Tujuan dan Manfaat Penelitian Kegunaan Penelitian Peternakan Sapi Perah di Indonesia

6 Begitu juga dengan volume produksi susu segar peternak anggota KUD Giri Tani. Terjadi penurunan dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Besarnya penurunan yang terjadi hampir mencapai 50 persen. Tabel 4. Jumlah Produksi Susu Segar KUD Giri Tani 2005-2007 Tahun Jumlah liter 2005 1.698.138 2006 1.468.531 2007 914.924 Sumber : KUD Giri Tani 2008 Permasalahan yang terkait dengan penurunan jumlah produksi susu dan banyaknya anggota yang mundur diduga disebabkan oleh pelayanan yang belum optimal dari KUD Giri Tani. Oleh sebab itu, melihat kondisi KUD Giri Tani saat ini, maka perlu dilakukan kegiatan evaluasi sebagai alat untuk melihat seberapa baik pelayanan KUD Giri Tani yang telah diberikan kepada peternak anggotanya. Dari evaluasi ini juga dapat dilihat seberapa jauh kemampuan koperasi dalam menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi dalam aktivitas usahanya. Hasil dari analisis persepsi dan kepuasan anggota dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dimasa yang akan datang. Sehingga koperasi dapat mengatasi masalah yang dihadapinya. Dengan harapan, kebijakan yang dibuat akan berujung kepada peningkatan keuntungan ekonomi bagi anggotanya, di samping peningkatan jalinan kerja sama antar anggota dengan pengurus. Dengan demikian Penelitian ini di dalam rumusannya akan melihat: 1 Bagaimana persepsi anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani selama ini? 2 Bagaimana kepuasan anggota dari kinerja pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari permasalahan yang diangkat, penelitian ini betujuan untuk: 1 Menganalis persepsi anggota peternak sapi perah terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani, 7 2 Menganalis kepuasan anggota peternak sapi perah terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani, dan 3 Memberikan rekomendasi pelayanan KUD Giri Tani dimasa yang akan datang.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah; 1 Sebagai bahan informasi bagi pengurus KUD Giri Tani mengenai kondisi kinerja pelayanan koperasi mereka, 2 Sebagai penilaian terhadap kinerja pelayanan KUD Giri Tani kepada anggotanya, 3 Memberikan bahan pertimbangan bagi KUD Giri Tani untuk membuat kebijakan terkait kinerja pelayanan koperasi selanjutnya, dan 4 Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 8 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peternakan Sapi Perah di Indonesia

Peternakan sapi perah di Indonesia sudah dimulai sejak zaman kolonialisasi Belanda. Awalnya susu hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja, karena orang Indonesia tidak menyukai susu, kalaupun mau, kondisi ekonominya tidak memungkinkan mereka untuk membelinya, Soedono et all. 2003. Saat ini peternakan sapi perah telah menyebar ke seluruh Indonesia, termasuk Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 36KPTSTN.12051990, secara garis besar peternakan sapi perah di Indonesia dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu peternakan rakyat dan perusahaan peternakan. Peternakan rakyat yaitu, usaha yang dilakukan oleh rakyat di samping usahataninya sehingga sifat pemeliharaannya masih bersifat tradisional. Sedangkan perusahaan peternakan yaitu, peternakan yang diselenggarakan untuk suatu perusahaan komersial dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan mempunyai izin usaha serta dalam proses produksinya telah menggunakan teknologi baru. Pengklasifikasian peternakan rakyat dan perusahaan peternakan berdasarkan total jumlah sapi yang dipelihara. Jika kurang dari 20 ekor di klasifikasikan sebagai peternakan rakyat, sedangkan perusahaan peternakan memiliki lebih dari 20 ekor sapi Pulungan dan Pambudy dalam Akilah 2008. Jumlah peternak dan populasi sapi perah di Indonesia dari tahun ke tahun terus bertambah, tapi produksi susunya tetap rendah, bahkan agak stagnan. Pada 1977 misalnya, di Indonesia tercatat sekitar 300 peternak sapi perah, lalu pada 2002 berkembang menjadi 86.000 peternak, dan 2006 menjadi 120.000 peternak. Namun kenyataannya, peternakan dalam negeri hanya mampu memenuhi 30 persen dari 1.306 juta ton kebutuhan susu nasional. Sisanya, 70 persen, harus diimpor dari Australia dan Selandia Baru Kemal 2007. Sehingga jika dilihat dari sisi konsumsi, Indonesia masih berada pada posisi net-consumer. Sampai saat ini industri susu nasional masih sangat bergantung kepada impor bahan baku susu Daryanto 2007. Di Propinsi Jawa Barat populasi sapi perah terus mengalami peningkatan sejak tahun 2004, kecuali ditahun 2005 sempat terjadi penurunan populasi sapi 9 perah. Menurut perkiraan sampai tahun 2008 jumlah populasi sapi perah di Provinsi Jawa Barat mencapai 117.059 ekor. Jumlah ini merupakan terbesar ke- tiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan populasi sapi perah nasional pada 2008 diperkirakan mencapai 407.767 ekor. Tabel 5. Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2004-2008 dalam ekor 3 Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008 Jawa Timur 132,789 134,043 136,497 139,277 141,199 Jawa Barat 98,958 92,770 97,367 103,489 117,059 Jawa Tengah 115,155 114,116 115,158 116,260 134,060 Nasional 364,062 361,351 369,008 374,067 407,763 Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan 2008 Catatan: Data Tahun 2008 adalah Perkiraan Sementara dari sisi produksi susu segar, Propinsi Jawa Barat dari tahun 2004 juga mengalami peningkatan, dan sempat mengalami penurunan ditahun 2005. Ditahun 2008 perkiraan produksi susu segar mencapai 225.212 ton, kedua terbesar di Indonesia setelah Jawa Timur. Sementara produksi susu segar nasional tahun 2008 diperkirakan mencapai 574.406 ton. Tabel 6. Produksi Susu Segar Nasional Tahun 2004-2008 dalam ton 4 Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008 Jawa Timur 237,663 239,908 244,300 249,275 253,837 Jawa Barat 215,330 201,885 211,889 225,212 225,212 Jawa Tengah 78,259 70,693 130,896 70,419 71,286 Nasional 549,945 535,962 616,549 567,683 574,406 Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan 2008 Catatan: Data Tahun 2008 adalah Perkiraan Produksi susu segar Indonesia saat ini sebagian besar atau sekitar 91 persen dihasilkan oleh usaha rakyat dengan skala usaha satu sampai tiga ekor sapi perah per peternak. Keberadaan peternak juga terpencar dibeberapa kawasan, sehingga menjadi masalah bagi peternak dalam memasarkan produk susu mereka, 3 http:www.ditjennak.go.id Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2004-2008 4 http:www.ditjennak.go.id Produksi Susu Segar Nasional Tahun 2004-2008 10 mengingat susu merupakan produk yang mudah rusak. Permasalahan seperti ini membutuhkan penanganan agar pemasaran produk susu peternak dapat berjalan dengan baik. Untuk itu dibuatlah koperasi yang mewadahi para peternak sapi perah Daryanto, 2007.

2.2. Koperasi Susu Indonesia