Farmer’s Share Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Garam Rakyat
penerimaannya. Tengkulak 2 menerima pendapatan bersih sebesar Rp 280.800.000 dengan total biaya yang dikeluarkan mencapai 35 persen sari total
penerimaannya. Tengkulak 3 memperoleh pendapatan sebesar Rp 10.800.000 dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 151.200.000 atau sekitar 93,33
persen dari total penerimannya.
Garam Kualitas KP 3
Total pendapatan yang diterima oleh tengkulak dari penjualan garam KP 3 adalah sebesar Rp 40.692.750 selama musim 2014 dengan rata-rata pendapatan
sebesar Rp 20.346.400 per orang per tahun. Tengkulak 1 memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 32.292.750 dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp
169.449.000 atau sekitar 83,99 persen dari total penerimaannya. Tengkulak 3 memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 8.400.000 saja dengan total biaya
sebesar Rp 117.600.000 atau sekitar 93,33 persen dari total penerimaannya.
Pendapatan Total Tengkulak Desa Padelegan Tahun 2014
Berdasarkan hasil analisis pendapatan tengkulak dalam Tabel 6.11, total pendapatan yang diterima oleh tengkulak adalah sebesar Rp 1.008.001.000 selama
musim 2014. Pendapatan ini menggambarkan keuntungan atau pendapatan bersih yang diterima oleh ketiga tengkulak tersebut karena telah menghitung biaya
pemasaran yang dikeluarkan oleh ketiga tengkulak. Rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap tengkulak adalah sebesar Rp 336.000.300 per orang per
tahun. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pendapatan bersih yang diterima oleh masing-masing tengkulak dapat dikatakan cukup besar. Hal ini dapat
digunakan sebagai alasan mengapa tengkulak terus memanfaatkan posisinya yang dominan dalam pemasaran garam rakyat di Desa Padelegan. Kecamatan
Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
61
VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1
Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai berikut : 1
Petani garam di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan kepemilikan
lahan, yakni 1 petani lahan milik sendiri MS yang berjumlah sekitar 12,86 dan 2 petani lahan bukan milik sendiri BMS yang berjumlah
87,14 . Petani lahan BMS juga terbagi menjadi dua kelompok, yakni a petani dengan lahan sewa SW dan b petani dengan lahan bagi hasil
BH.
2 Hasil analisis karakteristik menyatakan bahwa petani lahan Milik Sendiri
dan petani lahan Bukan Milik Sendiri berada pada usia yang produktif untuk melakukan kegiatan produksi garam. Petani lahan Milik Sendiri dan
Bukan Milik Sendiri juga telah menamatkan pendidikan wajib dasar Sekolah Dasar bahkan hingga tingkat SMP Sekolah Menengah
Pertama. Selain itu, petani lahan Milik Sendiri dan Bukan Milik Sendiri telah mampu mengolah lahan garam melebihi rata-rata luas lahan.
Terakhir, baik petani lahan Milik Sendiri maupun Bukan Milik Sendiri telah memiliki pengalaman bertani yang cukup lama. Sehingga mereka
dapat dikatakan telah memiliki kemampuan skill yang tinggi dalam memproduksi garam rakyat.
3 Rata-rata produktivitas petani Bagi Hasil secara relatif lebih produktif
daripada petani lahan Milik Sendiri dan petani Sewa. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kemampuan petani Bagi Hasil
yang lebih tinggi karena mereka berasal dari Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep yang memang memiliki kemampuan memproduksi
garam yang lebih tinggi. Selain itu, faktor motivasi juga menjadi alasan produktivitas petani lahan Milik Sendiri lebih kecil daripada petani Bagi
Hasil.
4 Analisis pendapatan menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara petani
lahan Milik Sendiri, petani Sewa, dan petani Bagi Hasil. Rata-rata pendapatan terendah adalah milik petani Bagi Hasil. Selisih pendapatan
yang diterima oleh petani Sewa sebesar Rp 8.536.500 terhadap petani lahan Milik Sendiri, dan selisih penadapatan yang diterima oleh Petani
Bagi Hasil sebesar Rp 9.446.100 terhadap petani lahan Milik Sendiri.
5 Saluran pemasaran garam rakyat berjumlah dua saluran utama, yakni
Saluran Pemasaran 1 dan Saluran Pemasaran 2. Hasil analisis efisiensi saluran pemasaran menyatakan bahwa Saluran Pemasaran 1 lebih efisien
dari Saluran Pemasaran 2. Hal ini didasarkan pada dua alat analisis efisiensi saluran pemasaran, yakni Marjin Pemasaran dan Farme
r’s Share. 6
Hasil estimasi penerimaan tengkulak menyatakan bahwa total penerimaan yang diterima oleh tiga tengkulak responden adalah sebesar Rp
3.559.417.500 dalam musim 2014 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 1.186.472.500 per orang dalam musim 2014. Total pendapatan tengkulak
adalah sebesar Rp 1.008.001.000 dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 336.000.300 per orang per tahun.