Analisis Kinerja Pelayanan Analisis Persepsi dan Kepuasan Anggota terhadap Pelayanan KUD Giri Tani Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

15 pelanggan. Di dalam partisipasi kontributif, sebagai pemilik anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan dan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap berjalannya perusahaan koperasi. Di dalam partisipasi intensif anggota yang juga merupakan pelanggan, anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentingannya. Penelitian Kurnia 2006, tentang partisipasi anggota koperasi tempe tahu Indonesia KOPTI memperlihatkan bahwa partisipasi merupakan bagian dari keberhasilan dalam mencapai tujuan koperasi. Partisipasi bermanfaat untuk meningkatkan loyalitas anggota terhadap koperasinya. Partisipasi anggota dibidang permodalan menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan permodalan koperasi sehingga dana untuk pengembangan koperasi terus tersedia. Penelitian Kurnia 2006 menduga variabel yang paling mempengaruhi partisipasi anggota mengenai perkembangan KOPTI adalah tingkat pengolahan dan tingkat pendidikan anggota, dari beberapa variabel seperti: umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, skala usaha anggota, tingkat pelayanan, tingkat pengelolaan dan persepsi anggota tentang perkembangan KOPTI.

2.4. Analisis Kinerja Pelayanan

Penelitian Putra 2006 mengangkat topik tentang kinerja keuangan dan kemampuan pelayanan koperasi produsen tempe tahu Indonesia KOPTI Kabupaten Garut. Dalam penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan digunakan metode Analisis Rasio, Analisis Trend dan persentase perkomponen. Sementara, untuk mengukur kinerja pelayanan koperasi digunakan Importance Performance Analysis IPA dan Consumer Satisfaction Index CSI. Penelitian Putra 2006 menggunakan data primer yang diperoleh dari survei secara acak kepada 40 responden 20 responden pengusaha tahu dan 20 responden pengusaha tempe di setiap wilayah kerja, yang berjumlah tiga wilayah kerja. Sementara data sekunder diperoleh dari laporan keuangan KOPTI dan instansi terkait. 16 Analisis kinerja pelayanan oleh Putra 2006 menggunakan 18 buah variabel yang dikelompokkan dalam tiga kelompok: 1 Unit Usaha Simpan Pinjam Unit ini terdiri dari empat variabel, yaitu: Prosedur memperoleh kredit, Ketepatan waktu dalam memperoleh kredit, Ketepatan jumlah dalam memperoleh kredit, dan Tingkat sukubunga pinjaman yang ditetapkan oleh KOPTI 2 Unit Usaha Pengadaan Kedelei Unit ini terdiri dari 12 variabel, yaitu: ketepatan kualitas dalam memperoleh kedelei, ketepatan jumlah dalam memperoleh kedelei, kecukupan jatah kedelei dari koperasi, harga jual kedelei oleh koperasi, ketepatan waktu dalam memperoleh kedelei, kesopanan dan keramahan petugas, pengetahuan petugas mengenai informasi yang diperlukan anggota, kecepatan petugas memberikan pelayanan, cara pembayaran kedelei, lokasijarak pelayanan anggota, kenyamanan tempat pelayanan dan jam buka pelayanan. 3 Unit Usaha Warung Serba Ada WASERDA Unit waserda ini memiliki dua variabel di dalamnya. Variabel yang dimaksud yaitu: mutu bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan, dan harga bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan. Penelitian ini menggunakan 18 buah variabel yang diteliti menggunakan IPA, empat buah variabel berada pada kuadran I diagram kartesius, yaitu: ketepatan jumlah dalam memperoleh kredit, tingkat sukubunga pinjaman yang ditetapkan oleh KOPTI, harga jual kedelei oleh koperasi dan ketepatan jumlah dalam memperoleh kedelei. Variabel yang berada di kuadran II hanya ketepatan kualitas dalam memperoleh kedelei. Di kuadran III terdapat variabel kenyamanan tempat pelayanan, jam buka pelayanan, mutu bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan, dan harga bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan. Variabel selebihnya berada di kuadran IV. Tingkat kepuasan konsumen koperasi yang diukur dengan CSI diperoleh nilai sebesar 69,88 persen, atau berada pada kategori puas. Penelitian Cahliana 2008, mengangkat topik mengenai pelayanan publik pemerintahan Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam pengolahan data yaitu uji validitas, uji realibilitas, skala likert, IPA dan CSI. Sumber data 17 penelitian diperoleh dari data primer yang berasal dari wawancara dengan instansi pemerintah dan masyarakat. Khusus dengan masyarakat wawancara dipandu dengan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, Dinas Cipta Karya, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor dan laporan penelitian terdahulu. Pengumpulan data oleh Cahliana 2008, dilakukan di dua kecamatan di Kabupaten Bogor, yaitu Kecamatan Cibinong dan Jasinga. Dari masing-masing kecamatan kemudian dipilih dua buah kelurahan, dimana syarat pemilihan kelurahan berdasarkan atas lokasi kelurahan. Lokasi kelurahan yang diambil adalah yang jauh dari pusat pemerintahan dan yang dekat dari pusat pemerintahan. Dari setiap kelurahan diambil sampel sebanyak 35 orang responden dengan teknik Simple Random Sampling. Atribut yang digunakan oleh Cahliana 2008 berjumlah 24 atribut, yaitu:1 Fasilitas kantor pelayanan, 2 Kebersihan ruangan pelayanan, 3 Tempat parkir yang tersedia, 4 Kenyamanan ruang tunggu pelayanan, 5 Kewajaran biaya pelayanan, 6 Kepastian biaya pelayanan, 7 Prosedur pelayanan, 8 Kemampuan petugas menyediakan pelayanan, 9 Tanggung jawab petugas menyediakan pelayanan, 10 Kedisiplinan petugas pelayanan, 11 Pelayanan yang cepat, 12 Kesibukan petugas tidak mengganggu pelayanan masyarakat, 13 Aparat dan petugas tanggap dalam penanganan keluhan masyarakat, 14 Aparat dan petugas cepat dalam penanganan keluhan masyarakat, 15 Pemberian informasi yang jelas dan dimengerti oleh masyarakat, 16 Petugas ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan, 17 Kejujuran petugas pelayanan, 18 Keamanan dan kenyamanan pelayanan, 19 Kepastian jadwal pelayanan, 20 Citra petugas dimata masyarakat, 21 Kemudahan dalam proses pelayanan, 22 Petugas pelayanan memahami kebutuhan masyarakat, 23 Waktu tunggu untuk dilayani petugas, dan 24 Pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih-pilih. Hasil dari pengolahan menggunakan IPA di Kecamatan Cibinong menunjukkan tujuh atribut berada di kuadran I, yaitu: kedisiplinan petugas pelayanan, pelayanan yang cepat, aparat dan petugas tanggap dalam penanganan keluhan masyarakat, aparat dan petugas cepat dalam penanganan keluhan masyarakat, kepastian jadwal pelayanan, petugas pelayanan memahami kebutuhan masyarakat dan pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih- 18 pilih. Di kuadran II terdapat enam atribut, yaitu: kemampuan petugas menyediakan pelayanan, tanggung jawab petugas menyediakan pelayanan, petugas ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan, kejujuran petugas pelayanan, keamanan dan kenyamanan pelayanan, dan kemudahan dalam proses pelayanan. Dikuadran III terdapat atribut fasilitas kantor pelayanan, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kesibukan petugas tidak mengganggu pelayanan masyarakat, citra petugas dimata masyarakat, waktu tunggu untuk dilayani petugas. Dikuadran IV terdapat atribut kebersihan ruangan pelayanan, tempat parkir yang tersedia, kenyamanan ruang tunggu pelayanan, prosedur pelayanan dan pemberian informasi yang jelas dan dimengerti oleh masyarakat. Sementara itu, hasil dari CSI di Kecamatan Cibinong diperoleh skor sebesar 60,71 persen, atau berada di level cukup puas. Penelitian Cahliana 2008 yang dilakukan di Kecamatan Jasinga menunjukkan tiga atribut berada di kuadran I, yaitu: kedisiplinan petugas pelayanan, kepastian jadwal pelayanan dan aparat dan petugas tanggap dalam penanganan keluhan masyarakat. Di kuadran II terdapat 10 atribut yaitu, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, prosedur pelayanan, kemampuan petugas menyediakan pelayanan, tanggung jawab petugas menyediakan pelayanan, pelayanan yang cepat, kejujuran petugas pelayanan, pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih-pilih, kemudahan dalam proses pelayanan dan petugas pelayanan memahami kebutuhan masyarakat. Di kuadran III terdapat delapan atribut yaitu, fasilitas kantor pelayanan, kebersihan ruangan pelayanan, tempat parkir yang tersedia, kenyamanan ruang tunggu pelayanan, waktu tunggu untuk dilayani petugas, citra petugas dimata masyarakat, aparat dan petugas cepat dalam penanganan keluhan masyarakat dan pemberian informasi yang jelas dan dimengerti oleh masyarakat. Di kuadran IV terdapat tiga atribut yaitu, kesibukan petugas tidak mengganggu pelayanan masyarakat dan keamanan dan kenyamanan pelayanan serta petugas ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan. Hasil penilaian CSI di Kecamatan Jasinga diperoleh nilai 67,63 persen. Level ini termasuk kategori puas. Penelitian Shanty 2008, tentang kinerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi keanggotaan koperasi tani di Desa Cisarua, Kabupaten Bandung. 19 Data yang digunakan berasal dari data primer dan sekunder. Data primer didapat dari pengurus koperasi dan petani paprika yang menjadi anggota dan yang bukan anggota koperasi tani. Data primer yang diambil berupa karakteristik petani, seperti umur, pendidikan, pengalaman dan jumlah anggota keluarga. Kemudian data primer tentang petani juga ditambah dengan data usahatani seperti, produktifitas, biaya, harga, modal, luas lahan dan pendapatan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan koperasi dan instansi-instansi yang terkait. Dalam memperoleh data primer, Shanty 2008 mengelompokkan petani paprika kedalam dua kelompok, yaitu petani paprika yang menjadi anggota dan petani paprika yang tidak menjadi anggota koperasi tani. Dari masing-masing kelompok diambil 20 orang sebagai responden. Pemilihan responden menggunakan teknik Snow Ball Sampling, dimana seorang responden akan menunjuk responden selanjutnya. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif untuk melihat gambaran kinerja koperasi tani. Sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk melihat manfaat ekonomi yang diterima anggota. Analisis kualitatif diolah dengan model logit. Penilaian kinerja koperasi dilakukan dengan membandingkan hasil indikator kinerja yang dianggap penting oleh koperasi dengan standar yang telah ditetapkan oleh koperasi. Indikator yang digunakan adalah: 1 Jumlah anggota, 2 Jumlah green house anggota, 3 Sisa Hasil Usaha SHU per anggota, 4 Rasio Keuangan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas, 5 Volume usaha koperasi, 6 Produksi paprika anggota, 7 Penjualan paprika, 8 Harga rata-rata dan 9 Jumlah karyawan dan pengurus yang pendidikannya mencapai perguruan tinggi. Hasil dari penelitian Shanty 2008 memperlihatkan bahwa jumlah anggota dan SHU per anggota mengalami penurunan dan pencapaian kepemilikan green house oleh anggota hanya sebesar 12,96 persen, jauh dari target sebesar 50 persen. Kinerja keuangan koperasi dari rasio likuiditas pada tahun 2006 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, akibat dari peningkatan komponen persediaan dan hutang lancar koperasi. Dari rasio solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas, koperasi juga mengalami penurunan dari tahun 20 sebelumnya. Begitu juga dengan volume usaha koperasi belum dapat memenuhi target pertumbuhan sebesar 50 persen, pencapaiannya hanya 12,59 persen. Peningkatan indikator koperasi terjadi pada penjualan dan kualitas SDM koperasi. Sintesis dari kondisi peternakan sapi perah di Indonesia saat ini adalah sebagian besar masih dikelola oleh peternakan rakyat. Kondisi seperti ini menjadi peluang bagi koperasi untuk tumbuh dan berkembang. Karena, koperasi memiliki peran merangkum kekuatan peternak rakyat di dalam satu wadah, sehingga peternak rakyat memiliki posisi tawar yang lebih besar Erwin 2008. Peran serta masyarakat juga menjadi faktor yang memberikan kekuatan untuk membangun kekuatan koperasi. Mengingat masyarakat kita juga memiliki nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong yang menjadi nilai dasar di dalam koperasi. Tetapi, mengajak peternak rakyat untuk ikut berpartisipasi bukan hal yang mudah. Mengingat latar belakang tingkat pendidikan peternakan rakyat masih pada level yang rendah Kurnia 2006, sehingga minim pengetahuan tentang koperasi atau apatis terhadap koperasi. Begitu juga dengan pelayanan koperasi masih dirasakan belum cukup memuaskan atau sering tidak mencapai target koperasi itu sendiri Shanty 2008. Sehingga sering menjadi penilaian yang negatif bagi koperasi. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang terdahulu di dalam mengukur tingkat persepsi dan kepuasan responden. Alat analisis pada penelitian ini menggunakan metode IPA untuk melihat persepsi anggota dan CSI untuk melihat tingkat kepuasan anggota. Kepuasan anggota pada penelitian ini juga dilihat dengan menggunakan tingkat kesesuaian responden terhadap kepentingan dan kinerja pelayanan. Penelitian ini mengukur persepsi dan kepuasan responden yang menjadi anggota dari sebuah koperasi yang bergerak dibidang peternakan sapi perah. Penelitian yang menjadikan peternak sapi perah sebagai responden sampai saat ini masih belum banyak dilakukan. 21 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Evaluasi Kinerja