Perancangan Lanskap TINJAUAN PUSTAKA

dievaluasi menurut luas dan hubungan antara luas tersebut dengan semua ruang lainnya pada tapak tersebut. 2. Tingkat ketertutupan degree of enclosure visual Tingkat ketertutupan visual ruang merupakan faktor spasial penting, terutama untuk menempatkan fungsi yang sangat dipengaruhi oleh kebutuhan hubungan sirkulasi jalan atau jalan setapak, pemandangan yang bagus, atau vista pemandangan. Tingkat ketertutupan merupakan pertimbangan perencanaan yang penting, tidak hanya dalam percapaian keruangan, tetapi juga dalam bentuk visualnya. 3. Sifat visual Seseorang harus mengadakan penafsiran suatu ruang secara cermat menurut citra visual yang melekat untuk menentukan sifat khas dari ruang. Kualitas visual yang melekat pada tapak sangat mempengaruhi jenis kegiatan yang terjadi. Ruang padat yang disekat rapat akan menghasilkan nuansa yang sangat berbeda dengan ruangan yang terbuka, dan landai. Apabila suatu rencana akhir akan berhasil, maka kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk berbagai tapak hendaknya mencerminkan kualitas yang melekat pada tapak tersebut.

2.5 Perancangan Lanskap

Perancangan Lanskap merupakan pengembangan lebih lanjut dari perencanaan tapak, yang lebih menitikberatkan pada pemilihan komponen dan bahan perancangan, serta tanaman dan kombinasinya untuk memecahkan masalah perencanaan tapak dan ditujukan pada pertalian visual. Wujud dan bentuk dalam perancangan lanskap timbul dari hasil perumusan yang jelas terhadap, kendala tapak, serta masalah perancangan yang ada, sedangkan sumber bentuk yang paling penting adalah raut atau wajah tapak itu sendiri, seperti yang dipertegas oleh garis batas tepian tapak dan topografi. Adapun sumber bentuk kedua kendala berasal dari suatu perkiraan mengenai fungsi atau kegunaan yang akan ditampung Laurie, 1986. Menurut Simonds Starke 2006, perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna, dan kualitas lainnya. Semuanya dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik sehingga ruang dapat memberikan dampak yang berbeda pada psikologis manusia. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Seperti halnya yan diutarakan Loidl dan Bernard 2003, bahwa perancangan adalah proses yang dinamis dengan perpindahan yang konstan dari kepala menuju tangan, dari ide menjadi tanda, lalu kembali lagi. Setiap garis dan setiap titik yang ditempatkan di lembaran kertas adalah bagian dari usaha untuk menghubungkan ide di kepala. Perancangan merupakan tahapan lanjut dari perencanaan. Menurut Laurie 1984, perancangan menekankan pada seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan, dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah yang ada dalam rencana tapak. Dalam perancangan suatu lanskap terdapat prinsip- prinsip yang mendasarinya, yaitu: 1. Unity kesatuan, merupakan kesatuan seluruh elemen lanskap. Dapat diciptakan dengan pengulangan repetition, penggunaan grid, dan tema. 2. Balance keseimbangan, berupa keseimbangan dalam skala, proporsi, bentuk, dan posisi. Keseimbangan tercipta melalui pengaturan secara simetri, asimetri, maupun radial. 3. Emphasis penekanan, menghadirkan dominasi maupun suatu kontras pada suatu lanskap. Emphasis dapat diciptakan melalui pengarahan, pengaturan letak, kontras terhadap elemen, dan variasi ukuran maupun jumlah.

2.6 Proses Perancangan Lanskap