rekomendasi dari klien yang merasa puas dengan hasil pekerjaan dari SFA. Permintaan klien pun bermacam-macam, mulai dari
hanya permintaan konsep dan RAB hingga permintaan yang full
hingga konstruksipelaksanaan. -
Seleksi tender.
Tahapan berikutnya
adalah tender,
atau lebih
seperti kompetisisayembara antar beberapa konsultan untuk mendapatkan
sebuah proyek. Persyaratannya berbeda dengan tahapan pertama, pada tahap ini konsultan diwajibkan pekerjaan awal mereka
mengikuti TOR dari penyelenggara tender. Adapun persyaratannya tsb meliputi : profil SFA, konsep hingga ilustrasi desain, rencana
anggaran biaya RAB dan rencana waktu pengerjaan proyek.
b. Skala Proyek
Skala proyek yang ditangani oleh SFA tergantung kompleksitas dan value nilai dari proyek. Untuk pengerjaannya terbagi menjadi dua
klasifikasi umum, yaitu: Local Project dan UK project. Kedua
klasifikasi memiliki kriteria masing-masing, seperti terlihat pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Perbandingan penilaian proyek
Penilaian Proyek Local Project
UK Project
Kompleksitas pekerjaan sedang
tinggi Pertimbangan standar
pengerjaan sedang standar
Indonesia tinggi
british standard
Tekanan dari klien rendah
tinggi Komunikasi
lancar besar kemungkinan
adanya miss-
communication Ketatnya pengawasan
sedang tinggi
Nilai proyek sedang
tinggi Invoice pembayaran
fee suka telat
jarang telat Hubungan
dengan konsultan lain tidak terlalu
akur sangat baik dan
profesional Waktu pengerjaan
sering mundur tepat waktu
Sumber : Dedy Guswandi Senior Landscape Architect SFA, 2012
Tetapi secara keseluruhan dari kedua klasifikasi proyek ini memiliki sistem pengerjaan yang sama, mulai dari inventarisasi hingga tahap desain.
c. Pembagian Pengerjaan Proyek
Pembagian pengerjaan proyek kepada teamwork atau SDM yang
tersedia di SFA menilik beberapa faktor yang menjadi acuan, yaitu : 1. Senioritas dan pengalaman kerja;
2. Level dan kompleksitas proyek; 3. Hubungan dengan klien yang bersangkutan;
4. Kualitas SDM yang ada.
Tetapi faktor diatas adalah faktor yang menentukan siapa Project Leader
yang tepat untuk menangani proyek. Setelah menentukan Project Leader, tahapan
berikutnya adalah menentukan teamwork yang kompeten untuk menunjang
kinerja project leader dalam menangani proyek tsb. Tugas utama dari PL yaitu
sebagai koordinator dan distribusi tugas ke anggota tim lainnya. Semua tugas harian yang akan di kirim ke SF UK dikoordinir sehingga dapat selesai tepat pada
waktunya dan semua progress report masing-masing anggota tim dipantau setiap
harinya guna keberlanjutan proyek yang sedang ditangani. Sistem ini sangat efisien karena semua pekerjaan terstruktur dan terprogram dengan baik.
5.2.6 Sistem Kerja dalam Proses Perancangan Proyek Lanskap
SFA akan segera melakukan pekerjaan apabila proyek telah deal menjadi
pekerjaan SFA. Setiap mekanisme dalam proyek yang dikerjakan di SFA mengacu pada
drawing list yang berupa jadwal atau target pekerjaan dan hasil proyek.
Drawing list dibuat oleh tim SFA sebagai tahap awal dalam menyusun rencana kerja proyek yang sedang ditangani. Setiap hari
drawing list selalu dilakukan pembeharuan sesuai dengan kemajuan pekerjaan sebagai
progress report harian. Drawing list dapat dijadikan acuan perkembangan suatu proyek dan
masing-masing staf setiap harinya dengan mengisi sesuai jenis pekerjaan yang telah dilakukan.
Pekerjaan printing di SFA juga dipantau dengan mengisi project cost,
untuk mengetahui banyaknya kertas dengan ukuran yang dipakai sebagai acuan
pengeluaran biaya operasional khusus printing. Semua pengeluaran dan biaya
produksi dapat termonitori secara baik dengan adanya project cost tersebut. Data
tersebut dikelola oleh sekretaris SFA sebagai laporan administrasi kantor ke direktur SF di UK nantinya. Rapat
intern yang dilakukan di SFA terdapat 2 macam. Pertama
intern staf SFA dan rapat intern SFA dengan SF UK. Rapat intern staf SFA secara umum dilakukan setiap dua minggu sekali dan rapat
dengan SF UK tiap sebulan sekali tergantung kebutuhan proyek. Di dalam rapat dibahas tentang evaluasi kinerja tim dalam menangani proyek dan sejauh mana
ketercapaian target. Informasi dan perkembangan terbaru tentang proyek untuk kedepannya juga dibahas dalam rapat
intern tersebut. Semua hambatan dibahas dan diselesaikan secara bersama-sama guna pencapaian target proyek. Untuk rapat
intern dengan SF UK, dilakukan dengan bantuan komunikasi aplikasi jejaring sosial
skype. Peran serta atau keterlibatan semua staf mengenai proyek yang sedang
dibahas di rapat dapat dijadikan tolak ukur ketercapaian suatu proyek. Sejauh ini rapat yang dilakukan SFA cukup efektif walaupun dilakukan dengan pihak SF UK
yang berbeda lokasi. Perbedaan bahasa dan waktu 6 jam dengan UK terkadang menjadi kendala dalam koordinasi antara staf SFA dengan SF UK.
5.3 Studi Kelayakan Manajemen Perusahaan PT. Sheils Flynn Asia