Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
69 70
3 Panitera dibantu oleh beberapa orang Panitera Muda dan beberapa orang Panitera Pengganti;
4 Seorang Sekretaris Mahkamah Agung.
7. Mahkamah Konstitusi MK
MK diatur dalam Pasal 24 dan Pasal 24C UUD 1945. Sebagai penjabaran pasal-pasal tersebut diterbitkan UU No.24 Tahun 2003
tentang Mahkamah Konstitusi. Dalam pasal 24C UUD 1945 diatur hal-hal sebagai berikut :
a. Kedudukan dan Susunan Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka serta
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Susunan
Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden, yang
diajukan masing-masing : 3 orang dari MA, 3 orang dari DPR, dan 3 orang dari Pengadilan.
Mahkamah Konstitusi terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota dan 7
tujuh orang anggota hakim konstitusi.
b. Tugas dan Wewenang
1 MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusan bersifat final untuk:
a Menguji undang-undang terhadap UUD; b Memutus sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh UUD; c Memutus pembubaran partai politik;
d Memutus perselisihan tentang hasil pemilu. 2. MK wajib memberikan putusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden danatau Wakil Presiden menurut UUD.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenangnya, MK dibantu oleh sebuah Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan.
C. Hubungan Antar Lembaga-Lembaga Negara
Dalam penyelenggaraan negara terjadi hubungan antar Lembaga Negara yang satu dengan yang lain. Hubungan tersebut diatur dalam
UUD 1945, UU No.22 Tahun 2003, UU No.24 Tahun 2003, UU No.5 Tahun 2004, UU No.5 Tahun 1973, UU No.23 Tahun 1999
dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.
1. MPR dengan Presiden
a. Presiden dan wakil Presiden dilantik oleh MPR; b. Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil
Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan MPR atau DPR;
Jika MPR dan DPR tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah atau berjanji
dihadapan Pimpinan MPR disaksikan oleh Pimpinan MA;
Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
72 71
c. Apabila Wakil Presiden berhalangan, Presiden danatau DPR dapat meminta MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk
memilih Wakil Presiden; d. Presiden dan Wakil Presiden dapat diberhentikan oleh MPR
sebelum habis masa jabatannya, baik apabila telah terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden;
e. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden MPR memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh
Presiden; f.
Presiden dan Wakil Presiden menyampaikan pengadilan dalam sidang paripurna MPR sebelum MPR memutuskan
usul DPR mengenai pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden;
g. Presiden meresmikan keanggotaan MPR dengan Keputusan Presiden.
2. MPR dengan DPR
a. Anggota DPR adalah anggota MPR yang dipilih melalui Pemilu;
b. DPR mengusulkan pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden kepada MPR dan MPR mengadakan sidang untuk
memutus usul DPR.
3. MPR dengan DPD
a. Anggota DPD adalah anggota MPR yang dipilih melalui
pemilu; b.
Pimpinan MPR terdiri atas seorang Ketua dan tiga orang Wakil Ketua yang mencerminkan unsur DPD.
4. Presiden dengan DPR
a. Presiden bekerjasama dengan DPR, tetapi tidak ber- tanggungjawab kepada DPR dan tidak dapat membekukan
danatau membubarkan DPR, sebaliknya DPR tidak dapat memberhentikan Presiden;
b. DPR berkewajiban mengawasi tindakan-tindakan Presiden dalam menjalankan UU;
c. Sebelum memangku jabatannya Presiden dan wakil Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-
sungguh dihadapan MPR atau DPR; d. DPR bersama Presiden menjalankan fungsi legislatif;
e. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain;
f. Presiden mengangkat duta dan menerima penempatan duta
dari negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR; g. Presiden memberi amnesti, abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR; h. Presiden menetapkan Hakim Agung dan meresmikan
anggota BPK yang telah diplih dan disetujui DPR dan 3 orang hakim konstitusi yang diajukan DPR serta mengangkat
dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
5. Presiden dengan DPD