Guru  Produktif  Pemasaran  dan  Kepala Laboratorium Pemasaran SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
24
Wawancara  dengan  Nisban  Prayoga,  S.Kom,  Guru  Produktif  Multimedia  dan  Kepala Laboratorium Multimedia SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
kita  lakukan  ya  menjaga  kebersihannya  saja.  Kalo  untuk pemeliharaan  secara  teknis  saya  rasa  ga  ada  yah,  kecuali
misalnya ada alat lab. yang rusak ya baru kita manggil teknisi yang  bener-bener  ngerti  buat  benerin  alat  lab.  yang  rusak
itu”.
25
Pemeliharaan  dan  perawatan  sarana  dan  prasarana khususnya  untuk  alat-alat  yang  ada  di  laboratorium  tentunya
harus dilakukan oleh orang  yang benar-benar memahami alat- alat  tersebut  dengan  baik  untuk  meminimalisir  terjadinya
kerusakan.  Jika  alat-alat  yang  ada  di  laboratorium  itu  rusak, maka  sekolah  harus  memanggil  teknisi  yang  memahami  dan
menguasai cara memperbaiki alat-alat yang rusak tersebut jika memang  di  dalam  lingkungan  sekolah  itu  sendiri  tidak  ada
guru  yang  bisa  memperbaikinya.  Untuk  pemeliharaan  sarana dan  prasarana  di  SMKN  59  Jakarta  yang  khusus  memanggil
teknisi  dari  luar  sekolah  berdasarkan  hasil  wawacara  peneliti dengan  3  narasumber  yaitu  guru  KKPI,  guru  produktif
multimedia  dan  guru  produktif  pemasaran  berpendapat  bahwa sampai  saat  ini  untuk  pemeliharaan  atau  perbaikan
laboratorium  KKPI,  multimedia  dan  pemasaran  belum  pernah memanggil  teknisi  khusus  yang  didatangkan  dari  luar  sekolah
karena  untuk  pemeliharaan  ketiga  laboratorium  tersebut  yang notabene  semuanya  berhubungan  dengan  komputer  sampai
saat  ini  masih  bisa  ditangani  oleh  masing-masing  guru  yang mengajar di laboratorium itu masing-masing karena baik guru
komputer,  produktif  pemasaran  dan  produktif  multimedia memiliki  pengetahuan  dan  kemampuan  yang  baik  sesuai
dengan  bidang  mata  pelajaran  yang  diajarkannya  sehingga mereka  pun  memahami  dengan  baik  penggunaan  dan
25
Wawancara dengan Tien Martina, S.Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
pemeliharaan alat-alat yang ada di laboratorium tempat mereka mengajar.  Dengan  demikian,  jika  terjadi  kerusakan,  maka
mereka  bisa  memperbaikinya  sendiri  tanpa  harus  memanggil teknisi dari luar.
Namun,  hal  berbeda  diungkapkan  oleh  ibu  Tien  Martina, guru  bahasa  inggris  sekaligus  kepala  Laboratorium  Bahasa
yang berpendapat bahwa: “Untuk perbaikan jika ada kerusakan alat-alat  lab.  misalnya  speaker  yang  rusak  ya  kita  harus
manggil  teknisi  dari  luar  yah  soalnya  kan  di  sekolah  ga  ada yang ngerti tentang itu”.
26
Untuk laboratorium bahasa yang di dalamnya terdapat alat- alat  seperti  speaker,  recorder  dan  headset,  LCD  monitor  dan
lain  sebagainya  memang  membutuhkan  teknisi  khusus  yang ahli dalam bidangnya untuk memperbaiki alat-alat tersebut jika
terjadi kerusakan.
