69 Tabel 42. Nilai Multiplier dari Aliran Uang Kegiatan Wisata di Tanjung Mutiara
Danau Singkarak Tahun 2013
Kriteria Nilai Multiplier
Keynesian Local Income Multiplier 1.14
Ratio Income Multiplier Tipe I 1.19
Ratio Income Multiplier Tipe II 1.36
Sumber : Data primer diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Ratio Income Multiplier Tipe I di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak sebesar 1.19, artinya
peningkatan 100 000 rupiah pendapatan unit usaha dari pengeluaran wisatawan akan mengakibatkan peningkatan sebesar 119 000 rupiah pada total pendapatan
masyarakat yang meliputi dampak langsung dan tidak langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha dan tenaga kerja lokal. Sedangkan nilai Ratio
Income Multiplier Tipe II di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak sebesar 1.36, artinya peningkatan 100 000 rupiah pengeluaran wisatawan akan
mengakibatkan peningkatan sebesar 136 000 rupiah pada total pendapatan masyarakat yang meliputi dampak langsung, tidak langsung, dan induced berupa
pendapatan pemilik unit usaha, pendapatan tenaga kerja lokal, dan pengeluarannya untuk konumsi di tingkat lokal.
Multiplier keynesian
ini merupakan
pengganda terbaik
yang menggambarkan dampak keseluruhan dari peningkatan pengeluaran wisatawan
pada perekonomian lokal META, 2001. Income multiplier secara umum mengukur tambahan pendapatan gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan dalam
perekonomian sebagai hasil dari peningkatan pengeluaran wisatawan. Aktivitas wisata alam di Tanjung Mutiara Danau Singkarak tidak dapat dipandang sebelah
mata karena kegiatan ini turut berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat lokal yang ditunjukkan oleh nilai multiplier pendapatan. Oleh karena itu peran
pemerintah sangat dibutuhkan dalam pembangunan sarana dan prasarana wisata yang dapat meningkatkan dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat lokal.
8.5 Dampak Aktivitas Wisata
Aktivitas wisata yang terjadi di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak akan membawa dampak, baik dampak positif maupun dampak
negatif. Dampak positif yang nyata terlihat adalah timbulnya akitivitas ekonomi dan peningkatan kualitas layanan publik. Sedangkan dampak negatif yang terlihat
70 dari akitivitas wisata di kawasan wisata tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi.
Dampak negatif dari sisi lingkungan yaitu sampah, baik yang dihasilkan oleh wisatawan maupun aktivitas sehari-hari warga sekitar. Dari sisi ekonomi dampak
negatif yang terlihat yaitu adanya kecenderungan kenaikan harga untuk produk- produk yang dibutuhkan wisatawan dan juga dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.
Hingga saatini kedatangan wisatawan di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak disambut baik oleh penduduk lokal. Bagi penduduk lokal yang
tidak terkait dengan kegiatan wisata, umunya menilai keberadaan wisatawan memberikan dampak bagi masyarakat lokal khususnya dalam meningkatkan
pendapatan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masyarakat lokal sama kali tidak merasa terganggu dengan keberadaa wisatawan.
8.6 Economic Leakeage Kebocoran Ekonomi
Dari total pengeluaran wisatawan terdapat kebocoran eknomi economic leakage karena adanya transaksi ekonomi di luar lokasi wisata seperti biaya
transportasi yang dihitung dari harga BBM yang dihabiskan untuk menuju lokasi wisata. Estimasi aliran uang yang terjadi di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara
Danau Singkarak pada akhir pekan adalah sebesar Rp 12 555 375, namun direct spending dari aliran uang tersebut tidak seluruhnya sampai kepada masyarakat
lokal karena terjadi kebocoran ekonomi sebesar 20.3 persen yaitu Rp 2 548 875 untuk biaya transportasi.
71
IX. ANALISIS TINGKAT PENGARUH DAN KEPENTINGAN STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN WISATA
9.1 Analisis Stakeholder
Dalam merumuskan suatu kebijakan yang terkait dengan pengelolaan wisata di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak diperlukan kerjasama
berbagai pihak. Berbagai stakeholder memiliki peran penting dalam kebijakan pengelolaan kawasan wisata tersebut. Stakeholder yang terlibat dalam kegiatan
wisata di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak adalah Pemerintah Daerah, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Nagari, pelaku kegiatan wisata,
pelaku usaha dan nelayan masyarakat lokal, serta LKM Lembaga Keswadayaan Masyarakat. Masing-masing pihak tentunya memiliki tingkat kepentingan dan
pengaruh yang berbeda dalam menjalankan perannya. Analisis stakeholder perlu dilakukan untuk menentukan pihak-pihak yang
berkompeten dalam merumuskan suatu kebijakan. Stakeholder dapat diartikan sebagai individu, kelompok atau lembaga yang kepentingannya dipengaruhi oleh
kebijakan atau pihak yang tindakannya secara kuat mempengaruhi kebijakan. Setiap stakeholder memiliki pengaruh dan kepentingan dalam kebijakan
pengelolaan wisata. Stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh tinggi merupakan stakeholder primer dimana stakeholder tersebut dapat dilibatkan
secara langsung dalam pengelolaan. Sedangkan stakeholder sekunder merupakan stakeholder yang dapat dilibatkan secara tidak langsung dalam pengelolaan.
Kepentingan stakeholder dalam pengelolaan wisata dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Sedangkan pengaruh stakeholder yang
berbeda-beda dalam pengelolaan dipengaruhi oleh politik, birokrasi, dan struktural. Hasil kajian pada Tabel 43 digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
Aktor Grid atau matriks kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak di Kabupaten Tanah Datar.
Identifikasi stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara dapat dilihat pada Tabel 43. Nilai kepentingan dan pengaruh
masing-masing stakeholder kemudian dipetakan dalam sebuah gambar seperti terlihat pada Gambar 9. Berdasarkan pemetaan tersebut dapat terlihat bahwa
stakeholder yang paling dominan dalam pengelolaan objek wisata Tanjung