Hardscape HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk pembuatan detil setiap elemen fasilitas tersebut dikerjakan pada fase ini. Adapun durasi pengerjaan pada fase ini yaitu 7 minggu pengerjaan pada jadwal, tetapi SFA mengerjakannya selama 5 minggu pengerjaan. Hal ini dapat terwujud karena maintenance waktu yang efektif dalam studio yang diterapkan oleh SFA. Berikut adalah uraian detil setiap elemen yang dibuat pada proyek ini.

a. Hardscape

Elemen hardscape yang akan dipasang pada tapak terdiri dari 3 klasifikasi yaitu wall, pavement, dan furniture. Setiap elemen tersebut akan mengisi ruang pada area entranceterrace dan podium. EntranceTerrace Area a. Wall dinding Pada proyek Gudang Garam Office Complex ini, area entranceterrace upper and low memiliki 10 jenis dinding dengan desain dan bahan yang berbeda yaitu retaining wall, retaining wall to ramp, boundary wall, feature planting wall, façade building, parapet ramp, retaining wall for VIP, drum wall, water feature wall, dan circular ramp wall. Jenis dinding yang pertama yaitu retaining wall terlihat pada gambar dengan blok berwarna coklat, membentang di welcome area tepat di depan tower Gudang Garam. Bahan yang digunakan untung retaining wall ini adalah batu granit Granite clad wall split-white berwarna putih. Kedua, retaining wall to ramp. Dinding penghubung antara pavement dan tangga ini akan dibuat dengan bahan batu granit berwarna abu-abu kontras. Jenis berikutnya yaitu dinding pembatas boundary wall, jenis ini menggunakan bahan seperti dindingtembok biasa yang berwarna abu-abu terlihat pada gambar dengan blok berwarna biru. Tembok tersebut dipasang di sisi selatan tapak yang berbatasan dengan Kampus Tri Sakti. Gambar 39. Wall-Entrance a Sumber : SFA, 2012 Kemudian feature planting wall, merupakan jenis dinding yang berfungsi sebagai penyangga dan display untuk tanaman yang menempel pada dinding. Dinding ini terletak pada sambungan antara retaining wall pada welcome area terlihat pada Gambar 39 dengan blok berwarna hijau 04, dan terbuat dari bahan stainless steel cladding berwarna peraksilver atau natural. Façade building, merupakan jenis dinding yang berfungsi memantulkan visual sehingga terlihat seperti cermin. Dinding tersebut dipasang pada bagian depan upper terrace yang dijadikan VIP parkir untuk executive. Dinding ini dibuat dengan tujuan untuk menampilkan kesan mewah dan elegan terlihat pada Gambar 39 dengan blok berwarna ungu 05. Adapun bahan dari dinding ini adalah batu granite yang di polish hingga halus seperti kaca yang dapat memantulkan cahaya. Jenis dinding berikutnya adalah retaining wall to ramp. Dinding jenis ini digunakan sebagai pembatas jalan pada akses utama di circular way terlihat pada Gambar 39 dengan blok ungu 02. Bahan yang digunakan oleh dindig jenis ini adalah batu granit abu-abu. Pada area yang sama, digunakan parapet ramp, yaitu dinding yang berfungsi mejadi pembatas pada akses keluar-masuk ke parking lot di base main terlihat pada Gambar 39 dengan blok berwarna merah kecoklatan 06. Jenis dinding ini terbuat dari bahan yang sama dengan retaining wall to ramp yaitu batu granit abu-abu. Jenis drum wall yang terletak di 4 titik simetris. Empat titik ini menjadi tanda dari ujung jalan melingkar yang menjadi akses utama kendaraan menuju pintu masuk utama gedung terlihat pada Gambar 39 dengan blok berwarna biru 03. Untuk di bagian tengah terlihat pada gambar dengan blok berwarna ungu, dipasang water feature wall dengan bahan stone clad wall flamed berwarna abu- abu yang berfungsi menambah nilai estetika dari area upper terrace ini. Dan untuk jenis dinding wall yang terakhir adalah circular ramp wall yang diletakkan pada diameter tengah jalur melingkar kembar yang berada di depan gedung Gudang garam yang baru. Terlihat pada gambar dengan blok berwarna hijau. Dinding ini dibuat dengan bahan jenis rendered wall dinding biasa berwarna abu-abu. Gambar 40. Wall-Entrance b Sumber : SFA, 2012 b. Pavement perkerasan Pada proyek Gudang Garam Office Complex ini, area entranceterrace upper and low memiliki 6 jenis perkerasan pavement dengan desain dan bahan yang berbeda. Jenis dinding yang pertama yaitu shared space terlihat pada Gambar 41 dengan blok berwarna coklat. Perkerasan ini membentang di sepanjang pintu masuk dan keluar dari welcome area. Bahan yang digunakan adalah paving berwarna merah. Kedua, perkerasan di sepanjang timur dan selatan ramp di area upper terrace terlihat pada Gambar 41 dengan blok berwarna ungu. Bahan yang digunakan untuk perkersan ini adalah paving batu yang berwarna putih terang. Jenis berikutnya yaitu perkerasan di sekitar pos jaga dan pengambilan tiket masuk terlihat pada gambar dengan blok berwarna biru tua. Perkerasan jenis ini menggunakan paving batu berwarna abu-abu sebagi bahan utamanya. Kemudian tepat didepan pintu masuk gedung dipasang perkerasan jenis drop off dengan bahan utama paving batu berwarna abu-abu terlihat pada Gambar 41 dengan blok berwarna biru muda. Dan untuk perkerasan disepanjang jalur melingkar menggunakan perkerasan dengan material paving batu berwarna hitam yang disusun beraturan. Gambar 41. Pavement-Entrance Sumber : SFA, 2012 c. Furniture Untuk furniture, di area entranceterrace hanya terdapat 3 jenis furniture. Pertama bollard, benda ini di letakkan di area shared space di pintu masuk dan keluar terlihat pada Gambar 42 dengan blok berwarna coklat. Bollard ini terbuat dari material stainless steel berwarna peraksilver. Kemudian di daerah upper terrace terdapat dua feature-pot yang diletakkan secara berdampingan diantara akses pedestrian track. Feature-pot ini terbuat dari material yang sama dengan bollard yaitu stainless steel berwarna silver mengkilap. Untuk pohon di kiri dan kanan shared space ditanam dengan menggunakan tree grille guna mencegah akar tumbuh merusak perkerasan. Detil posisi furniture dapat dilihat pada Gambar 42 dibawah ini. Gambar 42. Furniture-Entrance Sumber : SFA, 2012 Podium Area a. Wall dinding Pada area podium terdapat 6 jenis dindingwall yang tersebar mengelilingi area gedung. Untuk bagian depan gedung terdapat planter wall yang berfungsi sebagai tempat tanaman grouncover hingga semak rendah. Planter wall ini berbahan material dari stone clad wall berwarna abu-abu. Sedangkan didaerah kiri dan kanan gedung terdapat parapet in podium, islands wall, dan curve seating wall. Parapet in podium ini merupakan dinding pembatas area podium dengan sekitarnya. Material yang digunakan adalah tembok biasa berwarna abu-abu. Di sebelah kiri bangunan terdapat Islands wall yang merupakan halaman rumput yang digunakan untuk bersantai. Bentuknya unik seperti gelombang air. Material pembentuk islands wall ini adalah perkerasan tembok beton yang ditutupi dengan lawnrumput hijau. Dan untuk di daerah belakang gedung terdapat hedge wall dan parapet in podium. Hedge wall merupakan dindingtembok lapis kedua setelah parape, material pembentuk tembok ini ditadak jauh berbeda dengan material pembentuk parapet, yaitu tembok beton berwarna abu-abu. Posisi lebih jelas terlihat pada Gambar 43 berikut. Gambar 43. Wall-Podium Sumber : SFA, 2012 b. Pavement perkerasan Selain memiliki beberapa jenis perkerasan di area terrace, terdapat juga 7 jenis perkerasan di area podium antara lain yaitu deck, stone paving, gravol, edging, lobby, square stepping stone, dan circular stepping stone. 7 Jenis perkerasan tersebut tersebar disekitar gedung. Untuk deck berada pada sisi kanan dan kiri gedung. Deck ini terbuat dari material kayu bengkirai yang disusun sejajar melintang. Selain deck, terdapat juga stone paving berbahan baku batu berwarna abu-abu gelap yang menjadi lantai bagi tempat circular seating wall dan seating area di sudut kiri dan kanan gedung Gudang Garam tersebut. Sedangkan pada grid agriculture area dipasang edging sebagai pemisah antara garis grid dengan lawn. Pada bagian timur atau belakang dari gedung Gudang Garam diletakkan gravol dengan material grey gravel di west avenue plaza. Untuk posisi yang lebih jelas dari pavements tersebut dapat dilihat pada Gambar 44 dibawah ini. Gambar 44. Pavement-Podium a Sumber : SFA, 2012 Pada area west avenue plaza tidak hanya menggunakan gravol sebagai perkerasannya, tetapi juga menggunakan circular stepping stone. Circular stepping stone ini menggunakan batu konkrit sebagai material utamanya. Sedangkan square stepping stone digunakan pada circular seating wall di bagian selatan kanan gedung. Perpaduan bentuk persegi panjang dan lingkaran ini dimaksudkan untuk menampilkan desain yang tidak monoton. Dan pada area lobby depan gedung, pavement yang digunakan berbahan utama berupa marbie tile yang dilicinkan sehingga mengkilap. Keterangan posisi setiap pavement dapat dilihat pada Gambar 45 dibawah ini. Gambar 45. Pavement-Podium b Sumber : SFA, 2012 c. Furniture Terdapat 5 jenis furniture pada area podium, antara lain seperti lighting, planter box, shaded structure, artwork, dan sofa. Pada agriculture grid area di kiri dan kanan gedung dipasang lightinglampu untuk memberikan kesan indah pada malam hari sekaligus penanda garis-garis dari agriculture grid. Sedangkan pada cicular seating wall dan square seating area di sebelah kanan gedung dipasang tenda peneduh atau shaded structure yang berbentuk daun tumbuhan cengkeh. Filosofi bentuk ini diambil dari komoditas utama dari pabrikan rokok PT.Gudang Garam tbk. Selain dipasang shaded structure, pada area ini juga di letakkan jajaran planter box stainless. Sedangkan untuk wooden planter box diletakkan berjajar horizontal pada west avenue plaza dibelakang gedung. Berikut Gambar 46 adalah gambar untuk posisi dari masing-masing furniture diatas. Gambar 46. Furniture-Podium a Sumber : SFA, 2012 Peletakan fasilitas tempat duduk tambahan dan sentuhan seni dari sculptureartwork untuk menambah keindahan visual pada area podium ini, terlebih untuk seating area. Oleh karena itu SFA merancangan penambahan tempat duduk khusus selain seating wall, yaitu sofa. Sofa ini diletakkan di seating area di sudut kanan dan kiri dari gedung Gudang Garam. Begitu juga dengan artwork, diletakkan pada space kosong yang ada disekitar area rekreasi ini. Berikut gambar yang menunjukan letak artwork dan sofa terebut. Gambar 47. Furniture-Podium b Sumber : SFA, 2012 Softscape Elemen lunak atau softscape yang akan dipasang pada tapak terdiri dari 4 klasifikasi yaitu forest, tree grid, ground cover dan flowering plants. Untuk forest nuansa hutannatural dibagi menjadi 2 kelas lagi yaitu forest tree dan forest understorey. Adapun jenis tanaman yang akan digunakan unutk kelas forest tree adalah pohon dengan tinggi yang bervariatif, dari rendah , sedang hingga tinggi seperti cempaka Michelia champaca, gardenia Gardenia carinata, pinang Arecca cathecu, Livistonia chinencis, Lagestromia speciosa, Fragea fragans, Tabebuia Tabebuia rosea dan lain-lain. Untuk persebaran jenis tanaman tersebut menyebar di area podium dan terrace, lebih jelasnya ditunjukkan oleh blok berwarna orange pada Gambar 48 di bawah ini. Gambar 48. Softscape - forest tree Sumber : SFA, 2012 Untuk kelas forest understorey, digunakan jenis tanaman yang lebih rendah tingginya dibandingkan denga kelas sebelumnya. Jenis tanaman tersebut berupa semak atau shrubs. Digunakannya jenis ini untuk menimbulkan kesan hutan yang alami dan natural dengan tingkatan tanaman yang khas tentunya. Adapun tanamanna seperti Anthurium podophyllum, Syzygium oleina, Luciala grandis, Pinanga kuhlii, Sphatiphyllum, Amarilis, Calatea dan lain-lain. Gambar 49. Softscape - forest understorey Sumber : SFA, 2012 Klasifikasi tanaman selanjutnya adalah flowering plants tumbuhan berbunga. Tanaman berbunga ini dibedakan oleh SFA berdasarkan fungsinya masing-masing. Ada yang digunakan sebagai ornamen taman seperti Tradescantia spathacea. Digunakan sebagai semak berbunga flowering shrubs seperti Allamanda, dan Canal Bengal. Dan digunakan sebagai display atau vocal point pemerindah taman seperti low Bougenville sp, Alpinia purpurata, dan Angelonia serena. Gambar 50. Softscape – flowering plants Sumber : SFA, 2012 Untuk jenis penutup permukaan groundcover pada agriculturea grid area podium dan welcome area terrace digunakan rumput gajah mini Axonopus compressus ebagai lawn hamparan rumput. Pada bagian hedge pinggir tapak digunakan Pinanga kuhlii dan Dianella revoluta. Sedangkan untuk jenis yang merambat didinding digunakan Vernonia elaeagnifolia. Jenis tersebut diletakkan pada circular path yang merupakan akses utama menuju pintu masuk gedung. Dan untuk hamparan rumput yang memanjang digunakan Rhapis excelsa. Beriku gambar persebaran masing-masing ground cover Gambar 51. Softscape – Groundcover Sumber : SFA, 2012 Klasifikasi jenis tanaman atau softscape berikutnya yang digunakan pada proyek ini adalah Tree grid jajaran pohon. Tree grid jajaran pohon ini diletakkan mengelilingi seating area di sudut kiri dan kanan gedung serta pada west avenue plaza. Adapun tanaman yang digunakan tidak terlalu beragam seperti kalsifikasi sebelum-sebelumnya. Pada klasifikasi ini ada 2 jenis tanaman yang digunakan, yaitu Areca cathecu dan Manilkara kauki. Penggunaan dua jenis tanaman tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek teduh dan rapi pada kedua tempat tersebut. Mengingat kedua tempat tersebut merupakan area aktivitas bersantai user atau pengguna kantor nantinya. Gambar 52 adalah persebaran tanamana tree grid. Gambar 52. Softscape - tree grid Sumber : SFA, 2012 Gambar 53 . Perspektif Softscape – north podium Sumber : Chandra, 2012 Gambar 54. Perspektif Softscape – Terrace and overall Sumber : Chandra, 2012 Gambar 55. Perspektif Softscape – south podium Sumber : Chandra, 2012 Gambar 56 adalah gambar dari final dokumentasi gambar konstruksi yang telah dibuat oleh SFA dengan semua tahapan yang telah dijelaskan diatas. Berikut adalah contoh daftar material yang digunakan pada LG1 Proyek ini. Tabel. 11 Contoh Detil Material setiap Elemen Sumber : SFA, 2012 Untuk Tabel 12 selanjutnya menampilkan spesifikasi tanaman yang digunakan pada proyek ini. Tabel. 12 Spesifikasi Tanaman Sumber : SFA, 2012 Ganbar 56. Masterplan Construction Sumber : SFA, 2012

5.4.11 FASE-7 : Additional Work

Ini adalah tahapan berbeda dalam proses perancangan yang dilakukan oleh SFA pada proyek ini. Sesuai dengan teori yang dituturkan oleh Booth 1983 , bahwa tahapan dalam proses perancangan dimulai dari penerimaan proyek, riset dan analisis, desain, gambar konstruksi dan implementasi. Sama halnya dengan teori perancangan yang dipaparkan oleh Hill 1995 bahwa dalam proses perancangan tidak terdapat adanya proses tambahan seperti additional work diselah-selah tahapan gambar konstruksi dan implementasi yang sedang berlangsung. Perbedaan yang terjadi pada proyek Gudang Garam Office Complex ini dikarenakan pihak klien utama yaitu PT. Gudang Garam Tbk meminta SFA untuk melanjutkan pekerjaannya pada rekonstruksi daerah kantor Gudang Garam yang lama. Hal ini juga ditunjang oleh klien utama yang mendapatkan kecocokan dengan desain yang dibuat SFA pada desain master plan Gudang Garam yang sedang tahap pembangunan saat ini. Kejadian ini menjadi kendala sekaligus menjadi hal baru bagi pengetahuan bahwa proses perancangan yang dijelaskan dalam teori Booth 1983 dan Hill 1995 tidak selamanya sama dengan kejadian di lapang. Di teori dijelaskan bahwa tidak ada pekerjaan tambahan ditengah- tengah proses pembangunan. Tahapan setelah construction drawing adalah implementations, tidak ada additional work. Hal ini terjadi karena klien utama dalam sebuah proyek arsitektur lanskap mempunyai kuasa mutlak untuk menentukan jalannya sebuah proses perancangan. Permintaan klien utama tersebut tetap berlangsung tanpa mengganggu proses pembangunan. Adapun yang menjadi fokus pekerjaan tambahan ini adalah sisi lain dari tapak yaitu kompleks perkantoran Gudang Garam yang lama. Tahapan yang ada pada additional work ini hanya ada 2 tahapan yaitu concept design konsep desain dan construction documentations gambar konstruksi. Hal ini dikarenakan hasil analisis menjadi satu pada tahapan concept design, dan konsep dasarnya mengikuti konsep dasar yang telah diterapkan pada proses perancangan sebelumnya. Untuk area yang direkonstruksi pada additional work ini meliputi welcome area dan sirkulasi utama di depan gedung lama. Berikut gambar tahapan proses pada additional work beserta ilustrasi analisis 3D-nya.

a. Concept Design Konsep Desain