Tidak dapat
sembarang orang
memperbaikinya  karena  memang  alat-alat  tersebut  harus diperbaiki  oleh  teknisi  yang  memahami  alat-alat  tersebut
dengan  baik.  Berbeda  halnya  dengan  laboratorium  komputer, multimedia  dan  pemasaran
yang memang  mayoritas
berhubungan  dengan  komputer.  Jika  ada  kerusakan  dengan sistem  komputer  tersebut  maka  dapat  ditangani  secara
langsung  oleh  guru  komputer  atau  multimedia  SMKN  59 Jakarta  itu  sendiri  yang  memiliki  latar  belakang  pendidikan
ilmu komputer sehingga mereka memang menguasai segala hal yang berkaitan dengan komputer.
Selain  pemeliharaan  dan  perbaikan  terhadap  sarana  dan prasarana  pendidikan  yang  rusak,  pendataan  terhadap
kerusakan  itupun  harus  dilakukan.  Jika  ada  sarana  dan prasarana  pendidikan  di  sekolah  yang  rusak  atau  hilang  maka
26
Wawancara dengan Tien Martina, S.Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
harus dicatat dan didata dengan baik sebagai bukti dan laporan sehingga  dapat  diketahui  bagaimana  kondisi  sarana  dan
prasarana yang ada. Seperti yang dijelaskan oleh 4 narasumber yang  sama  seperti  di  atas  yang  peneliti  wawancara  mengenai
hal  ini  berpendapat  bahwa  untuk  barang-barang  yang  rusak maupun  hilang  harus  dicatat  ke  dalam  laporan  berita  acara
barang rusak atau hilang. Laporan tersebut dibuat oleh masing- masing penanggung jawab semua ruangan yang ada di sekolah.
Salah satunya
adalah laboratorium.
Masing-masing laboratorium memiliki penanggung jawab masing-masing yang
bertanggung  jawab  terhadap  segala  sesuatu  yang  ada  dan terjadi  di  laboratorium  itu  sendiri.  Jadi  jika  ada  alat-alat
laboratorium yang rusak atau hilang maka kepala laboratorium harus  membuat  laporan  berita  acara  barang  rusak  dan
melaporkannya  kepada  bagian  sarana  dan  prasarana  agar  bisa ditindaklanjuti.  Dari  laporan  itu,  bagian  sarana  dan  prasarana
dapat  mengetahui  kondisi  semua  sarana  dan  prasarana  yang ada  dan  dapat  mengambil  tindakan  perbaikan  jika  ada
kerusakan. Pemeliharaan laboratorium tentunya bukan hanya tanggung
jawab  dari  kepala  laboratorium  itu  sendiri,  namun  siswa  yang menggunakan  laboratorium  itu  juga  bertanggung  jawab  atas
segala  segala  sesuatu  yang  ada  di  laboratorium  itu. Sebagaimana  yang  diungkapkan  oleh  4  narasumber  yang
peneliti  wawancarai,  mereka  berpendapat  bahwa  siswa  juga dilibatkan
dalam pemeliharaan
laboratorium. Dalam
pemeliharaan  laboratorium,  biasanya  siswa  dilibatkan  dalam hal  kebersihan  dan  penggunaan  alat-alat  yang  ada  di
laboratorium  itu  sendiri.  Jadi  ketika  siswa  belajar  di laboratorium,  maka  siswa  harus  membersihkan  baik  ruangan
dan  alat-alat  yang  ada  di  laboratorium  itu  sendiri.  Selain  itu,
siswa  juga  diharuskan  untuk  menggunakan  alat-alat  yang  ada di  laboratorium  sesuai  dengan  fungsinya  dan  tidak  mencoret-
coret  atau  merusak  alat  tersebut.  Setiap  siswa  bertanggung jawab  atas  sarana  yang  ada  di  laboratorium  karena  mereka
yang  menggunakan  fasilitas  tersebut  maka  mereka  juga  yang harus  memelihara  dan  menjaga  sebaik  mungkin  fasilitas
tersebut  agar  tidak  rusak.  Namun  untuk  pemeliharaan  yang bersifat  teknis  seperti  pemeliharaan  jaringan  atau  sistem
komputer yang ada di laboratorium siswa tidak dilibatkan. Hal ini  dikarenakan  menurut  narasumber,  pemeliharaan  yang
bersifat  teknis  ditangani  langsung  dan  merupakan  tanggung jawab  dari  masing-masing  guru  yang  mengajar  atau  kepala
laboratorium masing-masing. Dari hasil data mengenai pemeliharaan laboratorium, maka
penulis dapat
menyimpulkan bahwa
pemeliharaan laboratorium  di  SMKN  59  Jakarta  dilakukan  dengan  baik
karena  tidak  hanya  melibatkan  satu  pihak  yaitu  guru,  namun siswa-siswa  juga  dilibatkan  sehingga  hal  tersebut  dapat
menumbuhkan  rasa  tangung  jawab  mereka  terhadap  fasilitas yang  ada  di  sekolah.  Di  SMKN  59  Jakarta  terdapat  4
laboratorium yaitu
laboratorium komputer
KKPI, multimedia,
pemasaran dan
bahasa. Masing-masing
laboratorium itu
memiliki kepala
laboratorium yang
bertanggung  jawab  terhadap  masing-masing  laboratorium  itu. Untuk  pemeliharaan  laboratorium  yang  bersifat  teknis  seperti
pemeliharaan  jaringan  atau  sistem  komputer  dilakukan  oleh guru  atau  kepala  laboratorium  masing-masing  karena  mereka
yang memiliki kemampuan dan kapasitas di bidang itu. Namun untuk
pemeliharaan yang
bersifat nonteknis
seperti pemeliharaan dari segi kebersihan dan penggunaan melibatkan
siswa.  Jika  terjadi  kerusakan  yang  mengharuskan  perbaikan,
maka biasanya kepala laboratorium membuat berita acara yang diserahkan  kepada  bagian  sarana  dan  prasarana.  Setiap
pemeliharaan atau perbaikan dicatat dalam Kartu Pemeliharaan Barang  yang  di  dalamnya  meliputi  nama  barang  yang
diperbaiki,  tanggal  perbaikan,  jenis  perbaikan,  teknisi  yang melakukan  perbaikan  dan  penanggung  jawab  alat  tersebut
kepala laboratorium.
Kartu pemeliharaan
tersebut ditandatangani  oleh  wakil  kepala  sekolah  bidang  sarana  dan
prasarana  serta  petugas  administrasi  sarana  dan  prasarana sekolah.
5 Buku
Untuk  pemeliharaan  buku  diajukan  5  pertanyaan  yang terdiri  dari:  a  Bagaimana  pemeliharaan  yang  dilakukan
terhadap  buku-buku  yang  ada  di  sekolah?  b  Apakah  ada program kegiatan pemeliharaan untuk buku-buku? c Apakah
ada  jadwal  secara  berkala  dalam  melakukan  pemeliharaan buku-buku  yang  ada  di  sekolah?  d  Apakah  ada  perawatan
khusus  untuk  buku-buku  seperti  penyemprotan  anti  hama?  e Apabila  ada  buku  yang  rusak  atau  hilang,  bagaimana  tindak
lanjut yang dilakukan? Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  mengacu  pada
pertanyaan di atas, bahwa untuk pemeliharaan terhadap buku- buku  yang  ada  di  perpustakaan  dilakukan  masih  sangat
sederhana  dan  manual.  Seperti  yang  diungkapkan  oleh  ibu Unwanah, kepala perpustakaan:
“Pemeliharaan buku-buku yang ada di perpustakaan ini sih  kita  masih  sederhana  dan  manual  banget  yah  mba.
Biasanya  kita  Cuma  bersihkan  saja  debunya  dengan kemoceng  dan  dirapikan  sesuai  lokasi  bukunya.  Kan
kadang ada siswa yang habis baca buku tapi naronya ga sesuai  lokasinya  tuh,  ya  kalo  kaya  gitu  biasanya  kita
cek-cek lagi raknya, trus diberesin kalo ada buku yang ga sesuai lokasinya”.
