13 prinsip koperasi Rochdale ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana
koperasi berada. Menurut Faugeut 1951 di dalam Baswir 2000, sekurang-kurangnya ada
empat prinsip yang harus dipenuhi oleh koperasi:
1 Pengaturan tentang keanggotaan yang berdasarkan atas kesukarelaan
Keanggotaan koperasi harus bersikap sukarela. Dengan adanya unsur kesukarelaan maka para anggota koperasi dapat memilih untuk menjadi angota
koperasi bila ia merasa bahwa koperasi dapat memperjuangkan kepentingan- kepentingannya. Bila dalam kenyataannya anggota merasakan bahwa koperasi
tidak memenuhi aspirasinya, anggota yang bersangkutan dapat melakukan permohonan untuk mengundurkan diri.
2 Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara para
anggota
Prinsip ini merupakan prinsip yang penting bagi koperasi. Dengan prinsip ini koperasi menjadi lembaga ekonomi yang menjunjung nilai-nilai demokrasi.
Prinsip ini harus diterapkan dalam bentuk persamaan kepemilikan, persamaan hak suara dan persamaan hak dalam mengelola koperasi.
3 Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam
ketatalaksanaan dan usaha koperasi
Sebagai sebuah perusahaan, koperasi dimiliki, dikelola dan diawasi oleh para anggotanya. Sebagai bukti kepemilikan koperasi, setiap anggota dapat ikut
serta dalam penghimpunan modal. Kemudian setiap anggota yang memiliki keterampilan dapat ditunjuk sebagai pengelola koperasi.
4 Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasil
usaha yang diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa koperasi oleh anggotanya.
Prinsip ini merupakan dasar bagi koperasi dalam menentukan pembagian sisai hasil usaha. Berbeda dari perusahaan perseroan, pembagian sisa hasil usaha
koperasi tidak didasarkan atas besarnya simpanan atau modal masing-masing anggota koperasi. Melainkan berdasarkan atas partisipasi anggota dalam
memanfatkan jasa koperasi.
2.3.3. Partisipasi Anggota Koperasi
Di dalam Baswir 2000, setiap warga negara Indonesia pada dasarnya memiliki hak menjadi anggota koperasi. Tetapi karena koperasi adalah sebuah
14 badan hukum yang akan melakukan tindakan-tindakan hukum, yang benar-benar
dapat diterima sebagai anggota sebuah koperasi hanyalah mereka yang mampu melakukan tindakan hukum atau tindakan koperasi dan yang memenuhi
persyaratan yang sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi itu.
Menurut Hendar dan Kusnadi 2005 secara harfiah partisipasi berarti mengikut sertakan pihak lain dalam pencapaian tujuan. Partisipasi itu sendiri
dibagi dalam tiga dimensi;
1 Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya
Partisipasi dapat berupa dipaksakan forced dan sukarela foluntary. Partisipasi yang dipaksakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi yang
mengedepankan semangat sukarela UU No 25 Th 1992 tentang Perkoperasian
2 Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya
Partisipasi dapat berupa formal dan informal. Dalam partisipasi formal biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan
dan pelaksanaan setiap kegiatan. Sementara pada partisipasi yang bersifat informal biasanya hanya dapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam
bidang partisipasi.
3 Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya
Dari sudut pandang dimensi ini koperasi dapat dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang
dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
Sedangkan partisipasi tidak langsung akan terjadi apabila ada wakil yang membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan atau anggota. Wakil tersebut
akan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan kelompok yang lebih tinggi tingkatannya. Pada koperasi partisipasi ini dapat dilakukan secara
bersamaan, bergantung pada situasi dan kondisi yang berlaku di koperasi.
4 Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya
Dari segi kepentingannya partisipasi dalam koperasi dapat dilihat berupa partisipasi kontributif atau partisipasi intensif. Kedua jenis partisipasi ini akan
timbul jika anggota memiliki peran ganda sebagai pemilik sekaligus sebagai
15 pelanggan. Di dalam partisipasi kontributif, sebagai pemilik anggota memberikan
kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan dan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan
keputusan dan proses pengawasan terhadap berjalannya perusahaan koperasi. Di dalam partisipasi intensif anggota yang juga merupakan pelanggan, anggota
memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentingannya.
Penelitian Kurnia 2006, tentang partisipasi anggota koperasi tempe tahu Indonesia KOPTI memperlihatkan bahwa partisipasi merupakan bagian dari
keberhasilan dalam mencapai tujuan koperasi. Partisipasi bermanfaat untuk meningkatkan loyalitas anggota terhadap koperasinya. Partisipasi anggota
dibidang permodalan menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan permodalan koperasi sehingga dana untuk pengembangan koperasi terus tersedia.
Penelitian Kurnia 2006 menduga variabel yang paling mempengaruhi partisipasi anggota mengenai perkembangan KOPTI adalah tingkat pengolahan
dan tingkat pendidikan anggota, dari beberapa variabel seperti: umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, skala usaha anggota, tingkat pelayanan, tingkat
pengelolaan dan persepsi anggota tentang perkembangan KOPTI.
2.4. Analisis Kinerja Pelayanan