BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kegiatan magang di Sheils Flynn Asia SFA merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa guna meningkatkan
skill, attitude, dan knowledge serta mengasah sikap professionalisme. Pembelajaran mengenai sistem
kerja di studio yang efektif dan efisien serta manajemen kerja dalam penanganan proyek dapat dipelajari dalam proses kegiatan magang yang tidak didapatkan di
bangku kuliah. Manajemen perusahaan yang berlaku di SFA tersebut mampu mendukung
kemajuan dan perkembangan SFA. Hal ini terlihat dari terpenuhinya syarat standar sebuah perusahaan akan tetap
survive yaitu perencanaan yang matang; sumber daya manusia yang berkualitas, manager yang terbuka, lingkungan kerja
yang mendukung, dan sistem terbuka serta selalu belajar. Tidak menutup kemungkinan sistem manajemen ini tidak memiliki celah, tetapi perusahaan ini
telah memiliki standar tersendiri dalam sistem teknologi dan sistem kerjanya, struktur organisasi SFA dan SDM yang terdiri dari ahli-ahli multidisiplin ilmu
yang saling terkait dan mendukung satu sama lainnya, Sistem pengelolaan data yang rapi dan terstruktur,
teamwork yang solid, teknik mendesain, standar gambar, serta pengalokasian waktu dalam penyelesaian proyek yang terstruktur
dengan baik. Hal ini menjadi pengetahuan baru dalam menghadapi dunia pekerjaan di bidang arsitektur lanskap.
Proses perancangan yang dilakukan di SFA terstruktur dengan baik. Secara umum tahapan yang digunakan oleh SFA tidak jauh berbeda dengan
tahapan proses perancangan dalam teori yang dijelaskan oleh Booth 1983 dan teori yang dijelaskan oleh Hill 1995. Walaupun tidak menutup kemungkinan
adanya perbedaan. Perbedaan tersebut meliputi penggunaan istilah, tahapan yang dilalui oleh SFA tidak sepenuhnya sama tetapi ada tahapan yang digabung dalam
satu tahapan, dan adanya tahapan tambahan yang sebelumnya tidak ada dalam teori yaitu
additional work yang berada di tengah-tengah proses berlangsungnya tahapan implementasi.
Proses perancangan Gudang Garam Office Complex terdiri dari 8 fase
tahapan yaitu inception fase 1, research and analysis fase 2, concept design
fase 3, design development fase 4, final design development fase 5,
construction documentations fase 6, additional work fase 7, dan implementations fase 8. Perbedaannya dengan teori antara lain : inception
merupakan pengembangan dari project acceptance, concept design yaitu nama
lain dari concept plan, design development merupakan gabungan dari preliminary
master plan, master plan process,dan schematic design, sedangkan final design development disebut design development dalam teori yang diungkapkan oleh
Booth 1983. Selain itu, pada teori yang dipaparkan oleh Hill 1995, fase
contract ada di dalam tahapan terakhir yaitu
execution. Hal ini menandakan berdasarkan teori tersebut bahwa pekerjaan proyek baru akan membicarakan masalah kontrak
setelah semua berkas perancangan detil sudah jadi dan siap dibangun. Apabila mengikuti tahapan ini, tentunya akan menyulitkan konsultan pelaksana apabila
kontrak tidak disetujui oleh klien utama. Oleh karena itu, teori yang paling mendekati untuk tahapan proses perancangan yang dilakukan oleh SFA adalah
teori yang dipaparkan oleh Norman.K.Booth 1983. Dapat disimpulkan bahwa tahapan perancangan yang terjadi di lapang tidak jauh berbeda dengan tahapan
yang dipaparkan dalam teori yang didapatkan di bangku perkuliahan.
6.2 Saran