27
Program pemeliharaan buku yang ada di SMKN 59 Jakarta berdasarkan narasumber yang peneliti wawancara mengatakan
bahwa  tidak  ada  program  khusus  untuk  pemeliharaan  buku karena  sistem  pemeliharaan  buku  masih  dilakukan  secara
manual.  Tetapi  untuk  pengubahan  letak  rak  buku  biasanya dilakukan  setiap  awal  ajaran  tahun  baru. Perubahan  letak  rak-
rak  buku  tersebut  dilakukan  untuk  menyesuaikan  keadaan perpustakaan  di  mana  biasanya  setiap  awal  ajaran  tahun  baru
banyak  buku-buku  pelajaran  dari  pemerintah  yang  datang untuk dipinjamkan kepada seluruh siswa.
Untuk  merawat  buku  agar  bisa  digunakan  dalam  jangka waktu  yang  lama  tentunya  membutuhkan  pemeliharaan  yang
rutin  dan  berkala.  Seperti  yang  dijelaskan  oleh  ibu  Unwanah, kepala  perpustakaan:  “Kalo  untuk  pemeliharaan  rutin  kaya
harian  gitu  biasanya  kita  cuma  bersihin  dan  rapiin  ke  raknya aja yah.  Kalo untuk  yang berkala biasanya sebulan sekali kita
bersihin rak-rak buku atau penomoran identitas buku kalo ada buku  baru.  Nah  kalo  yang  tahunan  ya  kaya  yang  tadi,
pengubahan letak rak aja”.
28
Untuk  menjaga  ketahanan  buku  dari  serangan  hama seharusnya dilakukan penyemprotan anti hama yang dilakukan
secara  berkala  agar  buku-buku  yang  ada  terhindar  dari  hama yang  bisa  merusak  buku.  Namun  berdasarkan  keterangan
narasumber,  yakni  ketua  perpustakaan  menyatakan  bahwa SMKN 59 Jakarta tidak pernah melakukan penyemprotan anti
hama tersebut hingga saat ini. Dengan demikian, pemeliharaan
27
Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
28
Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
buku-buku  masih  dilakukan  oleh  tenaga  perpustakaan  sendiri secara manual.
Kerusakan  atau  buku  yang  hilang  bisa  disebabkan  oleh siswa  ataupun  karena  usia  buku  itu  sendiri  yang  sudah  lama.
Seperti  yang  dijelaskan  oleh  ibu  Unwanah,  kepala perpustakaan:
“Kerusakan  buku  itu  kan  bisa  karena  ulah  siswa  atau memang buku itu sendiri yang sudah usang karena udah
lama yah. Tapi kalo rusaknya karena siswa jarang yah. Paling  karena  memang  bukunya  udah  lama  kaya
misalnya cover bukunya robek ya kita solasi lagi. Atau covernya  ilang  ya  biasanya  kita  bikin  lagi  covernya
sendiri,  kita  ketik  gitu.  Pokoknya  selagi  rusaknya belum parah banget ya sebisa mungkin kita akal-akalin
lah  biar  masih  bisa  dipake.  Beda  halnya  kalo  hilang. Nah kalo hilangnya karena siswa pernah ada. Biasanya
sih  kita  suruh  ganti  yah.  Kalo  bukunya  masih  ada  di pasaran  ya  dia  harus  ganti  buku  yang  sama.  Kalo  di
pasaran udah ga ada tapi di perpustakaan masih ada  ya dia harus fotokopi buku itu. Nah kalo di pasaran dan di
perpustakaan udah ga ada ya dia harus ganti jenis yang sama  dari  buku  yang  hilang.  Misalnya  dia  minjem
novel trus ilang, ya ganti juga novel dengan judul yang beda ga apa-
apa”.
29
e. Pendataan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan