3. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Untuk penganggaran pemeliharaan sarana dan prasarana diajukan 3 pertanyaan yang terdiri dari: a Bagaimana perencanaan
anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan? b Apa pertimbangan dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan
prasarana pendidikan? c Berapakah prosentase alokasi RAKS khusus untuk kegiatan sarana dan prasarana pendidikan? d Apakah
ada kendala dalam menyusun rencana anggaran sarana dan prasarana pendidikan? e Bagaimana mengatasi kendala yang ada tersebut?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan di atas, bahwa untuk perencanaan anggaran pemeliharaan ditentukan
sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan pemeliharaan yang akan dilaksanakan yang tersusun dalam rencana program kerja sarana dan
prasarana. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Elizar, Ketua Tim Sarpras:
“Seperti rencana program kerja, rencana anggaran program kerja sarpras juga disusun setiap awal tahun ajaran baru
yang tentunya kita sesuaikan dengan kebutuhan yah. Pertama kan kita harus analisis dulu kebutuhan sarana dan
prasarana baik pengadaan maupun pemeliharaan, nah setelah itu juga kita harus menganalisis berapa anggaran
yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut. Setelah itu rencana anggaran tersebut kita ajukan ke kepala
sekolah untuk disetujui atau ada yang harus diperbaiki
”.
34
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Ramli, kepala sekolah: “Kita kan buat rencana kegiatan sekolah yah yang dilakukan setiap
tahun sekali. Yang terlibat itu Saya, wakil-wakil dan bendahara. Jadi kita saling koordinasi satu sama lain kebutuhan sarpras apa saja yang
harus dipenuhi oleh sekolah ”.
35
34
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 5 September 2014.
35
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014.
Berkaitan dengan rencana anggaran, sebagai sekolah negeri tentunya sumber dana SMKN 59 Jakarta bersumber dari pemerintah.
Sama seperti program sekolah yang lainnya, untuk program kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana bersumber dari Bantuan
Operasional Pendidikan BOP dan Bantuan Operasional Sekolah BOS. Pada tahun 2013 rencana anggaran program kerja untuk
bidang sarana dan prasarana secara keseluruhan mendapat bantuan dari dana BOP sebesar Rp 274.000.000 dan dari dana BOS sejumlah
Rp 376.725.000.
36
Dalam menyusun rencana anggaran untuk sarana dan prasarana pendidikan tentunya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang
ada. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Elizar bahwa penyusunan rencana anggaran tersebut tentunya disusun berdasarkan jumlah dana
BOS dan BOP yang diterima oleh sekolah. Dari dana yang diterima itu maka bisa dirinci apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah.
Dari rencana anggaran sarana dan prasarana pendidikan tentunya termasuk untuk kegiatan pemeliharaan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh ibu Elizar, wakil kepala sekolah: “Aduh berapa yah. Ibu ga ngitung kaya gitunya soalnya.
Tapi ya bisa diprediksi kira-kira 40-50 lah yah. Soalnya kan namanya sarana dan prasarana itu kan emang kebutuhan
yang mendominasi keperluan sekolah yah. Kan semua KBM terkait sama sarana dan prasarana. Jadi ya mungkin
sekitar segitu kayanya yah”.
37
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Ramli, kepala sekolah yang mengatakan bahwa: “Wah Saya belum menghitung yah mohon
maaf. Tapi ada gambaran seperti ini bahwa apapun yang dibutuhkan oleh setiap guru untuk KBM ya kita penuhi. Umpamanya guru
36
Dokumentasi Rencana Anggaran Program Kerja SMKN 59 Jakarta Tahun Pelajaran 20132014.
37
Wawancara dengan Elizar Kamal, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014.
multimedia dia kekurangan batere atau alat multimedia lainnya ya kita usahakan untuk kita penuhi”.
38
Di samping itu, dalam menyusun rencana anggaran tentunya ada kendala atau hambatan yang ditemui dalam proses penyusunannya.
Seperti yang diungkapkan oleh ibu Elizar bahwa kendala yang ditemui hanya masalah penerimaan dana BOS dan BOP dari pemerintah ke
sekolah. Dana tersebut terkadang diterima oleh sekolah tidak sesuai dengan jadwal penerimaannya. Dengan demikian sekolah sering
menunda kegiatan sarana dan prasarana seperti pembelian alat-alat berat misalnya alat-alat laboratorium.
Untuk mengatasi kendala tersebut, menurut keterangan ibu Elizar dengan meminjam dana ke koperasi sekolah atau terpaksa
menunda pembelian alat-alat kebutuhan sekolah yang sifatnya berat dan mahal untuk dimasukkan ke dalam rencana program kerja sarana
dan prasarana tahun depan. Dari hasil data mengenai penganggaran pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada di SMKN 59 Jakarta, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sumber dana yang diperoleh sekolah untuk
melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana bersumber dari pemerintah yaitu melalui dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
dan dana Bantuan Operasional Pendidikan BOP. Pada tahun 2013 dana yang dikeluarkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan berjumlah Rp 153.100.000. Sedangkan jumlah total anggaran dalam program kerja
sarana dan prasarana berjumlah Rp 650.725.000. Dari data tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa alokasi dana khusus untuk
pemeliharaan sebersa 23,5. Dana anggaran tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab bendahara sekolah. Jadi ketika ingin
melakukan suatu perbaikan maka ketua tim sarana dan prasarana harus
38
Wawancara dengan Drs. H. Ramli, M. Pd, Kepala SMKN 59 Jakarta, Tanggal 6 Oktober 2014.
mengajukan proposal yang merinci kegiatan pemeliharaan apa yang akan dilaksanakan serta berapa anggaran yang dibutuhkan. Setelah itu
jika disetujui oleh kepala sekolah maka bendahara akan memberikan dana sejumlah yang dibutuhkan dalam proposal pengajuan dana
pemeliharaan tersebut. Setelah kegiatan pemeliharaan dilaksanakan maka wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana harus
membuat laporan
kegiatan sebagai
bukti dan
laporan pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilaksanakan benar-benar
dilaksanakan. Laporan itu memuat kegiatan pemeliharaan apa saja yang telah dilakukan dan berapa dana yang dikeluarkan. Hal ini untuk
mengetahui apakah dana yang diberikan digunakan sesuai dengan pengajuan dana yang ada dalam proposal pengajuan kegiatan
pemeliharaan. Dengan adanya laporan pertanggungjawaban tersebut maka dana yang didapatkan dari pemerintah digunakan secara efektif
dan efisien oleh SMKN 59 Jakarta sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dari penjelasan mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMKN 59 Jakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa SMKN 59 Jakarta sudah baik dalam memelihara sarana dan prasarana
pendidikan yang ada. Hanya saja perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan belum memiliki Standar Operating
Procedure SOP. Selain itu, untuk pendataan sarana dan prasarana yang rusak, SMKN 59 Jakarta juga belum melakukan pencatatan ke
dalam berita acara barang rusak. Sehingga barang-barang yang rusak hanya diletakkan di gudang sekolah tanpa adanya bukti tertulis. Untuk
alokasi anggaran untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sendiri sebesar 23,5 dari seluruh anggaran untuk sarana dan prasarana. Ini
menunjukkan bahwa alokasi dana SMKN 59 Jakarta khusus untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan cukup. Alokasi dana
yang cukup untuk pemeliharaan sarana dan prasarana ini sebanding dengan perencanaan program kerja yang baik. Dari perencanaan
tersebut tercermin bahwa sekolah mampu menganalisi kebutuhan
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas. Selain itu, ada beberapa hal positif di SMKN 59
Jakarta yang bisa ditiru oleh sekolah lain yaitu adanya tim khusus untuk mengurusi bidang sarana dan prasarana sekolah yang terstruktur
sehingga tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan urusan sarana dan prasarana pendidikan jelas. Selain itu juga koordinasi
antara tim sarana dan prasarana dengan seluruh warga sekolah terjalin dengan baik sehingga jika ada kerusakan atau sarana yang
membutuhkan perbaikan dapat dilakukan dengan segera. Selain itu juga, tim sarana dan prasarana sekolah selalu melakukan evaluasi
program kerja sehingga dapat diketahui jika ada program kerja yang telah direncanakan dalam rencana program kerja namun tidak
terlaksana sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk merencakan program kerja pada tahun berikutnya.
94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta, penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh SMKN 59 Jakarta sudah baik. Namun, karena belum
memiliki Standar Operating Procedure SOP maka ada beberapa kegiatan dalam perencanaan yang belum berjalan dengan baik.
2. Teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59
Jakarta belum optimal. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pemeliharaan tidak dilaksanakan pendataan sesuai dengan teknik
pemeliharaan. 3.
Anggaran untuk kegiatan sarana dan prasarana yang dialokasikan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59
Jakarta berada dalam kategori cukup.
B. Saran
Berdasaran hasil penelitian di atas, penulis berharap sekolah lebih meningkatkan dan mengembangkan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan. Sebagai akhir dari penelitian ini, ada saran-saran yang ingin penulis berikan. Saran-sarana tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah agar memperhatikan pemeliharaan sarana dan
prasarana di sekolah, melakukan pengawasan terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana dan lebih intensif untuk memberikan kesadaran
kepada seluruh warga sekolah untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekolah.