BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap
Menurut Simond Strake 2006, lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia.
Dalam suatu lanskap, karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Sedangkan Menurut Eckbo 1964,
lanskap adalah keseluruhan elemen fisik secara kompleks di suatu area atau daerah.
Lanskap juga dikenal dalam beragam disiplin ilmu seperti yang diungkapkan oleh Forman dan Gordon 1986 yang menyatakan bahwa lanskap
sebagai area lahan heterogen menyusun sebuah cluster interaksi ekosistem yang
berulang pada bentuk yang sama pada setiap bagian. Phillips
dalam Benson dan Roe, 2000 mengungkapkan bahwa terdapat lima karakter dari lanskap yang didasarkan pada kenyataan yang menyebutkan
bahwa lanskap terbentuk sepanjang waktu oleh proses geologi, kehidupan organik, aktivitas, dan imajinasi manusia. Kelima karakter tersebut yaitu:
1. terdiri dari bentuk dan nilai alam serta kebudayaan yang terfokus pada
hubungan diantara keduanya; 2.
perpaduan dari unsur fisik dan metafisik dengan unsur sosial, budaya, dan seni. Lanskap adalah cara pandang kita terhadap dunia, tidak
hanya sekedar pemandangan dan penampakan yang dapat diungkapkan oleh perasaan;
3. kita dapat merasakan lanskap hanya pada saat ini, lanskap merupakan
hasil dari seluruh perubahan lingkungan di masa lalu dan merupakan perpaduan dari masa lalu dan saat ini;
4. lanskap bersifat universal yang terdapat di setiap wilayah, dan
5. lanskap menjadi identitas bagi suatu tempat yang menyebabkan
keragaman pada lingkungan kehidupan.
2.2 Lanskap Kota
Lynch 1977 dalam bukunya yang berjudul “The Image of the City” menyatakan bahwa ada lima elemen pokok yang biasa digunakan orang untuk
membangun citra mental dari sebuah kota, yaitu jalur sirkulasi paths, bagian
wilayah kota distrik, batas wilayah edges, pusat aktivitas kota nodes, dan
tengaran landmark.
Menurut Simonds 1983, kota adalah pemukiman yang tersebar dan padat ekonomi, sosial, dan aktivitas politik. Kota memiliki posisi geografi yang relatif
tetap dan kekuasaan pemerintah yang spesifik. Selain itu, kota bersifat dinamis pertumbuhannya, dan organisasi didalamnya berfungsi dengan baik. Kota harus
mempunyai kemampuan kerja sosial, ekonomi, dan struktur politik yang dinyatakan dalam bentuk tiga dimensi. Sehingga dapat dinyatakan lanskap kota
merupakan suatu lanskap buatan manusia sebagai akibat dari aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lanskap kota
terjadi karena adanya pengorganisasian ruang yang mencerminkan kegiatan masyarakat setiap hari.
2.3 Lanskap Industri