6. Khairul
1. Kebersihan Ruang Lantai III dan Lantai
IV 2.
Halaman Gerbang Sekolah 7.
Nurjani Kebersihan seluruh taman sekolah
8. Hanafi
Keamanan Sekolah Siang Malam Sesuai Jadwal
9. Kusnan
Keamanan Sekolah Siang Malam Sesuai Jadwal
Dari hasil data mengenai pengorganisasian sarana dan prasarana tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengorganisasian atau pembagian tugas bidang sarana dan prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta sudah terorganisir
dengan baik. Artinya dalam proses penyusunannya yang dilakukan setiap awal tahun melalui rapat kerja ditetapkan
berdasarkan kesepakatan
bersama sehingga
tidak ada
keterpaksaan dalam menjalani tugas sebagai tim sarana dan prasarana. Selain itu juga dengan adanya struktur tertulis tersebut,
kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana menjadi jelas tanggung jawab dari masing-masing anggota tim sarana dan
prasarana tersebut.
d. Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Untuk pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan diajukan 18 pertanyaan yang yang terdiri dari
beberapa bagian sarana dan prasarana sebagaimana yang telah penulis batasi yaitu gedung sekolah, ruang kelas, mebiler,
laboratorium dan buku. Berdasarkan hasil wawancara, program pemeliharaan yang
ada di SMKN 59 Jakarta tersusun dalam rencana program kerja yang telah disusun oleh tim Sapras. Seperti yang dijelaskan oleh
Ibu Elizar, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasaana:
“Program pemeliharaan yang kita punya itu antara lain pemeliharaan sarana belajar, toilet guru dan siswa, taman sekolah,
kebersihan lingkungan sekolah yang biasa kita laksanakan setiap Jumat atau JUMSIH Jumat Bersih, instalasi air dan listrik, AC
dan alat- alat yang ada di laboratorium”.
16
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan biasanya dilakukan sesuai dengan jadwal yang ada dalam rencana program
kerja sarana dan prasarana sekolah. Di mana dalam rencana program kerja tersebut ada yang dilakukan secara berkala seperti
pemeliharaan AC yang dilakukan setiap 6 bulan sekali dan ada juga yang secara rutin dilakukan pemeliharaan seperti peralatan
laboratorium yang dilakukan rutin setiap bulan.
17
Keterlibatan guru dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah tentunya sangat terlibat. Semua guru yang
ada saling koordinasi dalam memelihara sarana dan prasarana baik yang ada di kelas yang mereka gunakan setiap kali mengajar
maupun laboratorium yang digunakan untuk mata pelajaran produktif seperti multimedia, pemasaran, komputer dan bahasa
inggris. Seperti yang dijelaskan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana sebagai berikut:
“Tentunya guru-guru
sangat terlibat
dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Misalnya untuk guru-guru mata pelajaran produktif dan bahasa inggris yang menggunakan laboratorium,
mereka pastinya bertanggung jawab atas semua barang- barang yang ada di laboratorium. Dan untuk guru mata
pelajaran umum yang lain juga terlibat untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di kelas
yang mereka gunakan saat mengajar misalnya seperti proyektor, papan tulis dan yang lainnya. Selain itu juga,
sebagai tim sarana dan prasarana, kita sangat terbantu dengan keterlibatan para guru karena dari merekalah
16
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
17
Dokumentasi Rincian Rencana Program Kerja Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta Tahun Pelajaran 20132014.
kita biasanya mendapatkan informasi atau laporan jika ada barang yang rusak atau perlu diperbaiki. Tentunya
hal ini karena mereka kan yang lebih tahu dan sering menggunakan sarana dan prasarana yang berhubungan
dengan proses belajar. Dengan demikian mereka juga yang lebih mengetahui kondisi sarana belajar yang ada.
Nah dari laporan-laporan para guru itulah bisa kita ambil tindakan untuk dilakukan perbaikan maupun
untuk dimasukkan dalam rencana program kerja tahun
berikutnya”.
18
Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai dengan yang telah penulis batasi akan diuraikan sebagai berikut:
1 Gedung
Untuk pemeliharaan gedung sekolah diajukan 2 pertanyaan yang terdiri dari: a Bagaimana pemeliharaan gedung yang
dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta? b Setiap kapan dilakukan pemeliharaan gedung sekolah?
