tidak ada hubungan yang mengikat antara petani ini dengan tengkulak maupun dengan pihak atau lembaga yang menyewakan tambak garam.
2 Petani dengan Lahan Garam Bagi Hasil BH
Petani kelompok ini adalah petani yang cenderung hanya sebagai penggarap seaja. Dia menggarap tambak garam milik orang tertentu
biasanya adalah seorang tengkulak. Petani jenis ini biasanya memiliki hubungan yang erat dengan tengkulak yang tidak lain adalah pemilik lahan
yang digarap. Hasil produksi juga cenderung dipasarkan atau dijual kepada tengkulak.
2.7 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi dalam penelitian adalah Nurdiani 2013, Apriliani 2012, Hidayati 2000, dan Riyanto
2005. Penelitian terdahulu ini berkaitan dengan penelitian mengenai usaha garam rakyat di beberapa produsen garam di Indonesia dan penelitian mengenai
saluran pemasaran beberapa usahatani di Indonesia. Penjelasan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referrensi tersaji dalam Tabel 2.1.
2.8
Kebaruan Penenlitian Terdapat beberapa perbedaan dan kebaruan mengenai penelitian ini.
Penelitian usaha garam rakyat yang dilakukan di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan jarang dilakukan bahkan dapat dikatakan
belum pernah dilakukan. Penelitian ini menganalisis saluran pemasaran dan menganalisis pendapatan petani garam rakyat berdasarkan dua kelompok
kepemilikan lahan garam, yakni : a petani lahan milik sendiri
b petani lahan bukan milik sendiri 1 petani dengan lahan sewa
2 petani dengan lahan bagi hasil
Selain itu, penelitian ini juga melihat dan menganalisis saluran pemasaran mana yang paling efisien dan tipe kepemilikan lahan garam seperti apa yang
mampu memberikan tingkat pendapatan yang optimal bagi petani garam rakyat. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis perilaku tengkulak memalui fungsi
lembaga pemasaran serta mengestimasi pendapatan yang diperoleh oleh tengkulak dalam saluran pemasaran garam rakyat di Desa Padelegan, Kecamatan
Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
Selanjutnya, hasil-hasil estimasi dan analisis ini akan diajukan sebagai salah satu dasar dalam rekomendasi kebijakan kepada pihak terkait, terlebih kepada
petani garam rakyat di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan dalam mengambil keputusan melakukan usaha garam rakyat.
14
Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu
No. Penelitian dan Judul
Tujuan Metode
Hasil
1. Nida Nurdianti 2012Pola
Kemitraan Usaha Garam Rakyat Studi Kasus
Kabupaten Sumenep, Madura-Jawa Timur.
1 Menganalisis pola
kerjasama yang telah dilakukan oleh petani
garam dengan berbagai pihak
2 Merumuskan dan
memberikan rekomendasi pola
kemitraan yang sesuai guna
meningkatkan posisi tawar dan
kesejahteraan petani garam di Kabupaten
Sumenep Analisis deskriptif, analisis
pendapatan usahatani garam, dan analisis biaya
transaksi dan biaya penyusutan
1 Beberapa bentuk kerjasama yang telah dilakukan dalam
kegiatan usahatani garam rakyat di Kabupaten Sumenep adalah 1 Kerjasama antara PT Garam Persero dengan
petani garam penyewaan lahan tambak garam, 2 Kerjasama antara penyewa lahan dengan penggarap,
pola yang diterapkan sistem bagi hasil sebesar 4 : 6, yakni 4 bagian untuk petani penggarap dan 6 untuk
penyewa lahan, 3 Kerjasama antara petani garam dengan pemilik lahan perorangan, sistem yang
digunakan sama, yakni 4 : 6 dengan 4 bagian untuk petani penggarap dan 6 untuk pemilik lahan, dan 4
Kerjasama antara petani garam dengan pedagang pengumpul dengan sistem yang berlaku adalah sistem
ijon.
2 Pola kemitraan petani garam yang dibangun
berdasarkan pada beberapa kriteria, yakni pendapatan usahatani, analisis BC ratio, biaya transaksi, dan biaya
penyusutan menunjukkan bahwa pola kemitraan yang diajukan adalah pola kemitraan antara petani garam dan
Koperasi ASTAGINA dengan model kemitraan intermediary perantara.