tingkat petani Pf pada berbagai KP garam adalah berbeda. Tengkulak 1, Tengkulak 2, dan Tengkulak 3 memberlakukan Pf yang berbeda dalam KP garam
yang sama. Perbedaan harga ini ternyata dampak dari besaran marjin pemasaran yang ingin diperoleh oleh masing-masing tengkulak.
Kepemilikan lahan juga memberikan dampak kepada petani garam. Petani MS dan Petani SW cenderung masih memiliki kesempatan untuk melakukan
kegiatan tawar-menawar meskipun kepempatan itu sangatlah kecil. Hal ini tentu berbeda dengan Petani BH. Petani BH tidak memiliki kesempatan sama sekali
untuk melakukan kegiatan tawar-menawar dalam penentuan harga. Secara keseluruhan, Tengkulak cenderung melakukan pennetuan harga sebagai price
maker dan petani hanyalah sebagai price taker. Penentuan sebagai price maker dan price taker tidak sepenuhnya benar karena di dalamnya juga terdapat campur
tangan pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan mekanisme pasar.
6.6.4 Marjin Pemasaran
Konsep marjin pemasaran pernah dikemukakan oleh Kohls dan Uhls 2002 yang mendefinisikan sebagai perbedaan harga yang dibayarkan oleh
konsumen akhir P
r
dengan harga yang diterima oleh petani P
f
. Kohls dan Uhls juga menyatakan bahwa marjin pemasaran tersebut terdiri dari dua komponen,
yakni besarnya biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. Dalam penelitian ini, fokus utama saluran pemasaran garam hanya sampai di tengkulak. Jadi, marjin
pemasaran akan dihitung hingga di tingkat tengkulak saja.
Tabel 6.6 menampilkan marjin pemasaran untuk semua slauran pemasaran garam rakyat di Desa padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan
dalam satu musim terakhir, musim 2014. Tabel 6.6 Marjin Pemasaran Garam Rakyat KP 1
Uraian Saluran Pemasaran
1 2
Nilai RpKg Nilai RpKg
Petani
1 Biaya Produksi 22
3,67 22
3,83 2 Keuntungan
553 92,17
478 83,13
3 Harga Jual 575
95,83 500
86,96
Tengkulak
1 Harga Beli 575
95,83 500
86,96 2 Biaya Pemasaran
a Biaya Pengangkutan 10
30 b Biaya Tenaga Kerja
3 20
c Biaya Pengemasan 3
15 d Retribusi
5 5
Total Biaya Pemasaran 21
3,50 70
12,17 3 Keuntungan
4 0,67
5 0,87
4 Marjin 25
4.17 75
13,04 Harga Jual
600 100,00
575 100,00
Total Biaya Pemasaran 21
3,50 70
12,17 Total Keuntungan
4 0,67
5 0,87
Total Marjin 25
4,17 75
13,04 Sumber : Data Primer Diolah 2015
51
Analisis marjin pemasaran garam kualitas KP 1 di atas menunjukkan bahwa Saluran Pemasaran 1 memperoleh marjin yang lebi kecil dari saluran
pemasaran lainnya. Marjin pemasaran yang diperoleh Saluran Pemasaran 1 hanya sebesar Rp 25 per kilogram atau hanya sebesar 4,17 . Sedangkan Saluran
Pemasaran 2 memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp 75 per kilogram atau sebesar 13,04 . Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Saluran
Pemasaran yang paling efisien karena nilai marjin pemasaran yang diperolehnya adalah paling kecil.
Tabel 6.7 di bawah ini memberikan informasi mengenai marjin pemasaran garm kualitas KP 2 untuk semua saluran pemasaran. Hasil perhitungan di atas
menyatakan bahwa Saluran pemasaran 1 menerima marjin pemasaran sebsar Rp 25 per kilogram atau sebesar 5,26 . Saluran Pemasaran 2 menerima marjin
pemasaran sebesar Rp 75 per kilogram atau sebesar 14,29 .
Saluran Pemasaran 2 adalah saluran pemasaran yang menerima nilai marjin pemasaran yang lebih besar dari Saluran Pemasaran 1, bahkan mencapai
tiga kali lipat dari Saluran Pemasaran 1. Saluran Pemasaran 1 dapat dikatakan sebagai saluran pemasaran yang paling efisien karena nilai marjin pemasaran yang
diterimanya paling kecil.
Tabel 6.7 Marjin Pemasaran Garam Rakyat KP 2
Uraian Saluran Pemasaran
1 2
Nilai RpKg Nilai RpKg
Petani
1 Biaya Produksi 14
2,95 14
2,67 2 Keuntungan
436 91,79
436 83,04
3 Harga Jual 450
94,74 450
85,71
Tengkulak
1 Harga Beli 450
94,74 450
85,71 2 Biaya Pemasaran
a Biaya Pengangkutan 10
30 b Biaya Tenaga Kerja
3 20
c Biaya Pengemasan 3
15 d Retribusi
5 5
Total Biaya Pemasaran 21
3,50 70
13,33 3 Keuntungan
4 0,67
5 0,95
4 Marjin 25
4.17 75
14,29 Harga Jual
475 100,00
525 100,00
Total Biaya Pemasaran 21
4,42 70
13,33 Total Keuntungan
4 0,84
5 0,95
Total Marjin 25
5,26 75
14,29 Sumber : Data Primer Diolah 2015
Tabel 6.8 di bawah ini memberikan informasi mengenai marjin pemasaran yang diterima oleh lembaga pemasaran dalam setiap saluran pemasaran garam
kualitas KP 3. Hasil penghitungan menyatakan bahwa marjin pemasaran yang diterima oleh Saluran Pemasaran 1 adalah sebesar Rp 25 per kilogram atau hanya
sebesar 5,88 . Sedangkan Saluran Pemasaran 2 menerima marjin pemasaran sebesar Rp 75 per kilogram atau sebesar 15,79 .
Kesimpulan yang dapat diambil adalah saluran pemasaran garam kualitas KP 3 yang paling efisien adalah Saluran Pemasaran 1 dengan nilai marjin
52
pemasaran yang paling kecil. Sehingga petani garam rakyat dianjurkan untk melakukan pemasaran garam produksinya kepada Tengkulak 1 dalam Saluran
Pemasaran 1.
Hasil analisis efisiensi saluran pemasaran garam rakyat di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan dengan menggunakan alat marjin
pemasaran menyatakan bahwa Saluran Pemasaran 1 adalah saluran pemasaran garam yang paling efisien untuk semua kualitas garam KP 1, KP 2, dan KP 3.
Nilai marjin pemasaran yang diterima oleh lembaga pemasaran dalam Saluran Pemasaran 1 bernilai kecil dan merupakan nilai terkecil dari dua saluran
pemasaran lainnya.
Tabel 6.8 Marjin Pemasaran Garam Rakyat KP 3
Uraian Saluran Pemasaran
1 2
Nilai RpKg Nilai RpKg
Petani
1 Biaya Produksi 15
3,53 15
3,16 2 Keuntungan
385 90,59
385 81,05
3 Harga Jual 400
94,12 400
84,21
Tengkulak
1 Harga Beli 400
94,12 400
84,21 2 Biaya Pemasaran
a Biaya Pengangkutan 10
30 b Biaya Tenaga Kerja
3 20
c Biaya Pengemasan 3
15 d Retribusi
5 5
Total Biaya Pemasaran 21
4,94 70
14,74 3 Keuntungan
4 0,94
5 1,05
4 Marjin 25
5,88 75
15,79 Harga Jual
425 100,00
475 100,00
Total Biaya Pemasaran 21
4,94 70
14,74 Total Keuntungan
4 0,94
5 1,05
Total Marjin 25
5,88 75
15,79 Sumber : Data Primer Diolah 2015
6.6.5 Farmer’s Share
Efisiensi saluran pemasaran dapat dilihat dengan menggunakan dua alat, yakni nilai marjin pemasaran dan
farmer’s share. Analisis efisiensi saluran pemasaran dengan menggunakan marjin pemasaran telah dibahas di atas. Analisis
yang kedua adalah farmes’s share. Masih dalam konsep yang diajukan oleh Kohls
dan Uhls 1990, farmer’s share dinyatakan sebagai persentase harga yang
diterima oleh petani Pf terhadap harga yang diterima di tingkat konsumen Pr. Dalam penelitian ini, fokus utama hanya sampai di tingkat tengkulak. Jadi, marjin
pemasaran akan dihitung hingga di tingkat tengkulak saja. Nilai farmer’s share
dari setiap saluran pemasaran garam rakyat di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamaekasan disajikan dalam Tabel 6.9 berikut ini.
Tabel 6.9 di bawah memberikan informasi bahwa Saluran Pemasaran 1 adalah saluran pemasaran garam KP 1 yang paling menguntungkan bagi petani.
Hal ini dapat dilihat dari nilai farmer’s share sebesar 95,83 . Artinya, petani
garam rakyat memperoleh bagian sebesar 95,83 . Saluran Pemasaran 2 dirasa kurang menguntungkan petani garam rakyat karena nilai
farmer’s share masih
53
lebih kecil daripada Saluran Pemasaran 1, yakni sebesar 86,96 . Nilai marjin pemasaran Saluran Pemasaran 1 juga memiliki nilai yang paling kecil di antara
saluran pemasaran lainnya. Selain itu, lembaga yang terlibat di Saluran Pemasaran 1 juga lebih sedikit jumlahnya. Hal inilah yang membuat Saluran Pemasaran 1
dapat disimpulkan sebagai saluran pemasaran paling efisien untuk garam kualitas KP 1 di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
Tabel 6.9 Farmer’s Share Saluran Pemasaran Garam Rakyat
Saluran Pemasaran Harga di Tingkat
Petani RpTon Harga di Tingkat
Tengkulak RpTon Farmer’s Share
KP 1 Saluran Pemasaran 1
575.000 600.000
95,83 Saluran Pemasaran 2
500.000 575.000
86,96 KP 2
Saluran Pemasaran 1 450.000
475.000 94,74
Saluran Pemasaran 2 450.000
525.000 85,71
KP 3 Saluran Pemasaran 1
400.000 425.000
94,12 Saluran Pemasaran 2
400.000 475.000
84,21 Sumber : Data Primer Diolah 2015
Tabel 6.9 di atas menyajikan informasi mengenai nilai farmer’s share
yang diterima oleh petani untuk masing-masing saluran pemasaran garam kualitas KP 2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Saluran Pemasaran 1 masih
memiliki nilai farmer’s share yang paling besar dibandingkan dua saluran
pemasaran lainnya. Sebesar 94,74 bagian dari harga yang diterima petani diterima oleh petani. Artinya, petani akan memperoleh keuntungan yang nilainya
lebih besar jika melakukan penjualan di Saluran Pemasaran 1. Saluran Pemasaran 2 dirasa kurang menguntungkan bagi petani karena nilai
farmer’s share-nya lebih kecil daripada Saluran Pemasaran 1. Selain itu, marjin pemasaran pada Saluran
Pemasaran 2 lebih besar daripada nilai marjin pemasaran Saluran Pemasaran 1. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah Saluran Pemasaran 1
adalah saluran pemasaran yang paling efisien untuk pemasaran garam kualitas KP 2 di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
Tabel 6.9 memberikan informasi bahwa Saluran Pemasaran 1 masih saja konsisten untuk memberikan bagian yang besar dalam pemasaran kepada petani,
yakni sebesar 94,12 . Nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa petani mendapatkan bagian pemasaran sebesar 94,12 , sisanya dinikmati oleh lembaga
pemasaran lainnya. Saluran Pemasaran 2 memberikan bagian pemasaran kepada petani sebesar 84,21 . Nilai tersebut tidak terlalu buruk. Namun jika
dibandingkan dengan Saluran Pemasaran 1, Saluran Pemasaran 1 masih kalah efisien dengan Saluran Pemasaran 1. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
perhitungan di atas adalah Saluran Pemasaran 1 adalah saluran pemasaran yang paling efisien bagi petani untuk memasarkan garam kualitas KP 3.
Dua alat analisis efisiensi saluran pemasaran garam rakyat di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan memberikan
kesimpulan bahwa Saluran Pemasaran 1 adalah saluran pemasaran yang paling efisien. Nilai marjin pemasaran yang diperoleh dari Saluran Pemasaran 1 adalah
nilai yang paling kecil jika dibandingkan dengan dua saluran pemasaran lainnya.
54