Berdasarkan wawancara yang mengacu pada pertanyaan di atas, pemeliharaan gedung yang dilakukan oleh sekolah berupa
pengecatan atau perbaikan ruangan yang rusak. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Elizar, Ketua Tim Sarpras:
“Pemeliharaan gedung paling ya kaya pengecatan atau perbaikan ruangan yang rusak kalo ada. Trus juga
biasanya kalo pengecatan seluruh gedung itu dari pemerintah langsung yah, kecuali kalo tingkat
kerusakannya ringan misalnya perbaikan atap yang bocor itu baru sekolah sendiri yang melaksanakan. Tapi
kalo perbaikan berat seperti pengecatan seluruh gedung, renovasi gedung atau pengadaan unit ruang
baru ya langsung dari pemerintah yang ngadain toh kan dananya dari pemerintah juga.
19
Dari hasil wawancara dengan Beliau juga dapat diketahui bahwa untuk pemeliharaan gedung tidak ada waktu khusus.
18
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
19
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
Artinya jika ada kerusakan terkait dengan gedung sekolah yang sifatnya insidentil maka sekolah akan melakukan perbaikan
saat itu juga. Namun untuk pengecatan gedung sekolah, karena itu merupakan program pemerintah maka sekolah hanya akan
melakukan pengecatan jika memang ada surat keputusan dari pemerintah atau sudin untuk sekolah melakukan pengecatan
gedung baik seluruhnya maupun ruang-ruang tertentu. Dari hasil data mengenai pemeliharaan gedung, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa pemeliharaan gedung yang dilakukan SMKN 59 Jakarta pada tahun 2013 berupa
perbaikan tempat parkir, lapangan olahraga dan saluran instalasi air. Dalam rencana program kerja sarana dan
prasarana tahun 2013 sebenarnya telah direncanakan untuk melakukan perbaikan dan penambahan sarana ruang kelas di
lantai 1, namun dari hasil evaluasi program kerja yang ada dapat diketahui bahwa program tersebut tidak dapat terlaksana
karena belum adanya bantuan dari sudin.
2 Ruang Kelas
Kegiatan pemeliharaan ruang kelas yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta yaitu dengan melakukan pengecekan
kondisi ruang kelas dan sarana dan prasarana yang ada di kelas yang dilakukan setiap hari oleh penanggung jawab kelas
masing-masing. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka masing-masing dari penanggung jawab kelas dapat melaporkan
kepada wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana jika ada barang yang rusak di dalam kelas. Dengan demikian
penanggung jawab sarana dan prasarana dapat mengambil tindakan, baik memperbaiki barang tersebut maupun membeli
baru.
Selain itu, untuk pemeliharaan ruang kelas dan semua sarana yang ada di kelas diserahkan kepada masing-masing
kelas tersebut untuk dapat menjaga dan merawat kebersihan serta kenyamanan kelasnya masing-masing. Seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Elizar: “Pemeliharaan ruang kelas
biasanya kita serahkan ke kelas itu masing-masing supaya menjaga dan merawat sedemikian rupa agar kelasnya bersih
dan nyaman. Kan kalo bersih dan nyaman mereka juga yang enak”.
20
3 Mebeler
Pemeliharaan mebeler yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta yaitu dengan selalu memanfaatkan dan menggunakan mebeler
yang ada sesuai dengan fungsi kegunaannya. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Elizar, ketua tim sarana dan prasarana:
“Untuk pemeliharaan mebeler seperti meja, kursi, lemari, rak-rak, papan tulis maupun loker penyimpanan
gitu sebenarnya sih kami ga ada perawatan secara intens atau khusus yah. Paling untuk menjaga supaya
mebeler-mebeler yang ada itu awet dan ga cepet rusak ya kita harus menggunakannya sesuai dengan fungsinya
yah. Jangan misalnya lemari penyimpanan dipake buat rak sepatu, ya jelas itu kan ga sesuai fungsinya yah. Ya
paling kaya gitu aja sih kalo kita di sini ngerawat mebeler yang ada, ga ada perawatan yang khusus
gimana gitu”.
21
Sarana dan prasarana yang berupa mebeler seperti meja, kursi, pemari, papan tulis, rak penyimpanan maupun loker
yang ada di SMKN 59 Jakarta dipelihara dan dirawat dengan baik. Meskipun secara data tidak tertulis dalam rencana
20
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
21
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
program kerja, namun pemeliharaan mebeler dilakukan dengan menggunakannya dengan baik dan sesuai dengan fungsinya.
Dengan menggunakan mebeler tersebut sesuai dengan fungsi dan kegunaannya maka akan menjaga ketahanan barang-
barang tersebut sehingga dapat digunakan sesuai dengan usia barang tersebut.
4 Laboratorium
Untuk pemeliharaan laboratorium diajukan 5 pertanyaan yang terdiri dari: a Bagaimana pemeliharaan terhadap alat-
alat yang ada di laboratorium? b Apakah ada perawatan khusus yang mendatangkan teknisi dari luar sekolah untuk
pemeliharaan alat-alat laboratorium? c Apabila ada alat-alat atau mesin di laboratorium yang rusak atau hilang, bagaimana
tindak lanjut sekolah? d Apakah pernah ada siswa yang merusak atau menghilangkan alat-alat laboratorium? e
Apakah siswa dilibatkan dalam pemeliharaan laboratorium? Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada
pertanyaan di atas, bahwa pemeliharaan laboratorium khususnya alat-alat yang ada di laboratorium ada yang
dilakukan secara rutin dan berkala. Untuk pemeliharaan yang dilakukan rutin yaitu berupa pemeliharaan dari sisi kebersihan
ruang laboratorium itu sendiri. Sedangkan untuk pemeliharaan yang sifatnya berkala berupa perawatan alat-alat yang ada di
laboratorium seperti komputer dan sistem atau aplikasi dari komputer itu. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rusdy,
guru KKPI: “Kalo pemeliharaan di lab. KKPI itu yang rutin kita laksanain paling dari segi kebersihannya. Kalo untuk
pemeliharaan komputernya itu kita tiap seminggu sekali ya kita harus cek konfigurasi OS sama aplikasinya”.
22
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Tomi Sukito, guru produktif pemasaran:
“Untuk pemeliharaan lab. Pemasaran PM ga terlalu ribet yah. Mesin-mesin yang ada di lab. PM juga paling
cash register, printer, komputer dan kalkulator digital. Paling kalo pemeliharaan yang rutin ya dari segi
kebersihan aja setiap habis belajar dibersihakan kalo emang kotor, trus juga dirapikan dan ditempatkan di
tempatnya. Oh iya, trus juga paling untuk cash register kalo kertas struk atau tintanya habis ya kita ganti sama
yang baru. Kalo pemeliharaan yang sifatnya berkala itu kaya komputer. Biasanya tiap 6 bulan sekali install atau
update software atau aplikasi. Tapi itu juga sesuai
kebutuhan yah”.
23
Begitupun seperti yang dijelaskan oleh bapak Nisban Prayoga, guru Multimedia:
“Lab. MM itu kan semuanya berkaitan sama komputer yah, jadi pemeliharaannya lebih kita fokusin ke
kebersihan, penggunaan dan pengamanan komputer itu sendiri. Kalo dari segi kebersihan biasanya Saya selalu
menginstruksikan ke siswa untuk membersihkan komputer sebelum dan setelah mereka gunakan. Untuk
komputernya sendiri biasanya Saya selalu cek software atau anti virus tiap 6 bulan sekali untuk memastikan
apakah harus diupdate atau mungkin ada yang harus diinstal ulang supaya terhindar dari virus. Tapi kalo ada
kejadian insidentil kaya ada laporan dari siswa yang bilang Pak komputernya nge-hang nih, ya biasanyaa
saat itu juga saya install ulang software atau aplikasinya
”.
24
Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Tien Martina, guru Bahasa Inggris: “Untuk pemeliharaan lab. bahasa paling yang
22
Wawancara dengan Rusdy Khalid, S. Kom, Guru KKPI dan Kepala Laboratorium KKPI SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
23
Wawancara dengan Tomi Sukito, S.E, Guru Produktif Pemasaran dan Kepala Laboratorium Pemasaran SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
24
Wawancara dengan Nisban Prayoga, S.Kom, Guru Produktif Multimedia dan Kepala Laboratorium Multimedia SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
kita lakukan ya menjaga kebersihannya saja. Kalo untuk pemeliharaan secara teknis saya rasa ga ada yah, kecuali
misalnya ada alat lab. yang rusak ya baru kita manggil teknisi yang bener-bener ngerti buat benerin alat lab. yang rusak
itu”.
25
Pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana khususnya untuk alat-alat yang ada di laboratorium tentunya
harus dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami alat- alat tersebut dengan baik untuk meminimalisir terjadinya
kerusakan. Jika alat-alat yang ada di laboratorium itu rusak, maka sekolah harus memanggil teknisi yang memahami dan
menguasai cara memperbaiki alat-alat yang rusak tersebut jika memang di dalam lingkungan sekolah itu sendiri tidak ada
guru yang bisa memperbaikinya. Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana di SMKN 59 Jakarta yang khusus memanggil
teknisi dari luar sekolah berdasarkan hasil wawacara peneliti dengan 3 narasumber yaitu guru KKPI, guru produktif
multimedia dan guru produktif pemasaran berpendapat bahwa sampai saat ini untuk pemeliharaan atau perbaikan
laboratorium KKPI, multimedia dan pemasaran belum pernah memanggil teknisi khusus yang didatangkan dari luar sekolah
karena untuk pemeliharaan ketiga laboratorium tersebut yang notabene semuanya berhubungan dengan komputer sampai
saat ini masih bisa ditangani oleh masing-masing guru yang mengajar di laboratorium itu masing-masing karena baik guru
komputer, produktif pemasaran dan produktif multimedia memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik sesuai
dengan bidang mata pelajaran yang diajarkannya sehingga mereka pun memahami dengan baik penggunaan dan
25
Wawancara dengan Tien Martina, S.Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
pemeliharaan alat-alat yang ada di laboratorium tempat mereka mengajar. Dengan demikian, jika terjadi kerusakan, maka
mereka bisa memperbaikinya sendiri tanpa harus memanggil teknisi dari luar.
Namun, hal berbeda diungkapkan oleh ibu Tien Martina, guru bahasa inggris sekaligus kepala Laboratorium Bahasa
yang berpendapat bahwa: “Untuk perbaikan jika ada kerusakan alat-alat lab. misalnya speaker yang rusak ya kita harus
manggil teknisi dari luar yah soalnya kan di sekolah ga ada yang ngerti tentang itu”.
26
Untuk laboratorium bahasa yang di dalamnya terdapat alat- alat seperti speaker, recorder dan headset, LCD monitor dan
lain sebagainya memang membutuhkan teknisi khusus yang ahli dalam bidangnya untuk memperbaiki alat-alat tersebut jika
terjadi kerusakan.
Tidak dapat
sembarang orang
memperbaikinya karena memang alat-alat tersebut harus diperbaiki oleh teknisi yang memahami alat-alat tersebut
dengan baik. Berbeda halnya dengan laboratorium komputer, multimedia dan pemasaran
yang memang mayoritas
berhubungan dengan komputer. Jika ada kerusakan dengan sistem komputer tersebut maka dapat ditangani secara
langsung oleh guru komputer atau multimedia SMKN 59 Jakarta itu sendiri yang memiliki latar belakang pendidikan
ilmu komputer sehingga mereka memang menguasai segala hal yang berkaitan dengan komputer.
Selain pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang rusak, pendataan terhadap
kerusakan itupun harus dilakukan. Jika ada sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang rusak atau hilang maka
26
Wawancara dengan Tien Martina, S.Pd, Guru Bahasa Inggris dan Kepala Laboratorium Bahasa SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
harus dicatat dan didata dengan baik sebagai bukti dan laporan sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi sarana dan
prasarana yang ada. Seperti yang dijelaskan oleh 4 narasumber yang sama seperti di atas yang peneliti wawancara mengenai
hal ini berpendapat bahwa untuk barang-barang yang rusak maupun hilang harus dicatat ke dalam laporan berita acara
barang rusak atau hilang. Laporan tersebut dibuat oleh masing- masing penanggung jawab semua ruangan yang ada di sekolah.
Salah satunya
adalah laboratorium.
Masing-masing laboratorium memiliki penanggung jawab masing-masing yang
bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang ada dan terjadi di laboratorium itu sendiri. Jadi jika ada alat-alat
laboratorium yang rusak atau hilang maka kepala laboratorium harus membuat laporan berita acara barang rusak dan
melaporkannya kepada bagian sarana dan prasarana agar bisa ditindaklanjuti. Dari laporan itu, bagian sarana dan prasarana
dapat mengetahui kondisi semua sarana dan prasarana yang ada dan dapat mengambil tindakan perbaikan jika ada
kerusakan. Pemeliharaan laboratorium tentunya bukan hanya tanggung
jawab dari kepala laboratorium itu sendiri, namun siswa yang menggunakan laboratorium itu juga bertanggung jawab atas
segala segala sesuatu yang ada di laboratorium itu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh 4 narasumber yang
peneliti wawancarai, mereka berpendapat bahwa siswa juga dilibatkan
dalam pemeliharaan
laboratorium. Dalam
pemeliharaan laboratorium, biasanya siswa dilibatkan dalam hal kebersihan dan penggunaan alat-alat yang ada di
laboratorium itu sendiri. Jadi ketika siswa belajar di laboratorium, maka siswa harus membersihkan baik ruangan
dan alat-alat yang ada di laboratorium itu sendiri. Selain itu,
siswa juga diharuskan untuk menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium sesuai dengan fungsinya dan tidak mencoret-
coret atau merusak alat tersebut. Setiap siswa bertanggung jawab atas sarana yang ada di laboratorium karena mereka
yang menggunakan fasilitas tersebut maka mereka juga yang harus memelihara dan menjaga sebaik mungkin fasilitas
tersebut agar tidak rusak. Namun untuk pemeliharaan yang bersifat teknis seperti pemeliharaan jaringan atau sistem
komputer yang ada di laboratorium siswa tidak dilibatkan. Hal ini dikarenakan menurut narasumber, pemeliharaan yang
bersifat teknis ditangani langsung dan merupakan tanggung jawab dari masing-masing guru yang mengajar atau kepala
laboratorium masing-masing. Dari hasil data mengenai pemeliharaan laboratorium, maka
penulis dapat
menyimpulkan bahwa
pemeliharaan laboratorium di SMKN 59 Jakarta dilakukan dengan baik
karena tidak hanya melibatkan satu pihak yaitu guru, namun siswa-siswa juga dilibatkan sehingga hal tersebut dapat
menumbuhkan rasa tangung jawab mereka terhadap fasilitas yang ada di sekolah. Di SMKN 59 Jakarta terdapat 4
laboratorium yaitu
laboratorium komputer
KKPI, multimedia,
pemasaran dan
bahasa. Masing-masing
laboratorium itu
memiliki kepala
laboratorium yang
bertanggung jawab terhadap masing-masing laboratorium itu. Untuk pemeliharaan laboratorium yang bersifat teknis seperti
pemeliharaan jaringan atau sistem komputer dilakukan oleh guru atau kepala laboratorium masing-masing karena mereka
yang memiliki kemampuan dan kapasitas di bidang itu. Namun untuk
pemeliharaan yang
bersifat nonteknis
seperti pemeliharaan dari segi kebersihan dan penggunaan melibatkan
siswa. Jika terjadi kerusakan yang mengharuskan perbaikan,
maka biasanya kepala laboratorium membuat berita acara yang diserahkan kepada bagian sarana dan prasarana. Setiap
pemeliharaan atau perbaikan dicatat dalam Kartu Pemeliharaan Barang yang di dalamnya meliputi nama barang yang
diperbaiki, tanggal perbaikan, jenis perbaikan, teknisi yang melakukan perbaikan dan penanggung jawab alat tersebut
kepala laboratorium.
Kartu pemeliharaan
tersebut ditandatangani oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana serta petugas administrasi sarana dan prasarana sekolah.
