a. Initial Thought
Initial Thought merupakan presentasi awal kepada klien yang dilaksanakan pada saat tender sebuah proyek. Pada tahap ini SFA membuat
konsep awal dari proyek tender yang mereka ikuti. Adapun isi dari initial thought
ini meliputi kondisi umum tapak, analisis spasial, konsep desain, siteplan, dan gambar ilustratif penunjang. Data yang digunakan SFA dalam mempersiapkan
Initial thought ini adalah data-data umum dari TOR Term Of Reference yang diberikan klien kepada seluruh peserta tender. Adapun data-data yang menjadi
orientasi awal pembuatan initial thought ini adalah data orientasi dan posisi tapak,
luas area, lahan terbangun dan tidak terbangun, serta rata-rata biaya pembangunan.
Initial thought merupakan pemikiran murni dari pihak SFA tanpa ada faktor pengaruh dari pihak lainnya seperti
engineer, QS, contractor dan sebagainya. Untuk
initial thought Proyek Gudang Garam Office Complex sendiri, terdiri dari analisis konteks tapak, analisis umum tapak, pendekatan dan ilustrasi
rencana dalam bentuk spasial gambar. Initial thought untuk Gudang Garam
Office Complex dapat dilihat pada Gambar 14 sampai 20. Adapun kendala yang muncul pada sesi ini adalah pihak SFA keterbatasan
data yang diberikan klien untuk digunakan dalam melakukan analisis hingga menghasilkan konsep dan gambar ilustrasi. Tetapi nilai positif dari sesi ini, SFA
secara umum telah memiliki konsep yang diterima oleh klien utama untuk dikembangkan menjadi produk desain. Hali ini memudahkan pekerjaan SFA
nantinya dalam tahapan Concept Design.
b. Contract Kontrak
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa SFA mendapatkan proyek Gudang
Garam Office Complex ini melalui kompetisi. Dalam tender tersebut ada beberapa perusahaankonsultan yang diundang oleh pihak Gudang Garam Tbk untuk
menyampaikan presentasi tentang konsep yang ditawarkan untuk pembangunan proyek kompleks kantor ini. Penentuan perusahaankonsultan yang terpilih
berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan oleh pihak penyelenggara tender. Berikut daftar pihak yang terlibat dalam kontrak proyek ini, yaitu:
Klien Utama
PT. Surya Madistrindo Anak Perusahaan Gudang Garam Tbk
Tahun
2010-2012
Tim Desain
Simon Tong Tung Associates s PTE LTD Project Management PT. Anggara Architeam Architect
PT. Davi Sukamta Partners Structural engineer PT. Davis Langdon Seah QS
PT. Hantaran Prima Mandiri ME PT. Aramsa Infrayasa Civil Engineer
PT. Promaco Cipta Bersama Construction Management PT. Sheils Flynn Asia Landscape Consultant
PT. Murinda Iron Steel General Contractor Steel Structure PT. Flora
Nursery
Setelah berhasil memenangkan kompetisi tersebut, tahapan selanjutnya yang dipersiapkan oleh kedua belah pihak adalah kontrak perjanjian kerja.SFA
mengajukan proposal kepada klien utama, dalam hal ini adalah PT. Surya Madistrindo. Proposal tersebut berisi tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam proses pengerjaan proyek antara kedua belah pihak, durasi pengerjaan, jumlah bayaran yang diterima SFA dan tata cara penerimaannya, serta tahapan
kegiatan yang akan dikerjakan oleh SFA. Proyek yang disepakati antara SFA dengan Klien Utama ini bernilai
sebesar Rp 290.000.000. dua ratus sembilan puluh juta rupiah. Adapun tahapan pekerjaan yang harus dilakukan ada 4, yaitu sebagai berikut :
a. Concept Design 5 minggu
b. Draft Design Development 4 minggu
c. Final Design Development 4 minggu
d. Construction Documentation 7 minggu
Estimasi waktu yang diperlukan untuk pengerjaan proyek ini selama 5-6 bulan paling lambat, dan itu diluar proses pengawasan implementasi rancangan.
Untuk tata cara pembayaran upah pengerjaan proyek tersebut adalah sebagai berikut :
a. Down payment uang mukasebesar 15
b. Concept Design konsep desain sebesar 25
c. Draft design development sebesar 20
d. Final design development sebesar 20
e. Construction Documentation sebesar 20
Sesi kontrak sudah dijelaskan pada teori yang dipaparkan oleh Booth 1983 dan Hill 1995. Perbedaan yang terjadi adalah penempatan sesi kontrak pada kedua
teori tersebut. Booth 1983 menempatkan sesi kontrak pada tahapan pertama dalam proses perancangan seperti yang dilakukan oleh SFA. Tetapi Hill 1995
menempatkan sesi kontrak pada tahapan terakhir yaitu execution dalam proses
perancangan. Kelemahan dari teori yang dipaparkan oleh Hill 1995 yaitu akan merugikan konsultan sebagai pihak kedua dalam pekerjaan proyek. Dimana
konsultan akan dirugikan oleh pihak utama yaitu klien apabila setelah semua proses perancangan selesai, dan konsultan telah menghasilkan produk gambar tetapi klien
utama menolak kontrak pekerjaan. Hal ini yang dihindari SFA sebagi konsultan internasional. Setelah semua administrasi selesai, tahapan selanjutnya yang
dilakukan oleh pihak SFA dan tim kerjanya adalah melakukan survey tapak untuk mendapatkan data yang lebih akurat terkait kebutuhan proses perancangan lanskap
tersebut.
c. Survey