1. Prasarana  pendidikan  yang  secara  langsung  digunakan  untuk
proses belajar mengajar, seperti: ruang  teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.
2. Prasarana  sekolah  yang  keberadaannya  tidak  digunakan  untuk
proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya: ruang kantor, kantin
sekolah,  tanah  dan  jalan  menuju  sekolah,  kamar  kecil,  ruang usaha  kesehatan  sekolah,  ruang  guru,  ruang  kepala  sekolah  dan
tempat parkir kendaraan.
22
Selain  itu,  ada  juga  pendapat  lain  mengenai  prasarana  pendidikan. Yang  termasuk  dalam  prasarana  pendidikan  adalah  seperti  tanah,  halaman,
pagar,  gedungbangunan  sekolah  serta  alat  perabotmebeler  dan  bangunan infrastruktur.  Infrastruktur  adalah  prasarana  lingkungan  sekolah  untuk
melengkapi  gedung  sekolah  agar  sekolah  menjadi  aman,  nyaman  dan  sehat. Infrastruktur yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:
a Jalan, gorong-gorong dan jembatan;
b Jaringan listrik dan telepon;
c Jaringan air bersih;
d Sumur gali.
23
4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen  sarana  dan  prasarana  pendidikan  dapat  diartikan  sebagai kegiatan  menata,  mulai  dari  merencanakan  kebutuhan,  pengadaan,
inventarisasi,  penyimpanan,  pemeliharaan,  penggunaan  dan  penghapusan serta  penataan  lahan,  bangunan,  perlengkapan  dan  perabot  sekolah  secara
tepat guna dan tepat sasaran.
24
Manajemen  sarana  dan  prasarana  pendidikan  adalah  seluruh  proses kegiatan  yang  direncanakan  dan  diusahakan  secara  sengaja  dan  bersungguh-
22
Daryanto dan Mohammad Farid, Op.Cit, h. 108
23
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11
24
Suryadi,  Manajemen  Mutu  Berbasis  Sekolah  Konsep  dan  Aplikasinya,  Jakarta:  Sarana Panca Karya Nusa, 2009, h. 125
sungguh  serta  pembinaan  secara  kontinu  terhadap  benda-benda  pendidikan agar selalu dalam kondisi siap pakai saat PBM.
25
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana secara efektif dan efisien.
Menurut Agustinus Hermino, proses manajemen sarana dan prasarana sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a Pengadaan
b Pendistribusian
c Penggunaan dan pemeliharaan
d Inventarisasi
e Penghapusan
26
Dengan demikian, Agustinus  Hermino menyebutkan adanya 5 proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Berbeda dengan Agustinus, Barnawi  M. Arifin menjelaskan bahwa proses-proses  dalam  manajemen  sarana  dan  prasarana  pendidikan  dilakukan
melalui kegiatan sebagai berikut: a
Perencanaan b
Pengadaan c
Pengaturan d
Penggunaan e
Penghapusan
27
Sedangkan  menurut  Ary  H.  Gunawan,  secara  kronologis-operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:
a Perencanaan Pengadaan Barang
b Prakualifikasi Rekanan
c Pengadaan Barang
d Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran
e Pemeliharaan, Rehabilitasi
25
Mulyono, Manajemen AdministrasiOrganisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, Cet. 1, h. 184
26
Agustinus Hermino, Op. Cit, h. 180
27
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 48-49
f Penghapusan dan Penyingkiran
g Pengendalian
28
Wahyu  Sri  Ambar  Arum    menjelaskan  bahwa  kegiatan  manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi:
a Perencanaan
b Pengadaan
c Penyimpanan
d Inventarisasi
e Pemeliharaan
f Penataan
g Penggunaan dan Pembuatan
h Penghapusan
i Pengawasan dan Pengendalian
Dengan  demikian,  kegiatan  manajemen  sarana  dan  prasarana pendidikan  menurut  Ary  H.  Gunawan  ada  7  proses.  Sedangkan  menurut
Wahyu  Sri  Ambar  Arum  terdapat  9  proses  dalam  manajemen  sarana  dan prasarana  pendidikan.  Secara  garis  besar,  proses  manajemen  sarana  dan
prasarana pendidikan yang mereka kemukakan sama, hanya bedanya Ary  H. Gunawan  menyebutkan  proses  prakualifikasi  rekanan.  Menurut  Ary  H.
Gunawan,  prakualifikasi  rekanan  dianggap  penting  untuk  menghindari berbagai  kemungkinan  yang  tidak  diinginkan,  seperti  penyalahgunaan,
spekulasi, manipulasi, serta perbuatan-perbuatan negatif lainnya. Dari  empat  pendapat  mengenai  proses  manajemen  sarana  dan
prasarana  pendidikan  yang  telah  dijelaskan  di  atas,  maka  penulis  dapat mengambil  kesimpulan  bahwa  proses  manajemen  sarana  dan  prasarana
pendidikan  harus  dimulai  dengan  proses  perencanaan.  Dengan  perencanaan, maka kita dapat memulai dan melaksanakan suatu program dengan sistematis.
Dari  penjelasan  mengenai  proses  manajemen  sarana  dan  prasarana tersebut,  maka  penulis  berpendapat  sama  dengan  yang  dikemukakan  oleh
Wahyu  Sri  Arum  Ambar  bahwa  proses  manajemen  sarana  dan  prasarana
28
Ary H. Gunawan,  Op. Cit, h. 116
pendidikan  meliputi:  1  Perencanaan,  2  Pengadaan,  3  Penyimpanan,  4 Inventarisasi,  5  Pemeliharaan,  6  Penataan,  7  Penggunaan  dan  Pembuatan,
8  Penghapusan  dan  9  Pengawasan  dan  Pengendalian.  Adapun  penjelasan dari  masing-masing proses tersebut adalah sebagia berikut:
1 Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan  berasal  dari  kata  dasar  rencana  yang  artinya rancangan  yang  dilakukan  pada  masa  depan.  Perencanaan  sarana  dan
prasarana  pendidikan  merupakan  proses  perancangan  upaya  pembelian, penyewaan,  peminjaman,  penukaran,  daur  ulang,  rehabilitasi,  distribusi
atau  pembuatan  fasilitas  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  sekolah.
29
Menurut  Ibrahim  Bafadal,  perencanaan  perlengkapan  pendidikan adalah  suatu  proses  menetapkan  program  pengadaan  fasilitas  sekolah  di
masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
30
Berdasarkan beberapa pengertian perencanaan tersebut, maka dapat didefinisikan  bahwa  perencanaan  sarana  dan  prasarana  adalah
keseluruhan  rancangan  mengenai  pembelian,  penyewaan,  peminjaman, penukaran,  daur  ulang,  rehabilitasi,  distribusi  atau  pembuatan  fasilitas
sekolah  yang  disesuaikan  dengan  kebutuhan  sekolah  untuk  mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun  tujuan  dilakukannya  perencanaan  sarana  dan  prasarana pendidikan  adalah  untuk  meminimalisir  terjadinya  kesalahan  dan
kegagalan  yang  tidak  diinginkan  untuk  meningkatkan  efektivitas  dan efisiensi
dalam pelaksanaannya
karena perencanaan
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas.
31
Perencanaan  merupakan  salah  satu  syarat  mutlak  bagi  setiap organisasi, baik perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, setiap
kepala  sekolah  paling  tidak  harus  membuat  rencana  tahunan  yang mencakup bidang-bidang sebagai berikut:
29
Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 51
30
Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 26
31
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 20-21
a Program pengajaran, seperti kebutuhan tenaga guru, pembagian tugas
mengajar, pengadaan buku-buku, alat pelajaran dan alat peraga, dll. b
Kesiswaan,  antara  lain  prosedur  penerimaan  siswa  baru,  pembagian kelas, bimbingan dan konseling, pelayanan kesehatan, dll.
c Kepegawaian,  seperti  penerimaan  dan  penempatan  guru,  usaha
kesejahteraan  guru,  mutasi  atau  promosi  guru  dan  pegawai  sekolah, dll.
d Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan baik
yang bersumber dari pemerintah atau sumber lainnya. e
Perlengkapan, seperti rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang kelas,  perbaikan  lapangan  olahraga,  pengadaan  bangku  murid  dan
sebagainya.
32
2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan  adalah  segala  kegiatan  dalam  menyediakan  semua kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengadaan
ini tentunya tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.
Fungsi  pengadaan  sendiri  adalah  untuk  memenuhi  sarana  dan prasarana  yang  dibutuhkan  baik  menyangkut  jenis,  jumlah,  kualitas,
tempat dan waktu yang dikehendaki.
33
Pengadaan yang dilakukan meliputi pengadaan seperti berikut: 1.
Pengadaan tanah; 2.
Pengadaan bangunan; 3.
Pengadaan perabot; 4.
Pengadaan kendaraan atau alat taransportasi; 5.
Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor.
34
32
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 15, h. 107
33
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 46-47
34
Ary H. Gunawan,  Administrasi Sekolah, Op. Cit, h. 135
Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, tentunya harus menyesuaikan  dengan  kebutuhan  sekolah  yang  telah  dirumuskan  dalam
perencanaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan untuk menghindari sekolah  membeli  barang  yang  tidak  sesuai  dengan  kebutuhan  sekolah
sehingga  semua  barang  yang  dibeli  adalah  memang  yang  benar-benar dibutuhkan
untuk menunjang
proses belajar
mengajar serta
meminimalisir pengeluaran yang tidak diperlukan.
3 Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penyimpanan  sarana  pendidikan  adalah  kegiatan  simpan menyimpan  suatu  barang-barang  sekolah  baik  dalam  keadaan  baru
maupun rusak yang dilakukan oleh orang  yang ditunjuk atau ditugaskan oleh suatu lembaga pendidikan.
Aspek  yang  perlu  diperhatikan  dalam  penyimpanan  adalah  aspek fisik  dan  aspek  administratif.  Aspek  fisik  yaitu  wadah  yang  diperlukan
untuk  menampung  barang  negara  yang  berasal  dari  pengadaan  yang biasanya  disebut  dengan  gudang.  Sedangkan  aspek  administratif  adalah
hal-hal yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penyimpanan seperti bendaharawan  kepala  gudang,  urusan  penerimaan,  urusan  pengeluaran
dan urusan penyimpanan dan pemeliharaan.
35
Dalam proses penyimpanan ini, semua barang yang disimpan harus diletakkan  di  tempat  yang  aman  dan  lokasi  penyimpanannya  mudah
dijangkau.  Diletakkan  di  tempat  aman  agar  terhindar  dari  tindak pencurian jika barang yang disimpan adalah barang yang berharga seperti
komputer sekolah. Lokasi yang mudah dijangkau dimaksudkan agar jika sewaktu-waktu  barang  yang  disimpan  dibutuhkan  kembali,  maka  dapat
diambil dengan mudah dan terjangkau oleh yang membutuhkan.
35
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 75-76
4 Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Inventarisasi  merupakan  kegiatan  mencatat  dan  menyusun  daftar barang-barang  yang  ada  dengan  teratur  berdasarkan  ketentuan  yang
berlaku.  Inventarisasi  dilakukan  dengan  menggunakan  klasifikasi  dan pemberian  kode  barang  untuk  memudahkan  dalam  mencatat  dan
mencaritemukan kembali barang tertentu jika suatu waktu dibutuhkan. Kegiatan  wajib  yang  dilakukan  dalam  pelaksanaan  inventarisasi
adalah: a
Mencatat  semua  barang  inventaris  di  dalam  “Buku  Induk Inventaris” dan   buku
pembantu “Buku
Golongan Inventaris”.
b Memberikan
koding pada
barang-barang yang
diinventarisasikan. c
Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang. d
Membuat daftar isianformat inventaris. e
Membuat daftar rekapitulasi tahunan.
36
Secara  umum,  inventarisasi  dilakukan  dalam  rangka  usaha penyempurnaan  pengurusan  dan  pengawasan  yang  efektif  terhadap
barang-barang milik negara atau swasta. Daftar inventarisasi barang yang disusun  dalam  suatu  organisasi  yang  lengkap,  teratur  dan  berkelanjutan
dapat berfungsi untuk: a
Menyediakan  data  dan  informasi  untuk  menentukan  dan menyusun rencana kebutuhan barang.
b Memberikan  data  dan  informasi  sebagai  pedoman  pengarahan
pengadaan barang. c
Memberikan  data  dan  informasi  sebagai  pedoman  penyaluran barang.
d Memberikan  data  dan  informasi  dalam  menentukan  keadaan
barang sebagai pedoman penghapusan barang. e
Memberikan data dan informasi untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian barang.
37
36
Ary H. Gunawan,  Op. Cit, h. 141
37
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 92-93
5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pemeliharaan  perlengkapan  adalah  kegiatan  pemeliharaan  yang dilakukan  secara  terus  menerus  agar  setiap  jenis  barang  berada  dalam
kondisi  siap  pakai.  Kegiatan  pemeliharaan  itu  sendiri  dibedakan berdasarkan kurun waktunya dan keadaan barangnya. Berdasarkan kurun
waktu,  pemeliharaan  terdiri  dari  pemeliharaan  sehari-hari  dan pemeliharaan  berkala.  Sedangkan  berdasarkan  keadaan  barangnya,
pemeliharaan  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu  pemeliharaan  barang  habis pakai, pemeliharaan barang tidak habis pakai.
38
Berkaitan  dengan  pemeliharaan  sarana  dan  prasarana  pendidikan, idealnya semua sarana dan prasarana pendidikan di sekolah selalu dalam
kondisi siap pakai jika akan digunakan. Secara garis besar, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut;
a Melakukan pencegahan kerusakan;
b Menyimpan, disimpan di ruangrak agar terhindar dari kerusakan;
c Membersihkan dari kotorandebu atau uap air;
d Memeriksa kondisi sarana dan prasarana secara rutin;
e Mengganti komponen-komponen yang rusak;
f Melakukan  perbaikan  jika  terjadi  kerusakan  pada  sarana  atau
prasarana pendidikan.
39
6 Penataan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penataan  sarana  dan  prasarana  pendidikan  dibagi  menjadi  4 empat yaitu sebagai berikut:
a Penataan Barang Bergerak
Yaitu  pengaturan  barang-barang  yang  dapat  dipindahkan  dari penempatan  sebelumnya,  seperti  perabot  kantor,  meja,  kursi,
lemari, dsb. b
Penataan Barang Tidak Bergerak
38
Piet  Sahertian,  Dimensi-dimensi  Administrasi  Pendidikan  di  Sekolah,  Surabaya:  Usaha Nasional, 1994, cet. 1, h. 195-196
39
Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h. 124
Yaitu  menata  barang-barang  yang  tidak  dapat  dipindahkan, seperti tanah, halaman, gedung, lapangan, dll. Karena tidak dapat
dipindahkan,  maka  sebelum  dibangun,  dilakukan  perencanaan yang  matang  terlebih  dahulu  agar  tidak  terjadi  perbaikan  yang
menimbulkan pemborosan dana. c
Penataan Barang Bergerak Habis Pakai Yaitu  penataan  terhadap  barang-barang  yang  tidak  tahan  lama,
cepat  susut  dan  habis  setelah  digunakan,  seperti  kertas,  kapur, spidol, pensil, tinta spidol, dll.
d Penataan Barang Bergerak Tidak Habis Pakai
Yaitu  dengan  cara  mengatur  barang  yang  ada  dengan  diberikan nomor  dan  kode  pada  barang  tersebut  sesuai  dengan  kode  yang
berlaku.  Sarana  dan  prasarana  pendidikan  hendaknya  ditata sedemikian rupa untuk memudahkan dalam melakukan inventaris
dan penggunaan serta indah dilihat.
40
7 Penggunaan dan Pembuatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penggunaan  fasilitas  pendidikan  di  sekolah  merupakan  tanggung jawab  kepala  sekolah  pada  setiap  jenjang  pendidikan.  Untuk  kelancaran
kegiatan  tersebut,  bagi  kepala  sekolah  yang  mempunyai  wakil  bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan
fasilitas  sekolah,  maka  diberikan  tanggung  jawab  untuk  menyusun kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah.
Dalam  penggunaan  fasilitas  sekolah,  semua  pihak  yang berkepentingan  memiliki  tanggung  jawab  bersama  dalam  penggunaan
fasilitas  sekolah  tersebut.  Hal  tersebut  berarti  bahwa  semua  pengguna fasilitas  sekolah  harus  mempertanggungjawabkan  pemakaian  fasilitas
sekolah dengan baik dan tidak merusak fasilitas yang ada.
41
40
Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 125-127
41
Suryadi, Op. Cit, h. 128
8 Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penghapusan  perlengkapan  adalah  kegiatan  meniadakan  barang- barang  milik  lembaga  bisa  juga  milik  negara  dari  daftar  inventaris
dengan cara yang telah diatur dalam perundang-undangan  yang berlaku. Penghapusan perlengkapan bertujuan untuk:
a Mencegah  kerugian  yang  lebih  besar  sebagai  akibat  untuk
pemeliharaan atau perbaikan perlengkapan yang rusak; b
Mencegah pemborosan biaya pengamanan; c
Membebaskan  lembaga  dari  tanggung  jawab  pemeliharaan  dan pengamanan;
d Meringankan beban inventarisasi.
Sarana dan prasarana yang akan dihapus harus memenuhi syarat- syarat penghapusan sebagai berikut:
a Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi;
b Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan;
c Kuno,  penggunaannya  tidak  sesuai  lagi  dengan  perkembangan
zaman; d
Terkena larangan; e
Mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang; f
Biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan penggunaannya; g
Berlebihan; h
Dicuri; i
Diselewengkan; j
Terbakar atau musnah akibat bencana alam.
42
9 Pengawasan dan Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengawasan  adalah  pengamatan  langsung  maupun  tidak  langsung terhadap  manajemen  fasilitas  yang  di  dalamnya  mencakup  kegiatan
perencanaan dan penggunaan fasilitas.
43
Pengawasan  bertujuan  agar  hasil  pekerjaan  yang  diperoleh  efisien dan  efektif  sesuai  dengan  rencana  yang  telah  ditentukan  sebelumnya.
Pengawasan dapat dilakukan melalui lima cara, yaitu sebagai berikut: a
Pengawasan Langsung Merupakan  pengawasan  yang  dilakukan  secara  langsung  di
tempat pelaksanaan pekerjaan.
42
Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 62
43
Suryadi, Op. Cit, h. 129
b Pengawasan Tidak Langsung
Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh petugas pengawasan secara formal yang bertindak atas nama organisasinya.
c Pengawasan Informal
Yaitu  pengawasan  yang  tidak  melalui  saluran  formal  atau prosedur yang telah ditentukan.
d Pengawasan Administratif
Yaitu  pengawasan  yang  meliputi  bidang  keuangan,  kepegawaian dan material.
e Pengawasan Teknis
Yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik.
44
Seluruh  kegiatan  manajemen  sarana  dan  prasarana  tidak  dapat berjalan  dengan  sendirinya  tanpa  adanya  pengendalian.  Artinya,  setiap
kegiatan masing-masing tidak terlepas dari monitoring. Namun demikian, pengendalian  bukan  merupakan  suatu  pengaturan  yang  kaku  dan
membatasi  ruang  gerak  masing-masing  fungsi  pengelolaan,  tetapi  agar terjalin koordinasi bagi seluruh fungsi pengelolaan administrasi, sehingga
pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindarkan.
45
B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan