Keuntungan Usahatani Analisis Pendapatan Usahatani

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Operasional Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan memiliki potensi yang cukup menjanjikan, seperti luas lahan tambak garam, tenaga kerja yang memadai, iklim yang mendukung, dan kegiatan investasi yang tinggi. Potensi yang dimiliki ini diharapkan dapat terus mempertahankan status Kabupaten Pamekasan sebagai salah satu sentra garam terbesar di Indonesia. Selanjutnya, potensi ini perlu dukungan dari berbagai pihak agar produksi dan produktivitas usaha garam rakyat dapat terus meningkat setiap tahunnya. Bukan hanya itu, peningkatan kualitas dan pemasaran diharapakan dapat terus ditingkatkan agar produk garam Kecamatan Pademawu dapat terus bersaing dengan produk garam impor yang dihasilkan oleh negara luar. Pemasaran merupakan hal yang penting dalam usaha garam rakyat di Kecamatan Pademwu. Selama ini, tengkulak dapat dikatakan menjadi salah satu aktor penting yang paling dominan dalam pemasaran garam rakyat di Kecamatan Pademawu. Hasilnya, terdapat beberapa hal yang nampaknya kurang menguntungkan bagi petani garam rakyat, salah satunya adalah kecilnya posisi tawar petani dalam penurunan harga jual garam hasil produksinya. Informasi yang dimiliki oleh tengkulak tidak sesempurna informasi yang diterima oleh petani garam rakyat. Hal ini membuat pendapatan yang diterima oleh petani garam kecil. Sebaliknya, tengkulak justru memperoleh keuntungan yang lebih besar. Keuntungan tengkulak itu selanjutnya diestimasi melalui analisis penerimaan. Pemasaran garam selama ini pada umumnya hanya terjalin antara petani garam dan pedagang pengumpul atau tengkulak. Selanjutnya, perusahaan garam PT Garam Persero membeli garam rakyat melalui tengkulak. Harga yang diterima oleh petani jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga yang diterima oleh tengkulak. Status petani dalam kepemilikan lahan garam juga turut mempengaruhi harga yang diterima oleh petani. Terlebih bagi petani dengan lahan bagi hasil, tengkulak seolah berkuasa penuh dalam penentuan harga garam yang diterima oleh petani tersebut. Oleh sebab itu, masing-masing kepemilikan lahan akan distimasi tingkat efisisensi saluran pemasarannya. Hasil estimasi tersebut, peneliti dapat menyimpulkan saluran mana yang paling efisien jika didasarkan pada kepemilikan lahan garam. Selanjutnya, dilakukan analisis pendapatan usahatani garam rakyat untuk menghitung tingkat pendapatan yang diterima oleh masing-masing petani dengan didasarkan pada status kepemilkan lahan garam. Analisis ini dilakukan melalui analisis pendapatan dengan menghitung keuntungan yang diperoleh petani garam rakyat berdasarkan kepemilikan lahan garam. Hasil-hasil analisis ini selanjutnya akan disusun untuk dijadikan sebagai rekomendasi kepada pemerintah terkait dengan sistem permodalan dan pemasaran garam rakyat di Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran dari peneliti dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Operasional Peningkatan Kebutuhan Garam Nasional Peningkatan Produksi Garam Dalam Negeri melalui Program PUGAR Peningkatan Volume Garam Impor Adanya Dominasi Peran Tengkulak dalam Permodalan dan Pemasaran Petani Tengkulak Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Garam Rakyat Karakteristik Petani dan Aanalisis Produktivitas Lahan Garam Analisis Pendapatan Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan Analisis Pendapatan Tengkulak dalam Saluran Pemasaran Permainan Harga Oleh Tengkulak Dominasi Peran Tengkulak Berkurang Dasar Rekomendasi Kebijakan Mengenai Permodalan dan Pemasaran Usaha Garam Rakyat 20 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada latar belakang dimana terdapat perbedaan harga garam. Di samping itu, Desa Padelegan merupakan salah satu desa dengan produktivitas lahan tertinggi di antara desa lainnya di Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Kabupaten Pamekasan sendiri merupakan salah satu pemasok garam terbesar setelah Kabupaten Sampang dan Kabupaten Sumenep di Pulau Madura. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2015. 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden yang merupakan petani garam rakyat di Kecamatan Pademawu. Data primer juga diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada tengkulak yang terdapat di Desa Padelegan. Data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan, Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Badan Pusat Statistik, dan sumber lainnya yang relevan dengan penelitian ini. 4.3 Penentuan Jumlah Responden Penetuan responden terbagi menjadi dua jenis responden.

4.3.1 Penentuan Jumlah Responden Petani Garam Rakyat

Responden pertama adalah petani garam rakyat dengan kepemilikan lahan yang berbeda. Seperti yang telah disebutkan di atas, petani garam rakyat terbagi menjadi dua jenis, yakni 1 petani lahan garam milik sendiri dan 2 petani lahan garam bukan milik sendiri. Penentuan jumlah responden berupa petani dilakukan secara sengaja purposive sampling. Jumlah responden adalah sebanyak 70 orang terdiri atas petani lahan Milik Sendiri MS sembilan orang dan petani lahan Bukan Milik Sendiri BMS 61 orang. Petani garam tersebut merupakan petani penerima bantuan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat PUGAR. Seluruh responden berasal dari Desa Padelegan. Penetapan jumlah responden ini didasarkan pada ukuran sample minimal n ≥ 30 orang. Dengan demikian, harapannya jumlah responden sejumlah 70 orang mampu menyebar normal.

4.3.2 Responden Jumlah Responden Tengkulak

Responden yang kedua adalah tengkulak. Penentuan responden ini dilakukan dengan teknik snowballing, dimana tengkulak yang terpilih sebagai responden merupakan orang atau lembaga yang memang menjadi lembaga pertama yang melakukan penjualan garam dari petani. Setelah melakukan wawancara kepada petani garam, terpilihlah responden tengkulak sejumlah tiga orang. Tengkulak yang diwawancarai berasal dari Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu. Harapannya, karakteristik dari tengkulak ini dapat menggambarkan tengkulak yang ada di Kabupaten Pamekasan.