Proses Perancangan Proyek Gudang Garam

Dari kelima syarat yang dijelaskan diatas, terlihat bahwa manajemen perusahaan yang berlaku di SFA tersebut mampu mendukung kemajuan dan perkembangan SFA. Tidak menutup kemungkinan sistem manajemen ini tidak memiliki celah, tetapi perusahaan ini telah memiliki standar tersendiri dalam sistem teknologi dan sistem kerjanya, seperti sistem penyimpanan data dan penamaan file serta alur pekerjaan proyek. Hal ini menjadi pengetahuan baru dalam menghadapi dunia pekerjaan di bidang arsitektur lanskap.

5.4 Proses Perancangan Proyek Gudang Garam

Office Complex Pada kegiatan magang yang dilakukan di PT. Sheils Flynn Asia selama empat bulan ini, dikerjakan 7 proyek perancangan yaitu : 1. Proyek A124 Gudang Garam Office Complex,Indonesia; 2. Proyek A127 Pondok Indah Townhouse,Indonesia; 3. Proyek A129 Paramount SOHO,Indonesia; 4. Proyek A131 Malang Housing,Indonesia; 5. Proyek A132 Hotel Grand Clarion Makassar,Indonesia; 6. Proyek 276 Pinebanks, United Kingdom; 7. Proyek 295 Mensmere, United Kingdom. Pada setiap proyek yang dikerjakan, keikutsertaan yang dilakukan selama magang ada pada tahapan proses perancangan yang berbeda-beda. Selain itu, fokus waktu yang dibutuhkan untuk setiap proyek selama kegiatan magang memiliki presentasi yang berbeda-beda pula, yaitu : 1. Proyek A124 Gudang Garam Office Complex,Indonesia 73,33 dari kegiatan magang; 2. Proyek A127 Pondok Indah Townhouse,Indonesia 6,67 dari kegiatan magang; 3. Proyek A129 Paramount SOHO,Indonesia 33,33 dari kegiatan magang; 4. Proyek A131 Malang Housing,Indonesia 33,33 dari kegiatan magang; 5. Proyek A132 Hotel Grand Clarion Makassar,Indonesia 13,33 dari kegiatan magang; 6. Proyek 276 Pinebanks, United Kingdom 13,33 dari kegiatan magang; 7. Proyek 295 Mensmere, United Kingdom 20 dari kegiatan magang. Analisis prosentase keikutsertaan dalam proses perancangan tiap proyek ini menyitir penelitian saudara Pratiwi, L.Y 2008. Tetapi ada perubahan dari cara perhitungan yang tidak menggunakan persentase ditiap tahapannya. Analisis keikutsertaan dalam praktek studio dibedakan atas 7 proyek yang dikerjakan. Pada tahun 2012 terdapat 3 tahapan pembaharuan dari tahun 2008, yaitu: Inception, Additional Work, Implementation, dan Revisi Masterplan. Dari hasil perhitungan tersebut, didapatkan bahwa Proyek Gudang Garam Office Tower Complex memiliki fokus presentasi keikutsertaan yang paling besar dari 7 proyek yang dikerjakan dalam praktek proses perancangan di PT. Sheils Flynn Asia, yaitu 73,33. Selain memiliki persentase keikutsertaan paling besar, proyek ini memiliki tahapan proses perancangan yang paling lengkap dibandingkan proyek yang lain. Oleh karena itu, proyek tersebut menjadi fokus pembahasan untuk proses perancangan. Untuk tahapan lengkap analisis persentase keikutsertaan disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Presentase keikutsertaan proyek. Mekanisme Penanganan Proyek Projects P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Gudang Garam Office Complex Pondok Indah Townhouse Paramount SOHO Malang Housing Hotel Grand Clarion Pinebanks Mensmere Proses Tender  Pembentukan project leader dan tim kerja Koreksi dan standarisasi layers CAD    Pembuatan Drawing list    FASE-1: Inception Persiapan  FASE-2 : Research and Analysis  FASE-3: Concept Design    FASE-4: Design Development      FASE-5: Construction Documentation        FASE-6: Additional Work  FASE-7 : Implementation  Revisi Masterplan  Pengisian Project Costing Rapat dengan klien  Rapat evaluasi intern  Sumber : Skripsi Pratiwi, L.Y 2008 Ket : tanda ceklist = diikuti, block berwarna abu-abu = Tidak ada diikuti 50

5.4.1 Latar Belakang

PT. Gudang Garam Tbk merupakan produsen rokok kretek terkemuka di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis produk berkualitas tinggi, mulai dari sigaret kretek linting SKL, sigaret kretek tangan SKT dan sigaret kretek mesin SKM yang sudah tersebar luas di Nusantara maupun dunia. Asal mula berdirinya perusahaan ini, pada tahun 1958 dengan didorong intuisi bisnis yang tajam, serta dukungan 50 karyawan, Surya Wonowidjojo Alm pada 26 Juni 1958 membulatkan tekad untuk mendirikan Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Industri rumah tangga ini didirikan diatas tanah sewaan seluas sekitar 1000 m2 di Desa Semampir, Kediri. Produknya adalah Sigaret Kretek Linting SKL atau rokok klobot, yang dalam kurun waktu 4 bulan kemudian menjadi Sigaret Kretek Tangan SKT. Total 50 juta batang rokok kemudian dipasarkan ke kota-kota terdekat seperti Nganjuk, Kertosono, Blitar, dan Solo dengan bandrol harga Rp 1 per bungkus. Tahun 1968-1969, atas perkembangan usaha yang semakin maju, maka pada bulan September, areal pertama seluas 1000 meter persegi dibeli dan dijadikan Unit I. Di tahun yang sama dibangun juga sebuah unit baru yang disebut Unit II. Sehingga dengan mengikuti perkembangan tersebut, perusahan yang awalnya berdiri dengan status Industri Rumah Tangga home industry berubah menjadi PT Perseroan Terbatas. Berlanjut hingga tahun 1971, perusahaan memperoleh fasilitas dari pemerintah berupa Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN, yang semakin mendukung perusahaan untuk terus berkembang. Sekarang, areal perusahaan berkembang menjadi 208 Ha yang berada di wilyah Kabupaten dan Kota Kediri. Perusahaan juga telah tercatat dalam Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang mengubah statusnya menjadi Perusahaan Tebuka. Pengembangan perusahaan pun terus berlanjut hingga saat ini, baik dari sisi infrastruktur, fasilitas maupun sistem organisasinya. Salah satu bukti nyata pengembangan tersebut adalah dilaksanakannya Proyek Gudang Garam Office Complex di daerah Jakarta Timur. Sumber : www.gudanggaramtbk.com dan SFA 2012

5.4.2 Tujuan Proyek

Tujuan pelaksanaan proyek ini adalah untuk perluasan area yang terkait proses pengembangan usaha dari pihak PT. Gudang Garam Tbk dengan dibuatnya gedung baru, sekaligus menampilkan ikon atau wajah baru Gudang Garam Tbk tersebut.

5.4.3 Tahapan Proses Perancangan Proyek Gudang Garam Office Complex

Pada Gambar 11 dibawah ini diperlihatkan bagan tahapan proses perancangan yang dilakukan oleh SFA beserta faktor – faktor pengaruhnya pada tiap tahapan. Garis putus-putus menandai tahapan yang menjadi batasan magang mahasiswa magang selama proses perancangan berlangsung. Dimana batasan magang meliputi tahapan design development, final design development, construction documentation, additional work dan implementations. Warna di samping tahapan mewakili warna tiap faktor yang mempengaruhi proses perancangan dari awal sampai akhir. Gambar 11. Bagan Proses Perancangan dan faktor pengaruh pada setiap tahapan Sumber : Chandra, 2012

