Karakteristik Petani Garam Berdasarkan Kepemilikan Lahan
Catatan :
Gambar 6.1 memberikan informasi bahwa terdapat dua saluran utama dalam pemasaran garam rakyat di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu,
Kabupaten Pamekasan, yakni Saluran Pemasaran 1 : Petani
– Tengkulak Tengkulak 1 – Perusahaan Pengolah Garam
Saluran Pemasaran 2 : Petani – Tengkulak Tengkulak 2 Tengkulak 3 –
Pengumpul – Perusahaan Pengolah Garam
Total produksi petani garam rakyat dalam satu musim terkahir adalah sejumlah 6.525 ton. Total produksi ini adalah total produksi petani garam dengan
lahan kepemilikan yang berbeda. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan responden. Total produksi tersebut dipasarkan kepada pembeli utama, yakni
Tengkulak. Pembeli pertama dalam sistem pemasaran garam rakyat adalah Tengkulak. Setelah melewati Tengkulak, terdapat dua kemungkinan. Pertama,
garam selanjutnya dipasarkan langsung ke perusahaan pengolah garam. Kedua, garam dijual ke Pengumpul lalu baru dipasarkan ke perusahaan pengolah garam.
Saluran pemasaran 1 dan saluran pemasaran 2 adalah saluran pemasaran yang paling sering digunakan oleh petani. Namun, saluran yang lebih banyak
memasok garam ke perusahaan pengolah garam adalah saluran pemasaran 2, dengan penjualan sebesar 60 . Artinya, dari total produksi garam rakyat yang
dihasilkan oleh petani garam di Desa Padelegan, sebanyak 3.915 ton dipasarkan melalui Pengumpul. Sisanya, yakni sekitar 40 atau sebesar 2.610 ton produksi
garam rakyat langsung dipasarkan melalui Tengkulak.
Sistem pemasaran garam rakyat, kepemilikan lahan ternyata juga memberikan pengaruh terhadap pemasaran garam rakyat di Desa Padelegan,
Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Kepemilikan lahan dengan sistem bagi hasil mempunyai suatu hal yang unik dalam pemasaran garam rakyat. Seperti
yang telah disebutkan di atas bahwa seolah-olah terdapat hak dan kewajiban dalam sistem kepemilikan lahan bagi hasil. Petani dengan lahan bagi hasil seolah
memiliki kewajiban untuk menjual garam produksinya kepada petani pemilki lahan tempat petani dengan lahan bagi hasil bekerja. Perlu diketahui bahwa
Tengkulak dalam sisitem pemasaran garam ini adalah petani pemilik lahan dalam sistem kepemilikan lahan bagi hasil. Sehingga, petani dengan lahan bagi hasil
dipastikan melakukan pemasaran kepeada tengkulak-tengkulak tersebut.
Saluran pemasaran 1 menerima total penjualan garam dari petani sejumlah 6.525 ton. Ini berarti seluruh petani garam dipastikan melakukan penjualan
garamnya kepada Tengkulak. Pembeli pertama dari petani adalah Tengkulak. Tengkulak adalah petani pemilik lahan yang memang memiliki lahan dan modal
yang cukup besar. Bisnis garam yang dijalani oleh Tengkulak dapat dikatakan mencapai skala Pulau Madura. Rata-rata Tengkulak adalah pembeli yang cukup
besar dan sudah dikenal di kalangan pebisnis garam di Kabupaten Pamekasan, Lembaga Pemasaran yang Dianalisis
Lembaga Pemasaran yang Tidak Dianalisis Jumlah Garam yang Dipasok dari Petani Garam Rakyat
44
bahkan di Pulau Madura. Tengkulak menggunakan sumberdaya lahan yang luas untuk dapat mengamankan fungsi storage garam. Artinya, Tengkulak sengaja
menggunakan sistem bagi hasil untuk terus menjaga stok garam di gudang miliknya.
Penjualan selanjutnya adalah Perusahaan Pengolah Garam. Dalam Saluran Pemasaran 1, Tengkulak langsung memasarkan garam yang ada di dalam gudang
ke berbagai perusahaan pengolah garam di dalam maupun di luar Pulau Madura. Rata-rata, Tengkulak dalam Saluran Pemasaran 1 langsung memasarkan hampir
seluruh garam yang dia beli dari petani ke perusahaan pengolah garam yang berada di luar Pulau Madura. Hal ini dikarenakan Tengkulak dalam saluran
pemasaran 1 ini telah mengantongi surat izin untuk melakukan penjualan langsung kepada perusahaan pengolah garam yang memang telah lama melakukan
kerjasama. Dengan demikian, perusahaan pengolah garam menerima garam dari Saluran Pemasaran 1 sejumlah 2.610 ton atau mencapai 40 dari produksi total
petani garam rakyat di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
Saluran Pemasaran 2 berbeda dengan Saluran Pemasaran 1. Setelah melakukan penjualan kepada Tengkulak, penjualan selanjutnya harus melalui
Pedagang Pengumpul. Hal ini terjadi karena Tengkulak dalam Saluran Pemasaran 2 tidak memiliki surat izin penjualan langsung kepada perusahaan pengolah
garam. Oleh sebab itu, penjualan garam dalam Saluran Pemasaran 2 perlu melewati Pedagang Pengumpul. Petani yang menjual garam kepada Tengkulak
dalam saluran ini adalah petani yang memang telah memiliki kerjasama dalam hal sistem bagi hasil.
Jumlah pembelian yang dapat dilakukan oleh Tengkulak dalam Saluran Pemasaran 2 sebesar 60 dari total produksi garam rakyat atau sejumlah 3.915
ton. Selanjutnya, Tengkulak melakukan penjualan kepada Pedagang Pengumpul. Pedagang Pengumpul adalah pedagang yang menghubungkan antara Tengkulak
dengan Perusahaan Pengolah Garam. Pedagang Pengumpul memiliki surat izin untuk melakukan penjualan garam kepada perusahaan tersebut. Pada umumnya,
pedagang pengumpul memiliki skala usaha lebih besar dari Tengkulak. Selain itu, Pedagang Pengumpul juga memiliki hubungan dengan Tengkulak. Artinya,
Tengkulak adalah bawahan dari Pedagang Pengumpul yang tugasnya adalah mencari garam untuk dipasok ke perusahaan pengolah garam.
Dalam Saluran Pemasaran 2, Pengumpul adalah pedagang yang skala usahanya melebihi skala usaha Tengkulak dalam Saluran Pemasaran 2.
Berdasarkan informasi dari Tengkulak Saluran Pemasaran 2, Pengumpul memiliki banyak tengkulak sebagai bawahannya dalam mencari garam. Dalam satu musim
terakhir, Pengumpul telah melakukan pembelian garam dari Tengkulak sebesar 3.915 ton atau sekitar 60 dari total produksi garam rakyat. Selanjutnya,
Pengumpul A memasarkan garam yang dibelinya dari Tengkulak ke beberapa perusahaan pengolah garam. Tengkulak dalam Saluran Pemasaran 2 memberikan
informasi bahwa Pedagang Pengumpul sering memasok garam ke beberapa perusahaan pengolah garam yang berada di luar Pulau Madura. Pedagang
Pengumpul dapat dikatakan sebagai pedagang yang memang diutus oleh Perusahaan Pengolah Garam untuk mencari pasokan garam di Kecamatan
Pademawu. Sehingga, Perusahaan Pengolah Garam memperoleh pasokan garam
45
sebanyak 3.915 ton dari total produksi garam rakyat Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu atau sekitar 60 selama musim 2014 kemarin.