5 Buku
Untuk pemeliharaan buku diajukan 5 pertanyaan yang terdiri dari: a Bagaimana pemeliharaan yang dilakukan
terhadap buku-buku yang ada di sekolah? b Apakah ada program kegiatan pemeliharaan untuk buku-buku? c Apakah
ada jadwal secara berkala dalam melakukan pemeliharaan buku-buku yang ada di sekolah? d Apakah ada perawatan
khusus untuk buku-buku seperti penyemprotan anti hama? e Apabila ada buku yang rusak atau hilang, bagaimana tindak
lanjut yang dilakukan? Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada
pertanyaan di atas, bahwa untuk pemeliharaan terhadap buku- buku yang ada di perpustakaan dilakukan masih sangat
sederhana dan manual. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Unwanah, kepala perpustakaan:
“Pemeliharaan buku-buku yang ada di perpustakaan ini sih kita masih sederhana dan manual banget yah mba.
Biasanya kita Cuma bersihkan saja debunya dengan kemoceng dan dirapikan sesuai lokasi bukunya. Kan
kadang ada siswa yang habis baca buku tapi naronya ga sesuai lokasinya tuh, ya kalo kaya gitu biasanya kita
cek-cek lagi raknya, trus diberesin kalo ada buku yang ga sesuai lokasinya”.
27
Program pemeliharaan buku yang ada di SMKN 59 Jakarta berdasarkan narasumber yang peneliti wawancara mengatakan
bahwa tidak ada program khusus untuk pemeliharaan buku karena sistem pemeliharaan buku masih dilakukan secara
manual. Tetapi untuk pengubahan letak rak buku biasanya dilakukan setiap awal ajaran tahun baru. Perubahan letak rak-
rak buku tersebut dilakukan untuk menyesuaikan keadaan perpustakaan di mana biasanya setiap awal ajaran tahun baru
banyak buku-buku pelajaran dari pemerintah yang datang untuk dipinjamkan kepada seluruh siswa.
Untuk merawat buku agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama tentunya membutuhkan pemeliharaan yang
rutin dan berkala. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Unwanah, kepala perpustakaan: “Kalo untuk pemeliharaan rutin kaya
harian gitu biasanya kita cuma bersihin dan rapiin ke raknya aja yah. Kalo untuk yang berkala biasanya sebulan sekali kita
bersihin rak-rak buku atau penomoran identitas buku kalo ada buku baru. Nah kalo yang tahunan ya kaya yang tadi,
pengubahan letak rak aja”.
28
Untuk menjaga ketahanan buku dari serangan hama seharusnya dilakukan penyemprotan anti hama yang dilakukan
secara berkala agar buku-buku yang ada terhindar dari hama yang bisa merusak buku. Namun berdasarkan keterangan
narasumber, yakni ketua perpustakaan menyatakan bahwa SMKN 59 Jakarta tidak pernah melakukan penyemprotan anti
hama tersebut hingga saat ini. Dengan demikian, pemeliharaan
27
Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
28
Wawancara dengan Unwanah, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMKN 59 Jakarta, Tanggal 9 September 2014.
buku-buku masih dilakukan oleh tenaga perpustakaan sendiri secara manual.
Kerusakan atau buku yang hilang bisa disebabkan oleh siswa ataupun karena usia buku itu sendiri yang sudah lama.
Seperti yang dijelaskan oleh ibu Unwanah, kepala perpustakaan:
“Kerusakan buku itu kan bisa karena ulah siswa atau memang buku itu sendiri yang sudah usang karena udah
lama yah. Tapi kalo rusaknya karena siswa jarang yah. Paling karena memang bukunya udah lama kaya
misalnya cover bukunya robek ya kita solasi lagi. Atau covernya ilang ya biasanya kita bikin lagi covernya
sendiri, kita ketik gitu. Pokoknya selagi rusaknya belum parah banget ya sebisa mungkin kita akal-akalin
lah biar masih bisa dipake. Beda halnya kalo hilang. Nah kalo hilangnya karena siswa pernah ada. Biasanya
sih kita suruh ganti yah. Kalo bukunya masih ada di pasaran ya dia harus ganti buku yang sama. Kalo di
pasaran udah ga ada tapi di perpustakaan masih ada ya dia harus fotokopi buku itu. Nah kalo di pasaran dan di
perpustakaan udah ga ada ya dia harus ganti jenis yang sama dari buku yang hilang. Misalnya dia minjem
novel trus ilang, ya ganti juga novel dengan judul yang beda ga apa-
apa”.
29
e. Pendataan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan