Batch Dispersion Optimasi sistem traceability dalam industri pengolahan udang breaded black tiger (Penaeus monodon) dengan pendekatan konsep batch dispersion

and tracing, QTT, akan menambah manfaat untuk memperoleh data parameter yang relevan dengan mutu produk misalnya suhu atau kelembaban relatif, yang dapat digunakan untuk mengontrol aliran produk pada rantai makanan. Terdapat 5 elemen dalam sistem QTT yaitu 1 sasaran dan manfaat, 2 manajemen rantai permintaan- penyedian, 3 kualitas-informasi tracking dan tracing, 4 kualitas-teknologi tracking dan tracing, dan 5 produk dan proses. Ada 2 macam klasifikasi traceability, yaitu internal traceablity dan chain traceability . Menurut Moe 1998 Internal traceability merupakan penelusuran dengan melacak internal batch produk pada satu langkah dalam rantainya, misalnya pada proses produksi. Penelusuran ini pun memiliki batas-batas tertentu Food Standards Agency 2002. Sedangkan menurut Moe 1998, chain traceability merupakan penelusuran dengan melacak produk melalui rantai produksi mulai dari panen sampai transport, penyimpanan, proses, distribusi, dan sales. Penelusuran ini lebih memfokuskan pada informasi yang diawali dari suatu produk yang berasal dari suatu link pada suatu rantai, yang selanjutnya akan ditelusuri setiap tahapnya, baik pada produk, proses, dan distribusinya Food Standards Agency 2002.

2.5 Batch Dispersion

Sistem traceability dikembangkan untuk menelusuri track produk di seluruh supply chain dan memberi kemungkinan untuk menelusuri balik track back produk dari manapun dalam rantai. Pada proses produksi, untuk mengevaluasi akurasi dari traceability diperkenalkan cara pengukuran yang baru yaitu downward dispersion, upward dispersion dan batch dispersion Dupuy et al. 2002. Downward dispersion pada batch bahan baku merupakan jumlah batch produk akhir yang mengandung bagian dari batch bahan baku tersebut. Downward traceability atau biasa disebut tracing , merupakan kapasitas pada supply chain, untuk menemukan asal usul dan karakteristik dari suatu produk dari satu atau beberapa kriteria yang ada. Upward dispersion pada batch produk akhir yaitu jumlah batch bahan baku yang berbeda yang digunakan memproduksi batch ini. Upward traceability atau biasa disebut tracking , merupakan kapasitas pada supply chain, untuk menemukan lokasi dari suatu produk dari satu atau beberapa kriteria yang ada Dupuy et al. 2002. Batch dispesion sama dengan jumlah downward dispersion pada batch bahan baku dan upward dispersion pada batch produk akhir. Menurut Dupuy et al 2005, konsep batch dispersion digunakan untuk melaksanakan internal traceability pada tahapan produksi. Produksi batch adalah umum dalam industri pangan. Batch merupakan suatu jumlah makanan yang diproduksi dan dikelola dibawah kondisi seragam. Terkadang jumlah ini berdasarkan kapasitas peralatan prosesing tapi dapat juga berdasarkan pada efisiensi kebutuhan. Dalam sistem produksi makanan jumlah produk minimum yang sesuai dengan kebutuhan yang diproses, dan secara umum ukuran batch yang besar bertujuan untuk peningkatan pemanfaatan kapasitas dan kompetitif. Peluang batch untuk perusahaan makanan yang spesifik tergantung pada posisi dari perusahaan dalam rangkaian antara sistem produksi batch dan sistem aliran produksi secara kontinu. Selanjutnya jumlah produk juga mempengaruhi frekuensi pergantian produk, operasi pembersihan peralatan, dan pemanfaatan kapasitas. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat