Tujuan Penelitian Efisiensi Saluran Pemasaran Garam Rakyat di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur
Permasalahan permodalan berkaitan dengan minimnya peranan koperasi dalam perekonomian para petani garam. Koperasi yang diharapkan dapat
memberikan bantuan pinjaman modal menjadi kurang berperan. Alhasil, petani garam harus kembali mengandalkan pedagang pengumpul atau tengkulak dalam
hal penyediaan modal. Begitu seterusnya perputaran ini. Antara petani garam dan pedagang pengumpul atau tengkulak seolah menjadi lingkaran setan yang tidak
dapat lagi diputus mata rantainya Nurdiani, 2013.
Selain permasalahan pemasaran dan permodalan, petani garam juga harus menghadapi masalah mengenai kualitas produksi garam yang rendah. Rata-rata
garam produksi petani adalah kualitas 2 atau KP 2. Hal ini dikarenakan teknologi yang digunakan oleh petani masih sangat sederhana dan konvensional dimana
masih sangat bergantung pada faktor alam Nurdiani, 2013. 2.6
Status Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan Garam
Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang strategis dalam dunia pertanian. Tanpa keberadaan lahan garam, petani garam tentu tidak dapat
berproduksi. Kepimilikan lahan garam juga memberikan pengaruh nyata terhadap hasil produksi garam di Kecamatan Pademawu. Kepemilikan lahan garam disini
menjelaskan siapa pemilik lahan dan seperti apa hubungan yang terjadi antar pelaku dalam kegiatan industri garam rakyat. Nurdiani 2013 dalam tesisnya
menjelaskan bahwa terdapat empat jenis petani status petani garam, yakni : 1.
Pemilik lahan, adalah orang yang memiliki lahan tambak garam tetapi tidak mengerjakan sendiri melainkan dikerjakan oleh orang lain.
2. Pemilik sekaligus penggarap, adalah orang yang memiliki lahan tambak
garam dan mengolahmenggarap lahannya sendiri. 3.
Pemilik lahan dengan sistem sewa, adalah orang yang menyewa lahan tambak garam dari orang lain dalam jangka waktu tertentu.
4. Penggarap sistem bagi hasil, adalah orang yang tidak memiliki lahan
tambak garam dan hanya menggarap lahan tambak milik orang lain. Dalam hal ini, pemilik lahan dan penggarap memiliki kesepakatan untuk
bagi hasil. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh kepemilikan lahan garam
terhadap pemasaran atau penjualan hasil produksi. Hasil wawancara singkat dengan petani garam rakyat di Kecamatan Pademawu dapat disimpulkan status
petani garam berdasarkan kepemilikan lahan garam adalah sebagai berikut : a.
Petani Lahan Milik Sendiri MS
Petani kelompok ini adalah petani yang memiliki lahan garam sendiri dan mengolah atau menggarap lahan tambaknya sendiri. Petani ini cenderung
memiliki modal pertanian yang cukup dan cenderung tidak memiliki hubungan yang mengikat dirinya dengan tengkulak.