5.4.4 Kondisi Umum Tapak

Lokasi tapak di Jl. Jendral A. Yani 79 Jakarta 10510, Indonesia. Seperti terlihat pada Gambar 12 di bawah ini. Gambar 12. Peta Lokasi Proyek Sumber : Googlemap, 2012 Kompleks Kantor Gudang Garam Jakarta merupakan pusat kawasan perindustrian yang memiliki letak yang strategis di daerah Jakarta Timur. Letak yang strategis ini didukung oleh akses yang mudah dengan dilaluinya jalur akses utama yang menghubungkan bagian antar kota Jakarta seperti akses menuju Monumen Nasional, Bundaran HI, Rawamangun, dan Kemayoran yang dapat ditempuh melalui jalan-jalan utama yang juga melewati lokasi dari tapak. Jalan – jalan utama yang dapat diakses tersebut seperti Jl. Letjen.Suprapto, Jl.Tol Ir Wiyoto Wiyono, dan Jl. Pemuda. Secara Geografis, batas Kompleks Kantor Gudang Garam diantaranya : Utara : Jl. Letnan Jendral Suprapto , dan Kawasan ITC Cempaka Mas Selatan : Jl.Tol Ir Wiyoto Wiyono dan Jl. Pemuda Barat : Under pass Tol Ir, Wiyoto Wiyono, dan Pemukiman Timur : Pemukiman Kompleks ini memiliki luas area sekitar 1,7 ha untuk area pengembangan dan 1 ha untuk area rekonstruksi, dalam hal ini yang dimaksudkan area rekonstruksi adalah area gedung lama. Dengan status proyek telah berlangsung dari akhir tahun 2010 – akhir 2012. Kondisi lanskap yang ada saat ini di sekitar kompleks mulai menurun kualitasnya, baik secara fungsi maupun estetika, yang disebabkan polusi udara yang semakin meningkat. Ditambah lagi semakin berkurangnya tumbuhan dan pepohonan yang ada disekitar kawasan. Jalur sirkulasi yang teratur menjadi nilai positif daerah ini, tetapi adanya ketidakjelasan jalur pejalan kaki yang menjadikan kawasan ini sedikit tidak teratur. Kondisi kawasan dapat dilihat pada Gambar 13 berikut. Gambar 13. Kondisi Area Gudang Garam Building, Bulan Agustus 2010 Sumber : SFA 2012 PT. Sheils Flynn Asia sebagai salah satu perusahaan konsultan lanskap mendapat kepercayaan untuk mengatasi permasalahan lanskap yang ada di kawasan Kompleks Kantor Gudang Garam Jakarta Kode Proyek A124.SFA bekerjasama dengan pihak lain yang terkait yaitu kontraktor, nursery, enginners, dan lain lain. Sebelum dilimpahkan ke SFA, proyek ini sebelumnya dikerjakan oleh konsultan arsitektur yang bernama PT. Anggara Architeam. PT. Anggara Architeam tersebut telah mengerjakan perancangan tower building dari pekerjaan ini. Untuk proses perancangan lanskap kantornya, ditangani oleh PT. Sheils Flynn Asia.

5.4.5 FASE-1 : Inception persiapan

Tahapan persiapan merupakan tahapan paling awal dalam pengerjaan suatu proyek. Pada tahap ini yang dilakukan oleh SFA adalah perumusan dan penyusunan proposal yang mencakup tujuan, program serta informasi mengenai proyek Gudang Garam Office Complex. Selain itu, proposal ini berisi tentang profil perusahaan, informasi yang menjadi isu pada proyek yang diproposalkan, pendekatan-pendekatan yang diterapkan pada desain, ide dari konsep dasar yang akan diterapkan,proses dan waktu kegiatan perancangan tiap tahapannya, tahapan kerja dan lingkup tahapan yang dilakukan, tim kerja, serta penawaran harga dan kontrak kerja. Hal ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Booth 1983, bahwa dalam tahapan persiapan Project Acceptance antara pihak klien dan konsultan mulai melakukan diskusi awal tentang persyaratan dari kedua belah pihak hingga terjadinya kesepakatan bersama. Perbedaaan yang terjadi antara teori dan lapang, hanya pada penggunaan istilah. Dimana SFA menggunakan istilah Inception sedangkan teori menyebutkan project acceptance. Kedua istilah tersebut memiliki tahapan proses yang sama walaupun berbeda penamaannya. Berdasarkan sistem yang berlaku di SFA, tahapan inception pada proyek ini terbagi kedalam tiga sesi, yaitu initial thought, contract, dan survey. Ketiga sesi tersebut, tidak menutup kemungkinan lepas dari kendala.

a. Initial Thought